Impedansi listrik membran Konduktansi listrik membran

Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal udara vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika ujung-ujung plat logam diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda logamnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung logam yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak dapat menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya 2 . Kapasitansi suatu kapasitor dipengaruhi oleh bahan dielektrik yang digunakan, luas plat, dan jarak antar plat. Kapasitansi kapasitor berbanding lurus dengan luas plat dan berbanding terbalik dengan jarak antara plat-plat seperti berikut: d A C ε = 2 Keterangan : ε = permitivitas bahan faradm A= luas plat m 2 d = jarak antara plat m Perbandingan antara permitivitas bahan ε dengan permitivitas ruang hampa ε o disebut permitivitas relatif atau konstanta dielektrik yang dinyatakan dengan 10 : ε ε ε = r 3 Menurut permodelan Maxwell-Wagner diperoleh persamaan kapasitansi membran sebagai berikut 4

c. Impedansi listrik membran

Kapasitor yang dirangkai dengan resistor dan induktor pada rangkaian arus bolak-balik memiliki hambatan total yang dinamakan impedansi. Hubungan impedansi dan kapasitansi dituliskan dalam persamaan berikut 2 . C j Z ω 1 = 5 Pada rangkaian ekuivalen, impedansi Z p dari resistansi R p dan sebuah kapasitansi yang dirangkai paralel dapat diperoleh dari hukum Kirchoff : 6 Dari persamaan 5 diperoleh: 7 Jika ditambahkan R s secara seri pada elemen RC maka diperoleh: · · · · · 8 Keterangan: = 2 πf Hz Pada impedansi kompleks Z, terdapat bagian real Z re dan imajiner Z im . Keduanya dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: · · 9 · · · · 10 Keterangan: j = satuan imajiner Z = impedansi ohm C p = kapasitansi paralel farad R = resistansi ohm

d. Konduktansi listrik membran

Salah satu sifat listrik yang dimiliki membran adalah konduktivitas. Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Sifat ini muncul karena adanya interaksi antara ion dengan membran. Besarnya konduktansi membran dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 11 . G = n G p 11 Keterangan: n = jumlah pori membran dan p G = konduktansi tiap pori dengan asumsi tiap pori-porinya identik siemen Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai konduktansi tiap pori G p , antara lain geometri pori, konsentrasi pori dan mobilitas ionnya. Dengan mengasumsikan adanya interaksi elektrostatik antara ion yang berada dalam medium dengan membran, sehingga ion tersebut memiliki energi dalam sebesar U. Energi ini merupakan integral dari medan listrik permukaan membran, sehingga besarnya energi dalam U suatu ion dalam medium terbatas dengan konstanta dielektrik 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 C C G G C C C C C G C G C m + + + + + + = ω ω ε yang bervalensi z, muatan q, dan jari-jari ion d, akan menghasilkan: 8 ⁄ 12 Nilai energi dalam U dipengaruhi oleh konstanta dielektrik . Pada medium yang memiliki konstanta dielektrik tidak tetap, energi dalam yang dimilikinya pun akan berubah. Nilai U akan naik secara teratur sesuai dengan banyaknya ion yang melewati suatu daerah dengan konstanta dielektrik lebih rendah. Nilai konstanta dielektrik membran = berkisar 3 – 4 lebih kecil dari konatanta dielektrik larutan = 78.5. Besarnya ΔU bergantung pada ion yang melewati membran. Adanya interaksi antara medan listrik dan konstanta dielektrik membran , mengakibatkan ion yang melewati membran akan meningkat seiring dengan pembakaran energi dalam ΔU 9 . ∆ 4 ⁄ 13 Keterangan : b = jari-jari pori α : nilai yang tergantung konstanta geometri dan dielektrik pendekatan 0,2 z : bilangan valensi ion m : konstanta dielektrik membran o : konstanta resapan q : muatan ion Menurut Permodelan Maxwell-Wagner didapatkan persamaan konduktansi membran 14 e. Loss coefficient Loss coefficient merupakan faktor hamburan energi pada bahan. Sudut loss coefficient D merupakan sudut yang dibentuk antara arus total I arus bolak balik ac dan arus pengisian Ic pada kapasitor. Pada medium yang ideal, di dalam dielektrik kapasitor tidak ada energi hilang yang tejadi dan arus akan membentuk sudut 90 terhadap voltase. Jika terjadi kehilangan energi, maka sudut fase akan berkurang, dan loss coefficient akan bertambah berdasarkan hubungan sebagai berikut 12 : Loss coefficient D = 90 – sudut fase 15 Pada frekuensi yang diberikan, dielektrik dapat diperlihatkan sebagai rangkaian paralel yang terdiri dari kapasitansi dan resistansi yang ideal. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biofisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2010 - September 2011. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa asetat, asam asetat, TiO 2, dan aquades. Alat yang dipergunakan adalah cawan petri, gelas kimia, tabung reaksi, pipet volumetric, pengaduk, labu erlemenyer, plat kaca, aluminium foil , batang magnet, lap, gunting, penggaris, isolasi, kamera, alat tulis, timbangan, gelas piala dan HIOKI 3522-50 LCR meter. Metode Penelitian a. Persiapan penelitian Sebelum pelaksanaan penelitian, pencarian literatur seperti artikel, skripsi, buku, dan sebagainya dilakukan untuk mempersiapkan dasar-dasar teori, perumusan fisika yang berhubungan dengan penelitian sebagai acuan. Setelah itu dibuat usulan untuk kolokium.

b. Pembuatan membran selusosa