MANAJEMEN DAN PROGRAM DAN AKSELERASI

MANAJEMEN PROGRAM AKSELERASI
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu
Isu-isu Kontemporer Manajemen Pendidikan Islam
Dosen
Dr. Azam Syukur Rahmatullah, S.H.I., M.S.I., M.A

Oleh
Nama

: Hanifah Ganda Utami

Kelas

: IA/08

NIM

: 14036


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA
(IAINU) KEBUMEN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pendidikan secara reguler yang dilaksanakan selama ini
masih bersifat massal, yaitu berorientasi pada kuantitas untuk dapat melayani
sebanyak-banyaknya jumlah peserta didik. Kelemahan yang tampak adalah tidak
terakomodasinya kebutuhan individual peserta didik. Peserta didik yang mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa tidak terlayani secara baik sehingga potensi
yang dimilikinya tidak dapat tersalur dan berkembang secara optimal. Salah satu
bentuk pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai intelektual tinggi
adalah melalui program akselerasi (percepatan belajar) adalah program layanan
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang mempunyai potensi
kecerdasan dan bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih
cepat dari peserta didik yang lain (program regular).
Terkait dengan hal di atas, sebuah proses pendidikan tidak akan terlepas dari

manajemen, karena berhasil tidaknya proses pendidikan ditentukan oleh bagaimana
sebuah lembaga mengatur dan merencanakan kurikulum agar tujuan yang telah
ditargetkan dapat tercapai dengan tepat dan efisien. Dalam mewujudkannya,
dibutuhkan manajemen (pengelolaan) pendidikan yang efektif dan efisien.
Sebagai salah satu usaha perbaikan pembelajaran di Indonesia yang
bertujuan meningkatkan mutu pendidikan, maka diadakan program percepatan
(akselerasi). Program ini merupakan pemberian layanan pendidikan sesuai potensi
peserta didik yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan belajar yang tinggi. Hal
ini sesuai Undang-Undang No. 20 pasal 5 ayat 4 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa “Warga negara yang mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”, dan
Permendiknas No. 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang
mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa.
Manajemen program kelas akselerasi sangat diperlukan agar tujuan program
kelas akselerasi dapat tercapai dengan maksimal. Mengelola program kelas
akselerasi artinya mengatur agar seluruh yang terkait dengan program kelas

akselerasi itu berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya program
sekolah dalam hal ini adalah kelas akselerasi.
Implementasi program akselerasi pendidikan sebagai bentuk perwujudan

untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai
kecerdasan luar biasa dan bakat istimewa dengan menyelesaikan program belajar
lebih awal dari waktu yang ditetapkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 2
tahun.
Program percepatan belajar (akselerasi) dimaksudkan sebagai salah satu
upaya pendidikan tersistem dalam rangka mengapresiasi karunia Allah SWT kepada
manusia berupa bakat, talenta, keunggulan intelektual, dan berbagai keistimewaan
lainnya. Program ini telah dilaksanakan oleh beberapa sekolah di Indonesia sejak
tahun ajaran 2001/2002 atau satu tahun mendahului Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional untuk mengetahui keefektifan
fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan oleh sekolah sebagai penyelenggara
program akselerasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akselerasi
Akselerasi berasal dari bahasa Inggris “acceleration” yang berarti proses
mempercepat; peningkatan kecepatan; percepatan; laju perubahan kecepatan.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, percepatan adalah “cara penanganan anak
supernormal


dengan

memperbolehkan

naik

kelas

secara

meloncat

atau

menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat.”
Direktorat Jendral Luar Biasa menyebutkan bahwa “Jenis akselerasi yang
digunakan di Indonesia adalah telescoping, yaitu mempersingkat waktu belajar
dengan memberikan materi yang esensial saja kepada peserta didik cerdas istimewa
dan berbakat istimewa (CI dan BI)”.

Program akselerasi merupakan program/kelas unggulan. Proses penerimaan
dengan melihat potensi peserta didik dilaksanakan secara multidimensional.
Rekrutmen dilaksanakan dengan mengembangkan konsep keberbakatan. Konsep itu
menyebutkan bahwa anak berbakat mempunyai IQ minimal 125 menurut skala
Wechsler, selain itu harus mempunyai task commitment dan creativity quotion di
atas rata-rata.
Jadi, pengertian akselerasi adalah program pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik cerdas istimewa untuk naik ke tingkat kelas
berikutnya lebih cepat. Program akselerasi adalah program layanan belajar yang
ditujukan bagi mereka yang mempunyai kemampuan tinggi (IQ di atas 125) supaya
dapat menyelesaikan studinya lebih cepat dari anak usia rata-rata. Hal ini tentu saja
tidak dapat dipenuhi bagi semua peserta didik yang tingkat intelegensinya normal.
Bagi yang mereka yang mampu merupakan suatu kesempatan untuk mempercepat
studinya di sekolah tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu studinya.
Program akselerasi merupakan wujud kepedulian pemerintah dan sekolah
terhadap potensi peserta didik di atas rata-rata, sehingga peserta didik dapat
menempuh pendidikan lebih cepat dari waktu yang semestinya. Akselerasi
dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik yang mempunyai
kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan pelajarannya lebih cepat dari


masa belajar yang ditentukan. Melalui akselerasi belajar, peserta didik dapat
mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik
yang lain.
B. Landasan Hukum Program Akselerasi
Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa di Indonesia menggunakan landasan hukum,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam GBHN tahun 1983 “… Demikian pula perhatian khusus perlu
diberikan kepada anak -anak yang berbakat istimewa agar mereka dapat
mengembangkan kemampuannya secara maksimal”.
2. Pada tahun 1988 “Anak didik berbakat istimewa perlu mendapat perhatian
khusus agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan
tingkat pertumbuhan pribadinya”.
3. Undang–Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas Pasal 8 ayat (2)
menegaskan bahwa “Warga negara yang mempunyai kemampuan dan
kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.”
4. PP No. 72 tahun 1991 tentang pendidikan luar biasa.
5. UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 52, “Anak yang
mempunyai keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus”.

6. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
a. Pasal 5 ayat 4, “Warga Negara yang mempunyai potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.”
b. Pasal 32 ayat 1, “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang mempunyai tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, mental, sosial dan mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.”
7. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang mengatur tentang
beban belajar yang menggariskan bahwa “Program percepatan belajar dapat
diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.

8. Permendiknas No. 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik
yang mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa.
Dari penjelasan di atas tentang landasan-landasan hukum program
akselerasi, maka pemerintah harus memberikan pendidikan khusus bagi peserta
didik yang mempunyai potensi dan kecerdasan istimewa, supaya potensi yang ada
pada peserta didik dapat berkembang secara optimal dan pada gilirannya
memberikan kesempatan kepada peserta didik dapat tumbuh menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

dan mandiri.
C. Tujuan Program Akselerasi
1. Tujuan umum
a. Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang mempunyai
karakteristik khusus dari aspek kognitif dan efektifnya.
b. Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pendidikan dirinya.
c. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
d. Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan.
2. Tujuan khusus
a. Menghargai peserta didik yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan
luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat.
b. Memacu kualitas peserta didik dalam meningkatkan kecerdasan spiritual,
intelektual dan emosional secara berimbang.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta
didik.
D. Prinsip-prinsip Program Akselerasi
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari penggunaan program akselerasi
sangat penting untuk memahami prinsip-prinsip yang melandasinya, antara lain:
1. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh, belajar tidak hanya

menggunakan otak (sadar, rasional, memakai otak kiri dan verbal), tetapi

juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan
sarafnya.
2. Belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi, pengetahuan bukanlah
sesuatu yang diserap oleh peserta didik, melainkan sesuatu yang diciptakan
dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan, belajar
bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear,
melainkan menyerap banyak hal sekaligus.
4. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan
balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks, misalnya belajar
berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan bernyanyi.
5. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan
kualitas dan juga kuantitatif belajar seseorang. Perasaan positif dapat
mempercepat pembelajaran.
E. Penyelenggaraan Program Akselerasi
Dalam

menyelenggarakan


program

akselerasi,

sekolah/madrasah

penyelenggara harus dapat mengoptimalkan dan mengimplementasikan manajemen
pendidikan yang meliputi manajemen kurikulum, peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, serta humas. Program akselerasi
belajar dapat diselenggarakan di mana peserta didik yang mempunyai potensi
kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama-sama dengan peserta didik lainnya
di kelas reguler (model terpadu/inklusif). Bentuk penyelenggaraan pada kelas
reguler dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:
1. Kelas reguler dengan kelompok (cluster)
Peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa
belajar bersama peserta didik lain (normal) di kelas reguler dengan
kelompok khusus.
2. Kelas reguler dengan pull out
Peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa

belajar bersama peserta didik lain (normal) di kelas reguler, namun dalam

waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang khusus untuk belajar
mandiri, belajar kelompok, dan belajar dengan guru pembimbing khusus.
Secara umum program akselerasi pendidikan yang ada di Indonesia
berbentuk:
(1) Program/layanan khusus, merupakan pelayanan khusus yang diberikan
pada anak-anak cerdas/berbakat istimewa.
(2) Kelas Khusus, merupakan suatu kelas yang khusus untuk menampung
anak-anak cerdas/berbakat istimewa.
(3) Sekolah

Khusus,

merupakan

sekolah

yang

memang

diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai bakat
istimewa dalam bidang akademik.
F. Program Akselerasi dalam Perspektif Islam
Dikatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan berbagai
macam perbedaan. Dalam hal kecerdasan, Allah SWT memberikan beberapa
kelebihan bagi sebagian orang. Dalam hal ini adalah mereka yang mempunyai
kecerdasan istimewa atau bakat istimewa. Untuk mengembangkan potensinya maka
diperlukan pendidikan yang bermutu agar bisa bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan QS. Az-Zukhruf ayat 32:

Artinya:

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian
yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 32)

G. Kurikulum Program Akselerasi
Kurikulum pada pendidikan khusus tidak terlepas dari kurikulum dasar yang
diberikan untuk anak normal lainnya. Perbedaan hanya pada penekanan dan
penambahan sesuatu bidang sesuai dengan kebutuhan anak supernormal. Isi dan
pelaksanaan kurikulum harus dapat menunjang sistem pendidikan khusus yaitu
dapat mempercepat, memperkaya, dan mengelompokkan. Isi kurikulum harus
berorientasi inovatif serta ditujukan untuk dapat mencapai sesuatu yang berguna.
Agar peserta didik yang mempunyai prestasi sesuai dengan potensi dan
tingkat kecerdasannya, maka dibutuhkan pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi,
yaitu pemberian pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kecerdasan

peserta

didik

serta

dengan

menggunakan

kurikulum

yang

berdiversifikasi, yaitu kurikulum standar yang diimprovisasi alokasi waktunya
sesuai dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar peserta didik. Pelayanan
pendidikan

yang

berdiversifikasi

berdiferensiasi

dapat

dengan

diimplementasikan

menggunakan
melalui

kurikulum

penyelenggaraan

yang
sistem

percepatan kelas (akselerasi).
Kurikulum harus mengandung pembinaan kreativitas yang menanamkan
sikap hidup penuh pengabdian, jiwa sosial serta bertanggung jawab untuk kemajuan
masyarakat, bangsa dan negaranya. Kurikulum pada program akselerasi sebagai
berikut:
-

Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan
kurikulum standar yang digunakan untuk program regular. Perbedaannya
terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi
waktu yang lebih singkat (SD 5 tahun, SMP & SMA masing-masing 2 tahun).

-

Kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum Nasional
(KTSP 2006) dan muatan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada
materi yang esensi dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat
memacu dan mewadahi integrasi pengembangan spiritual, logika, etika, dan
estetika serta mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik,
linier, dan konvergen utuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan.

-

Kurikulum akselerasi ini dikembangkan secara diferensiatif, kurikulum yang
digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat
istimewa dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam arti
kedalaman, keluasan, percepatan, maupun dalam jenisnya.
H. Manajemen Pendidikan Program akselerasi
1. Perencanaan kurikulum akselerasi
Sehubungan dengan perencanaan kurikulum maka perlu diperhatikan
adanya program-program antara lain:
a. Diusahakan pemisahan-pemisahan sehingga diharapkan mereka yang
setingkat kecerdasan dalam intelegensinya.
b. Diperlukan adanya pendidikan khusus yang menampung kelompok anak
supernormal.
c. Menyediakan berbagai bidang kesempatan-kesempatan mempelajari dan
mengadakan penelitian-penelitian serta percobaan-percobaan.
d. Usaha-usaha evaluasi hasil-hasil yang telah dapat dikerjakan oleh para
peserta didik di luar sekolah.
e. Diusahakan mata pelajaran yang seintensif mungkin.
Untuk melayani pendidikan anak supernormal maka perencanaan
kurikulum harus mengalami perubahan-perubahan antara lain:
a. Memperkaya kurikulum dengan menambah mata pelajaran.
b. Memberi kesempatan memperkembangkan sosial emosi kebudayaan.
c. Dengan mengadakan sekolah khusus, kelas khusus, dan fasilitas-fasilitas
khusus.
d. Memberi kesempatan seluas-luasnya untuk perkembangan bakatnya.
2. Pengorganisasian manajemen program akselerasi
Sehubungan

dengan

pengorganisasian

kurikulum

maka

diperhatikan adanya program-program yang dilakukan melalui:
a. pembentukan tim pengelola
b. perekrutan guru kelas akselerasi
c. penyelenggaraan pelatihan guru kelas akselerasi, dan
d. penyusunan draf kurikulum dan pengorganisasian kelas akselerasi.

perlu

3. Pelaksanaan manajemen program akselerasi
Pelaksanaan melalui kurikulum berdiferensiasi yang diterapkan oleh
kepala sekolah, guru, konselor, dan praktisi pendidikan lainnya berdasarkan
fungsi-fungsi manajemen. Pelaksanaan kurikulum harus dapat menunjang sistem
pendidikan khusus yaitu dapat mempercepat (accelerate), memperkaya
(enrichment) dan mengelompokkan (segregation). Secara terperinci di bawah ini
akan diuraikan bagaimana teknik pelaksanaan dari macam-macam sistem
tersebut.
a. Acceleration (mempercepat)
Dalam percepatan dapat diperlakukan dengan berbagai cara misalnya:
1) Masuk sekolah sebelum waktunya jadi sebelum umur 7 tahun.
2) Naik kelas sebelum waktunya, misalnya baru pertengahan semester
anak dinaikkan kelas ke kelas berikutnya.
3) Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang
sangat mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga
dalam mempelajari buku secara meloncat-loncat.
4) Pelaksanaan percepatan dapat berjalan praktis apabila sekolah itu
mempergunakan sistem maju berkelanjutan (continuous progress)
dan sistem kredit.
b. Segregation (pengelompokkan)
Segregation berarti pengelompokan atau pengasingan, jadi anak yang
sejenis

(super)

disendirikan

menjadi

sekelompok

gerombolan

khusus.

Penggolongkan bentuk segregation menjadi 4 macam kelompok kecakapan
yaitu:
1) Homogeneous grouping (anak-anak yang homogen dikumpulkan)
2) Cluster grouping (seikat gerombolan, kelas spesial, kelas khusus).
3) Cross grouping of workshop type (tempat kerja, berselang seling)
4) Sub groping (sifat pekerjaan).
c. Enrichment (pengayaan)
Anak super lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, maka sisa
waktu yang luang itu sangat tepat apabila dimanfaatkan dengan jalan memberi
pelajaran atau tugas tambahan sebagai pengayaan.

Pelaksanaan program kelas akselerasi dilakukan melalui:
-

sosialisasi program kelas akselerasi

-

pendaftaran peserta didik masuk kelas akselerasi

-

seleksi tes psikologi, tes akademik, tes kesehatan, dan wawancara

-

pengumuman hasil seleksi, dan

-

pelaksanaan proses belajar mengajar program kelas akselerasi.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program
akselerasi adalah mempunyai kemampuan:
a. Kualifikasi perilaku kognitif: daya tangkap cepat, mudah dan cepat
memecahkan masalah, dan kritis
b. Kualifikasi perilaku kreatif: rasa ingin tahu, imaginatif, tertantang, dan
berani mengambil risiko
c. Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas: tekun, bertanggungjawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan berdaya juang
d. Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi: pemahaman terhadap diri sendiri,
pemahaman terhadap orang lain, pengendalian diri, kemandirian,
penyesuaian diri, harga diri, dan berbudi pekerti
e. Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual: pemahaman mengenai apa
yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi diri
sendiri dan orang lain.
4. Evaluasi program kelas akselerasi
Evaluasi program kelas akselerasi dilaksanakan oleh tim pengelola program
kelas akselerasi, guru-guru akselerasi ditambah para wakil kepala sekolah dan
kepala sekolah. Kepala sekolah hanya sebagai motivator dan penanggung jawab
yang menyediakan sarana dan prasarana. Bentuk dan waktu pelaksanaan evaluasi
dilakukan melalui rapat pada hari tertentu. Aspek yang dievaluasi meliputi:
SDM (guru dan karyawan), hasil PBM, sarana prasarana, keuangan, kepeserta
didikan, pengelolaan program, prestasi akademik, dan non akademik.
Dalam program akselerasi dilakukan penilaian yang terus-menerus dan
berkelanjutan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan dan keberhasilan
belajar peserta didik. Pada setiap tahap pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi
ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan

peserta didik. Pada setiap tahap atau unit pembelajaran yang didasarkan pada
kriteria keberhasilan tertentu (tingkat ketuntasan belajar), hasil evaluasi ini
digunakan sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang boleh melanjutkan ke
materi selanjutnya dan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan mendapatkan
perbaikan (remidi).
Secara garis besar hasil evaluasi dapat digunakan antara lain untuk
menentukan kenaikan kelas, pengembangan program dan penyempurnaan pelayanan
baik pelayanan kegiatan belajar-mengajar maupun pelayanan lainnya seperti
kegiatan di luar kelas yang bermanfaat untuk menyelaraskan dan mengembangkan
kematangan peserta didik.
Pada dasarnya evaluasi yang digunakan pada program akselerasi sama
dengan evaluasi pada program reguler, yaitu untuk mengukur ketercapaian (daya
serap) materi. Adapun sistem evaluasi yang ada di kelas percepatan meliputi:
a. Evaluasi formatif atau ulangan harian.
Evaluasi formatif ialah evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program atau materi
tertentu. Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian
sebanyak 3 kali. Bentuk soal yang dianjurkan adalah soal uraian.
b. Evaluasi sumatif atau ulangan umum
Evaluasi

sumatif

dilaksanakan

setelah

berakhirnya

pemberian

sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Ulangan umum
diberikan lebih cepat dibanding program reguler, sesuai dengan kalender
pendidikan program akselerasi. Soal ulangan dibuat sendiri oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan dengan menyusun kisi-kisi serta materi yang
penting.
c. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional akan diikuti peserta didik pada tahun kelima bersama
dengan program reguler. Laporan hasil belajar (rapor) program akselerasi
mempunyai format yang sama dengan program reguler, namun pembagian lebih
cepat sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi yang telah disusun
secara khusus.

I. Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi
Pada umumnya keunggulan yang paling nyata program akselerasi adalah
tersedianya kurikulum yang menantang bagi peserta didik cerdas dan berbakat
istimewa. Beberapa keuntungan bagi peserta didik yang mengikuti program
akselerasi, yaitu:
1. lebih memberikan tantangan daripada program reguler
2. memberi kesempatan untuk belajar lebih mendekati kesesuaian dengan
kemampuan sehingga mendorong motivasi belajar
3. terstimulasi oleh lingkungan sosial karena berada dalam satu kelas dengan
peserta didik lain yang kemampuan intelektualnya sebanding, sehingga
lebih memberikan tantangan dan tidak memungkinkan bermalas-malasan
dalam belajar
4. dapat lulus lebih cepat sehingga memungkinkan meraih gelar sarjana pada
usia yang relatif muda
Pada umumnya kelemahan-kelemahan yang ada dalam program akselerasi,
yaitu:
1. mengurangi kesempatan peserta didik untuk bersosialisasi dengan teman
sebayanya
2. menimbulkan problem sosial dan emosional
3. beban tugas belajar yang banyak dapat menjadi tekanan bagi kesehatan
mental
4. kesempatan untuk latihan kepemimpinan berkurang karena masalah fisik
dan kematangan sosialnya belum sematang peserta didik lainnya yang
lebih tua
5. melakukan akselerasi dalam perkembangan intelektual, tapi tidak dalam
aspek-aspek lainnya (emosional dan spiritual)
6. belajar tidak sekedar menguasai ilmu pengetahuan, tapi berpikir, mencari
dan menggali pengetahuan, mengerti, menilai, dan membandingkan.
J. Sekolah/Madrasah Berbasis Program Akselerasi
Sekolah yang telah menjalankan program akselerasi dalam manajemen
kurikulumnya, misalnya: SDN 07 Ciamis, SMPN 1 Tasikmalaya, SMPN 1

Pangandaran, SMPN 3 Cilacap, SMP Negeri 1 Malang dan SMP Negeri 3 Malang,
SMA Don Bosco Padang, SMAN 81 Jakarta, SMA YSKI Semarang, SMAN 1
Purwokerto, SMA Negeri 5 Malang, SMA Negeri 1 Medan dll.
Sedangkan madrasah yang telah menjalankan program akselerasi dalam
manajemen kurikulumnya, misalnya: SDI Al Azhar Serpong, MTs Assalam Solo,
MTs Sumber Bungur di Pamekasan, MTs Denanyar di Jombang, dan MTs
Pajarakan di Probolinggo, SMP al Azhar Serpong, MAN 1 Malang, MAN 3
Malang, SMA Plus Sutomo, SMA Plus Muhammadiyah, SMA Plus Al-Azhar
Medan dll.
K. Permasalahan pada Program Akselerasi
Berbagai macam permasalahan yang terjadi pada penyelenggaraan program
akselerasi misalnya:
-

Pemahaman teori manajemen dan teori akselerasi belum tersosialisasikan
secara optimal, baik di lingkungan birokrasi pendidikan, maupun kalangan
pemerintah kota/kabupaten, bahkan di kalangan persekolahan.

-

Permasalahan sosial karena kesibukan yang luar biasa akhirnya porsi
kehidupan sosial berkurang. Berbagai pengalaman sosial sebaya tidak
dialami oleh peserta didik kelas akselerasi, mengingat porsi pembelajaran
lebih banyak dibandingkan dengan peserta didik reguler.

-

Kelas akselerasi lebih terlihat eklusif dan membuat peserta didiknya merasa
lebih dibandingkan dengan peserta didik reguler sehingga membuat
“kelompok-kelompok” dalam sekolah. Ada pula kejadian peserta didik
akselerasi yang masuknya dipaksa oleh orang tua karena ambisi sehingga
proses belajar tidak bisa maksimal dan juga berdampak terhadap hasilnya.
Untuk mengatasi ini sekolah akselerasi membuat berbagai program seperti
ekstrakulikuler yaitu: Kemah Sosial, Karya Wisata, dan Lomba Antarkelas.

-

Hasil tes pengukuran kecerdasan emosional dan spiritual menunjukan
bahwa skor peserta didik akselerasi lebih rendah daripada regular.

-

Sistem Pendidikan Nasional memilih menggunakan istilah anak dengan
kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan “gifled and talented”
daripada anak berbakat. Kecerdasan berhubungan dengan perkembangan

intelektual, sedangkan kecerdasan luar biasa tidak hanya terbatas pada
kemampuan intelektual namun juga berupa kemampuan lainnya, yaitu
linguistik, musikal, spasial, logika matematika, kinestetik, interpersonal, dan
intrapersonal. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan peserta didik
akselerasi hanya dipandang dari aspek kognitif tanpa memandang aspek
lainnya seperti aspek afektif dan psikomotorik.
-

Pada tanggal 8 Oktober 2014 Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud,
Prof. Dr. Achmad Jazidie pada saat sosialisasi Kurikulum 2013 di Solo
mewacanakan pada tahun 2015 mendatang akan menghapus kelas akselerasi
untuk peserta didik kategori “cerdas istimewa” di jenjang SMA.
Pertimbangan penghapusan itu adalah peserta didik “cerdas istimewa” tidak
perlu ditempatkan dalam kelas eksklusif, karena dalam kurikulum 2013 ada
sistem satuan kredit semester (SKS) di jenjang SMA.
Menurutnya, dengan sistem SKS para peserta didik “cerdas istimewa” akan
bisa menyelesaikan studi lebih cepat dibanding peserta didik pada
umumnya. Penggabungan peserta didik “cerdas istimewa” di kelas reguler
diharapkan dapat berpengaruh kepada peserta didik yang lain. Mereka
dengan mengambil mata pelajaran lebih banyak dari yang lain akan bisa
lulus dalam dua tahun, namun mereka tidak dipisahkan secara eklusif.

-

Kemudian, moratorium K-13 berupa wacana penghapusan Kurikulum 2013
mulai bergulir dan menimbulkan perdebatan. Keputusan kembali ke KTSP
2006, justru menimbulkan kebingungan para guru, pendidik, pejabat terkait,
peserta didik dan orang tua. Ketidaksiapan pendidik dan peserta didik
hingga kendala distribusi materi ajar menjadi penyebab bergulirnya wacana
tersebut.K-13 sebenarnya baik, tetapi panjang dan melelahkan. Selain itu,
K-13 minim persiapan dan sosialisasi sehingga membuat kalangan pendidik
tidak siap dalam implementasi. Penilaian dengan metode saintifik tidak
cocok diterapkan dengan jumlah peserta didik yang besar. Karena itu jika
K-13 membatasi per kelas hanya 15 hingga 20 peserta didik, metode itu
dapat berjalan ideal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya program akselerasi mempunyai tujuan untuk mewadahi peserta
didik yang mempunyai kecerdasan dan bakat istimewa. Keberadaan program akselerasi
merupakan implementasi kebijakan dari pemerintah untuk mewadahi peserta didik agar
mereka tidak terabaikan sebagai potensi bangsa. Akan tetapi, dalam proses
penyelenggaraan di lapangan, masih membutuhkankan pembenahan, antara lain: dalam
hal pelaksanaan, sarana prasarana, tujuan dan sasaran. Program akselerasi hendaknya
dilaksanakan tidak hanya dalam perkembangan intelektual, tetapi juga dalam
perkembangan emosional dan spiritual.
Program akselerasi yang berjalan kurang sesuai dengan tujuan dan sasaran,
maka perlu adanya usaha dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk
melakukan perbaikan dalam menyelenggarakan program akselerasi melalui evaluasi
menyeluruh terhadap sekolah/madrasah penyelenggara program akselerasi.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, kepala sekolah dan ketua pengelola program kelas akselerasi
pendidikan supaya dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengelola kelas
akselerasi dengan seluruh warga sekolah agar terwujud pendidikan yang
unggul dan kompeten tanpa mengesampingkan peserta didik reguler.
2. Penawarkan konsep Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management/
TQM) sebagai alternatif model manajemen dengan menempatkan konsultan
pendidikan sebagai penolong bagi sekolah/madrasah.
3. Bagi sekolah/madrasah penyelenggara program akselerasi di masing-masing
kabupaten untuk membentuk perkumpulan atau wadah untuk bertukar
pendapat tentang implementasi program akselerasi pendidikan.
4. Meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan ruang bagi pengembangan
peserta didik cerdas dan berbakat istimewa.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. (2003).

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV.

Penerbit Diponegoro
Depdiknas. (2009). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik
Cerdas Istimewa (Program Akselerasi), Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
Lif Khoiru Ahmadi. (2011). Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Permendiknas No 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang
mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa
Reni Akbar dan Hawadi. (2004). Akselerasi: A-Z Informasi Program Percepatan
Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia
Sutratinah Tirtonegoro. (2001).

Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

Yogyakarta: Bumi Aksara
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dwi Haris MastunNisa’. “Implementasi Pembelajaran Kelas Akselerasi” dalam
http://banjirembun.blogspot.com/2012/08/implementasikelas-akselerasidalam.html.
M.

Asrori

Ardiansyah,

“Kurikulum

Program

Akselerasi”,

dalam

http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/kurikulum-programakselerasi.html
http://digilib.unimed.ac.id/efektivitas-manajemen-sma-penyelenggara-programakselerasi-di-kota-medan/13
Diakses 4 Desember 2014 pukul 11.04 WIB.