Ekhokardiografi
Ekhokardiografi merupakan salah satu alat diagnostik non invasif yang paling berguna dalam pemeriksaan jantung kuda sejak diperkenalkan oleh Pipers dan Hamin pada
akhir tahun 1970-an Marlin dan Nankervis 2004. Ekhokardiografi dapat menilai morfologi jantung seperti struktur dan ukuran ruang jantung, serta pembuluh darah untuk mengetahui
fungsi jantung dengan akurat Meral et al. 2007; Patteson 2002. Teknik ekhokardiografi yang biasa dipergunakan ada dua yaitu : B-mode dan M-mode Patteson 2002.
1. Ekhokardiografi Brightness-mode B-mode atau Ekhokardiografi 2 Dimensi Real Time 2-DE
Ekhokardiografi B-mode adalah dasar dari semua prosedur echocardiography yang mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an. Gambar visual yang dihasilkan berupa kedalaman
struktur jantung pada sumbu y dan lebar struktur jantung pada sumbu x Reef 1998 sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2a Gambaran ekhokardiografi B-mode kuda dengan metode right parasternal short axis view pada kuda. b Penjelasan struktur jantung kuda.
IVS: Interventricular Septa, LVID: Left Ventricular Internal Dimension, LVW: Left Ventricular Wall Sumber : Schwarzwald 2004
Ekhokardiografi B-mode bermanfaat untuk melihat dan menilai ukuran jantung, ruang jantung, struktur jantung dan ketebalan dinding jantung, fungsi katup dan miokardium, serta
aliran darah Marr 1994; Reef 1998; Schwarzwald 2004. Teknik penggunaan dari ekhokardiografi B-mode dapat dilakukan dari sisi kanan kuda
right parasternal maupun sisi kiri kuda left parasternal. Probe diletakkan sejajarsagital
b a
dengan sumbu jantung long axis maupun diputar 90
o
sampai memotongtransversal dengan sumbu jantung short axis. Sudut probe terhadap sumbu jantung disesuaikan dengan tujuan
pengamatan. Ekhokardiografi B-mode lebih mudah dipahami dibanding M-mode hanya tidak dapat menunjukkan ketebalan struktur jantung secara akurat Reef 1998.
2. Ekhokardiografi Time Motion-mode M-mode
Ekhokardiografi M-mode diperkenalkan pertama kali pada tahun 1970-an. Gambaran satu dimensi dari struktur jantung dalam skala waktu terlihat lebih akurat pada sumbu x
sedangkan kedalaman struktur jantung terlihat pada sumbu y Reef 1998 sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.
Ekhokardiografi M-mode bermanfaat untuk mengamati diameter lumen ventrikel kiri, ketebalan dinding ventrikel kiri, serta ketebalan katup interventrikular pada saat sistol dan
diastol Meral et al. 2007; Schwarzwald 2004. Pengukuran ventrikel kiri umumnya dilakukan di sisi kanan kuda dengan metode right parasternal short axis view di level chorda
tendinae Patteson 2002; Schwarzwald 2004.
Gambar 3a Gambaran ekhokardiografi M-mode kuda di level chorda tendinae. b Penjelasan struktur jantung kuda.
IVS: Interventricular Septa, LVID: Left Ventricular Internal Dimension, LVW: Left Ventricular Wall, LV: left ventricle, RV: right ventricle
Sumber : Schwarzwald 2004
Ekhokardiografi M-mode lebih unggul dibanding ekhokardiografi B-mode, karena dapat menunjukkan akhir sistol dan diastol dengan tepat Patteson 2002 sehingga dapat
menilai pergerakan struktur jantung dan mengukur jantung secara lebih akurat Marr, 1994.
Ketebalan Otot Jantung Miokardium
Jantung kuda merupakan terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel. Ventrikel kiri berbentuk kerucut memiliki otot dinding jantung yang disebut miokardium. Miokardium
ventrikel terdiri dari lapisan otot yang memanjang dan spiral dan mendapat asupan darah dari arteri dan vena koroner Marr dan Bowen 2010.
Gambar 4 Penampang struktur luar dan dalam jantung kuda.
1. Brachiocephalic trunk, 2. cranial vena cava, 3. pulmonary trunk, 4. right ventricle, 5. Interventrikular groove, 6. Aorta, 7. cranial vena cava, 8. Papillary muscle, 9. left atrium, 10. right atrium, 11. Left ventricle, 12.
Chorda tendinae, 13. Pulmonary veins, 14. Left atrium, 15. aortic valve, 16. Left ventricle, 17. Left ventricular wall, 18.Interventricular septal.
Sumber : Anonim 2009
Left ventricular wall LVW adalah miokardium bagian luar ventrikel kiri yang berhubungan langsung dengan perikardium. Left ventricular wall memiliki ketebalan 3 kali
lipat miokardium ventrikel kanan Marr dan Bowen 2010 karena harus memompa darah ke seluruh tubuh Reece 2004.
Inter ventricular septal IVS adalah miokardium pembatas antara ventrikel kiri dan kanan jantung yang diukur dari batas terdalam ventrikel kanan sampai batas terdalam
ventrikel kiri. Sebagian besar IVS tersusun oleh jaringan otot namun di bagian atasnya meluas menjadi sekat membran yang tidak berotot dan lebih tipis yang tersusun atas jaringan
fibrin. Papilary muscle muncul secara simetris dari IVS ventrikel kiri dan kanan. Papilary muscle ventrikel kiri akan mengait ke chorda tendinae dari katup mitral Marr dan Bowen
2010. Papilary muscle bergerak bersamaan dengan miokardium sehingga pergerakan chorda
6 1
7 13
2 9
8 15
14 3
10 17
18 16
4 11
5 12
tendinae menjadi teratur chorda tendinae berfungsi mencegah katup mital tertarik keluar ke arah aorta oleh tekanan balik dari ventrikel Reece 2004.
Pengamatan Dimensi Intrakardial
Left ventricular internal dimension LVID adalah lebar lumen ventrikel kiri jantung yang dihitung dari batas luar IVS sampai batas dalam LVW. Nilai LVIDs dihitung pada saat
sistol yaitu pada awal gelombang P sedangkan LVIDd dihitung pada saat diastol yaitu menjelang akhir gelombang T pada gambaran EKG.
Pengamatan Volume Jantung
Volume darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri jantung dalam sekali denyutan disebut stroke volume SV. Nilai SV ditentukan oleh volume dan kekuatan pengisian
ventrikel kanan preload, tekanan di sirkulasi arteri sistemik afterload, dan kekuatan kontraksi miokardium pada setiap denyutan Patteson 2002; Marlin dan Nankervis 2004.
Volume darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri per menit disebut cardiac output Q. Nilai Q akan meningkat karena kebutuhan oksigen pada saat latihan yang sebagian besar
Q yang dihasilkan dikirim ke miokardium, sedangkan sisanya dikirim ke lambung, usus, ginjal serta kulit sebagai pengatur suhuthermoregulator Hinchcliff et al. 2008; Marlin dan
Nankervis 2004. Semakin besar volume darah yang mencapai ventrikel maka semakin besar volume
darah yang dikeluarkan SV. Upaya peningkatan SV ini yang membantu mengatur kestabilan Q pada berbagai kondisi pernafasan yang normal. Nilai Q dapat meningkat oleh
peningkatan preload termasuk oleh peningkatan darah vena dan penurunan kemampuan resistensi pembuluh darah perifer seperti pada saat latihan, anemia, demam dan kebuntingan
Marr dan Bowen 2010. Pada kuda THB seberat 450 kg terjadi sedikit peningkatan SV mencapai 1 hingga 1,5
liter per denyut pada saat berlatih. Peningkatan SV ini akan meningkatkan Q dari 40 liter per menit pada saat istirahat menjadi 240 sampai 350 liter per menit pada saat latihan maksimal
Rose dan Hudgson 2000.
Pengamatan Indeks Fungsi Jantung
Fractional shortening FS adalah indikator fungsi kemampuan kontraksi ventrikel kiri pada saat sistol yang dihitung dengan rumus
=
LVIDd-LVIDsLVIDd x 100 Schwarzwald 2004. Nilai FS merupakan persentasi pengurangan minor axis ventrikel kiri
Marr dan Bowen 2010. Ejection Fraction EF adalah proporsi darah yang dikeluarkan oleh left ventrikel
selama satu denyut dibagi dengan end diastolic volume. Nilai EF dihitung dengan rumus : SVEDV x 100 Schwarzwald 2004. Nilai EF adalah persentasi pengurangan EDV
ventrikel kiri Marr dan Bowen 2010
Penghitungan Ukuran Jantung
Ukuran jantung kuda THB umumnya lebih besar daripada standarbred Buhl 2008, Arab, dan warmblood Hinchcliff et al. 2008. Gunn 1989 mengatakan bahwa ukuran
jantung kuda THB lebih besar dibanding seluruh ras kuda lain. Volume darah kuda juga dipengaruhi oleh ras. Kuda THB memiliki volume darah
68 lebih besar, plasma darah 46 lebih besar, dan volume sel darah merah 2 kali lebih besar dibanding kuda Parcheron dengan berat badan yang sama Kline dan Foreman 1991.
Ukuran jantung kuda THB yang belum dilatih diperkirakan mencapai 0,9-1 berat badannya, kuda Arab kurang dari 0,8 berat badannya, dan kuda beban kurang dari 0,65 berat
badannya Hinchcliff et al. 2008. Left ventricular myocardial mass LVMM adalah persentasi berat jantung ventrikel
kiri yang didapat dari pengamatan ekhokardiografi M-mode. Nilai LVMM dapat menunjukkan adanya hipertrofi otot jantung secara tepat dan dapat dipertangungjawabkan
dibanding dengan nilai HS Lightowler et al. 2004. Penghitungan nilai LVMM secara akurat sangat penting dalam penilaian potensi
performa kuda Grundland dan Ohad 2010. Menurut Lighttowler et al. 2004, ukuran ventrikel kiri LVMM dihitung dengan rumus sebagai berikut : LVMM gram = 1,5 x IVSd
+ LVWd + LVIDd
3
- LVIDd
3
.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 8 ekor
KPI dengan rataan umur 26,5 bulan dan belum dilatih secara intensif untuk menghindari terjadi hipertrofi otot akibat latihan. Marlin dan Nankervis 2004 menyatakan latihan selama
2 bulan dapat mengakibatkan hipertrofi otot jantung sampai 0.4 dari berat badan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah gel ultrasound USG, gel elektroda EKG dan perekat rubber straps EKG. Alat yang digunakan adalah pita pengukur berat badan dan tinggi
badan kuda, stetoskop, pencukur rambut, EKG 4 lead Cardisunny, USG Sonoscape dilengkapi EKG 3 lead, probe USG, printer USG, serta kamera digital.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini sebagai modifikasi penelitian yang dilakukan oleh Lightowler et al. 2004 dan Buhl 2008. Penelitian diawali dengan pengamatan umum KPI dilanjutkan
pemeriksaan fisik KPI, dan pemeriksaan penunjang Tabel 4.
a b
c Gambar 5 Teknik pengukuran berat badan a, tinggi badan b, dan denyut jantung KPI c.
Pengamatan umum KPI meliputi pengukuran tinggi dan berat badan Gambar 5, jenis kelamin, serta penentuan umur. Delapan ekor KPI diukur berat dan tinggi badan dengan pita
pengukur berat badan kemudian umur ditentukan dari paspor kuda-Biro Registrasi Kuda BRK dan pengamatan gigi.
Pemeriksaan fisik KPI meliputi pemeriksaan warna mukosa, skin recoil SR, capilary refill time CRT serta pemeriksaan denyut jantung dengan stetoskop.
Tabel 4 Alur metode pengamatan umum dan pemeriksaan fisik KPI
Metode Sub Metode
Alat dan Bahan Pengamatan Umum
- Pengukuran berat badan pita pengukur berat badan
- Pengamatan tinggi badan pita pengukur berat badan
- Penentuan umur paspor kuda – BRK
Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan warna mukosa
- Pemeriksaan SR - Pemeriksaan CRT
- Pemeriksaan denyut jantung Stetoskop
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan EKG EKG, lead
- Pemeriksaan ekhokardiografi USG, probe, printer
BRK: Biro Registrasi Kuda, CRT: capilary refill time, SR: skin recoil, EKG: elektrokardiografi, USG: ultrasonografi
Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan EKG dan ekhokardiografi. Perekaman EKG dilakukan dengan kecepatan kertas 25 mmdetik dengan standar
defleksisensitivitas 1 mV = 10 mm atau 10 mmmv Picione 2003; Rose dan Hudgson 2000.
Pemeriksaan EKG diawali dengan pencukuran rambut dengan clipper dan pemberian gel EKG di area pemasangan lead elektroda. Lead merah dipasang di bahu kanan depan, lead
kuning dipasang di bahu kiri depan, lead hitam dipasang di dada kanan dan lead hijau dipasang di dada kiri Gambar 6.
Penilaian hasil EKG dilakukan dengan mengamati denyut jantung, iramaritme gelombang, sumbuaxis, adanya tanda hipertrofi dan tanda iskemikinfark Wijaya 1990;
Rose dan Hudgson 2000. Evaluasi EKG diawali dengan pengamatan ada tidaknya kompleks QRS dan gelombang T yang mengikuti gelombang P kemudian dilanjutkan pada pengukuran
intervaldurasi dan amplitudo setiap gelombang Rose dan Hudgson 2000. Durasi dan amplitudo gelombang P, durasi interval P-Q, durasi dan amplitudo kompleks QRS, durasi
gelombang T, serta durasi interval Q-T perlu diamati dan dibandingkan dengan pustaka Picione 2003.
Gambar 6 Teknik pemasangan EKG 4 lead pada KPI
Pemeriksaan ekhokardiografi didahului dengan pencukuran rambut pada intercostae ke 3 dan 4 thorak kanan kuda untuk meningkatkan kualitas gambar. Posisi kuda berdiri di
tempat pemeriksaan atau di dalam kandang untuk mengurangi stres sebelum dilakukan pemeriksaan.
Gambar 7 Lokasi penempatan probe untuk pengamatan ekhokardiografi right parasternal short axis view pada KPI.
Kaki kanan kuda ditarik cranial sedikit untuk membuka ruang jantung. Jenis probe yang dipilih untuk pengamatan jantung adalah konveks. Sector width diatur pada nilai
maksimal, frekuensi probe berkisar 3-5,9 MHz, power diatur pada nilai 100, depth diperbesar hingga 24,1 cm, dan gain di atur pada nilai 110.
Awal pemeriksaan ekhokardiografi dengan standar pandang B-Mode dengan metode right parasternal short axis view Gambar 7 di level chorda tendinae untuk menampilkan
gambaran lumen ventrikel kiri yang bulat Lightowler et al. 2004; Schwarzwald 2004 sebagaimana terlihat pada Gambar 2a. Kursor diarahkan tepat di antara kedua chorda
tendinae kemudian ekhokardiografi M-mode diaktifkan Gambar 3a. Pengamatan
ekhokardiografi M-mode
meliputi pengukuran
ketebalan interventrikularInterventrikular SeptaIVS, diameter ventrikel kiriLeft Ventricular Internal
DimensionLVID, ketebalan dinding ventrikel kiriLeft Ventricular free WallLVW pada saat sistol dan diastol Schwarzwald 2004.
Gambar 8 Teknik pemasangan EKG 3 lead pada KPI
Penentuan titik end sistole dan end diastole dibantu oleh EKG 3 lead yang terdapat pada alat USG sebagaimana yang terlihat pada Gambar 8. Lead berwarna merah Lead LL
diletakkan di thorak kiri di belakang jantung, lead berwarna putih lead RA di kaki kanan depan dan lead berwarna hitam lead LA di kaki kiri depan. Rubber straps, gel elektroda dan
isolasi digunakan untuk merekatkan elektroda pada kulit kuda. Denyut jantungheart rateHR kuda pada saat pemeriksaan dihitung dari jarak antar
gelombang yang sama. Nilai stroke volumeSV, cardiac outputQ, ejection fractionEF, ejection timeET, dan fractional shorteningFS, dihitung dengan rumus atau didapatkan dari
kalkulasi alat USG secara otomatis. Perekaman USG untuk setiap kuda dilakukan sebanyak 3 kali. Nilai yang menyimpang terlalu jauh dibuang. Nilai tersebut kemudian di rata-rata dan
dibandingkan dengan pustaka.
Analisa Data
Nilai IVS, LVID, LVW KPI akan dimasukkan ke dalam rumus untuk mendapatkan nilai LVMM KPI. Nilai LVMM KPI akan di rata-rata dan dibandingkan dengan kisaran kuda
THB menurut pustaka. Analisa data dilakukan secara deskriptif untuk mengevaluasi potensi performa KPI di masa mendatang yang diharapkan dapat mengetahui nilai standar awal
fungsi jantung KPI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuda Pacu Indonesia KPI
KPI didefinisikan sebagai hasil persilangan antara kuda betina G3 dan pejantan G3, betina G4 dan pejantan G4, atau betina G3 dan pejantan G4 Soehadji 2008.
Tabel 5 Persentase genetik kuda generasi G dan KPI
Jenis Kuda Kuda Lokal Indonesia
Kuda THB
G0 keturunan murni 100
G1 keturunan ke-1 50
50 G2 keturunan ke-2
25 75
G3 keturunan ke-3 12,50
82,50 G4 keturunan ke-4
6,25 93,75
KPI G3 x G3 12,50
82,50 KPI G3 x G4
9,38 90,63
KPI G4 x G4 6,25
93,75 G: Generasi ke-, KPI:Kuda Pacu Indonesia
Sumber : Soehadji 2008
Sistem persilangan KPI adalah lebih mengutamakan kuda pejantan THB unggul dengan harapan menurunkan potensi performa pacu yang baik. Haun 2009 lebih
mengutamakan pemilihan betina berukuran jantung besar dalam sistem persilangan kuda pacu karena kromosom Y pada pejantan lebih kecil dibanding kromosom X pada betina
sehingga hanya mampu membawa sedikit material turunan.
Gambar 9 Foto perbandingan konformasi kuda THB kiri dan KPI kanan.
Ukuran jantung yang besar diwariskan melalui kromosom X. Pejantan yang berukuran jantung besar hanya mampu mewariskan satu kromosom X jantung besar yang
didapat dari induknya sedangkan indukan dapat mewariskan 2 buah kromosom X. Indukan yang membawa genetik ukuran jantung yang besar pada 1 kromosom X saja akan memiliki
peluang yang sama untuk mewariskan kromosom X ukuran jantung besar maupun ukuran jantung kecil. Indukan dengan 2 kromosom X ukuran jantung besar akan mewariskan salah
satu kromosom ukuran jantung besar Haun, 2009 Peningkatan jumlah KPI di lapangan telah memacu peternak kuda untuk
menyilangkan KPI dengan kuda G3, G4 atau sesama KPI untuk menghasilkan jenis KPI baru. Rata-rata persentasi genetik THB pada sampel KPI lebih dari 90 persen tabel 6 sehingga
bentuk tubuh dan konformasi KPI sudah mendekati kuda THB Gambar 9.
Tabel 6 Tipe persilangan KPI dan persentasi gen kuda THB pada sampel KPI
Nama Kuda Tipe Persilangan
Persentase Gen THB
Kuda 1 G3 x G4
90,63 Kuda 2
G4 x G3 90,63
Kuda 3 G4 x G3
90,63 Kuda 4
G4 x G4 93,75
Kuda 5 G4 x G4
93,75 Kuda 6
G3 x G4 90,63
Kuda 7 G3 x G4 x G4
88,13 Kuda 8
G4 x G4 93,75
Rata-Rata KPI 90,83
G: Generasi ke-, KPI: Kuda Pacu Indonesia Sumber : Aragon Stable 2010 dan Pamulang Stable 2010
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada KPI
Pemeriksaan fisik pada sampel KPI meliputi pemeriksaan denyut jantung HR, skin recoil SR, capillary refill time CRT, warna mukosa, berat badan, tinggi badan dan umur.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan EKG dan USG. Hasil pemeriksaan fisik sampel KPI disajikan dalam Tabel 7. Rata-rata berat badan
sampel KPI yang berumur 26,5 bulan adalah 374,4 kg. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan referensi rata-rata berat badan kuda THB yang berumur 24 bulan yang
mencapai 443,3 kg hingga 449,3 kg Young et al. 2005. Berat badan kuda merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi ukuran ventrikel kiri Hinchcliff et al. 2008; Collin 2010.
Tabel 7. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang KPI
Nama Kuda
Berat kg
Tinggi cm
Umur bln
Jenis Klmn
HR xmnt
SR dtk
CRT dtk
Mukosa warna
EKG USG
Kuda 1 380
156 28
Betina 54
1,5 2
Merah muda N
N Kuda 2
380 155
24 Jantan
48 1,5
2 Merah muda
N N
Kuda 3 385
154 27
Jantan 60
1 2
Merah muda N
N Kuda 4
377 157
22 Jantan
44 2
2 Merah muda
N N
Kuda 5 330
158 24
Betina 34
1 2
Merah muda N
N Kuda 6
391 160
28 Betina
39 1
2 Merah muda
N N
Kuda 7 380
154 31
Betina 42
1 2
Merah muda N
N Kuda 8
372 154
28 Jantan
54 1
2 Merah muda
N N
KPI 374,4
156 26,5
- 47
1,3 2
Merah muda N
N THB
443,3-449,3 157
3
36
2
-
4
38-44 1-2
1
1-2 Merah muda
1
N
1
N
HR: Heart Rate, SR: Skin Recoil, EKG: Electrocardiography, USG: Ultrasound, N: Normal Sumber : 1 Reece 2004, 2 Edward 1994, 3 Young et al. 2005, 4 Hinchcliff et al. 2008
Rata-rata tinggi badan KPI adalah 156 cm, nilai ini cukup mendekati rata-rata tinggi THB pada umumnya yaitu 157 cm. Perbedaan berat dan tinggi badan KPI dari kuda THB
disebabkan oleh perbedaan ras di samping faktor lain seperti: pemeliharaan pakan, pemeliharaan, perawatan dan atau pengaruh lingkungan.
Sampel KPI yang dipilih memiliki rata-rata umur 26,5 bulan. Umur ini dipilih untuk menghindari bias akibat latihan karena memasuki usia 30 bulan KPI sudah mulai dilatih.
Pada umur 36 bulan, kemampuan kardiovaskuler dan enzim oksidatif otot kuda meningkat sehingga ukuran jantung menjadi lebih besar dengan HR yang lebih rendah Hinchcliff et al.
2008. Buhl 2008 dan Collin 2010 juga membenarkan bahwa penambahan umur akan meningkatkan ukuran ventrikel kiri. Jantung dapat tumbuh kembang hingga umur kuda
mencapai 4 tahun walaupun ukuran jantung masih dapat bertambah sedikit dengan latihan Haunn, 2009.
Jenis kelamin sampel KPI terdiri dari 4 jantan dan 4 betina untuk menghindari bias ukuran jantung oleh jenis kelamin karena secara umum kuda betina memiliki ukuran jantung
lebih kecil daripada pejantan akibat konsentrasi hormon anabolik endogen di pejantan lebih banyak yang akan memacu pertumbuhan otot termasuk otot jantung Buhl 2008.
Pada tabel 7 terlihat bahwa rata-rata nilai SR KPI adalah 1,3 detik dengan CRT 2 detik menunjukkan kondisi normal. Warna mukosa KPI menunjukkan kondisi fisik yang
normal. Rata-rata HR KPI adalah 47 kalimenit sedikit di atas rata-rata HR kuda THB yakni
antara 38–44 kalimenit Reece 2004. Faktor penyebabnya diduga akibat perbedaan umur, berat dan tinggi badan, stres dan ketakutan, waktu pemeriksaan, HR, dan faktor latihan. Rata-
rata umur KPI adalah 26,5 bulan sehingga masih tergolong kuda muda. Hinchcliff et al. 2008 mengatakan bahwa kemampuan kardiovaskuler dan enzim oksidatif otot kuda
meningkat pada umur 36-48 bulan sehingga terjadi peningkatan ukuran jantung dan penurunan HR.
Kuda muda memiliki HR yang lebih tinggi karena ukuran tubuhnya lebih kecil dan kemampuan penghambatan tonus vagusnya belum berkembang Reece 2004. Rata-rata berat
dan tinggi badan KPI lebih rendah dari kuda THB. Reece 2004 mengatakan bahwa ukuran tubuh memiliki korelasi positif dengan HR. Kuda yang berukuran tubuh kecil memiliki HR
yang lebih tinggi. Kuda-kuda KPI belum terbiasa menjalani pemeriksaan dengan alat-alat medis seperti:
stetoskop, pemeriksaan USG dan EKG sehingga mengalami peningkatan HR yang cukup tinggi. Peningkatan HR ini diduga akibat faktor fisiologis seperti: stres dan ketakutan Marlin
dan Nankervis 2004; Reece 2004. Pemeriksaan HR pada sampel KPI dilakukan pada siang hari juga dapat meningkatkan HR kuda Marlin dan Nankervis 2004. Pemeriksaan sampel
dilakukan pada KPI yang belum menjalani latihan intensif sehingga memiliki HR yang tinggi. Latihan dapat mengakibatkan hipertrofi miokardium dan peningkatan ukuran jantung.
Kontraksi miokardium yang mengalami hipertrofi mampu memompa lebih banyak darah keluar jantung dalam setiap denyutan dengan sedikit HR Marlin dan Nankervis 2004.
Berikut hasil gambaran EKG 4 lead pada salah satu sampel KPI :
Gambar 10 Gambaran EKG 4 lead pada sampel KPI.
S S
T R
Q P
Sebagian besar gambaran gelombang P sampel KPI di EKG 3 dan 4 lead menunjukkan defleksi positif dua puncak bifase dan hanya sebagian kecil memiliki satu
puncak difase. Variasi bentuk difase dan bifase pada gelombang P adalah normal pada kuda Rose dan Hudgson 2000.
Gambar 11 Gambaran EKG 3 lead pada sampel KPI.
Interval PR sampel KPI terlihat sedikit memendek. Pemendekan interval PR ini disebabkan oleh nilai HR yang cukup tinggi dan umur KPI yang masih muda. Rose dan
Hudgson 2000 menyatakan bahwa interval PR akan memanjang seiring dengan penambahan umur dan penurunan HR kuda.Setiap gelombang P selalu diikuti gelombang
QRS. Konfigurasi QRS dipengaruhi posisi kaki dan denyut jantung kuda sehingga pada saat EKG disarankan posisi kaki kiri depan kuda sedikit di depan kaki kanan depan dan dengan
denyut jantung kuda sebaiknya kurang dari 42 kali per menit Rose dan Hudgson 2000. Gelombang Q pada beberapa sampel KPI tidak muncul pada gambaran EKG 3 dan 4
lead. Gelombang S kadang tidak muncul pada EKG 4 lead. Variasi bentuk ini masih dianggap normal karena gelombang Q pada kuda seringkali menghilang sedangkan
gelombang S terkadang memiliki beberapa variasi bentuk Rose dan Hudgson 2000. Gelombang T sampel KPI pada EKG 4 lead mengalami defleksi positif sedangkan
pada EKG 3 lead mengalami defleksi negatif. Hal ini diduga disebabkan oleh lokasi pemasangan lead. Bila arah impuls repolarisasi searah dengan impuls depolarisasi impuls
menjauhi elektroda maka arah defleksi repolarisasi yang dihasilkan akan menjadi berlawanan dengan arah defleksi depolarisasi. Gelombang T juga dipengaruhi oleh posisi
kaki dan denyut jantung Rose dan Hudgson 2000. Interval QT sampel KPI agak memendek diduga akibat peningkatan HR Rose dan
Hudgson 2000. Hasil gambaran umum EKG sampel KPI menunjukkan peningkatan HR melebihi rata-rata kuda THB, namun irama ritme dan sumbu axis gelombang EKG sampel
KPI menunjukkan gambaran normal dan tapak adanya tanda-tanda hipertrofi, iskemik atau infark.
Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil yang normal. Gambaran EKG 3 lead maupun 4 lead pada sampel KPI tidak menunjukkan ada kelainan jantung. Gambaran EKG
menunjukkan bahwa sampel KPI memiliki gelombang P, Q, R, S, T dengan iramaritme defleksi, interval dan amplitudo yang sesuai dengan kisaran kuda THB Tabel 3.
Pemeriksaan USG menunjukkan gambaran normal baik pada pengamatan B-Mode maupun M-Mode. Pada gambaran B-Mode terlihat bentuk lumen ventrikel kiri yang bulat
dengan chorda tendinae yang muncul di kedua sisinya. Kontraksi ventrikel teramati dengan baik dan tidak terlihat adanya kelainan pada jantung KPI. Berikut gambaran ekhokardiografi
B-Mode pada sampel KPI :
Gambar 12 Contoh gambaran ekhokardiografi B-Mode-short axis right parasternal view KPI.
Gambar 13 Contoh gambaran ekhokardiografi M-mode-short axis right parasternal view pada KPI.
IVS: Interventricular Septa, LVID: Left Ventricular Internal Dimension, LVW: Left Ventricular Wall
Pada gambaran M-Mode setiap struktur jantung terlihat memiliki ekhogenitas yang baik dengan batas yang jelas. Sistol dan diastol terlihat memiliki irama yang teratur yang
menunjukkan bahwa sampel KPI memiliki jantung yang sehat.
Pengamatan Nilai Ekhokardiografi KPI 1. Ketebalan Otot Jantung
Miokardium
Hasil pengamatan ketebalan miokardium IVS dan LVW pada sampel KPI dapat dilihat pada tabel 8. Ketebalan miokardium KPI baik pada saat sistol maupun diastol telah
berada pada kisaran bawah referensi kuda THB, kecuali IVSd KPI berada sedikit di bawah kisaran minimum THB.
Ketebalan miokardium dipengaruhi oleh ras Schwarzwald 2004; Meral et al. 2007; Young et al. 2005. Ketebalan miokardium KPI belum setara dengan kuda THB mengingat
KPI bukanlah kuda THB asli karena ukuran jantung kuda THB lebih besar dibanding ras kuda lainnya Gunn 1989.
Ketebalan miokardium dipengaruhi oleh berat badan Stadler et al. 1993 diacu dalam Meral et al. 2007. Rata-rata berat badan KPI berada di bawah kisaran kuda THB. Ketebalan
miokardium juga dapat dipengaruhi juga oleh latihan Schwarzwald 2004; Meral et al. 2007; Young et al. 2005. Sampel kuda KPI yang diteliti belum menjalani masa latihan intensif
sedangkan referensi kuda THB yang digunakan tidak menjelaskan level latihan kuda-kuda yang ditelitinya. Oleh karena itu dapat dipahami jika ketebalan miokardium KPI berada di
kisaran bawah kuda THB.
Tabel 8 Rata-rata IVS dan LVW KPI
Otot Jantung KPI
Referensi THB
IVSs cm 4,093
3,747-4,673 4,000-5,100
1 2
IVSd cm 2,553
2,572-3,178 2,630-3,410
LVWs cm 3,553
3,436-4,264 3,030-4,890
LVWd cm 2,183
1,938-2,702 2,130-2,650
IVSs = Intra Ventricular Septal at Systole, IVSd = Intra Ventricular Septal at Diastole, LVWs = Left Ventricular Wall at Systole, LVWd = Left Ventricular Wall at Diastole
Sumber : 1 Grundland dan O Had 2000, 2 Reef 1998
Ketebalan miokardium dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung padahal fungsi jantung ditentukan oleh kemampuan kontraksi miokardium. Kontraksi miokardium
akan mempengaruhi fungsi sistolkontraksi ventrikel Marr dan Bowen 2010 untuk
meningkatkan Q Colville dan Bassert 2002 sehingga meningkatkan pengiriman oksigen dan kapasitas produksi energi aerob yang pada akhirnya dapat meningkatkan performa kuda pacu
Buhl 2008.
2. Dimensi Internal