Hak Asasi Manusia itu Suci Karakteristik Hak-Hak Asasi Manusia

- 38 - Masyarakat Berwawasan Hak-Hak Asasi manusia

1. Hak Asasi Manusia itu Suci

Hak Asasi Manusia disadarinya sebagai hak yang fundamental dan dasariah dalam hidup manusia. HAM itu ada dan melekat pada diri atau martabat manusia, yang tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun. HAM itu merupakan anugerah dari Tuhan yang Maha Esa, bukannya hak yang diberikan oleh manusia biasa. Karena itu HAM itu dipandangnya suci, yang tidak dapat dipisahkan atau diceraikan dari dirinya manusia sendiri. Konsekuensinya HAM itu harus dilindungi, dihomati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun, sebagaimana dirumuskan dalam Konsiderans, b Undang-Undang tentang HAM. Dan dalam pasal 1 dari Undang-Undang yang sama dinyatakan bahwa HAM itu wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Betapa luhur dan sucinya HAM itu dalam hidup manusia, martabat dan harkatnya dilindungi dan tetap harus dihormati di mana saja dan dalam segala macam situasi apapun. Dengan demikian HAM itu merupakan hak yang dasariah yang tidak dapat dipisahlan dari diri manusia sebagai manusia. Konsekuensinya hak itu bersifat universal dan langgeng. Artinya bahwa hak-hak yang dasariah itu berlaku di di mana saja di seluruh jagad raya ini. Tiada tempat di seluruh alam semesta ini yang bebas dari HAM.Di mana manusia ada, di situlah HAM itu ada dan harus dihormati. Manusia tidak dapat lepas dari HAM di mana pun juga.

2. Karakteristik Hak-Hak Asasi Manusia

HAM itu mempunyai ciri khas atau karakteristiknya. Adapun karakteristik HAM adalah sebagai berikut: HAM itu universal, di mana saja tetap sama sifatnya; berlaku umum; mutlak tidak dapat ditawar-tawar; tak terpisahkan dari hidup manusia; langgeng, kekal-abadi; harus dipromosikan, dikembangkan, mendapat perlindungan, dan tidak boleh dilecehkan oleh siapapun. Hak-Hak Asasi Manusia itu sungguh-sunggu merupakan hak yang dasariah, fundamental dalam kehidupan manusia itu sendiri. - 39 - HAM itu bersifat universal, di mana saja tetap sama sifatnya berarti HAM itu berlaku di seluruh jagad raya, tanpa kekecualian. Tidak ada tempat atau negara mana pun yang kebal akan HAM, dan mengecualikan HAM. Dalam perjalanan waktu banyak didiskusikan bahwa HAM itu bersifat lokal atau pun nasional, dan bukannya universal. Namun di Indonesia, dari segi hukum, sifat HAM yang universal itu sudah final karena ditetapkan dalam Undang-Undang tentang HAM. Dari segi hukum memang sudah tidak perlu menjadi bahan perdebatan lagi, namun dari segi filosofis, HAM yang bersifat universal, regional, nasional dan lokal itu tetap banyak dibicarakan di Indonesia. Agumen yang dikemukakan biasanya menyatakan bahwa HAM itu secara nyata di dalam tempat yang pasti, jadi lokal dan terjadi dalam suatu negara, maka nasional, HAM yang universal itu bagaikan gagasan ide yang mengawang saja. Pandangan yang demikian ini, mau menghindar dari standar internasional, yang bila ada pelanggaran HAM, bahkan sampai jatuhnya banyak korban, negara lain ataupun kekuatan lain tidak boleh campur-tangan. HAM lalu dipandangnya sebagai urusan nasional saja, dan bukannya urusan universal. Selain itu HAM berlaku umum, yang berarti bahwa HAM itu berlaku bagi siapa saja, tanpa ada kekecualian. Siapapun di hadapan HAM tetaplah setara. Manusia setara satu sama lain, justru karena manusia itu bermartabat. Martabat manusia inilah inti hidup manusia dengan segala hak-hak asasinya. Karena adanya kesetaraan martabat atau harga diri inilah, maka HAM itu berlaku umum, tidak ada yang boleh diabaikan dari segi hukumnya. Siapa saja yang hidup di jagad raya ini haruslah respek atau hormat akan HAM ini. Nilai manusia justru terletak dalam respek pada sesama. Kalau manusia semakin memperhatikan dan respek pada HAM, maka akan tampaklah bahwa manusia itu semakin beradab, akan tetapi kalau manusia itu semakin mengabaikan atau bahkan semakin melawan dan meolanggar HAM, maka akan semakin biadablah manusia itu. Justru nilai kesetaraan ini mengajak bahwa manusia itu harus secara umum mendapat perhatian dari sesamanya, karena kita ini bernilai atau bermartabat. Oleh karena itu sangatlah wajar kalau HAM itu mutlak tidak dapat ditawar- tawar. Penanganan HAM sungguh sudah urgent dan tidak dapat diundur lagi. Pelanggaran HAM harus dikikis-habis, tak boleh ada pelanggaran lagi dan hidup manusia haruslah damai sejahtera. Pelanggaran HAM dalam bentuk tindak kekerasan meninggalkan luka-luka parah dan juga kematian yang sangat memprihatinklan. Masalah HAM itu sungguh mutlak, tak dapat ditawar-tawar lagi - 40 - untuk ditangani. HAM harus diimplementasikan dalam hidup yang kongkrit nyata dalam masyarakat. HAM bukan lagi hanya teori, atau konsep pemikiran yang mengawang saja, tetapi harus menjadi praksis nyata, real dan aplikatif. Dengan demikian masyarakat akan dapat merasakan bahwa HAM nya itu ada, tidak dilanggar oleh siapapun, tetapi semua orang akan saling menghargai dan menghormati HAM sesamanya. Respek akan HAM inilah yang mutlak sifatnya dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. HAM itu sungguh inherent atau melekat atau ada, karena kita ini manusia yang bermartabat. HAM itu tak terpisahkan dari hidup manusia. Berarti bahwa integritas diri manusia dan bagian integral dari tubuh fisik manusia itu sungguh- sungguh penting untuk dihormati. Sesama manusia menjadi nyata justru karena adanya tubuh atau badan yang nyata ini. Manusia harus saling menghormati satu sama lain, sebagai tuntutan moral hidup yang nyata. Tindak kekerasan yang mengakibatkan luka, cacat seumur hidup, cacat fisik, cacat mental atau bahkan kehilangan hidupnya merupakan tindakan yang melanggar HAM. Manusia tidaklah boleh jadi korban tindak kekerasan atau kebrutalan dari sesamanya. Tindakan jahat yang mengakibatkan jatuhnya korban sesama manusia sungguh tindakan yang melecehkan hidup manusia. Manusia tidak dihargai lagi sesabagi yang bermartabat, tetapi hanya dijadikan obyek semata. Dengan demikian arti hidup manusia, tidaklah dihargai lagi, bagaikan manusia itu dipisahkan dari hidupnya. Padahal HAM itu langgeng atau kekal-abadi sifatnya. HAM itu abadi, sejauh manusia itu hidup. Tidak boleh ada impunitas pada semua pelanggar tyerhadap HAM. Justru karena hidup itulah, HAM itu mendapatkan maknanya. Hidup manusia beserta hak-haknya itu langgeng sifatnya, tak boleh diganggu-gugat ataupun direndahkan. HAM harus dipromosikan, dikembangkan, mendapat perlindungan, dan tidak boleh dilecehkan oleh siapapun juga. HAM dengan demikian perlu mendapat perlindungan hukum yang jelas dan pasti. Bila HAM tidak dihargai, masyarakat akan semakin tidak beradab lagi. Penilaian terhadap masyarakat dan orang-orangnya yang kongkrit nyata, justru dapat diukur kualitas perhatiannya terhadap HAM dengan para meter respek tidaknya akan sesama manusia itu. Justru respek terhadap sesamanya itu menjadi penting dalam penenganan masalah HAM. - 41 -

3. Konsientisasi akan Hak-Hak AsasiManusia