3.3 Metode Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu :
3.3.1 Pembuatan dan Pengamatan Profil Tanah
Penentuan lokasi profil tanah dilakukan berdasarkan perbedaan umur reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun, toposekuen atau kemiringan lahan lereng atas,
tengah, dan bawah dan kedalaman lapisan tanah. Profil tanah dibuat dengan ukuran 1m x 1m dengan kedalaman 50 cm. Kemudian dilakukan pengamatan
profil yang hasilnya dicatat pada kartu deskripsi. Pengamatan profil tanah merujuk pada hasil penelitian Anissa 2010.
Pada masing-masing profil tanah dilakukan pengamatan tentang penentuan batas antar lapisan, warna tanah, struktur, tekstur, dan konsistensi.
3.3.2 Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi 3, yaitu contoh tanah untuk sifat fisik, kimia dan contoh tanah untuk analisis biologi. Pengambilan sampel tanah
diambil berdasarkan umur reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun, toposekuen atau kemiringan lahan lereng atas, tengah, dan bawah, dan kedalaman tanah
berdasarkan hasil deskripsi profil untuk analisis kimia dan kedalaman 0 - 20 cm, 20 - 40 cm untuk analisis biologi, termasuk contoh tanah dari hutan asli sebagai
site lahan yang belum ditambang sama sekali.
A. Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Sifat Fisik
Pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat fisik tanah dilakukan dalam bentuk contoh tanah utuh menggunakan ring sampel untuk menentukan kadar
air, permeabilitas tanah dan contoh tanah agregat dalam bentuk bongkah utuh untuk menentukan stabilitas agregat dan tekstur tanah diambil dari profil yang
diamati. B.
Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Sifat Kimia
Pengambilan contoh tanah untuk analisis kimia dilakukan dengan pengambilan contoh tanah terganggu pada setiap lapisan tanah pada profil
yang diamati yang dibuat berdasarkan umur, kemiringan lereng dan kedalaman tanah.
C. Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Sifat Biologi
Pengambilan contoh tanah untuk analisis biologi dilakukan dengan dua cara. Contoh tanah untuk ekstraksi dan identifikasi fauna tanah diambil dengan
menggunakan paralon berdiameter 10 cm dengan panjang 17 cm. Paralon tersebut dimasukkan kedalam tanah dengan cara memukul dengan kayu.
Kemudian diambil dan ditutup dengan kain agar fauna tanah tidak dapat keluar. Contoh tanah untuk analisis biologi yang kedua diambil pada profil
yang dibuat dengan mengambil contoh tanah terganggu pada kedalaman 0 - 20 cm dan 20 - 40 cm untuk analisis total mikrob, total fungi, dan respirasi
tanah.
C1. Analisis Keragaman dan Kepadatan Populasi Fauna Tanah
Ekstraksi fauna tanah dilakukan di laboratorium menggunakan Berlese funnel extractor dengan masa selama 4 - 7 hari. Sampel tanah yang
berada dalam pipa paralon dilepaskan dari penutupnya kemudian diberi saringan 2.0 mm pada bagian bawah pipa yang berguna untuk menyaring
fauna tanah dengan ukuran 2.0 mm dan menahan tanah. Pipa tersebut kemudian diletakkan di atas corong plastik besar.
Pada bagian atas, ± 10 cm dari pipa, diletakkan sumber panas, yaitu lampu 40 watt yang terus dinyalakan selama masa inkubasi. Pada bagian
bawah corong diletakkan botol penampung yang berisi larutan etilenglikol sebanyak 25 - 30 ml. Larutan ini berfungsi sebagai pengawet
fauna tanah yang terjatuh dari sampel tanah. Fauna tanah yang terkumpul kemudian dipindahkan ke dalam botol berisi 25 ml larutan alkohol 70
untuk diidentifikasi. Sampel fauna tanah kemudian diamati menggunakan stereomikroskop.
Fauna tanah yang ditemukan kemudian diidentifikasi serta dihitung jumlah dan panjang tubuhnya. Identifikasi yang dilakukan mengacu pada
Borror et al. 1989 dan Chu 1949. Fauna tanah kemudian dikelompokkan berdasarkan panjang tubuhnya Van der Drift, 1951
dalam Widyastuti, 2004.
Kepadatan populasi fauna tanah dapat dihitung menggunakan rumus berikut Meyer, 1996 dalam Widyastuti, 2004 :
A IS
= I cm
-2
dimana IS : Rata-rata jumlah individu per sampel
A : Luas area bor tanah cm
2
I : Jumlah individu
Luas area bor tanah = r
2
.π = 10 cm
2
x 3.14 = 314 cm
2
Keanekaragaman fauna tanah dihitung menggunakan Shannon Diversity Index. Shannon’s diversity index ini digunakan untuk menghitung
kepadatan populasi fauna tanah dan juga biomassa fauna tanah Ludwig dan Reynolds, 1988 dalam Widyastuti 2004.
H’ = -
[ ]
∑
= s
i
n ni
n ni
1
ln
dimana : H’ : Shannon’s diversity index
ni : Jumlah individu fauna pada sampel ke-i per m
2
n : Jumlah total individu fauna tanah dalam sampel
Nilai H’ berkisar antara 1.5 - 3.5 1.5
: Keanekaragaman rendah 1.5 - 3.5
: Keanekaragaman sedang 3.5
: Keanekaragaman tinggi Rahmawaty, 2000
Biomassa fauna tanah ditetapkan berdasarkan referensi berat kering individum
2
yang dapat dilihat pada Lampiran 4.
C2. Analisis Total Mikrob dan Total Fungi
Analisis Mikrob tanah dilakukan untuk mengetahui populasi total mikrob dan total fungi. Penentuan populasi total mikrob dan total fungi, ditetapkan
dengan metode cawan hitung plate count method. Sebanyak 10 g tanah dimasukkan kedalam 90 ml larutan fisiologis 8.5 g NaCl1 liter aquades
dan dibuat seri pengenceran sampai 10
-6
. Pengenceran yang digunakan untuk menetapkan populasi masing-masing parameter berbeda-beda.
Untuk total mikrob digunakan seri pengenceran 10
-5
dan 10
-6
dengan media nutrient agar, masa inkubasi 3 - 4 hari. Sedangkan total fungi
menggunakan seri pengenceran 10
-3
dan 10
-4
dengan media martine agar, masa inkubasi 5 - 7 hari.
C3. Respirasi Tanah
Respirasi tanah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah CO
2
yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah. Sebanyak 10 g tanah dan botol film
yang telah diisi 5 ml 0.2 N KOH dan 10 ml aquades dimasukkan dalam toples. Kemudian toples ditutup sampai kedap udara dan diinkubasi selama
7 hari di tempat yang gelap. Setelah 7 hari dititrasi dengan HCl yang sebelumnya diberi 2 tetes phenolpteline sebagai indikator. Jumlah CO
2
yang dihasilkan per kilogram tanah lembab per hari r dapat dihitung dengan rumus :
r = a-b x t x 120 n
keterangan : r = jumlah CO
2
yang dihasilkan per kilogram tanah lembab per hari
a = ml HCl untuk contoh tanah b = ml HCl untuk contoh
t = normalitas HCl n = jumlah hari inkubasi
3.3.3 Analisis Tanah
Analisis laboratorium sifat fisik, kimia, dan biologi tanah berikut metodenya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Pengamatan dan Metode Analisis
Parameter Metode Analisis
Sifat Fisik Kadar Air lapang
Threephasemeter Bulk Density
Threephasemeter Tekstur
Pipet Stabilitas Agregat
Pengayakan Basah dan Kering Permeabilitas
Hukum Darcy
Sifat Kimia pH H
2
O 1:1 pH meter
C organik Walkley and Black
N total Kjeldahl
P tersedia Ekstraksi Bray I diukur dengan Spectrophotometer
P total HCl 25
K, Na 1 N NH
4
OAc pH 7.0 diukur dengan
Flamephotometer Ca, Mg,
1 N NH
4
OAc pH 7.0 diukur dengan AAS Atomic
Absorption Spectrophotometer S-total
Gravimetri Al-dd
KCl 1 N KTK me100g
NH
4
OAc pH 7 KB
Jumlah Basa-BasaKTK 100
Sifat Biologi Fauna Tanah
Hand Sorting dan Berlese Funnel Extraction Total Mikrob
Cawan Hitung Total Fungi
Cawan Hitung Respirasi Tanah
Verstraete
IV. KONDISI UMUM PT KALTIM PRIMA COAL
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di areal reklamasi PT Kaltim Prima Coal PT. KPC. PT Kaltim Prima Coal beroperasi dalam wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara PKP2B J2JiDu1682 dengan batas geografis 117º 27” 7.40” - 117º 40’ 43.40” BT dan 0º 31’ 20.52” - 0º 52’ 4.60” LU, termasuk ke dalam wilayah
administrasi Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan pertambangan ini terletak sekitar 120 km di arah Timur Laut Samarinda atau berjarak
200 km dari Balikpapan. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan eksplorasi, penambangan dan pemasaran batubara dengan luas daerah kerja 90.960 Ha, yang
meliputi wilayah tambang Sangatta dan Bengalon Gambar 1 PT Kaltim Prima Coal, 2005.
Gambar 1. Lokasi Tambang Batubara PT Kaltim Prima Coal di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur