Gambar 14 Skema deposisi CBD
3.3.2 Karakterisasi Lapisan Tipis CdS
Agar ketebalan film yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan untuk membuat sel surya hybrid, maka perlu dilakukan optimasi dalam proses deposisi.
Optimasi yang harus dilakukan pada kondisi deposisi, meliputi konsentrasi larutan- larutan yang digunakan, temperatur deposisi dan waktu deposisi.
Sampel-sampel lapisan tipis CdS yang berhasil ditumbuhkan dengan metode CBD selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD dan spektroskopi UV-Vis.
Karakterisasi XRD dilakukan untuk memastikan CdS telah tumbuh pada substrat serta untuk mengetahui struktur kristal CdS. Pola-pola difraksi berupa puncak-puncak
karakteristik orientasi kristal CdS, digunakan untuk menentukan parameter kisi dan ukuran kristal. Uji Spektroskopi UV-VIS ditujukan untuk mengetahui sifat optik
lapisan CdS hingga dapat ditentukan nilai celah energinya. Selanjutnya diuji konduktansi dan resistansinya dengan menggunakan
Sedangkan, waktu deposisi ditujukan untuk mendapatkan ketebalan lapisan CdS yang diinginkan.
LCR Meter model HIOKI 3522- 50 HiTESTER.
Hotplate Stirrer Termometer
Substrat Stirrer
Larutan deposisi
Air
Sifat optik lapisan tipis CdS yang dibuat dengan metode CBD diukur pada temperatur ruang dengan menggunakan Spektrometer Ocean Optic 2000 dengan
range panjang gelombang 200 -1000 nm. Analisis gap energi dilakukan secara manual dengan menggunakan kurva absorbansi sehingga dapat diketahui panjang
gelombang terbesar yang diserap oleh bahan dengan menggunakan metode tepi absorbansi absorbance edge. Dari data panjang gelombang itu dapat diketahui
besarnya gap energi dengan menggunakan persamaan berikut: λ
c h
E
g
=
5 dengan E
g
adalah gap energi eV, h adalah konstanta Planck 6,63 x 10
-34
Js, c adalah kecepatan cahaya di udara 3 x 10
8
dan λ adalah panjang gelombang nm.
Dimana 1 eV = 1,6 x 10
-19
3.3.3 Pembuatan Lapisan Tipis P3HT-Kitosan
J.
Larutan pertama dibuat dengan mencampurkan kitosan dan PEG masing- masing 2 gram ke dalam gelas piala di atas hot plate dan diaduk dengan kecepatan
480 rpm tanpa pemanasan selama 30 menit. Larutan yang terbentuk berwarna putih. Larutan kedua dibuat dengan mencampurkan 3 mg P3HT ke dalam 10 ml kloroform
yang diaduk dengan kecepatan 400 rpm selama 10 menit. Larutan yang dihasilkan berwarna ungu. Setelah 10 menit, sebanyak 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke
dalam larutan pertama tanpa menghentikan pengadukan. Selanjutnya larutan kedua diuji spektrum serapannya dengan menggunakan Spektroskopi UV-Vis Ocean Optic
Spectrofotometer . Untuk aplikasi sel surya, daerah serapan lapisan P3HT harus
berada dalam rentang spektrum cahaya tampak. Selanjutnya lapisan tipis P3HT- kitosan diuji konduktansi dan resistansinya dengan menggunakan LCR Meter
model HIOKI 3522-50 HiTESTER.
3.3.4 Pembentukan Junction CdSP3HT-Kitosan