UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)

UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA
(Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh:
Intan Darmayanti N.
06220232

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Intan Darmayanti N

Tempat dan Tanggal Lahir

: Pasuruan, 17 Januari 1988

Nomor Induk Mahasiswa

: 06220232

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu komunikasi


Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
Unsur Tradisi Jawa Terhadap Film Horor Indonesia
( Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa )

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 09 Maret 2011
Yang Menyatakan,

Intan Darmayanti N.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT serta sholawat

dan salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas
terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan perjuangan keras (akademis maupun non
akademis) akhirnya saya dapat menuntaskan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) ini.
Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “ UNSUR TRADISI
JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Pada Film Keramat
Karya Monty Tiwa)”, maka selesai sudah masa studi Strata 1 saya. Meskipun
masih terdapat kelemahan pada penelitian yang saya lakukan, Insyaallah skripsi
ini menjadikan acuan saya guna mengembangkan terus keilmuan saya di bidang
komunikasi.
Penelitian ini berawal dari kehidupan sehari- hari komunikasi merupakan
suatu proses yang sangat penting bagi setiap makhluk social. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi telah memberikan perubahan besar dalam
komunikasi,salah satunya ‘Film’. Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut
movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film secara kolektif, sering
disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan,
dan juga bisnis. Film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada
dalam kehidupan.dan bisa menyebabkan perubahan budaya masyarakat yang
mengkonsumsinya. Peneliti tertarik untuk mengamati film Keramat karena, film

ini lain dari film documenter yang lain. Karena film keramat ini berasal dari kisah
nyata dari gempa tektonik mengguncang Bantul dan sekitarnya dan ditemukan
kamera produksi yang merekam musibah crew film,sehingga sutradara Monty
Tiwa tertarik untuk memfilmkan kembali.Dalam film ini terdapat unsur tradisi
Jawa yang membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut.

Dengan demikian, berkaitan dengan uraian di atas maka disini penulis
tertarik ingin lebih mengangkat unsur kebudayaan utamanya kebudayaan jawa
yang terdapat dalam film keramat tersebut.Peneliti mengacu pada penelitian
terdahulu dengan pokok bahasan yang hampir sama namun, berbeda obyek yang
diteliti, jika di penelitian terdahulu ( yang di teliti oleh Gea Sylvetris Sundawa,
mahasiswi jurusan ilmu komunikasi,2010 ) peneliti menggunakan satuan ukur
detik , dialog dan episode, sedangkan peneliti hanya menggunakan satuan ukur
detik saja. Selain itu penelitian terdahulu tidak menggunakan teori karena tidak
ada teori yang mengacu pada penelitian terdahulu, sedangkan peneliti
menggunakan teori karena terkait pada kebudayaan, sedangkan dalam budaya itu
sendiri banyak teori yang di kemukakan oleh para ahli.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, namun demikian,
tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan karena keberadaan penulis sebagai

manusia biasa dengan kemampuab terbatas. Untuk itu penulis harapkan supaya
pembaca memaklumi atas kesalahan yang mungkin terjadi dan bersedia
memberikan saran, kritikan yang membangun.
Kemudian bersamaan dengan ucapan syukur atas terselesaikannya skripsi
ini, penulis tak lupa ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang turut membantu baik langsung maupun tidak langsung.
Beberapa diantaranya:
1. Drs. Muhajir Effendi, M. AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Dra. Frida Kusumastuti. M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan arahanya
dengan penuh kesabaran,selalu memberikan saran dan kritik.
3. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahannya dengan penuh teliti dan sabar.
4. Zen Amirudin, S. Sos, selaku Penguji I yang telah memberikan masukan dan
evaluasinya.

5. Drs. Farid Rusman, M.Si. selaku Penguji II yang telah memberikan
masukan dan evaluasinya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi UMM atas segala transfer ilmu dan
pengalamannya serta arahannya selama ini.
7. Gea Sylvetris Sundawa,S.Ikom sebagai pengkoding/koder I dalam
penelitian ini.
8. Nurul Hidayati, S.Ikom sebagai pengkoding/koder II dalam penelitian ini.
9. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan inspirasi namun belum
tergoreskan namanya dalam tulisan ini. Percayalah nama dan jasa kalian
terukir di hatiku.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan, keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak yang dapat mengarahkan pada perbaikan di masa yang akan
datang.

Alhamdulillahirrobil’alamin
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 27 Januari 2011
Penulis,


Intan Darmayanti N

LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirrobil alamin Asholatuwassalam’ala Asrafir Anbiyai Walmursalin
Muhammad wa’ala Aalihi Washabihi Ajma’in. Aman ba’du.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan Berkat,
Rahmat. Ridho, dan Hidayahnya, serta diberikannya kesempatan untuk bertemu
dengan orang-orang baik yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi
ini. Selama berbulan-bulan lamanya Alhamdulillah akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan semangat dan do’a yang selalu diberikan oleh
orang-orang yang saya sayangi. Skripsi ini saya persembahkan dengan hati ikhlas
dan tulus kepada orang-orang yang sangat spesial dalam hidup saya:
1. Kepada kedua orang tua saya, ayahku Isman S.H dan mamaku Dra. Sri
Sudarjanti yang tak henti-henti selalu memberikan doa, dukungan serta
masukan-masukannya dalam mengerjakan skripsi ini. Terimakasih yang
tak terhingga buat beliau…intan sayang ayah dan mama god always bless
ayah and mama.
2. Untuk bulek sekaligus mama (Sri Ambarukmini) yang selau memberikan
dukungan dan doa, intan hanya bisa bilang terima kasih banyak dan

ALLAH selalu menyertai.
3. Untuk kakak saya yang tersayang (Darmanto Nugroho) sekalipun kita
selalu berbeda pendapat tapi selalu satu di hati saya.
4. Untuk Sahabat-sahabat saya putri (ciput), Rista (mami), Febri (pepi),
maimunah (mey) terimakasih buat susah dan senangnya you’re the best for
I ever had. Gea,nurul kalian cinta dalam hatiku, kost kuning (nila, etty,
fany, asty, retha) penyemangatku, Dwi (manis) guru spiritual saya, adek
(lia), nina jauh tetapi selalu dekat, intan sayang kalian semua.
5. Untuk abang (egal) terima kasih supportnya yang tak pernah bosan selalu
member I masukan-masukan dalam segala permasalahan yang saya hadapi
thanks my brother, dan my sister (kak essa) makasih dukungan dari
jauhnya.

6. Untuk dave terima kasih telah menemani selama saya mengerjakan skripsi,
maaf saya tidak dapat membalasnya meskipun jauh.
7. Untuk ponakan saya (klemira) makasih buat senyumnya itu yang buat saya
semangat.
8. Para sarjana-sarjana S.Ikom baru, yang membuat saya termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Dan untuk semua pihak-pihak yang terkait yang tidak bisa saya sebutkan

satu per satu, saya mengucapkan beribu-ribu banyak terima kasih atas
support kalian semua. Thank’s a lot for all.

Malang, 09 Maret 2011
Penulis,

Intan Darmayanti N

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................


iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI .......................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN KODER I...............................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN KODER II .............................................................

vii

ABSTRAKSI ....................................................................................................

viii

ABSTRACTION ...............................................................................................


x

KATA PENGANTAR ......................................................................................

xii

LEMBAR PERSEMBAHAN.............................................................................

xv

DAFTAR ISI ....................................................................................................

xvii

DAFTAR TABEL .............................................................................................

xx

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

BAB

I PENDAHULUAN ...........................................................................

1

A. Latar Belakang ...........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ......................................................................

7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................

7

D. Manfaat Penelitian .....................................................................

8

1. Manfaat Akademis .................................................................

8

2. Manfaat Praktis ......................................................................

8

E. Kajian Pustaka ...........................................................................

8

E.1. Film Sebagai Realita Sosial ...............................................

8

E.2. Tradisi Budaya Jawa .........................................................

9

E.3. Realitas Media Massa .......................................................

10

E.4. Film Sebagai Media Komunikasi Massa ............................

12

4.1

Komunikasi Dalam Komunikasi Massa Bersifat
Heterogen ................................................................

12

4.2

Pesannya Bersifat Umum .........................................

12

4.3

Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Tekhnis

12

E.5. Fungsi dan Efek Film ........................................................

13

5.1

Fungsi Informasi ......................................................

17

5.2

Fungsi Hiburan ........................................................

17

5.3

Fungsi Korelasi ........................................................

17

5.4

Fungsi Mobilisasi .....................................................

18

E.6. Jenis-jenis Film Dokumenter .............................................

19

6.1

Film Faktual..............................................................

19

6.2

Film Etnografik ........................................................

19

6.3

Film Eksplorasi ........................................................

19

6.4

Film Propaganda ......................................................

20

6.5

Cinema Vierite .........................................................

20

6.6

Direct Cinema ..........................................................

21

6.7

Dokumenter .............................................................

21

E.7. Pengertian Film Horor .......................................................

21

F. Definisi Konsep ...........................................................................

22

F.1 Film Dokumenter...................................................................

22

F.2 Tradisi Jawa...........................................................................

23

G. Metode Penelitian ......................................................................

23

G.1. Tipe dan Dasar Penelitian .................................................

23

G.2. Ruang Lingkup Penelitian .................................................

24

G.3. Unit Analisis .....................................................................

25

G.4. Satuan Ukur ......................................................................

25

G.5. Struktur Kategorisasi .........................................................

25

G.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................

30

G.7. Teknik Analisa Data ..........................................................

31

G.8. Uji Reliabiltias ..................................................................

32

BAB

II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN ...........................................

34

A. Profil Film Keramat ...................................................................

34

B. Sinopsis Film Keramat ...............................................................

38

C. Karakter Pemaian Film Keramat ................................................

39

D. Kru Film Keramat ......................................................................

42

E. Catatan Produksi ........................................................................

44

F. Nama Produksi ...........................................................................

44

G. Profil

45

BAB III

......................................................................................

KEMUNCULAN UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM
“KERAMAT”..................................................................................

49

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kemunculan Unsur Tradisi
Tradisi Jawa Dalam Film Keramat ..............................................

50

B. Kemunculan Unsur Tradisi Jawa Per Kategori ............................

57

1. Kemunculan Indikasi Verbal ..................................................

57

2. Kemunculan Indikasi Non Verbal ..........................................

71

C. Temuan Data Berdasarkan Kategori ...........................................

80

1. Kategori Verbal ......................................................................

80

2. Kategori Non Verbal ..............................................................

95

BAB IV PENUTUP ......................................................................................

106

A. Kesimpulan ................................................................................

106

B. Saran

107

......................................................................................

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Peneliti .................................

51

Tabel 3.2

Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Koder 1.................................

51

Tabel 3.3

Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Koder 2 ................................

51

Tabel 3.4

Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti..........................

54

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti Koder 1 ............

54

Tabel 3.6

Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti Koder 2 ............

55

Tabel 3.7

Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal ..............................................

58

Tabel 3.8

Kemunculan Unsur Tradisi Jawa Per kategori Indikasi Verbal .......

59

Tabel 3.9

Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal ......................................

71

Tabel 3.10 Kemunculan Unsur Tradisi Jawa Per kategori Indikasi Non
Verbal ...........................................................................................

72

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

: Cover Film Keramat ...............................................................

34

Gambar 2.2

: Foto Produser Ir. Chand Parwes Servia ...................................

45

Gambar 2.3

: Foto Sutradara Monty Tiwa ....................................................

46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Koding Peneliti
Lampiran 2 : Hasil Koding Koder I
Lampiran 3 : Hasil Koding Koder II
Lampiran 4 : Berita Acara Seminar

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa; Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Dominick, Joseph R. Dan Wimmer, Roger d. 1997. Mass Media Research: An
Introduction. Wadsworth Publishing Company. USA
Hamidi,2010.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang:UMM press.
Kriyantono, Rachmat, 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan
Keempat.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Laswell, H. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya.
McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:
Airlangga.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosadakarya.
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur
Prakosa, Gatot. 1997. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental,
dan Film Dokumenter.Jakarta:FFTV-IKJ dan YLP.
Soelaeman, Munandar. 1988. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung:
Rosda Offset.
Non Buku :
http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-art-film/(diakses pada
24 November 2010/ Jam 15.40)
http://www.facebook.com/note.php?note_id=82343401275 Oleh Victor C.
Mambor (diakses pada 22 November/ jam 20.20)
http://id.wikipedia.org/wiki/mistisisme
(diakses pada 26 november/ jam 03.00)

http://sosbud.kompasiana .com/2010/03/11/makba sesajen/upacara adat/sesajen
(diakses pada 26 november/ jam 03.00)
http://id.wikipedia.org/wiki/seni_tradisioanl_jawa
(diakses pada 26 november/ jam 03.00)
http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4 )
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://id.shvoong.com/social-sciences/1943578-etnografi-komunikasi-suatupengantar-dan/ )
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda ).
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://www.artikata.com/translate.php )
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://imansuryanto.wordpress.com/category/film-dokumenter/
( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )
http://www.pikiran-rakyat.com/prprin...etail&id=92663
( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )
http://www.klikstarvision.com/id/index.php?option=com_content&view=article&
id=294%3Akeramat&catid=52%3Arel-movies&Itemid=1
( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )
(http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/direktori/perusahaan/id/5219 )
( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )
( http : // selebriti.kapanlagi.com/Indonesia/m/monty_tiwa/ )
( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )
(http://202.169.46.231/News/2006/05/28/Profil/prof01.htm
http://www.kabarinews.com/article.cfm?articleID=32011 )
( keris : //www.artikata.com/arti-334604-keris.html)
( diakses pada tanggal 30 maret/jam 00.00)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari- hari komunikasi merupakan suatu proses
yang sangat penting bagi setiap makhluk sosial, komunikasi dapat
memperlancar suatu hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lain.
Dengan berkomunikasi kita dapat menumbuhkan rasa saling pengertian
berteman dan bertukar informasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi telah memberikan perubahan besar dalam komunikasi. Dampak
terhadap perkembangan tersebut memberikan perubahan dalam bidang
komunikasi pada media massa elektronik seperti televisi. Melalui media
tersebut komunikasi terjalin dan informasipun terjadi. Menurut Hovland,
komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain. Sedangkan (H.
Laswell, 2003) memberikan pengertian yang lebih luas yaitu suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu, hal ini berarti apabila salah satu unsure
komunikasi diabaikan maka proses komunikasi tidak akan berlangsung. Maka
suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila komunikasi itu mampu
mengubah sikap dan tindakan seseorang atau berhasil memperoleh persetujuan
dari komunikan terhadap apa yang dimaksudkan oleh komunikator dan salah
satu cara mengubah sikap perilaku orang lain secara suka adalah melalui
komunikasi persuasif.

1

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan
untuk 'berpindah gambar'). Film secara kolektif, sering disebut 'sinema'.
Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga
bisnis. Terdapat dua jenis film yang bisa dikatakan mayoritas menguasai
atmosfir perfilman global dan besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku
masyarakat sosial, yaitu film dokumenter danfilmnoir.
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan.
Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926)
oleh Robert Flaherty, ditulis oleh "The Moviegoer", nama samaran John
Grierson, di New York Sun pada 8 Februari 1926. Di Perancis istilah
dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai
perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama
semua adalah film dokumenter. artinya film dokumenter berarti menampilkan
kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Film dokumenter bisa menyebabkan
perubahan budaya masyarakat yang mengkonsumsinya karena jenis film
tersebut menggambarkan suatu kehidupan budaya dimana akan menyebabkan
bentrokkan budaya antara budaya yang digambarkan pada film tersebut
dengan budaya asli si penonton dan secara otomatis dapat merubah pola pikir
dan tingkah laku konsumen dalam konteks budaya.
Karakteristik film sebagai media massa mampu membentuk semacam
consensus public secara visual (visual public concensus), karena film selalu
bertautan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan selera public.
Serta, film juga merupakan salah satu media untuk menampilkan makna-

2

makna yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perkembangan
media massa elektronik, film tidak hanya ditayangkan di bioskop, namun juga
diproduksi dan ditayangkan di televisi. Perkembangan pertelevisian khususnya
televisi swasta telah membawa konsekuensi logis pada semua aspek
kehidupan tidak terkecuali pada dunia usaha. Tentu saja perkembangan seperti
itu tidak dapat dilepaskan dari dukungan dana yang besar.
Perkembangan teknologi di era moderen yang semakin canggih
semakin menuntut dunia perfilman untuk bisa menampilkan sebuah daya tarik
perfilman yang terkesan apik dan dibuat semenarik mungkin. Arus globalisasi
yang telah membawa mereka ke dalam sebuah kemodernan film membuat
suatu tampilan tersendiri yang pada akhirnya dapat mempengaruhi serta
menarik perhatian masyarakat secara absolut sehingga masyarakat pun
terkesan puas terhadap apa yang sudah diberikan melalui film. Film yang ada
pada masa kini merupakan sebuah tontonan yang dikonsumsi oleh khalayak
dalam ruang lingkup yang luas, menyebar bahkan menyeluruh hingga
kepelosok-pelosok daerah terkecilpun dapat di temukan tempat-tempat yang
menampilkan film baik lokal maupun internasional. Fenomena perkembangan
film yang begitu cepat dan tak terprediksikan membuat film kini disadari
sebagai fenomena budaya yang progresif. Bukan saja oleh negara-negara yang
memiliki industri film besar, tapi juga oleh negara-negara yang baru akan
menata industri filmnya. Film juga sudah dianggap bisa mewakili
citra/identitas komunitas tertentu. Bahkan bisa membentuk komunitas sendiri,
karena sifatnya yang universa Film pertama di Indonesia ini adalah sebuah

3

film dokumenter yang menggambarkan perjalanan ratu Olanda dan Raja
Hertog Hendrik di kota Den Haag l.
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian
yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat- istiadat
(kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat
(Taylor, 1897). Menurut Koentjaraningrat (1980), kata kebudayaan berasal
dari kata Sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti
budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang
bersangkutan

dengan

akal.

Sedangkan

kata

‘budaya’

merupakan

perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga
dibedakan antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa,
dan rasa, dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa, dan rasa.
Kebudayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain
dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan
tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, sistem computer, non
materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa. Kehidupan manusia selalu
ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia
yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah laku, tingkah laku rata-rata atau
tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan

4

dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau
norma rata-rata.
Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah
laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat
mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perilaku komunikasio
manusia. Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan/
keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di
sekelilingnya.
Kebudayaan dalam pandangan sosiologi adalah sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyarakat. menurut Francis
Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang
dihasilkan oleh interaksi sosial dan semua perilaku, semua produk yang
dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan
melalui interaksi simbolis. Film horor merupakan salah satu produk televisi
yang sangat diminati oleh masyarakat, khususnya remaja dengan usia 17 tahun
ke atas. Di Indonesia film horor yang bergender adventure horor lebih banyak
berasal dari luar negeri, seperti jepang, korea. Meski indonesai belum begitu
berkembang dalam memproduksi film adventure horor, namun kita sebagai
masyarakat Indonesia juga bisa bangga karena Indonesia pernah memproduksi
film adventure horor yaitu film keramat.
Dalam memproduksi film horor yang memang ditunjukkan kepada
kalangan 17+, isi cerita dalam film horor itu sendiri juga harus menarik dan
selalu berkesinambungan dengan kehidupan nyata. Cerita yang disajikan

5

seharusnya disesuaikan dengan umur 17+, bercerita dalam porsi yang
semestinya.
Film keramat adalah film yang 100% pembuatannya diproduksi di
Jogjakarta dan salah satu film horor Indonesia yang bergender adventure. Dari
segi ceritanya film tersebut mengangkat mengenai kebudayaan-kebudayaan
atau tradisi-tradisi jawa yang mulai memudar dan sudah jarang diproduksi lagi
oleh para pembuat film.
Peneliti tertarik untuk mengamati film Keramat karena, film ini lain
dari film documenter yang lain. Karena film keramat ini berasal dari kisah
nyata yang di awali pada hari minggu tanggal 28 Mei 2006, 27 Mei ( jam 05 :
57 WIB ) gempa tektonik mengguncang Bantul dan sekitarnya, kemudian
ditemukan kamera produksi yang merekam musibah crew film. Akhirnya
Monty Tiwa selaku sutradara film Keramat tersebut mempunyai ide untuk
memfilmkan dengan pemain dan nama yang berbeda kembali cerita yang
terekam pada kaset yang ditemukan tersebut,dengan harapan bagi penonton
untuk lebih menghargai, lebih berhati- hati bahwa memang ada alam lain
selain alam kita ( manusia ). Film keramat ini tidak terlepas dari kisah para
remaja khususnya pendatang yang kurang menghargai adat istiadat di daerah
setempat sehingga menimbulkan kejadian yang menimpa para rombongan
pendatang di daerah tersebut dalam rangka persiapan shoting film. Kejadian
demi kejadian aneh mereka alami, sampai ke titik dimana calon pemeran
utama wanita dirasuki roh halus. Dengan bantuan seorang para normal,
mereka mencoba mengusir roh halus itu, namun gagal.

6

Dengan demikian, berkaitan dengan uraian di atas maka disini penulis
tertarik ingin lebih mengangkat unsur kebudayaan utamanya kebudayaan jawa
yang terdapat dalam film keramat tersebut.Peneliti mengacu pada penelitian
terdahulu dengan pokok bahasan yang hampir sama namun, berbeda obyek
yang diteliti, jika di penelitian terdahulu (yang di teliti oleh Gea Sylvetris
Sundawa, mahasiswi jurusan ilmu komunikasi, 2010) peneliti menggunakan
satuan ukur detik , dialog dan episode, sedangkan peneliti hanya
menggunakan satuan ukur detik saja. Selain itu penelitian terdahulu tidak
menggunakan teori karena tidak ada teori yang mengacu pada penelitian
terdahulu, sedangkan peneliti menggunakan teori karena terkait pada
kebudayaan, sedangkan dalam budaya itu sendiri banyak teori yang di
kemukakan oleh para ahli. Dan penulis ingin lebih mendalami isi dalam film
tersebut dan ingin meneliti lebih lanjut dengan judul unsur tradisi jawa
dalam film horor Indonesia analisis isi pada film keramat.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini rumusan
permasalahannya adalah apa saja unsur tradisi jawa khususnya kebudayaan
jawa dalam film Keramat ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja unsur-unsur tradisi
kebudayaan jawa yang terdapat dalam film keramat.
7

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan
keilmuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis,
khususnya pada konsentrasi audio visual tentang penggunaan media massa
film sebagai penyampaian pesan karena film selalu bertautan dengan nilai
budaya dalam masyarakat.
2. Manfaat praktis
Dapat memberikan masukan bagi perfilman agar lebih kreatif dalam
menciptakan karya sehingga film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan
melainkan juga dapat sebagai pendidikan.

E. KAJIAN PUSTAKA
E.1. Film Sebagai Realita Sosial
Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film
mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya itu. Baik realitas
dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya. Film
menunjukan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau,
cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia terhadap masa yang
akan datang. Sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar
usaha menampilkan "citra bergerak" (moving images), namun juga telah
diikuti oleh muatan-muatan kepentingan tertentu seperti politik,
kapitalisme, hak asasi manusia atau gaya hidup.

8

Film atau dengan kata lain informasi audio visual merupakan
informasi yang paling cepat direspon oleh banyak masyarakat dan
kebanyakan masyarakat meniru akan apa yang disajikan oleh film yang
ditontonnya terutama ditiru budayanya. Hal tersebut dapat menyebabkan
perubahan besar pada tingkah laku berbudaya dalam kehidupannya
sehari-hari. Misalkan dari cara berpakaian, perilaku sosial serta gaya
bicara. Dan bisa juga dikatakan bahwa film sebagai realita sosial, karena
umunya cerita yang di pada angkat di dalam film menceritakan realita
social yang ada. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the7th-art-film/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40).
E.2. Tradisi Budaya Jawa
Tradisi budaya jawa sering kita sebut juga dengan kebiasaan atau
perilaku turun-temurun yang terjadi dalam kehidupan masyarakat jawa.
dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan hal-hal
yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang media
massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada hal-hal
yang bersangkutan dengan unsur seni. Kebudayaan dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu kebudayaan material dan kebudayaan
immaterial. Kebudayaan material/jasmaniah adalah kebudayaan
yang dapat diraba, dilihat secara konkrit/nyata atau yang bersifat
kebendaan. Contohnya meja, buku, gedung, pakaian dan sebagainya.
Sedangkan

kebudayaan

immaterial/rohaniah/spiritual

adalah

kebudayaan yang tidak dapat dilihat dan diraba tetapi dapat dirasakan

9

dan dinikmati contohnya religi, kesenian, ideologi, filsafat dan
sebagainya.( http://id.wikipedia.org/wiki/seni_tradisioanl_jawa (diakses
pada 26 november/ jam 03.00)
E.3. Realitas Media Massa
Penyajian informasi yang lengkap kian di mudahkan dengan
berkembangnya tekhnologi dalam bisnis media masa. Masyarakat dari
sebagai objek dari bisnis media masa merasa dimanjakan dengan
hadirnya beragam informasi. Dalam hal ini media masa memiliki peran
yang sangat penting dalam perkembangan realitas sosial, di karenkan
media masa merupakan pengkaji realitas dalam kehidupan masyarakat.
media menjadi wahana informasi untuk memuat aspirasi masyarakat atas
berbagai kebijakan publik. Media juga mempunyai untuk berperan sebai
instusi yang dapat membentuk opini publik.
Pekerjaan media pada hakekatnya adalah mengkonstuksikan realitas.
isi media adalah hasil para pekerja media mengkonstruksikan berbagai
realitas yang dipilihnya.dapat di pahami bahwa media membentuk
konstruksi

terhadap

adanya

fakta

baru

ataupun

yang

sedang

berkenmbang di mana khalayak umum secara tidak sadar akan terbawa
arus pesan yang ada di dalamnya. Dalam hal ini media menyeret
khalayak pasif untuk ikut berperan aktif dari apa yang di cita-citakan
media tersebut, sehingga kekuatan media dalam menentukan arus sedikit
banyak akan memberikan perubahan. Dengan demikan, seluruh isi media
tidak lain adalah realitas dari fungsi media itu sendiri. Namun, fungsi

10

media saat ini sangatlah berbeda dengan sebenarnya.saat ini banyak
media lebih mementingkan berita yang berbau provit karena media
tersebut membutuhkan dana untuk tetap bertahan. Media-media nasional
di negeri ini memiliki salah satu pemegangsaham terbasar yang berhak
untuk memunculkan berita atau acara apa saja yang layak untuk di
tampilkan, tetapi biasanya mereka memiliki kepentingan politik
tersendiri dalam pengambilan keputusan. Hal itu terjadi dan di ketahui
oleh banyak penikmat media layaknya rahasia umum tanpa bisa berbuat
apapaun.
Media masa sesunguhnya berada di tengah realita sosial yang ada
dengan berbagai kepentingan, konflik dan fakta yang beragam dan
kompleks. Oleh karena itu, media masa mempunyai berbagai cara dalam
menyampaikan

pesannya,

yaitu

dengan

berbagai

macam

jenis

(cetak/bacaan,elektronik/tontonan,online/akses) sesuai dengan instrument
yang digunakan. Proses penyampain pesan dalam berbagai media
merupakan bentuk aplikasi dari tujuan dan fungsi media, di mana
terdapat berbagai fungsi dan tujuan dari media yang berbeda. Dari
perbedaan jenis media masa yang di gunakan, terdapat satu kesamaan
yaitu tersebarkannya pesan secara luas, cepat dan berkelanjutan. Oleh
Karena itulah, pesan yang di sampaikan oleh media masa dapat terbentuk
menjadi suatu opini public dalam masyarakat.(Prakosa, Gatot. 1997. Film
Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film
Dokumenter.Jakarta:FFTV-IKJ dan YLP).

11

E.4. Film sebagai media komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang melibatkan massa
yang banyak serta melalui media massa. Hal ini seperti dikatakan oleh
Joseph A. Devito (Nurudin,2003:11).
Menurut Werner, komunikasi massa adalah sebagian keterampilan,
sebagian seni dan ilmu. Pesan yang disampaikan melalui media massa
bersifat umum (public),karena ditujukan kepada perorangan atau kepada
sekelompok orang tertentu. komunikasi massa mempunyai karakteristik
khusus

yang

membedakan

dengan

proses

komunikasi

lain

(Nurudin,2003:16), yaitu :
E.4.1. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen.
Masyarakat yang majemuk adalah target atau sasaran yang dituju
oleh komunikator. Mereka adalah komunikan yang terlibat dalam
proses komunikasi yang biasa disebut khalayak. Komunikasi ini
memiliki beragam pekerjaan,usia,jenis kelamin dan status sosial.
E.4.2. Pesanya bersifat umum.
Pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada seseorang atau
sekelompok orang tertentu saja. Melainkan lebih universal agar
dapat diterima seluruh lapisan masyarakat.

E.4.3. Komunikasi massa mengandalkan peralatan tekhnis.
Karena komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, secara otomatis peralatan tekhnis sangat berpengaruh

12

besar dalam proses penyampaian pesan. Peralatan tekhnis disini
adalah peralatan yang digunakan sebagai media pendukung
tersampaikanya informasi.
E.5. Fungsi dan efek film
Bicara tentang film sebagai media komunikasi massa yang
dilengkapi dengan audio visual yang mampu menjangkau segala segmen
di masyarakat, itu merupakan gambaran realitas yang ada di masyarakat.
Walaupun terlihat tidak sama sepenuhnya, tapi gambaran yang nampak
pada layar kaca dan telah menjadi sebuah alur cerita yang berirama tak
pernah lepas dari makna dan asal-usul cerita yang sejak awal diangkat
sebagai ide cerita oleh sutradara. Fungsi komunikasi massa bagi
masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari :
-

surveillance (pengawasan )
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama :
a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan);
b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental).
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya
gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau
adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat
menjadi ancaman. Sebuah stasiun televise mengelola program untuk
menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam
jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat secara berseri, bahaya

13

polusi udara, dan pengangguran. Kendati banyak informmasi yang
menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang
dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui
tentang ancaman itu.
Fungsi

pengawasan

Instrumental

penyebaran informasi

adalah

penyampaian

atau

yang memiliki kegunaan atau dapat

membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang
film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga
saham di bursa efek, prroduk-produk baru, ide-ide tentang mode,
resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan
instrumental. Majalah people and reader’s Digest menampilkan
sebuah fuingsi pengawasan instrumental.
-

Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media
massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau
industri media memilih atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang
dimuat atau ditayangkan.
Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik atau yang
disajikanpun memberikan analisis kasus dibelakang peristiwa yang
menjadi berita utama, misalnya tentang kebijakan pemerintah,
pemilihan umum dan lainnya. Selain surat kabar, siaran radio dan

14

televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seeperti tayangan acara
“Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya.
Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca/ pemirsa
untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam
komunikasi antarpersonal/ komunikasi kelompok.
-

Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membantuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan
dan minat yang sama tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia :
kasus Presiden SBY yang sebelumnya menjadi Menkopolkam
dalam jajaran kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno
Putri. Ketika beliau jarang diajak rapat kabinet dan kemudian
mengundurkan diri, maka tayangan beritanya ditelevisi, siaran radio,
dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai Demokrat yang
mencalonkan SBY sebagai calon Presiden. Dalam Pemilu 2004 lalu
perolehan suara Partai Demokrat mencuat dan mengalahkan partai
besar sebelumnya, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai
Bulan Bintang (PBB). Masyarakat yang tersebat telah dipertalikan
oleh media massa untuk memilih Partai Demokrat. Kelompokkelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah
secara geografis dipertalikan/ dihubungkan oleh media.

15

-

Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini juga disebut sosialitation (sosialisasi), sosialisasi
mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu
ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan
kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka
harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model
peran yang kita amati dengan harapan untuk menirunya. Sebuah
penelitian menunjukan bahwa banyak remaja belajar tentang
perilaku berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang
mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang agak bebas/
agak liberal.
Di antara media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya
sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anakanak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak
menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan
lainnya, kecuali tidur.

-

Entertainment (hiburan)
Beberapa

stasiun

televisi

merupakan

media

massa

yang

mengutamakan sajian hiburan, begitu pun siaran radio. Demikian
pula halnya dengan majalah. Berdasarkan hasil penelitian, siaran
langsung olah raga yang ditayangkan televisi diminati paling banyak
masyarakat. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapan seorang ahli

16

sosiologi John Tulamin dan Charles Page (dalam rahmat, 1996)
yang menyatakan bahwa meningkatnya olah raga secara luar biasa
sebagai hiburan massa setelah berakhirnya Perang Dunia II,
sebagian besar merupakan hasil dari televisi. Fungsi dari media
massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk
mengurangi ketengangan pikiran khalayak, karena dengan membaca
berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat
membuat pikiran khalayak segar kembali.
Selain fungsi komunikasi massa yang sudah dibahas, adapula fungsi
dari film itu sendiri yang tidak jauh beda dengan fungsi komunikasi
massa,yaitu:
E.5.1. Fungsi Informasi
Yaitu dimana dalam fungsi ini film mampu menyediakan informasi
tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia yang
dapat menunjukkan hubungan kekuasaan yang memudahkan dalam
inovasi, adaptasi beserta kemajuan.
E.5.2. Fungsi Hiburan
Dalam fungsi ini, selain dapat menghibur masyarakat, film juga
dapat meredakan ketegangan sosial.
E.5.3. Fungsi Korelasi
Fungsi

ini

yang

dapat

menjelaskan,

menafsirkan

serta

mengomentari makna peristiwa dan informasi. Dan dapat
menentukan urusan proritas dan memberikan status relative.

17

E.5.4.Fungsi Mobilisasi.
Yaitu film juga dapat mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam
politik, pembangunan ekonomi, dan juga dalam bidang agama.

Setelah membahas fungsi dari film itu sendiri, maka perlu juga
membahas tentang efek dari film. Efek atau umpan balik merupakan hasil
dari penerimaan pesan atau informasi oleh komunikan, pengaruh atau
kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat
berlanjut dengan memberikan respon, jawaban atau tanggapan yang biasa
disebut dengan umpan balik. Efek media film yaitu merupakan
perubahan pada perilaku manusia yang meliputi:
a. Efek Kognitif
Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,ketrampilan dan
informasi yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui,
dipahami ataupun hanya sebagai persepsi khalayak.
b. Efek Afektif
Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Terjadi apabila
ada perubahan yang dirasakan, disenangi maupun dibenci oleh
khalayak.
c. Efek Behavional.
Merujuk pada perilaku nyata yang dapat dipahami, yang meliputi
pola tindakan,kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

18

E.6. Jenis Jenis Film Dokumenter
Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard
Barsam tentang apa yang dia sebut sebagai ‘ film non fiksi’. Daftar ini
secara efektif menunjukkan jenis-jenis film yang di pandang sebagai
dokumenter, dan dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang
dokumenter yang sama. Kategorinya adalah sebagai berikut:
1. Film Faktual
Adalah salah satu interpretasi yang muncul dari realitas yaitu karya
film,baik itu yang berbentuk dokumenter maupun film cerita yang kini
banyak digemari oleh masyarakat kita, baik bagi orang desa maupun
kota. Melalui karya film, sebuah realita dapat dikemas, disajikan dan
lalu dinikmati oleh siapa pun. (http://deniborin.multiply.com/ reviews/
item/4. (diakses pada 12 desember/ jam 00.00 ).
2. Film Etnografik
Adalah salah satu studi yang mengkhususkan pada penemuan berbagai
pola

komunikasi

yang

digunakan

oleh

manusia

dalam

masyarakat.(http://id.shvoong.com/social-sciences/1943578etnografikomunikasi -suatu-pengantar-dan/) (diakses pada 12 desember/ jam
00.00).
3. Film Eksplorasi
Adalah sebagai pendayagunaan kemampuan berfikir untuk melahirkan
sebuah ide dan karya yang maksimal, tanpa adanya paksaan ataupun
tekanan. Dengan adanya film eksplorasi ini kemudian memicu

19

lahirnya warna baru dalam kancah perfilman. Hal ini bisa kita lihat
khususnya dalam karya film mahasiswa yang umumnya masih idealis
dan berorientasi pada kepuasan gagasan, tanpa terlalu jauh
memikirkan

aspek

keuntungan

(http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4)

secara

meteril.

(diakses

pada

12

desember/ jam 00.00).
4. Film Propaganda
Adalah (dari bahasa Latin modern: propagare

yang berarti

mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat
atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi
secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk
mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Propaganda
adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk
persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan mempengaruhi
langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
pelaku

propaganda.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda).

(diakses pada 12 desember/ jam 00.00)
5. Cinema- Verite
Adalah film yang menunjukkan orang-orang biasa dalam kegiatan
aktual tanpa dikendalikan oleh direktur. (http://www.artikata.com
/translate.php ) ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00).

20

6. Direct Cinema
Kata lain dari Direct Cinema ini adalah bioskop langsung, yang dapat
diartikan sebagai pemutaran film yang disaksikan audience secara
langsung.
7. Dokumenter
Adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Di Perancis, istilah
dokumenter di gunakan untuk semua film non- fiksi, termasuk film
mengenai perjalanan dan film pendidikan. (http://imansuryanto.
wordpress.com/category/film-dokumenter/)

diakses

pada

12

desember/ jam 00.00

E.7. Pengertian film horror
Sebuah genre khusus di dunia perfilman. Genre ini cukup
mendapatkan perhatian dari para penontonnya, sebab mereka ingin
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dunia lain tersebut. Walaupun
dalam genre ini dapat memunculkan suatu ketegangan dan ketakutan
penonton saat melihat bentuk dari mahluk lain itu. Kunci kesuksesan
dalam genre ini adalah terletak pada cara mengemas dan menyajikan
visualisasi hantu dan konstuksi dramatik sekenario. Selain itu, alur cerita
juga harus masuk akal sehingga tidak ada ganjalan dan sanggahan
penonton sesudah pemutaran filmnya.
Ada pula jenis film menurut Ardianto dalam bukunya yang
berjudul komunikasi massa,salah satunya,yaitu:

21

Film dokumenter (Documentary Film) adalah sebutan yang
diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah
tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.
Griersion

berpendapat

documenter

merupakan

cara

kreatif

merepresentasikan realitas. Film documenter menyajikan realita melalui
berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus
diakui, film documenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran
informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok
tertentu. Intinya, film documenter tetap berpijak pada hal-hal senyata
mungkin. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-artfilm/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40)).
F. DEFINISI KONSEP
F.1 Film Dokumenter
Film dokumenter (Documentary Film) adalah sebutan yang
diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah
tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.
Griersion

berpendapat

documenter

merupakan

cara

kreatif

merepresentasikan realitas. Film documenter menyajikan realita melalui
berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus
diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran
informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok
tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata

22

mungkin. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-artfilm/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40)).
F.2 Tradisi Budaya Jawa
Tradisi budaya jawa sering kita sebut juga dengan kebiasaan
atau perilaku turun-temurun yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
jawa. dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan
hal-hal yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang
media massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada
hal-hal yang bersangkutan dengan unsur seni.

G.

Dokumen yang terkait

UNSUR PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Film “Pacar Hantu Perawan” Karya Yoyok Dumprink)

5 17 41

REPRESENTASI BUDAYA JAWA DALAM FILM Analisis Isi Unsur­-unsur Budaya Jawa dalam Film KUNTILANAK

0 23 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS ISI FILM HOROR INDONESIA(Studi pada Film “ BUNIAN ” Karya Kimo Stamboel)

4 21 2

UNSUR PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Film “Pacar Hantu Perawan” Karya Yoyok Dumprink)

1 22 41

UNSUR – UNSUR ETNISITAS DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi Film Merah Putih Karya Yadi Sugandi)

0 12 36

EKSPLOITASI SUSTER DALAM FILM-FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Suster dalam Film Horor Indonesia Suster Eksploitasi Tubuh Perempuan Yang Berperan Sebagai Suster Dalam Film-Film Horor Indonesia (Analisis Isi Eksploitasi Tubuh Perempua

0 1 16

PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-Desember 2009).

0 0 20

REPRESENTASI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotika Representasi Unsur-unsur Pornografi REPRESENTASI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotika Representasi Unsur-unsur Pornografi dalam Film Hantu Binal Jembatan Semangg

2 4 14

PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR (ANALISIS ISI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR (ANALISIS ISI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA PERIODE BULAN JANUARI-JUNI 2009).

0 0 22