RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI

(1)

i

RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM

AKSELERASI

SKRIPSI

Oleh:

ZENI FITRI NASIBAH

04810137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

ii

RELIGIUSITAS SISWA PROGRAM AKSELERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

ZENI FITRI NASIBAH

04810137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Religiusitas Siswa Program Akselerasi”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga terutama kepada :

1. Drs Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan masukan dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini

3. M. Shohib, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan arahan, motivasi dari awal hingga akhir terselesaikannya skripsi ini

4. Ni’matuz Zahroh, S.Psi selaku dosen wali kelas C angkatan 2004 dan Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M. Psi selaku dosen wali pengganti, yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam merencanakan program akademik 5. Kedua orang tua’ku tercinta, Ibu dan Bapak yang tak henti-hentinya memberikan

segenap kasih sayang, perhatian, kesabaran, do’a dan motivasi sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik

6. Kakak Hendrix dan Adik-adik ku (Uud, Luxim, Imul, Tuwid) tercinta serta keluarga besar di Lamongan yang telah memberikan banyak dukungan, semangat


(7)

vii 7. Khusus buat seseorang “Pangeran Kodok” yang juga selalu menemani ku ketika

stres karena skripsi yang tidak selesai-selesai

8. Seluruh subyek penelitian ini karena telah meluangkan waktunya untuk menjadi subyek penelitian

9. Teman – teman seperjuangan, Nani, Ratna, Umbar, Umimah, Prima dan semuanya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang tidak pernah patah semangat

10.Teman – teman kos, Sariem, Dwex (Ocy), Niken, Patqu, Mya-chan, Nuriyah, Iche, Jeniper bona, Karina kapur, terima kasih atas semangatnya

11.Keluarga besar psikologi khususnya kelas C angkatan 2004, terutama Yantrok, Yuko-chan, Amirul, Nyunyun, buk Nita terima kasih atas motivasi dan kebersamaannya selama ini

12.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Terima kasih semuanya

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semuanya. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 07 Mei 2011 Penulis


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ………...

LEMBAR PERSETUJUAN ……….………... LEMBAR PENGESAHAN ……….……... SURAT PENYATAAN ………... KATA PENGANTAR ………... INTISARI ………... ABSTRAKSI………. DAFTAR ISI ……….... DAFTAR LAMPIRAN……… DAFTAR TABEL ……….... BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………...

B. Rumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ………... D. Manfaat Penelitian ………...………. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Religiusitas ……….

1. Pengertian Religiusitas ………... 2. Dimensi-dimensi religiusitas…………... 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap religiusitas…….. B. Akselerasi ………......

1. Pengertian Akselerasi………... 2. Tujuan Penyelenggaraan Program Akselerasi………. 3. Macam –Macam Program Akselerasi…………..………… 4. Kelebihan Program Akselerasi…………..………. 5. Kelemahan Program Akselersi…………...……… 6. Faktor Keberhasilan Program Akselerasi……….…… 7. Permasalahan pada Siswa Akselerasi…………..…………..

i ii iii iv v vii viii ix xi xii 1 5 5 6 7 7 8 11 12 12 13 14 16 17 19 20


(9)

ix BAB III : METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... B. Definisi Operasional Variabel………..

C. Populasi dan Sampel……….

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ……….…. E. Prosedur Penelitian………... F. Validitas dan Reabilitas………….………... G. Rancangan Analisa Data ………. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………

1. Deskripsi Subyek Penelitian ... 2. Deskripsi Hasil Penelitian ………... B. Pembahasan ... BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...

B. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA …..... LAMPIRAN ………. 21 21 22 22 25 25 28 30 30 31 42 48 48 50


(10)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala penelitian Lampiran 2 : Data kasar penelitian

Lampiran 3 : Uji validitas dan uji reliabilitas tiap-tiap dimensi Lampiran 4 : Uji validitas dan uji reliabilitas secara keseluruhan Lampiran 5 : Data T-score dan kategorinya

Lampiran 6 Lampiran 7

: :

Data T-score dan kategorinya tiap-tiap dimensi

Data silang tiap-tiap dimensi dan keseluruha berdasarkan jenis kelamin dan kelas


(11)

xi DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Tabel 1 : Skoring pernyataan favourabel dan unfavourabel ... 23 Tabel 2 : Blue print religiusitas siswa program akselerasi ... 24 Tabel 3 : Rangkuman analisa validitas skala religiusitas siswa program

akselerasi ... 27 Tabel 4 : Rangkuman analisa reliabilitas skala religiusitas siswa program

akselerasi ... 28 Tabel 5 : Gambaran identitas responden ... 30 Tabel 6 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

dan kelas pada dimensi praktik agama ... 31 Tabel 7 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi pada

dimensi praktik agama ... 32 Tabel 8 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

dan kelas pada dimensi keyakinan ... 33 Tabel 9 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi pada

dimensi keyakinan ... 34 Tabel 10 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

dan kelas pada dimensi pengetahuan ... 34 Tabel 11 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi pada

dimensi pengetahuan ... 35 Tabel 12 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

dan kelas pada dimensi penghayatan ... 36 Tabel 13 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi pada

dimensi penghayatan ... 37

Tabel 14 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin dan kelas pada dimensi pengalaman ... 37 Tabel 15 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi pada


(12)

xii Tabel 16 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

dan kelas pada semua subyek ... 39 Tabel 17 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan jenis kelamin

pada semua subyek ... 40 Tabel 18 : Kategori nilai T-score religiusitas siswa program akselerasi

berdasarkan jenis kelamin pada semua subyek ... 41 Tabel 19 : Religiusitas siswa program akselerasi berdasarkan rata-rata pada


(13)

xiii DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, A. A. (1991). Psikologi agama kepribadian muslim pancasila. Bandung: Sinar Baru.

Ancok, D., & Suroso, F. N. (2004). Psikologi islam solusi islam atas problem-problem psikologi (Cetakan Kelima). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Ed. revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arfaria, F. S. (2010). Hubungan antara religiusitas dengan rasa aman pada remaja

(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi (Cetakan Kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baharuddin, & Mulyono. (2008). Psikologi agama dalam perspektif islam. Malang: UIN-Malang Press.

Chaplin, (2004). Kamus lengkap psikologi (Cetakan Kesembilan). Jakarta: Rajawali Pers.

Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi anak bermasalah. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Hawadi, R. A. (2004). Akselerasi A-Z informasi program percepatan belajar dan

anak berbakat intelektual. Jakarta: Grasindo.

Hawari, D. (2005). Al-Qur’an ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Yogyakarta: PT. dana Bhakti Prima Yasa.

Jalaluddin, (2009). Psikologi agama memahami perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi (Ed. revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Kerlinger, F. N. (1990). Asas-asas penelitian behavioral (Ed. ketiga). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Laela, (2007). Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial pada siswa SMKN 2 Malang (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).


(14)

xiv Nisa, K. (2005). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap abortus pada remaja akhir (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Sugiyono, (2002). Metode penelitian bisnis (Cetakan Keempat). Bandung: Alvabeta. Thouless, R. H. (1995). Pengantar psikologi agama (Cetakan Kedua). Jakarta:

Rajawali Pers.

Team pustaka phoenix, (2007). Kamus besar bahasa Indonesia (Ed. baru). Jakarta: Team Pustaka Phoenix.

Winarsunu, T. (2004). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (Cetakan Kedua). Malang: UMM Press.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini sering kita dengar tentang religiusitas, tetapi apakah kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan religiusitas tersebut. Religiusitas adalah suatu kualitas seseorang dalam memahami, menghayati, mengamalkan aturan-aturan agama yang dianutnya dalam kehidupan, yang menunjukkan ketaatan orang tersebut pada agama, interaksinya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta yang disertai dengan adanya ketertarikan manusia terhadap agama yang dianutnnya dan mempunyai tanggung jawab serta kesiapan untuk melaksanakan ajaran agamanya.

Untuk mengukur religiusitas seseorang tidak hanya dilihat dari perilaku ritual (ibadah), tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan oleh agama. Menurut Strak dan Glock (dalam Ancok & Suroso, 2004:77), religiusitas seseorang meliputi lima dimensi yaitu: (1) Dimensi praktik agama / ritualistik (2) Dimensi keyakinan / ideologis (3) Dimensi pengetahuan (intelektual) (4) Dimensi penghayatan / eksperiensial (5) Dimensi pengalaman.

Orang yang religius tidak akan memisahkan kelima dimensi tersebut karena lima dimensi ini sangat berhubungan, tidak cukup orang dikatakan religius karena sering melakukan ritual keagamaannya atau sekedar yakin dengan agamanya, tetapi dengan didasari pengetahuan tentang agama penghayatan serta pengalaman yang mereka alami dan mereka yakin bahwa apa yang mereka lakukan adalah atas anjuran agama mereka dengan sendirinya akan melakukan ritual-ritual keagamaan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Religiusitas seorang individu tidak bisa hanya dilihat dari mereka rajin beribadah, membaca kitab suci atau bentuk ritual lainnya tetapi bagaimana individu tersebut bisa memaknai, mengnayati apa yang diajarkan dalam agamanya. Dalam agama Islam religiusitas individu bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ritual saja tetapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya, seperti yang dikemukakan Ancok


(16)

2

(2004:80-81) membuat rumusan tentang dimensi religiusitas dalam Islam, dimensi-dimensi tersebut adalah, dimensi-dimensi akidah Islam adalah Islam menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan seseorang yang muslim atau muslimah terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Terutama terhadap agama-agama yang bersifat fundamental dan dogmatik. Dimensi syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan seseorang muslim atau muslimah dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dimensi akhlak menunjuk pada seberapa tingkat seseorang muslim atau muslimah berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan sesama.

Menurut Jalaludin (2005: 263), menyatakan salah satu fungsi agama adalah fungsi kreatif. Penghayatan dari agama adalah religiusitas berpengaruh positif terhadap kreativitas, makin tinggi pula kreativitas seseorang.

Kecerdasan yang tinggi mungkin merupakan kelebihan yang dimiliki siswa akselerasi. Namun di sisi lain hal tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan, baik dari luar diri mereka maupun dari dalam diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan kesibukan anak akselerasi dalam akademik berbeda dengan anak biasa dan minat mereka pun lebih pada hal-hal yang bersifat formal daripada meluangkan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, padahal manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dengan orang lain sebagaimana dia harus dapat melakukan interaksi dengan orang lain.

Telah kita ketahui bahwa anak cerdas istimewa dan berbakat mempunyai beberapa ciri-ciri perkembangan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak pada umumnya. Marland (Akbar & hawadi dkk, 2001:5) menyatakan bahwa gifted dan talented adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi professional, memiliki kemampuan luar biasa, mampu berprestasi tinggi. Anak-anak gifted mampu menunjukkan prestasinya dalam berbagai bidang seperti inteligensia umum yang tinggi, salah satu akademik yang menonjol, kreatif, kemampuan memimpin, kemampuan dibidang seni, serta kemampuan psikomotorik yang lebih unggul dari anak-anak pada umumnya.


(17)

3

Karakteristik anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa salah satunya adalah bakat intelektual yang tinggi serta kemampuan verbal yang bagus dibanding anak pada umumnya. Sedangkan faktor yang mungkin ada dalam perkembangan sikap keagamaan menurut Thoules (1995: 34), salah satunya yaitu berbagai proses pemikiran verbal atau faktor intelektual. Kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata dan mempergunakannya sebagai alat untuk membedakan antara yang benar dan yang salah diharapkan dengan begitu dapat berpengaruh terhadap perkembangan keagamaan. Dengan kemampuan berfikir dan kemampuan verbal yang mengagumkan siswa cerdas istimewa dan cerdas berbakat dapat dengan baik menggunakan kecerdasannya untuk membedakan mana yang baik dan buruk yang tidak boleh dilakukan dan dilakukan yang salah dan benar sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

Dengan berbagai karakteristik yang dimiliki anak berbakat tersebut menjadikan mereka istimewa dibanding anak-anak pada umumnya, sehingga dengan intelegensi yang tinggi serta pengetahuan yang luas dibanding anak-anak seusianya mereka dapat memahami ajaran-ajaran atau pengetahuan-pengetahuan dengan lebih baik dengan begitu menjadikan nilai-nilai agama sebenarnya dapat difungsikan dengan lebih baik. Karakteristik anak gifted sangat membantu mereka dalam perkembangan jiwa keagamaan pada mereka, dengan nilai-nilai agama dapat mengajarkan pada mereka nilai-nilai kehidupan, norma-norma hidup dan bagaimana sikap mereka kepada orang lain. Dengan nilai yang baik maka akan menjadikan anak gifted menjadi orang yang lebih baik, hidup lebih baik dan memperlakukan orang lebih baik.

Dalam mengatasi anak yang mempunyai suatu bakat intelektual yang tinggi, pihak sekolah menyediakan tempat atau kelas tersendiri bagi anak tersebut. Maka sekolah-sekolah mengadakan program akselerasi, akselerasi ini membawa siswa pada tantangan yang berkesinambungang yang akan menyiapkan mereka menghadapi dunia pendidikan selanjutnya.

Penelitian Laila (2007) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Prososial pada siswa SMKN 2 Malang”. hasilnya


(18)

4

menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara religiusitas dengan perilaku prososial, semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku prososial siswa. Disini dapat disimpulkan bahwa religiusitas sangat berperan penting dalam perilaku mereka, sehingga mereka akan cenderung berperilaku positif.

Penelitian Nisa (2005) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan

Religiusitas dengan Sikap terhadap Abortus pada Remaja Akhir”. Menunjukkan

bahwa ada korelasi negatif yang sangat signifikan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap abortus pada remaja akhir, semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah sikap abortus pada remaja akhir. Disini dapat disimpulkan religiusitas adalah benteng dari hal-hal yang negatif, dimana remaja yang memiliki religiusitas tinggi tidak akan melakukan perilaku abortus.

Arfaria (2010) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan Antara

Religiusitas Dengan Rasa Aman Pada Remaja”. Hasilnya menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan rasa aman pada siswa-siswi SMU Negeri 1 Jogonalan Klaten. Artinya tingkat religiusitas siswa-siwi SMU Negeri 1 Jogonalan Klaten Tinggi. Disini dapat disimpulkan rasa aman yang didapat oleh remaja dikarenakan mereka memiliki religiusitas tinggi dimana mereka menggunakan agama sebagai pelindung dari rasa cemas, takut, khawatir dan sebagainya.

Dari berbagai penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa religiusitas seseorang sangat berperan penting karena dengan religiusitas yang baik maka akan berdampak baik pula pada perilaku dan emosi mereka, sedangkan jika sebaliknya jika religiusitas seseorang itu kurang baik maka perilaku dan emosi mereka juga tidak baik.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa akselerasi merupakan siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang merupakan aset bangsa sehingga perlu bagi mereka untuk diperhatikan perkembangannya namun selama ini perkembangannya lebih ditekankan pada segi kognitif saja sedangkan religiusitas mereka masih belum sepenuhnya dikembangkan. Siswa program akselerasi perlu mengembangkan religiusitasnya, karena dengan memiliki religiusitas


(19)

5

yang tinggi siswa program akselerasi akan dapat memberikan makna pada kehidupannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang banyak yang ada disekitarnya.

Penelitian ini diarahkan kepada siswa SMA Negeri 8 Malang yang di dalamnya terdapat kelas program akselerasi. Karena seperti yang sudah dijelaskan diatas siswa akselerasi mempunyai kemampuan diatas rata-rata, mereka mampu menyelesaikan tugas akademiknya dengan baik, dan melakukan segala sesuatu secara terorganisir, sehingga diharapkan siswa akselerasi memiliki religiusitas yang baik pula, dalam ritual keagamaan maupun perwujudan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Disini siswa akselerasi yang ingin diteliti oleh peneliti adalah termasuk dalam kelompok remaja dimana remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri, untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan tersebut maka keyakinan dan penghayatan akan ajaran agama yang sering disebut religiusitas adalah hal penting bagi mereka sebagai pedoman hidup, khususnya bagi remaja. Dari penjelasan terebut di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti lebih jauh mengenai “Gambaran Religiusitas Siswa Program Akselerasi

(siswa cerdas istimewa dan bakat istimewa)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran religiusitas siswa program akselerasi.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk mengetahui gambaran religiusitas siswa program akselerasi.


(20)

6

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran, wacana dan informasi bagi disiplin ilmu Psikologi.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah atau pengajar dalam penyusunan kurikulum, agar tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif.

b. Bagi siswa akselerasi, hasil penelitian ini diharapkan siswa akselerasi memiliki religiusitas baik dalam ritual keagamaan maupun perwujudan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.


(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Saat ini sering kita dengar tentang religiusitas, tetapi apakah kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan religiusitas tersebut. Religiusitas adalah suatu kualitas seseorang dalam memahami, menghayati, mengamalkan aturan-aturan agama yang dianutnya dalam kehidupan, yang menunjukkan ketaatan orang tersebut pada agama, interaksinya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta yang disertai dengan adanya ketertarikan manusia terhadap agama yang dianutnnya dan mempunyai tanggung jawab serta kesiapan untuk melaksanakan ajaran agamanya.

Untuk mengukur religiusitas seseorang tidak hanya dilihat dari perilaku ritual (ibadah), tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang dianjurkan oleh agama. Menurut Strak dan Glock (dalam Ancok & Suroso, 2004:77), religiusitas seseorang meliputi lima dimensi yaitu: (1) Dimensi praktik agama / ritualistik (2) Dimensi keyakinan / ideologis (3) Dimensi pengetahuan (intelektual) (4) Dimensi penghayatan / eksperiensial (5) Dimensi pengalaman.

Orang yang religius tidak akan memisahkan kelima dimensi tersebut karena lima dimensi ini sangat berhubungan, tidak cukup orang dikatakan religius karena sering melakukan ritual keagamaannya atau sekedar yakin dengan agamanya, tetapi dengan didasari pengetahuan tentang agama penghayatan serta pengalaman yang mereka alami dan mereka yakin bahwa apa yang mereka lakukan adalah atas anjuran agama mereka dengan sendirinya akan melakukan ritual-ritual keagamaan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Religiusitas seorang individu tidak bisa hanya dilihat dari mereka rajin beribadah, membaca kitab suci atau bentuk ritual lainnya tetapi bagaimana individu tersebut bisa memaknai, mengnayati apa yang diajarkan dalam agamanya. Dalam agama Islam religiusitas individu bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ritual saja tetapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya, seperti yang dikemukakan Ancok


(2)

(2004:80-81) membuat rumusan tentang dimensi religiusitas dalam Islam, dimensi-dimensi tersebut adalah, dimensi-dimensi akidah Islam adalah Islam menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan seseorang yang muslim atau muslimah terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Terutama terhadap agama-agama yang bersifat fundamental dan dogmatik. Dimensi syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan seseorang muslim atau muslimah dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dimensi akhlak menunjuk pada seberapa tingkat seseorang muslim atau muslimah berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan sesama.

Menurut Jalaludin (2005: 263), menyatakan salah satu fungsi agama adalah fungsi kreatif. Penghayatan dari agama adalah religiusitas berpengaruh positif terhadap kreativitas, makin tinggi pula kreativitas seseorang.

Kecerdasan yang tinggi mungkin merupakan kelebihan yang dimiliki siswa akselerasi. Namun di sisi lain hal tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan, baik dari luar diri mereka maupun dari dalam diri mereka sendiri. Hal ini dikarenakan kesibukan anak akselerasi dalam akademik berbeda dengan anak biasa dan minat mereka pun lebih pada hal-hal yang bersifat formal daripada meluangkan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, padahal manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dengan orang lain sebagaimana dia harus dapat melakukan interaksi dengan orang lain.

Telah kita ketahui bahwa anak cerdas istimewa dan berbakat mempunyai beberapa ciri-ciri perkembangan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak pada umumnya. Marland (Akbar & hawadi dkk, 2001:5) menyatakan bahwa gifted dan talented adalah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi professional, memiliki kemampuan luar biasa, mampu berprestasi tinggi. Anak-anak gifted mampu menunjukkan prestasinya dalam berbagai bidang seperti inteligensia umum yang tinggi, salah satu akademik yang menonjol, kreatif, kemampuan memimpin, kemampuan dibidang seni, serta kemampuan psikomotorik yang lebih unggul dari anak-anak pada umumnya.


(3)

Karakteristik anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa salah satunya adalah bakat intelektual yang tinggi serta kemampuan verbal yang bagus dibanding anak pada umumnya. Sedangkan faktor yang mungkin ada dalam perkembangan sikap keagamaan menurut Thoules (1995: 34), salah satunya yaitu berbagai proses pemikiran verbal atau faktor intelektual. Kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata dan mempergunakannya sebagai alat untuk membedakan antara yang benar dan yang salah diharapkan dengan begitu dapat berpengaruh terhadap perkembangan keagamaan. Dengan kemampuan berfikir dan kemampuan verbal yang mengagumkan siswa cerdas istimewa dan cerdas berbakat dapat dengan baik menggunakan kecerdasannya untuk membedakan mana yang baik dan buruk yang tidak boleh dilakukan dan dilakukan yang salah dan benar sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

Dengan berbagai karakteristik yang dimiliki anak berbakat tersebut menjadikan mereka istimewa dibanding anak-anak pada umumnya, sehingga dengan intelegensi yang tinggi serta pengetahuan yang luas dibanding anak-anak seusianya mereka dapat memahami ajaran-ajaran atau pengetahuan-pengetahuan dengan lebih baik dengan begitu menjadikan nilai-nilai agama sebenarnya dapat difungsikan dengan lebih baik. Karakteristik anak gifted sangat membantu mereka dalam perkembangan jiwa keagamaan pada mereka, dengan nilai-nilai agama dapat mengajarkan pada mereka nilai-nilai kehidupan, norma-norma hidup dan bagaimana sikap mereka kepada orang lain. Dengan nilai yang baik maka akan menjadikan anak gifted menjadi orang yang lebih baik, hidup lebih baik dan memperlakukan orang lebih baik.

Dalam mengatasi anak yang mempunyai suatu bakat intelektual yang tinggi, pihak sekolah menyediakan tempat atau kelas tersendiri bagi anak tersebut. Maka sekolah-sekolah mengadakan program akselerasi, akselerasi ini membawa siswa pada tantangan yang berkesinambungang yang akan menyiapkan mereka menghadapi dunia pendidikan selanjutnya.

Penelitian Laila (2007) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Prososial pada siswa SMKN 2 Malang”. hasilnya


(4)

menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara religiusitas dengan perilaku prososial, semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku prososial siswa. Disini dapat disimpulkan bahwa religiusitas sangat berperan penting dalam perilaku mereka, sehingga mereka akan cenderung berperilaku positif.

Penelitian Nisa (2005) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan Religiusitas dengan Sikap terhadap Abortus pada Remaja Akhir”. Menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang sangat signifikan antara tingkat religiusitas dengan sikap terhadap abortus pada remaja akhir, semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah sikap abortus pada remaja akhir. Disini dapat disimpulkan religiusitas adalah benteng dari hal-hal yang negatif, dimana remaja yang memiliki religiusitas tinggi tidak akan melakukan perilaku abortus.

Arfaria (2010) melakukan penelitian mengenai ”Hubungan Antara Religiusitas Dengan Rasa Aman Pada Remaja”. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan rasa aman pada siswa-siswi SMU Negeri 1 Jogonalan Klaten. Artinya tingkat religiusitas siswa-siwi SMU Negeri 1 Jogonalan Klaten Tinggi. Disini dapat disimpulkan rasa aman yang didapat oleh remaja dikarenakan mereka memiliki religiusitas tinggi dimana mereka menggunakan agama sebagai pelindung dari rasa cemas, takut, khawatir dan sebagainya.

Dari berbagai penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa religiusitas seseorang sangat berperan penting karena dengan religiusitas yang baik maka akan berdampak baik pula pada perilaku dan emosi mereka, sedangkan jika sebaliknya jika religiusitas seseorang itu kurang baik maka perilaku dan emosi mereka juga tidak baik.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa akselerasi merupakan siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang merupakan aset bangsa sehingga perlu bagi mereka untuk diperhatikan perkembangannya namun selama ini perkembangannya lebih ditekankan pada segi kognitif saja sedangkan religiusitas mereka masih belum sepenuhnya dikembangkan. Siswa program akselerasi perlu mengembangkan religiusitasnya, karena dengan memiliki religiusitas


(5)

yang tinggi siswa program akselerasi akan dapat memberikan makna pada kehidupannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang banyak yang ada disekitarnya.

Penelitian ini diarahkan kepada siswa SMA Negeri 8 Malang yang di dalamnya terdapat kelas program akselerasi. Karena seperti yang sudah dijelaskan diatas siswa akselerasi mempunyai kemampuan diatas rata-rata, mereka mampu menyelesaikan tugas akademiknya dengan baik, dan melakukan segala sesuatu secara terorganisir, sehingga diharapkan siswa akselerasi memiliki religiusitas yang baik pula, dalam ritual keagamaan maupun perwujudan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Disini siswa akselerasi yang ingin diteliti oleh peneliti adalah termasuk dalam kelompok remaja dimana remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri, untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan tersebut maka keyakinan dan penghayatan akan ajaran agama yang sering disebut religiusitas adalah hal penting bagi mereka sebagai pedoman hidup, khususnya bagi remaja. Dari penjelasan terebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “Gambaran Religiusitas Siswa Program Akselerasi (siswa cerdas istimewa dan bakat istimewa)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran religiusitas siswa program akselerasi.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk mengetahui gambaran religiusitas siswa program akselerasi.


(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran, wacana dan informasi bagi disiplin ilmu Psikologi.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah atau pengajar dalam penyusunan kurikulum, agar tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif.

b. Bagi siswa akselerasi, hasil penelitian ini diharapkan siswa akselerasi memiliki religiusitas baik dalam ritual keagamaan maupun perwujudan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.