serba praktis tentu akan menggunakan bahan yang tersedia cepat dan banyak ditemukan, sehingga pengetahuan mengenai bahan-bahan alami yang biasa digunakan untuk keperluan
sehari-hari semakin terlupakan. Pengamatan dilakukan di tiga lokasi yang berbeda, namun masih dalam lingkup sekitar
Jakarta, yakni Depok, Jakarta Timur dan Bekasi. Pemilihan lokasi didasarkan pada lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal penulis. Pengamatan dan pendekatan dilakukan
kepada ibu-ibu rumah tangga, teman dan pengamatan langsung ke beberapa lokasi yang diperkirakan menggunakan bahan-bahan tradisional untuk konservasi benda. Dari beberapa
kali pengamatan dan bertanya kepada beberapa orang, maka didapatkanlah beberapa informasi mengenai konservasi dengan bahan-bahan tradisional.
II. Beberapa Informasi mengenai Bahan Tradisional di Masyarakat
Pengetahuan mengenai Jeruk Nipis sebagai bahan tradisional untuk barang yang berbahan logam sudah hampir semua masyarakat mengetahuinya. Jeruk Nipis sudah dari dahulu
digunakan untuk menghilangkan bekas minyak serta bau amis dari alat memasak oleh para ibu-ibu. Sementara itu, di ketiga wilayah survey masih ada pelaku rumah tangga yang
menggunakan abu gosok beserta serabut kelapa kering untuk menghilangkan sisa atau bekas pembakaran yang terjadi di wajan atau alat masak lainnya. Abu gosok serta serabut
kelapa dengan mudah menghilangkan yang berwarna hitam bagian bawah alat masak akibat proses masak-memasak. Selain itu didapatkan pula informasi bahwa untuk mengkilapkan
ubin marmer, masyarakat pada masa dahulu, khususnya rumah-rumah tua yang menggunakan ubin marmer tua menggunakan ampas kelapa. Caranya yakni ubin disikat
dengan ampas kelapa, didiamkan hingga ampas kering, baru kemudian disapu. Kemudian beberapa anak muda yang memiliki koleksi gitar
kopong
biasa menggunakan minyak kayu putih untuk membersihkan badan gitarnya. Gitar yang berdebu diseka dengan
kain kering kemudian diseka kembali dengan kain yang sudah ditaburkan minyak kayu putih. Menurut mereka minyak kayu putih cenderung cepat menguap, sehingga tidak
terserap oleh badan gitar yang berbahan kayu tersebut. Di daerah Sukabumi terdapat hutan pendidikan Gunung Walat yang dikelola oleh Institut Pertanian Bogor IPB. Di hutan
tersebut ditanami berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah pohon damar. Pohon damar tersebut digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat alat musik biola serta getahnya
diolah dan digunakan untuk mengkilapkan biola tersebut. Informasi lainnya yang didapatkan adalah cara untuk mengurangi kadar karat dalam besi.
Ada dua informasi mengenai cara mengurangi kadar karat pada besi, yakni dengan minyak sayursawit atau kentang. Besi yang berkarat disikat dengan menggunakan minyak sayur,
sedangkan kentang direbus bersamaan dengan besi yang berkarat sampai warna kentang berubah yang bertanda karat pada besi berkurang kadarnya. Pengurangan kadar karat pada
besi dengan direbus bersama dengan kentang belum diuji cobakan, sehingga belum terlihat apakah hal itu berhasil digunakan untuk mengurangi karat.
Bentuk logam selain besi adalah emas dan perak, kedua logam mulia tersebut penanganannya pun tampaknya berbeda. Di daerah Jakarta timur terdapat
Jatinegara Gems Center
Rawa Bening
, pasar pusat cincin di Jakarta dan banyak terdapat toko cincin. Menurut para pengasah dan penjual batu cincin, baik cincin yang berlapis emas maupun
perak secara tradisional bisa dibersihkan dengan buah lerak klerek dalam betawi. Lerak terutama
Sapindus rarak De Candole
, dapat pula
S. mukorossi
atau dikenal juga sebagai lerek atau lamuran adalah tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang
dipakai sebagai deterjen tradisional. Batik biasanya dianjurkan untuk dicuci dengan lerak karena dianggap sebagai bahan pencuci paling sesuai untuk menjaga kualitasnya warna
batik.
Foto 1. Suasana kegiatan di Pasar Rawa Bening Jatinegara Gems Center, Jakarta Chaidir, 2014.
Dari berbagai informasi yang didapatkan tersebut saat ini sudah sedikit masyarakat yang mengetahuinya atau ada pula informasi yang baru diketahui. Informasi baru mengenai
konservasi dengan bahan tradisional, yaitu membersihkan gitar dengan minyak kayu putih, mengurangi kadar karat pada besi dengan minyak sayur dan kentang, serta membersihkan
ubin marmer dengan menggunakan ampas kelapa. Informasi tersebut memang belum diujicobakan secara ilmiah, namun masyarakat penggunanya pada masa lalu berpendapat
bahwa hal tersebut dahulu pernah dilakukan. Sedikit ulasan mengenai pembersihan karat pada besi dengan minyak sayur dilakukan
untuk mengetahui apakah cara tersebut dapat mengurangi kadar karat besi. Ujicoba dilakukan dengan menyikat gergaji kecil yang sudah berkarat dengan sikat gigi bekas yang
sudah diolesi minyak sayur. Sebagian gergaji disikat untuk melihat perbedaan antara bagian yang berkarat dengan bagian yang akan disikat.
Foto 2. Gergaji kecil yang sudah berkarat dan belum disikat dengan minyak sayur Chaidir, 2014
Penyikatan dilakukan di sebagian gergaji dan terlihat permukaan sikat gigi bekas berwarna kecoklatan. Selain itu, minyak sayur yang menetes saat ujicoba berlangsung berubah
warnanya dari kuning jernih menjadi kuning kecoklatan. Setelah disikat maka gergaji tersebut dijemur dan didiamkan hingga mengering dalam proses ini pengeringan dilakukan
selama 24 jam seharian.
Foto 3. Keadaan permukaan sikat gigi setelah dilakukan penyikatan dengan minyak sayur Chaidir, 2014
Foto 4. Minyak sayur menjadi berwarna kuning kecoklatan Chaidir, 2014
Hasil dari uji coba ini berdasarkan fisik gergaji terlihat bahwa pada bagian gergaji yang disikat dengan minyak sayur berwarna kehitaman. Tekstur gergaji bagian yang disikat
dengan minyak sayur juga sudah tidak terasa karat dan tidak berbau karat pula.
Foto 5. Bagian gergaji yang berwarna hitam adalah daerah yang disikat dengan minyak sayur Chaidir, 2014
III. Penutup