PERILAKU SEHAT PADA PENDAMPING ODHA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang yang mengidap HIV/AIDS di Indonesia disebut dengan ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS). HIV hanya dapat ditularkan dari satu orang kepada yang lain
melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu
ibu. HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian seseorang secara perlahan. Virus ini
sampai sekarang belum ada obatnya, sehingga lebih baik mencegah untuk tidak
tertular adalah tindakan yang paling bijaksana.
Pada kenyataannya perkembangan HIV/AIDS di Indonesia setiap tahun
mengalami peningkatan, bahkan banyak orang yang meninggal karena HIV/AIDS.
Virus HIV/AIDS ini tidak memandang rentangan usia, siapa saja bisa terinfeksi baik
itu remaja, dewasa bahkan bayi pun bisa terinfeksi virus HIV/AIDS. Berdasarkan
data statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada bulan januari
sampai maret 2011 tercatat penambahan kasus AIDS sebanyak 351 kasus. Secara
kumulatif kasus AIDS di Indonesia mulai 1 April 1987 sampai 31 Maret 2011
berjumlah 24482 dengan kematian 4603 orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2011).
Penyandang HIV dan AIDS (ODHA) yang mengetahui statusnya berpeluang
untuk mendapatkan pendampingan dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat
peduli AIDS dalam rangka memberikan dukungan, baik itu dukungan psikis ataupun
dukungan lainnya, jadi penyandang HIV dan AIDS tidak hanya butuh dukungan dari
dalam yaitu keluarga tetapi juga butuh dukungan dari luar yaitu pendamping ODHA.
Pendamping ODHA merupakan orang yang mengesampingkan resiko vonis
dari masyarakat umum dan hidup mendampingi serta memberikan dukungan bagi
para ODHA. Menurut Lobo (2008), untuk menjadi pendamping dibutuhkan kriteria
sebagai berikut, yaitu memiliki sifat dasar manusia yang supel, bertanggungjawab,
penuh kepercayaan, tekun dan sebagainya. Setiap pendamping yang memiliki sifat
supel akan mempengaruhi keberadaannya di lapangan, karena kemampuan
menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi alam, nilai dan struktur masyarakat,
1
2
menjadi faktor utama keberhasilan pendampingan, mendapatkan dampingan, dan
menyampaikan informasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendampingan.
Menyesuaikan diri dengan situasi tersebut, membutuhkan energi dan kemauan yang
kuat dari pendamping, seperti memahami karakteristik sebagai hasil dari kemampuan
menyesuaikan diri, akan menciptakan partisipasi dampingan untuk terlibat langsung,
selain itu pendamping akan membantu menentukan langkah-langkah penanganan,
dan pemberdayaan dampingan agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS.
Di sisi lain, seorang pendamping tidak hanya memiliki sikap supel dan
bertanggungjawab saja, tetapi harus memiliki sikap tekun dalam bekerja. Karena
sikap tekun akan mempengaruhi kinerja dan hasil akhir dari proses pendampingan
yang dilakukan pendamping di lapangan, seperti adanya perubahan positif dari
dampingan, yaitu dampingan merasa dibutuhkan dan diperhatikan oleh orang lain
(pendamping). Pendamping juga harus tekun dan menikmati tugasnya, karena
dengan semakin memberikan waktu yang banyak dan terfokus pada tugas
pendampingan, seorang pendamping mampu menerima hasil akhir dari tugas yang
selama ini dilakukan, yang akhirnya menciptakan rasa kebanggaan akan hasil yang
dicapai. Selain itu dengan sikap tekun ini akan lebih berdampak positif jika
pendamping mau menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, karena dengan
mengenal terlebih dahulu jati diri sendiri (Lobo, 2008).
Untuk menjadi pendamping juga tidak hanya memiliki sifat dasar manusia
yang supel, bertanggungjawab, penuh kepercayaan, tekun tetapi juga keberanian.
Keberanian inilah yang membutuhkan pertimbangan, dikarenakan pendamping
dalam pekerjaannya haruslah berinteraksi langsung dengan ODHA. Pertimbanganpertimbangan itu bisa dari diri sendiri maupun dari luar. Pertimbangan dari diri
sendiri, misalkan, sebagai seorang pendamping ODHA harus bisa mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa mengakibatkan pendamping tertular
HIV/AIDS. Pada kenyataan yang ada, memang virus HIV itu tidak menular dari
udara, sentuhan, makanan ataupun minuman bekas dari penyandang HIV/AIDS
(ODHA) tetapi melalui cairan tubuh misalkan darah, air mani, cairan vagina dan air
susu ibu (Gallant, 2010). Hal-hal tersebut wajib dipahami secara menyeluruh oleh
3
pendamping ODHA tanpa menyinggung perasaan dari penderita HIV dan AIDS
ketika melakukan kontak dengan mereka.
Bukan hanya faktor-faktor yang bisa menularkan HIV/AIDS saja yang
menjadi pertimbangan pendamping ODHA tetapi faktor kesiapan keluarga menerima
kenyataan bahwa pendamping ODHA harus berinteraksi dengan penyandang ODHA
dan mungkin lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan ODHA, sedangkan
untuk pertimbangan dari luar diri yaitu pertimbangan yang muncul dari pendapat
atau
pandangan-pandangan
buruk
masyarakat
terhadap
pekerjaan
sebagai
pendamping ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Selain itu juga, seorang pendamping haruslah memiliki informasi dan
pengetahuan seputar HIV/AIDS, IMS, kesehatan reproduksi, dan lain-lain, serta juga
harus memiliki keterampilan dasar mengenai penjangkauan dan pendampingan,
seperti teknik penanganan dan perencanaan berbagai kasus, karena jika pengetahuan
saja tidak cukup, perlu suatu pelatihan dasar penanganan dan perencanaan. Mutu
perawatan dan dukungan yang pendamping berikan serta kemampuan untuk
melakukannya terus-menerus tergantung pada perlindungan kesejahteraan dan
semangat juang. Oleh sebab itulah, pendampingan merupakan satu strategi yang
sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.
Begitu banyaknya faktor yang berperan serta dalam sebuah pekerjaan sebagai
pendamping ODHA, bukan saja ditinjau dari cara pendamping berinteraksi,
berkomunikasi bahkan juga mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ODHA
sehingga bisa memberikan warna baru dalam hidup penyandang HIV dan AIDS yang
biasa didiskriminasi oleh lingkungannya, penolakan bahkan pengucilan dari
masyarakat. Oleh sebab itulah, untuk menjadi pendamping itu tidak mudah.
Sejalan dengan pendapat dari Harahap (2011, 5 januari) yang menyatakan
berprofesi sebagai pendamping ODHA ini bukanlah hal yang mudah, ini dikarenakan
terkadang ada keluarga ODHA yang memandang pendamping dengan sebelah mata
dan ada juga yang menganggap pendamping sebagai malaikat sehingga tidak perlu
dipikirkan risiko yang dihadapi pendamping dalam menemani anggota keluarga yang
ODHA. Terkadang ada juga ODHA yang memperlakukan pendamping dengan kasar,
mengucapkan sesuatu secara kasar.
4
Pendapat Harahap juga didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan
seorang koordinator pendamping ODHA di LSM kota Malang bahwa menjadi
pendamping itu bukan sesuatu yang mudah. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan
koordinator pendamping yang menerangkan bahwa seorang pendamping ODHA itu
tidak hanya mendampingi 10 atau 20 ODHA tetapi mendampingi ODHA lebih dari
100 orang.
Dengan berlatarbelakang pendapat Harahap, untuk menjadi pendamping
ODHA itu bukan saja tidak mudah tetapi juga berisiko, dikarenakan orang-orang
yang ditangani atau didampingi terjangkit virus HIV/AIDS atau penyakit yang dapat
menular dan mematikan secara perlahan. Selain itu juga, bahaya lain yang harus
dihadapi pendamping adalah penularan IO atau infeksi oportunistik, sesuai dengan
data IO di RSUD DR. Soetomo Surabaya ditahun 2004 hingga 2008 bahwa IO yang
sering diderita ODHA dan paling tinggi persentasinya mulai dari infeksi jamur
seperti kandidas, infeksi bakteri seperti diare hingga TB atau Tuberkulosis. Salah
satu infeksi oportunistik yang terpenting dan berbahaya adalah TB. Menurut WHO,
orang dengan HIV 50% mengembangkan TB aktif dan TB adalah penyebab
kematian yang besar untuk Odha di seluruh dunia. TB adalah salah satu penyakit
yang dapat menular yaitu melalui udara (Yayasan Spiritia, 2012). Oleh sebab itulah,
pendamping ODHA yang menghadapi risiko tersebut haruslah berperilaku sehat.
Sebelum mengetahui perilaku sehat maka akan lebih baik jika mengetahui
konsep sehat itu terlebih dahulu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehat
adalah “keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas
dari penyakit atau cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu
dikatakan sehat dan semestinya dalam keadaan sempurna, baik fisik, mental ataupun
sosial (Notosoedirdjo & Latipun, 2007).
Ketika berbicara sehat pastilah kesehatan sebagai ruang lingkupnya.
Kesehatan merupakan aspek yang penting bagi manusia sehingga hal itu dapat
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku atau beraktivitas sehari-hari. Beberapa
para ahli mencoba mendefinisikan tentang perilaku kesehatan salah satunya adalah
Skinner seorang ahli psikologi. Menurut Skinner mengatakan bahwa perilaku
5
kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat- sakit, penyakit, dan faktor- faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, perilaku sehat adalah semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Matarazo juga mengatakan bahwa istilah perilaku kesehatan biasanya dipakai
untuk mengacu pada bidang paralel yang menekankan pada pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan. Selanjutnya Matarazo mendefinisikan perilaku kesehatan
sebagai: “Bidang ilmu pengetahuan yang didedikasikan untuk mempromosikan
filosofi kegiatan yang menekankan pada tanggung jawab pribadi untuk memelihara
kesehatan dan mencegah penyakit” juga diteliti oleh Fitri Yanti (seperti yang disebut
Prokop dkk, 1991).
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa seseorang yang
mengidap virus HIV atau penyakit AIDS memerlukan orang lain untuk
mendampinginya. Saat-saat ODHA berada dalam kondisi kurang memiliki informasi
dan pengetahuan yang lengkap dan benar tentang HIV dan AIDS serta kondisi
psikologis ODHA yang labil membuat mereka sangat membutuhkan dukungan dari
orang-orang disekitarnya. Dukungan kepada ODHA ini kemudian diberikan lewat
Program pendampingan kasus HIV dan AIDS yang berfungsi mendampingi dan
memfasilitasi ODHA dalam hal pelayanan kesehatan, memberikan informasi dan
pengetahuan yang mendalam tentang HIV AIDS atau bagaimana hidup dengan HIV
dan AIDS serta memberikan dukungan moril kepada ODHA.
Penelitian ini juga dilakukan dengan latar belakang bahwa perilaku sehat itu
penting bagi pendamping untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penularan IO dari
ODHA kepada seorang pendamping ODHA. Walaupun HIV/AIDS ini hanya dapat
menular melalui darah, cairan vagina, air mani, dan air susu ibu dari orang yang
terinfeksi HIV, bahkan virus ini tidak menular melalui sentuhan, air ludah, air seni,
feses, berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, menggunakan gelas minum atau
peralatan makan bersama-sama, saling melakukan masturbasi, atau mempunyai
pikiran jorok, terkecuali tertusuk jarum yang mengandung darah yang terinfeksi atau
6
kena mata, hidung, atau luka yang terbuka terpecik darah atau cairan badan dari
penyandang HIV positif (Yayasan Spiritia, 2009).
Virus HIV/AIDS ini akan bertambah parah jika tidak ditanggulangi dengan
segera dan virus ini pun merupakan virus yang merusak imun tubuh, sampai saat ini
belum ada obat yang menyembuhkan virus ini tetapi hanya memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh
yang terinfeksi (Wahidnurrohman, 2011).
Sedangkan untuk penularan IO lebih membahayakan bagi pendamping.
Seperti yang diungkapkan Yayasan Spiritia (2011) bahwa orang yang tidak terinfeksi
HIV dapat mengembangkan IO jika sistem kekebalannya rusak. Oleh sebab itulah
bekerja sebagai pendamping ODHA merupakan pekerjaan yang memiliki risiko
dalam kesehatan, walaupun penularan virus ini pada pendamping sangat kecil
kemungkinannya akan tetapi harus tetap waspada terhadap perilaku berisiko atau
kecerobohan saat merawat, dengan kata lain lebih baik mencegah daripada tertular
HIV atau pun infeksi oportunistik adalah tindakan yang bijaksana. Mencegah disini
dimaksudkan bukan untuk menjauhi para penyandang HIV tetapi dengan berperilaku
sehat pendamping dapat melakukan aktivitas apapun dalam kehidupan sehari-hari
bahkan juga memberikan contoh kepada para penyandang bahwa berperilaku sehat
itu penting, untuk mengurangi risiko penyakit HIV ataupun penyakit lainnya. Oleh
sebab itulah, sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai perilaku sehat
pada pendamping ODHA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimanakah gambaran perilaku sehat yang
dimunculkan oleh Pendamping ODHA?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran
mengenai perilaku sehat dimunculkan oleh Pendamping ODHA.
7
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka
manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan
ilmu psikologi dalam bidang kesehatan dan klinis, khususnya berhubungan
dengan perilaku sehat yang dimunculkan oleh pendamping ODHA.
2.
Secara Praktis
Memberikan tambahan informasi mengenai perilaku sehat dan tidak melakukan
diskriminasi kepada para ODHA khususnya.
PERILAKU SEHAT PADA PENDAMPING ODHA
SKRIPSI
Oleh:
Elfina Maulida
07810141
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
PERILAKU SEHAT PADA PENDAMPING ODHA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh:
Elfina Maulida
07810141
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Perilaku Sehat Pada Pendamping ODHA”. Penulisan skripsi ini
dibuat untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada:
1.
Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2.
Bapak Dr. Latipun, M. Kes dan Bapak M. Salis Yuniardi, M. Psi selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3.
Bapak Yudi Suharsono, M. Si., S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung
dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4.
Seluruh pihak Lembaga Paramitra yang membantu proses penelitian dan Subjek
penelitian yang telah bersedia menyediakan waktunya bagi peneliti.
5.
Seluruh keluarga penulis khususnya kedua orangtua dan kakak tersayang yang
selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki
motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
6.
Teman-teman dan sahabat yaitu tya, novi, ghea, amel, ifa, niken, latifah, intri,
putri, junaidi dan lidiya serta pak Arif yang telah banyak memberi dukungan,
semangat dan banyak membantu selama proses pengerjaan hingga selesainya
skripsi ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya, bagi para pembaca pada umumnya dan juga bagi perkembangan
psikologi kesehatan.
Malang, Mei 2012
Penulis
Elfina Maulida
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
INTISARI ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Sehat................................................................................ 8
1. Pengertian Perilaku Sehat ........................................................... 8
2. Upaya-Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Perilaku Sehat .... 9
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat .................... 9
4. Pengukuran dan Indikator Perilaku............................................. 11
B. Pendamping ODHA ......................................................................... 13
1. Pengertian ODHA ....................................................................... 13
2. Pengertian Pendamping .............................................................. 14
3. Prinsip-Prinsip Pendampingan .................................................... 15
4. Tugas-Tugas Pendamping ODHA .............................................. 16
5. Struktur organisasi.............................................. ........................ 17
C. Perilaku Sehat pada Pendamping ODHA ....................................... 18
D. Kerangka Berpikir .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 20
B. Batasan Istilah ................................................................................ 20
C. Subyek Penelitian........................................................................... 21
D. Konteks Penelitian ......................................................................... 21
E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan
data ................................................................................................. 21
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 22
G. Analisa Data ................................................................................... 23
H. Keabsahan Data ............................................................................. 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 25
1. Deskripsi Subyek ...................................................................... 25
2. Deskripsi Data .......................................................................... 25
B. Analisa Data .................................................................................... 31
C. Pembahasan .................................................................................... 33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 37
B. Saran- saran .................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN.......................................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Halaman
Lampiran 1: Guide Wawancara ............................................................................ 42
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian ......................................................................... 44
Lampiran 3: Informed Consent ............................................................................. 45
Lampiran 4: Jadwal Penelitian.............................................................................. 49
Lampiran 5: Identitas Subjek ................................................................................ 50
Lampiran 6: Verbatim Interview Subjek Penelitian ............................................. 51
Lampiran 7: Analisa Data Subjek ......................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanto, D. (dalam proses cetak). Dasar keperawatan. Diakses 16 Januari 2012
dari http://www.scribd.com/doc/54520517/Konsep-Dasar-Keperawatan-I.
Click, S. (2011, 6 Juli). Pengertian dan cara penularan HIV/AIDS. Diakses 6 Juli
2011 dari http://www.g-excess.com/3424/pengertian-dan-cara-penularanhivaids/.
Dayugayatri. (2011). Pelacuran dan HIV/AIDS di Bali. Diakses 16 Januari 2012 dari
http://studibudaya.wordpress.com/2011/01/18/pelacuran-dan-hivaids-di-bali/
Ditjen PPM & PL Depkes RI. (2011, Maret). Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia.
Diakses 5 Juli 2011 dari http://www.scribd.com/doc/59937282/StatCurr.
Gallant, J. (2010). 100 Tanya-jawab mengenai HIV dan AIDS. Jakarta : PT. Indeks.
Harahap, Y.W. (2011, 10 Januari). Niat bunuh diri odha pada masa AIDS. Diakses
27 Juli 2011 dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/05/niat-bunuh-diriodha-pada-masa-aids/.
Lobo, A. N. (2008). Proses pendampingan pekerja seks Di Lokalisasi Tanjung Elmo
Sentani. (Skripsi Universitas Indonesia).
Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif (cetakan keduapuluh
delapan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Montagnier, L. (1987). Para ahli menjawab tentang AIDS (cetakan pertama). Jakarta
: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Morter, Ted. Dynamic health. California: Morter Healthsystem
Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat dan professional
kesehatan lain. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan teori dan aplikasi (Ed. Revisi). Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2007). Kesehatan mental : konsep dan penerapan
(cetakan keempat). Malang : UMM Press.
Nursalam & Kurniawati, 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
Prokop, C. K., B R A D LE Y , L. A., B U R IS H , T. G., A N D ER S O N , K. O., &. F O X , J.
E. (1991). Health psychology: clinical methods and research. New york :
Macmillan Publishing Company.
Purwaningtias, A., Subronto, Y. W., & Hasanbasri, M. (2007). Pelayanan HIV/AIDS
di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 dari
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.16_Andris_07_07.pdf.
Purwanto, F. E. (2010, 4 Maret). Pelibatan orang terinfeksi HIV dalam
penanggulanan HIV & AIDS di Indonesia. Diakses 25 Juli 2011 dari
http://jothi.or.id/pelibatan-orang-terinfeksi-hiv-dalam-penanggulanan-hivaids-di-indonesia.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B.
Alfabeta.
Bandung:
United Nations Population Fund Indonesia. (dalam proses cetak). Buku pegangan
petugas
penjangkau.
Diakses
21
Juli
2011
dari
http://www.remajaindonesia.org/download/buku_panduan_petugas_penjangk
au.pdf.
Wahidnurrohman.
(2011).
Strategi
dan
metode
kuratif
tentang penanggulangan HIV dan AIDS. Diakses 8 Agustus 2011 dari
http://wahid07.wordpress.com/2011/04/29/aids/.
Wicaksono, A. P. (2007). Kamus bahasa Indonesia lengkap. Surabaya : Anugerah.
Widiyanto, S. G. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik wanita
pekerja seks (wps) dalam VCT ulang di lokalisasi Sunan Kuning, Semarang
(Tesis, Program Studi Magister Promosi Kesehatan, Universitas Diponegoro
Semarang).
Yatim, D. I. (2006). Dialog seputar AIDS. Jakarta : Gramedia Widiasara Indonesia.
Yayasan Spiritia. (dalam proses cetak). Mendukung pendamping: buklet mengenai
penanganan stres pada orang yang merawat Odha. Diakses 11 November
2011 dari http://www.spiritia.or.id/cst/dok/damping1.pdf.
Yayasan Spiritia. (2004). Seri buku kecil: Merawat Odha di rumah. Diakses 24
Desember 2011 dari http://spiritia.or.id/Dok/Merawat.pdf.
Yayasan Spiritia. (2009). Seri buku kecil: Hidup dengan HIV/AIDS. Diakses 20
November 2011 dari http://spiritia.or.id/Dok/Hidup.pdf.
Yayasan Spiritia. (2011). Infeksi Oportunistik. Diakses 8 Maret 2012 dari
http://www.spiritia.or.id/li/pdf/LI500.pdf.
Yayasan Spiritia. (2012). Tuberkulosis (TB). Diakses 15 Mei 2012 dari
http://www.spiritia.or.id/li/pdf/LIKomplet.pdf.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang yang mengidap HIV/AIDS di Indonesia disebut dengan ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS). HIV hanya dapat ditularkan dari satu orang kepada yang lain
melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu
ibu. HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian seseorang secara perlahan. Virus ini
sampai sekarang belum ada obatnya, sehingga lebih baik mencegah untuk tidak
tertular adalah tindakan yang paling bijaksana.
Pada kenyataannya perkembangan HIV/AIDS di Indonesia setiap tahun
mengalami peningkatan, bahkan banyak orang yang meninggal karena HIV/AIDS.
Virus HIV/AIDS ini tidak memandang rentangan usia, siapa saja bisa terinfeksi baik
itu remaja, dewasa bahkan bayi pun bisa terinfeksi virus HIV/AIDS. Berdasarkan
data statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada bulan januari
sampai maret 2011 tercatat penambahan kasus AIDS sebanyak 351 kasus. Secara
kumulatif kasus AIDS di Indonesia mulai 1 April 1987 sampai 31 Maret 2011
berjumlah 24482 dengan kematian 4603 orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2011).
Penyandang HIV dan AIDS (ODHA) yang mengetahui statusnya berpeluang
untuk mendapatkan pendampingan dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat
peduli AIDS dalam rangka memberikan dukungan, baik itu dukungan psikis ataupun
dukungan lainnya, jadi penyandang HIV dan AIDS tidak hanya butuh dukungan dari
dalam yaitu keluarga tetapi juga butuh dukungan dari luar yaitu pendamping ODHA.
Pendamping ODHA merupakan orang yang mengesampingkan resiko vonis
dari masyarakat umum dan hidup mendampingi serta memberikan dukungan bagi
para ODHA. Menurut Lobo (2008), untuk menjadi pendamping dibutuhkan kriteria
sebagai berikut, yaitu memiliki sifat dasar manusia yang supel, bertanggungjawab,
penuh kepercayaan, tekun dan sebagainya. Setiap pendamping yang memiliki sifat
supel akan mempengaruhi keberadaannya di lapangan, karena kemampuan
menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi alam, nilai dan struktur masyarakat,
1
2
menjadi faktor utama keberhasilan pendampingan, mendapatkan dampingan, dan
menyampaikan informasi sesuai dengan maksud dan tujuan pendampingan.
Menyesuaikan diri dengan situasi tersebut, membutuhkan energi dan kemauan yang
kuat dari pendamping, seperti memahami karakteristik sebagai hasil dari kemampuan
menyesuaikan diri, akan menciptakan partisipasi dampingan untuk terlibat langsung,
selain itu pendamping akan membantu menentukan langkah-langkah penanganan,
dan pemberdayaan dampingan agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS.
Di sisi lain, seorang pendamping tidak hanya memiliki sikap supel dan
bertanggungjawab saja, tetapi harus memiliki sikap tekun dalam bekerja. Karena
sikap tekun akan mempengaruhi kinerja dan hasil akhir dari proses pendampingan
yang dilakukan pendamping di lapangan, seperti adanya perubahan positif dari
dampingan, yaitu dampingan merasa dibutuhkan dan diperhatikan oleh orang lain
(pendamping). Pendamping juga harus tekun dan menikmati tugasnya, karena
dengan semakin memberikan waktu yang banyak dan terfokus pada tugas
pendampingan, seorang pendamping mampu menerima hasil akhir dari tugas yang
selama ini dilakukan, yang akhirnya menciptakan rasa kebanggaan akan hasil yang
dicapai. Selain itu dengan sikap tekun ini akan lebih berdampak positif jika
pendamping mau menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, karena dengan
mengenal terlebih dahulu jati diri sendiri (Lobo, 2008).
Untuk menjadi pendamping juga tidak hanya memiliki sifat dasar manusia
yang supel, bertanggungjawab, penuh kepercayaan, tekun tetapi juga keberanian.
Keberanian inilah yang membutuhkan pertimbangan, dikarenakan pendamping
dalam pekerjaannya haruslah berinteraksi langsung dengan ODHA. Pertimbanganpertimbangan itu bisa dari diri sendiri maupun dari luar. Pertimbangan dari diri
sendiri, misalkan, sebagai seorang pendamping ODHA harus bisa mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa mengakibatkan pendamping tertular
HIV/AIDS. Pada kenyataan yang ada, memang virus HIV itu tidak menular dari
udara, sentuhan, makanan ataupun minuman bekas dari penyandang HIV/AIDS
(ODHA) tetapi melalui cairan tubuh misalkan darah, air mani, cairan vagina dan air
susu ibu (Gallant, 2010). Hal-hal tersebut wajib dipahami secara menyeluruh oleh
3
pendamping ODHA tanpa menyinggung perasaan dari penderita HIV dan AIDS
ketika melakukan kontak dengan mereka.
Bukan hanya faktor-faktor yang bisa menularkan HIV/AIDS saja yang
menjadi pertimbangan pendamping ODHA tetapi faktor kesiapan keluarga menerima
kenyataan bahwa pendamping ODHA harus berinteraksi dengan penyandang ODHA
dan mungkin lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan ODHA, sedangkan
untuk pertimbangan dari luar diri yaitu pertimbangan yang muncul dari pendapat
atau
pandangan-pandangan
buruk
masyarakat
terhadap
pekerjaan
sebagai
pendamping ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Selain itu juga, seorang pendamping haruslah memiliki informasi dan
pengetahuan seputar HIV/AIDS, IMS, kesehatan reproduksi, dan lain-lain, serta juga
harus memiliki keterampilan dasar mengenai penjangkauan dan pendampingan,
seperti teknik penanganan dan perencanaan berbagai kasus, karena jika pengetahuan
saja tidak cukup, perlu suatu pelatihan dasar penanganan dan perencanaan. Mutu
perawatan dan dukungan yang pendamping berikan serta kemampuan untuk
melakukannya terus-menerus tergantung pada perlindungan kesejahteraan dan
semangat juang. Oleh sebab itulah, pendampingan merupakan satu strategi yang
sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.
Begitu banyaknya faktor yang berperan serta dalam sebuah pekerjaan sebagai
pendamping ODHA, bukan saja ditinjau dari cara pendamping berinteraksi,
berkomunikasi bahkan juga mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ODHA
sehingga bisa memberikan warna baru dalam hidup penyandang HIV dan AIDS yang
biasa didiskriminasi oleh lingkungannya, penolakan bahkan pengucilan dari
masyarakat. Oleh sebab itulah, untuk menjadi pendamping itu tidak mudah.
Sejalan dengan pendapat dari Harahap (2011, 5 januari) yang menyatakan
berprofesi sebagai pendamping ODHA ini bukanlah hal yang mudah, ini dikarenakan
terkadang ada keluarga ODHA yang memandang pendamping dengan sebelah mata
dan ada juga yang menganggap pendamping sebagai malaikat sehingga tidak perlu
dipikirkan risiko yang dihadapi pendamping dalam menemani anggota keluarga yang
ODHA. Terkadang ada juga ODHA yang memperlakukan pendamping dengan kasar,
mengucapkan sesuatu secara kasar.
4
Pendapat Harahap juga didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan
seorang koordinator pendamping ODHA di LSM kota Malang bahwa menjadi
pendamping itu bukan sesuatu yang mudah. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan
koordinator pendamping yang menerangkan bahwa seorang pendamping ODHA itu
tidak hanya mendampingi 10 atau 20 ODHA tetapi mendampingi ODHA lebih dari
100 orang.
Dengan berlatarbelakang pendapat Harahap, untuk menjadi pendamping
ODHA itu bukan saja tidak mudah tetapi juga berisiko, dikarenakan orang-orang
yang ditangani atau didampingi terjangkit virus HIV/AIDS atau penyakit yang dapat
menular dan mematikan secara perlahan. Selain itu juga, bahaya lain yang harus
dihadapi pendamping adalah penularan IO atau infeksi oportunistik, sesuai dengan
data IO di RSUD DR. Soetomo Surabaya ditahun 2004 hingga 2008 bahwa IO yang
sering diderita ODHA dan paling tinggi persentasinya mulai dari infeksi jamur
seperti kandidas, infeksi bakteri seperti diare hingga TB atau Tuberkulosis. Salah
satu infeksi oportunistik yang terpenting dan berbahaya adalah TB. Menurut WHO,
orang dengan HIV 50% mengembangkan TB aktif dan TB adalah penyebab
kematian yang besar untuk Odha di seluruh dunia. TB adalah salah satu penyakit
yang dapat menular yaitu melalui udara (Yayasan Spiritia, 2012). Oleh sebab itulah,
pendamping ODHA yang menghadapi risiko tersebut haruslah berperilaku sehat.
Sebelum mengetahui perilaku sehat maka akan lebih baik jika mengetahui
konsep sehat itu terlebih dahulu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehat
adalah “keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas
dari penyakit atau cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu
dikatakan sehat dan semestinya dalam keadaan sempurna, baik fisik, mental ataupun
sosial (Notosoedirdjo & Latipun, 2007).
Ketika berbicara sehat pastilah kesehatan sebagai ruang lingkupnya.
Kesehatan merupakan aspek yang penting bagi manusia sehingga hal itu dapat
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku atau beraktivitas sehari-hari. Beberapa
para ahli mencoba mendefinisikan tentang perilaku kesehatan salah satunya adalah
Skinner seorang ahli psikologi. Menurut Skinner mengatakan bahwa perilaku
5
kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat- sakit, penyakit, dan faktor- faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, perilaku sehat adalah semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Matarazo juga mengatakan bahwa istilah perilaku kesehatan biasanya dipakai
untuk mengacu pada bidang paralel yang menekankan pada pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan. Selanjutnya Matarazo mendefinisikan perilaku kesehatan
sebagai: “Bidang ilmu pengetahuan yang didedikasikan untuk mempromosikan
filosofi kegiatan yang menekankan pada tanggung jawab pribadi untuk memelihara
kesehatan dan mencegah penyakit” juga diteliti oleh Fitri Yanti (seperti yang disebut
Prokop dkk, 1991).
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa seseorang yang
mengidap virus HIV atau penyakit AIDS memerlukan orang lain untuk
mendampinginya. Saat-saat ODHA berada dalam kondisi kurang memiliki informasi
dan pengetahuan yang lengkap dan benar tentang HIV dan AIDS serta kondisi
psikologis ODHA yang labil membuat mereka sangat membutuhkan dukungan dari
orang-orang disekitarnya. Dukungan kepada ODHA ini kemudian diberikan lewat
Program pendampingan kasus HIV dan AIDS yang berfungsi mendampingi dan
memfasilitasi ODHA dalam hal pelayanan kesehatan, memberikan informasi dan
pengetahuan yang mendalam tentang HIV AIDS atau bagaimana hidup dengan HIV
dan AIDS serta memberikan dukungan moril kepada ODHA.
Penelitian ini juga dilakukan dengan latar belakang bahwa perilaku sehat itu
penting bagi pendamping untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penularan IO dari
ODHA kepada seorang pendamping ODHA. Walaupun HIV/AIDS ini hanya dapat
menular melalui darah, cairan vagina, air mani, dan air susu ibu dari orang yang
terinfeksi HIV, bahkan virus ini tidak menular melalui sentuhan, air ludah, air seni,
feses, berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, menggunakan gelas minum atau
peralatan makan bersama-sama, saling melakukan masturbasi, atau mempunyai
pikiran jorok, terkecuali tertusuk jarum yang mengandung darah yang terinfeksi atau
6
kena mata, hidung, atau luka yang terbuka terpecik darah atau cairan badan dari
penyandang HIV positif (Yayasan Spiritia, 2009).
Virus HIV/AIDS ini akan bertambah parah jika tidak ditanggulangi dengan
segera dan virus ini pun merupakan virus yang merusak imun tubuh, sampai saat ini
belum ada obat yang menyembuhkan virus ini tetapi hanya memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh
yang terinfeksi (Wahidnurrohman, 2011).
Sedangkan untuk penularan IO lebih membahayakan bagi pendamping.
Seperti yang diungkapkan Yayasan Spiritia (2011) bahwa orang yang tidak terinfeksi
HIV dapat mengembangkan IO jika sistem kekebalannya rusak. Oleh sebab itulah
bekerja sebagai pendamping ODHA merupakan pekerjaan yang memiliki risiko
dalam kesehatan, walaupun penularan virus ini pada pendamping sangat kecil
kemungkinannya akan tetapi harus tetap waspada terhadap perilaku berisiko atau
kecerobohan saat merawat, dengan kata lain lebih baik mencegah daripada tertular
HIV atau pun infeksi oportunistik adalah tindakan yang bijaksana. Mencegah disini
dimaksudkan bukan untuk menjauhi para penyandang HIV tetapi dengan berperilaku
sehat pendamping dapat melakukan aktivitas apapun dalam kehidupan sehari-hari
bahkan juga memberikan contoh kepada para penyandang bahwa berperilaku sehat
itu penting, untuk mengurangi risiko penyakit HIV ataupun penyakit lainnya. Oleh
sebab itulah, sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai perilaku sehat
pada pendamping ODHA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimanakah gambaran perilaku sehat yang
dimunculkan oleh Pendamping ODHA?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran
mengenai perilaku sehat dimunculkan oleh Pendamping ODHA.
7
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka
manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan
ilmu psikologi dalam bidang kesehatan dan klinis, khususnya berhubungan
dengan perilaku sehat yang dimunculkan oleh pendamping ODHA.
2.
Secara Praktis
Memberikan tambahan informasi mengenai perilaku sehat dan tidak melakukan
diskriminasi kepada para ODHA khususnya.
PERILAKU SEHAT PADA PENDAMPING ODHA
SKRIPSI
Oleh:
Elfina Maulida
07810141
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
PERILAKU SEHAT PADA PENDAMPING ODHA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh:
Elfina Maulida
07810141
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Perilaku Sehat Pada Pendamping ODHA”. Penulisan skripsi ini
dibuat untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada:
1.
Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2.
Bapak Dr. Latipun, M. Kes dan Bapak M. Salis Yuniardi, M. Psi selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3.
Bapak Yudi Suharsono, M. Si., S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung
dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4.
Seluruh pihak Lembaga Paramitra yang membantu proses penelitian dan Subjek
penelitian yang telah bersedia menyediakan waktunya bagi peneliti.
5.
Seluruh keluarga penulis khususnya kedua orangtua dan kakak tersayang yang
selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki
motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
6.
Teman-teman dan sahabat yaitu tya, novi, ghea, amel, ifa, niken, latifah, intri,
putri, junaidi dan lidiya serta pak Arif yang telah banyak memberi dukungan,
semangat dan banyak membantu selama proses pengerjaan hingga selesainya
skripsi ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya, bagi para pembaca pada umumnya dan juga bagi perkembangan
psikologi kesehatan.
Malang, Mei 2012
Penulis
Elfina Maulida
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
INTISARI ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Sehat................................................................................ 8
1. Pengertian Perilaku Sehat ........................................................... 8
2. Upaya-Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Perilaku Sehat .... 9
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat .................... 9
4. Pengukuran dan Indikator Perilaku............................................. 11
B. Pendamping ODHA ......................................................................... 13
1. Pengertian ODHA ....................................................................... 13
2. Pengertian Pendamping .............................................................. 14
3. Prinsip-Prinsip Pendampingan .................................................... 15
4. Tugas-Tugas Pendamping ODHA .............................................. 16
5. Struktur organisasi.............................................. ........................ 17
C. Perilaku Sehat pada Pendamping ODHA ....................................... 18
D. Kerangka Berpikir .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 20
B. Batasan Istilah ................................................................................ 20
C. Subyek Penelitian........................................................................... 21
D. Konteks Penelitian ......................................................................... 21
E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan
data ................................................................................................. 21
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 22
G. Analisa Data ................................................................................... 23
H. Keabsahan Data ............................................................................. 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 25
1. Deskripsi Subyek ...................................................................... 25
2. Deskripsi Data .......................................................................... 25
B. Analisa Data .................................................................................... 31
C. Pembahasan .................................................................................... 33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 37
B. Saran- saran .................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN.......................................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Halaman
Lampiran 1: Guide Wawancara ............................................................................ 42
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian ......................................................................... 44
Lampiran 3: Informed Consent ............................................................................. 45
Lampiran 4: Jadwal Penelitian.............................................................................. 49
Lampiran 5: Identitas Subjek ................................................................................ 50
Lampiran 6: Verbatim Interview Subjek Penelitian ............................................. 51
Lampiran 7: Analisa Data Subjek ......................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanto, D. (dalam proses cetak). Dasar keperawatan. Diakses 16 Januari 2012
dari http://www.scribd.com/doc/54520517/Konsep-Dasar-Keperawatan-I.
Click, S. (2011, 6 Juli). Pengertian dan cara penularan HIV/AIDS. Diakses 6 Juli
2011 dari http://www.g-excess.com/3424/pengertian-dan-cara-penularanhivaids/.
Dayugayatri. (2011). Pelacuran dan HIV/AIDS di Bali. Diakses 16 Januari 2012 dari
http://studibudaya.wordpress.com/2011/01/18/pelacuran-dan-hivaids-di-bali/
Ditjen PPM & PL Depkes RI. (2011, Maret). Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia.
Diakses 5 Juli 2011 dari http://www.scribd.com/doc/59937282/StatCurr.
Gallant, J. (2010). 100 Tanya-jawab mengenai HIV dan AIDS. Jakarta : PT. Indeks.
Harahap, Y.W. (2011, 10 Januari). Niat bunuh diri odha pada masa AIDS. Diakses
27 Juli 2011 dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/05/niat-bunuh-diriodha-pada-masa-aids/.
Lobo, A. N. (2008). Proses pendampingan pekerja seks Di Lokalisasi Tanjung Elmo
Sentani. (Skripsi Universitas Indonesia).
Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif (cetakan keduapuluh
delapan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Montagnier, L. (1987). Para ahli menjawab tentang AIDS (cetakan pertama). Jakarta
: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Morter, Ted. Dynamic health. California: Morter Healthsystem
Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat dan professional
kesehatan lain. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan teori dan aplikasi (Ed. Revisi). Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2007). Kesehatan mental : konsep dan penerapan
(cetakan keempat). Malang : UMM Press.
Nursalam & Kurniawati, 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
Prokop, C. K., B R A D LE Y , L. A., B U R IS H , T. G., A N D ER S O N , K. O., &. F O X , J.
E. (1991). Health psychology: clinical methods and research. New york :
Macmillan Publishing Company.
Purwaningtias, A., Subronto, Y. W., & Hasanbasri, M. (2007). Pelayanan HIV/AIDS
di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 dari
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.16_Andris_07_07.pdf.
Purwanto, F. E. (2010, 4 Maret). Pelibatan orang terinfeksi HIV dalam
penanggulanan HIV & AIDS di Indonesia. Diakses 25 Juli 2011 dari
http://jothi.or.id/pelibatan-orang-terinfeksi-hiv-dalam-penanggulanan-hivaids-di-indonesia.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B.
Alfabeta.
Bandung:
United Nations Population Fund Indonesia. (dalam proses cetak). Buku pegangan
petugas
penjangkau.
Diakses
21
Juli
2011
dari
http://www.remajaindonesia.org/download/buku_panduan_petugas_penjangk
au.pdf.
Wahidnurrohman.
(2011).
Strategi
dan
metode
kuratif
tentang penanggulangan HIV dan AIDS. Diakses 8 Agustus 2011 dari
http://wahid07.wordpress.com/2011/04/29/aids/.
Wicaksono, A. P. (2007). Kamus bahasa Indonesia lengkap. Surabaya : Anugerah.
Widiyanto, S. G. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik wanita
pekerja seks (wps) dalam VCT ulang di lokalisasi Sunan Kuning, Semarang
(Tesis, Program Studi Magister Promosi Kesehatan, Universitas Diponegoro
Semarang).
Yatim, D. I. (2006). Dialog seputar AIDS. Jakarta : Gramedia Widiasara Indonesia.
Yayasan Spiritia. (dalam proses cetak). Mendukung pendamping: buklet mengenai
penanganan stres pada orang yang merawat Odha. Diakses 11 November
2011 dari http://www.spiritia.or.id/cst/dok/damping1.pdf.
Yayasan Spiritia. (2004). Seri buku kecil: Merawat Odha di rumah. Diakses 24
Desember 2011 dari http://spiritia.or.id/Dok/Merawat.pdf.
Yayasan Spiritia. (2009). Seri buku kecil: Hidup dengan HIV/AIDS. Diakses 20
November 2011 dari http://spiritia.or.id/Dok/Hidup.pdf.
Yayasan Spiritia. (2011). Infeksi Oportunistik. Diakses 8 Maret 2012 dari
http://www.spiritia.or.id/li/pdf/LI500.pdf.
Yayasan Spiritia. (2012). Tuberkulosis (TB). Diakses 15 Mei 2012 dari
http://www.spiritia.or.id/li/pdf/LIKomplet.pdf.