KONSELING KELOMPOK DENGAN CHOICE THEORY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cara untuk memperoleh prestasi belajar siswa merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk dipahami secara menyeluruh karena berhubungan
dengan beberapa hasil positif dalam kehidupan seseorang di kemudian hari,
termasuk mencapai kesuksesan dalam meraih pendidikan tinggi, pekerjaan,
dan stabilitas keuangan (Eisele, Zand, Thompson, 2009). Artinya, kegagalan
seseorang dalam meraih prestasi belajar bisa berdampak buruk dalam
kehidupan seseorang kelak.
Siswa yang mengalami prestasi belajar rendah adalah siswa yang tidak
berhasil mencapai suatu standar nilai akademik yang sudah ditetapkan
lembaga pendidikan. Setiap sekolah harus memiliki standar ketuntasan
minimal (SKM) yang harus dipenuhi oleh siswa di setiap mata pelajaran.
Karena itu, prestasi belajar dikatagorikan rendah jika siswa gagal mencapai
nilai SKM tersebut.
Banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya prestasi belajar
yang rendah. Mulai dari metode pembelajaran yang tidak efektif, lemahnya
pemahaman tenaga pendidik terhadap suatu materi, kurikulum, fasilitas,
lingkungan, dan bisa saja muncul karena kondisi psikologis seorang siswa,

yaitu motivasi berprestasi (Jalongo, 2007), Intelegensi (Purwaningsih, 2011),
dan penyesuaian diri (Maisaroh, 2010).

1

Selama beberapa dekade ini, para ahli dan masyarakat umum setuju
bahwa segala upaya untuk meningkatkan sistem pendidikan harus fokus secara
tepat dalam mengoptimalkan belajar siswa, meningkatkan motivasi berprestasi
siswa, dan selanjutnya mengembangkan profesionalisme guru (Boyer, 1995;
Darling-Hammond, 2006; Rose & Gallup, 2006; dalam Jalongo, 2007.
Motivasi adalah kunci untuk meraih prestasi (Jalongo, 2007). Hal ini
disebabkan motivasi mampu menentukan salah satu alasan seseorang
melakukan sesuatu (Covington, 2000). Dalam dunia pendidikan, motivasi
berprestasi yang tinggi bisa menentukan pencapaian prestasi akademik yang
lebih tinggi, dengan kata lain motivasi berprestasi yang rendah bisa menjadi
penentu munculnya prestasi belajar yang rendah, sebagaimana hasil penelitian
Uhlinger & Steven (1960) dan Ringness (1967).
Motivasi berprestasi menurut Lindgren (dalam Rasimin Bs, 1982),
adalah dorongan yang berhubungan dengan prestasi, yaitu menguasai,
memanipulasi, mengatur lingkungan maupun fisik untuk mengatasi rintanganrintangan dan memelihara kualitas belajar yang tinggi, bersaing melalui usahausaha untuk melebihi perbuatan-perbuatan yang lampau dan mengungguli

perbuatan orang lain. Dari pengertian ini, seharusnya siswa yang memiliki
motivasi

berprestasi yang tinggi

akan menunjukkan perilaku yang

mencerminkan usaha untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
tinggi, seperti membaca buku, memperhatikan dan enjoy dengan pelajaran di
kelas, terlibat dalam diskusi tentang pelajaran. Sebaliknya, siswa yang
memiliki motivasi berprestasi yang rendah akan menunjukkan perilaku yang

2

justru menjauhkan siswa tersebut dari upaya untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan akademik yang dimilikinya. Karena itu, pembahasan tentang
motivasi berprestasi perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dan
mendalam, terutama dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa di
sekolah sehingga secara tidak langsung siswa akan mampu meraih prestasi
belajar yang tinggi.

Banyak kasus-kasus perilaku siswa di Sidoarjo yang mulai tampak
mengkhawatirkan. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dengan
semakin menjamurnya warung internet (warnet) dan rental Play Station
menjadi tantangan bagi siswa, apakah bisa digunakan untuk meningkatkan
prestasi akademik atau menjadi alat yang menjauhkan mereka dari perstasi
akademik karena harus membolos sekolah. Seperti yang diberitakan di Jawa
Pos, 20 Januari 2011 bahwa 18 siswa dari beberapa sekolah di Waru –
Sidoarjo berhasil dirazia kepolisian karena kedapatan membolos di warnet dan
rental Play Station.
Survey awal peneliti terhadap sebuah SMA Muhammadiyah di
Sidoarjo ditemukan bahwa dari 30 rombongan belajar (rombel) yang ada,
mulai dari kelas X, XI, dan XII, melalui interview terhadap guru BP, wali
kelas dan siswa sendiri, observasi terhadap siswa, dan pemeriksaan terhadap
presensi siswa ditemukan bahwa hampir di setiap rombel tersebut ada siswa
yang menunjukkan rendahnya motivasi berprestasi dengan ciri yang tampak
adalah jumlah hari membolos yang lebih dari 3 hari selama sebulan, tidak
mengikuti pelajaran di kelas dengan berlama-lama di kantin, ke kamar kecil,

3


atau bermain-main di luar kelas, dan asyik bermain HP ketika guru sedang
menerangkan, alasan yang menunjukkan adanya motivasi belajar yang rendah
adalah karena merasa malas untuk belajar. Hasil kroscek terhadap wali kelas
berkenan dengan nilai akademik menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut
tidak memenuhi standar ketuntasan minimal yang berarti ada problem
akademik pada siswa tersebut. Munculnya problem akademik seperti ini bisa
saja terjadi karena ketika meninggalkan pelajaran dalam waktu yang lama,
seorang siswa akan kesulitan dalam mencapai target kompetensi akademik
yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan kasus tersebut, tampak bahwa telah terjadi perilaku yang
mencirikan motivasi berprestasi yang rendah pada siswa SMA di Sidoarjo.
Hal ini tampak pada perilaku membolos, malas mengikuti pelajaran di kelas,
dan tidak memperhatikan guru ketika sedang mengajar. Siswa tersebut kurang
memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik, tanggung jawab sebagai
siswa, memperhatikan umpan balik dan waktu dalam penyelesaian tugas
sebagai ciri dari adanya motivasi berprestasi yang tinggi menurut Mclelland
(Morgan, 1995).
Karena itu, diperlukan suatu bentuk intervensi psikologis yang mampu
meningkatkan motivasi berprestasi siswa, sehingga mereka bisa memunculkan
perilaku yang mampu membawa mereka untuk


terbebas dari rendahnya

prestasi belajar.
Pendekatan kelompok bisa digunakan dalam memberikan intervensi
psikologis untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Misalnya,

4

keterlibatan siswa dalam organisasi OSIS di sekolah (Utomo, 2005), Orientasi
kelompok, dan keterlibatan keluarga (Wilkins & Kuperminc, 2009). Lebih
lanjut, Ettin (1996) menjelaskan bahwa kelompok bisa dibentuk untuk
membantu kesehatan mental pasien dan melindungi dari beberapa macam
simptom

dan

sindrom

termasuk


depresi,

kecemasan,

amarah,

dan

permasalahan hubungan. Kerja dalam kelompok merupakan suatu cara yang
efisien, efektif, dan multifungsi karena dianggap sebagai sebuah metode yang
ideal dalam menemukan kebutuhan siswa yang beresiko atau mengalami
permasalahan akademik (siswa yang memiliki performa yang signifikan
berada di bawah rata-rata) (Akos & Milsom, 2007).
Konseling merupakan salah satu bentuk intervensi psikologis.
Menurut British Association of Counseling (BAC) tahun 1984 (dalam Mcleod,
2008), kata “konseling” mencakup bekerja dengan banyak orang dan
hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap
klien, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling
adalah memberikan kesempatan kepada “klien” untuk mengeksplorasi,

menemukan, dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam
menghadapi sesuatu. Lebih lanjut Mcleod mengutip dari Burk & Stefflre,
(1979) bahwa konseling didesain untuk memahami dan menjelaskan
pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan
penentuan diri (self-determination) mereka melalui pilihan yang telah
diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui
pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal (Mcleod, 2008).

5

Adapun pendekatan Choice Theory, menurut Wubbolding (2000)
sangat membantu dalam membantu klien dalam menentukan suatu metode
rekoveri yang menyehatkan dengan mengeksplorasi WDEP (W=Want,
D=Direction and Doing, E=Evaluation, P=Plan) bagaimana klien tersebut
mampu memenuhi lima kebutuhan dasar mereka melalui pertanyaan apa yang
mereka lakukan, inginkan, evaluasi diri, dan rencanakan sebagaimana klien
memilih perilaku yang efektif. Berdasarkan Choice Theory, seseorang
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri terhadap apa yang mereka
lakukan, rasakan, dan pikirkan. Choice Theory membantu seseorang untuk
mengontrol perilaku mereka dan membuat pilihan yang baru dan sulit dalam

kehidupan mereka (Kim, 2008). Dengan kemampuan ini, diharapkan klien
mampu menentukan pilihan perilaku yang mengarah pada motivasi berprestasi
yang tinggi.
Corey (dalam Kim, 2008) menyatakan bahwa terapi realitas (Choice
Theory) cocok deterapkan dalam konseling individual, kelompok, dan
perkawinan. Adapun konseling kelompok merupakan metode yang efektif
untuk diterapkan dalam prosedur terapi realitas (Choice Theory). Proses
kelompok sangat kuat membantu klien dalam mengimplementasikan rencana
dan komitmen mereka. Klien dan anggota kelompok didukung untuk
menuliskan kontrak perilaku tertentu dan membacanya di depan kelompok.
Keterlibatan dengan anggota kelompok yang lain dengan cara yang bermakna
merupakan suatu rangsangan untuk melekatkan komitmen yang dibuat.
Bahkan dalam kesimpulan atas penelitian tentang efektifitas konseling

6

kelompok reality therapy dengan Choice Theory terhadap tingkat kecanduan
internet dan harga diri mahasiswa, Kim (2008) menyatakan bahwa konseling
kelompok reality therapy dengan Choice Theory sangat efektif menurunkan
tingkat kecanduan mahasiswa terhadap internet dan meningkatkan harga diri

mahasiswa tersebut dalam penggunaan internet.
Selain itu, Romano & D’Rozario (2007) menyatakan kahwa kelebihan
konseling kelompok adalah mampu diterapkan terhadap klien yang mengalami
putus hubungan, baru saja kehilangan orang yang dicintai, karir, dan
pergantian pekerjaan, prestasi sekolah yang rendah dan rendahnya
keterampilan social. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
oleh Kayler & Sherman (2009) yang membuktikan bahwa konseling
kelompok mampu memperkuat perilaku belajar siswa, hubungan interpersonal
siswa, dan meningkatkan jumlah siswa yang mampu melewati angka
kelulusan (pass rate).
Berdasarkan permasalahan tersebut, penting kiranya untuk melakukan
penelitian tentang untuk melihat Konseling Kelompok dengan Choice Theory
dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah.

B. Rumusan Masalah
Apakah Konseling Kelompok cukup efektif untuk meningkatkan
motivasi berprestasi siswa yang memiliki prestasi belajar rendah?

7


C. Tujuan
Untuk

mengetahui

efektivitas

Konseling

Kelompok

dalam

meningkatkan motivasi berprestasi siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan guna perkembangan

disiplin ilmu psikologi terutama psikologi pendidikan dan psikologi
konseling.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Agar mengembangkan program pengembangan kompetensi siswa
dengan menggunakan pendekatan kelompok.
b. Bagi guru
Agar bisa menggunakan konseling kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan prestasi belajar siswa, melalui peningkatan motivasi
berprestasi siswa.
c. Bagi siswa
Agar bisa digunakan oleh siswa untuk meningkatkan motivasi
berprestasinya melalui program konseling kelompok.

8

KONSELING KELOMPOK DENGAN CHOICE THEORY
UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

THESIS

Oleh :
Eko Hardiansyah, S.Psi
07820004

MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini, saya
Nama
: Eko Hardiansyah
NIM
: 07820004
Program Studi
: Magister Profesi Psikologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis/Desertasi*) dengan judul
KONSELING KELOMPOK DENGAN CHOICE THEORY DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis/Desertasi*) ini tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, bagi sebagian ataupun
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis/Desertasi*) ini dapat dibuktikan
terdapat unsure-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS/DESERTASI*) ini
DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA
PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
3. Tesis/Desertasi*) ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK
BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Malang, 14 Agustus 2012
Yang menyatakan,

Eko Hardiansyah

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis
ini dengan judul “Konseling Kelompok dengan Choice Theory untuk
Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa”.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya yang membawa kita
sebagai umat-Nya ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan Tesis ini diajukan untuk memenuhi syarat akademis dalam
rangka menyelesaikan Studi S2 Program Studi Profesi Psikologi di Program Pasca
Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan Tesis ini, penulis banyak sekali menemui hambatan
dan kesulitan, namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka
hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr. Latipun, M.Kes., Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang sekaligus Ketua Program Magister Psikologi
yang tidak pernah lelah memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Wisnu Martani selaku dosen pembimbing utama yang telah
bersedia untuk membimbing dan memberi pengarahan hingga selesainya
penulisan tesis ini.
3. Ibu Djudiyah, M.Si, Psi., selaku dosen pembimbing II yang juga bersedia
untuk membimbing dan memberi pengarahan hingga selesainya penulisan
tesis ini.
4. Para Dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
5. Semua rekan-rekan Magister Profesi Psikologi angkatan 2007 yang telah
secara moral membantu memotivasi dan mendukung saya dalam proses
tesis ini.
6. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan, bantuan dalam penyusunan
tesis ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak. Demikian juga dengan penyelesaian
tesis ini. Oleh karena itu koreksi dan sarannya sangat diharapkan.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
segenap pembaca, Amin.
Malang, 30 Juni 2012
Penulis

DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….…
DAFTAR TABEL ………………………………………………….………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………...................................................................

iv
v
vi

1

B. Rumusan Masalah..........................................................................

7

C. Tujuan Penelitian...........................................................................

8

D. Manfaat Penelitian.........................................................................

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Berprestasi………………………………………….…...

9

1. Pengertian motivasi berprestasi.................................................
2. Karakteristik Motivasi Berprestasi............................................
3. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Motivasi Berprestasi .......
B. Konseling Kelompok .......................................................................

9
10
13

1. Pengertian Konseling Kelompok...............................................
2. Tujuan Konseling......................................................................
3. Manfaat dan Keterbatasan Konseling Kelompok......................
4. Struktur dalam Konseling Kelompok........................................
5. Tahapan Konseling....................................................................
6. Faktor Kuratif............................................................................
7. Proses Kelomok dan Perilaku Anggota.....................................
8. Interaksi dalam Kelompok.........................................................
C. Choice Theory................................................................................

20
21
23
26
29
33
34
36

1. Prinsip Dasar..............................................................................
2. Lima Kebutuhan Dasar Manusia...............................................
3. Quality World.............................. .............................................
4. Perilaku Total (Total Behavior).................................................
D. Konseling Kelompok dengan Choice Theory

36
37
38
40

E. Konseling Kelompok dengan Choice Theory dalam Meningkatkan

45

20

36

42

Motivasi Berprestasi Siswa...........................................................
F. Hubungan Konseling Kelompok dengan Choice Theory dengan

48

Motivasi Berprestasi Siswa...........................................................
G. Kerangka Berfikir..........................................................................

51

H. Hipotesis Penelitian.......................................................................

51

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.....................................................................

52

B. Variabel Penelitian…………………………………………………

53

C. Subjek Penelitian ……...................................................................

55

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian…..........................................

56

E. Validitas dan Reliabilitas……..…………………………..…….….

62

F. Prosedur Eksperimen….…………………………………………..

68

G. Analisa Data……………………………………………….…….…

72

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………………

75

B. Hasil Analisa Data……………......................................................

77

C. Pembahasan...........................……………………………………..

84

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................

89

B. Saran…………………………………………………………

89

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................

91

DAFTAR GAMBAR
Gambar: Bagan 3.1. Design pretest-posttest control group. ………………………

53

Gambar: Grafik 4.3. Grafik Perkembangan Hasil Intervensi Berdasarkan jumlah
subjek………………………………………………….….......................................

76

Gambar: Grafik 4.6. Scatterplot Data Pretes dan Postes….......................................

81

Gambar: Grafik 4.8. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Motivasi Berprestasi
Kelompok Eksperimen dan Kontrol …………………..….......................................

83

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Prosedur Konseling Kelompok dengan Choice
Theory………………………………………………………………………………. 47
Tabel 3.2. Identitas Subjek Penelitian Kelompok Kontrol…………………………. 55
Tabel 3.3. Identitas Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen…………………….

56

Tabel 3.4. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi…..………………………………

62

Tabel 3.5. Sebaran Item Valid Skala Motivasi Berprestasi ….………………..…...

64

Tabel 3.6. Norma Aspek-aspek Motivasi Berprestasi Siswa……………………….

68

Tabel 3.7. Jadwal Pelaksanaan Konseling Kelompok dengan Choice Theory…….

71

Tabel 4.1. Klasifikasi Siswa Berdasarkan Hasil Pretes Skala Motivasi Berprestasi.

76

Tabel 4.2. Klasifikasi Siswa Berdasarkan Hasil postes Skala Motivasi Berprestasi.

76

Tabel 4.3. Analisis Gain Postes dan Pretes…………………………………………. 76
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas…………………………………………………….. 77
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas…………………………………………………..

79

Tabel 4.7. Hasil Analisis Kovarian (Anakova)……………………………………..

81

DAFTAR PUSTAKA

Abbot, W. J. 1980. Banking on your interests. In N. Glasser (Ed.), What are you doing?
(pp. 270-280). New York: Harper & Row.

Abubakar, Siti Rahmaniar. 2008. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan
Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Kendari. Jurnal
Pendidikan.
Akos, P. & Milsom, A. 2007. Introduction to Special Issue: Group Work in K-12
Schools. Journal for Specialist in Group Work, vol 32, p. 5-7.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2008. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Bungin, Burhan. 2008. Metode Penelitian Kuantiattif: Komunikasi Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Capuzzi, D., Gross, D.R. 1991. Introduction to Counseling. Needham Heights:
Ally and Bacon
Corey, G. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Eresco.
Covington, M.V. 2000. Intrinsic Versus Extrinsic Motivation in Schools: A
Reconsiliation. Current Directions in Psychological Science, vol. 9(1) p.
22-25.
Cronbach, L. J. (1950). Further Evidence on Response Sets and Test Design.
Educational and psychological measurement. 10, 3-31.
D'Rozario, V., & Romano, J.L. 2000. Perceptions of Counselor effectiveness: A
Study of Two Country Groups. Counseling Psychology Quarterly, 14, 5163.

Edwards, Allen L. 1957. Techniques of Attitude Scale Construction. New York :
Appleton-Century-Crofts, Inc.
Eisele, Heather; Zand, Debra H.; Thomson, Nicole Renick. 2009. The Role of
Sex, Self-Perception, and School Bonding in Predicting Achievement
among Midle Class African American Early Adolescence. Adolescence,
Libra Publisher Inc.
Ettin, Mark F. 1992. Foundation and Aplication of Group Psychotherapy: A
Sphere of Influence. Boston : Allyn and Bacon.
Flanagan, John Sommers dan Flanagan, Rita Sommers. 2004. Counseling and
Psychotherapy Theories in Context and Practice: Skills, Strategies, and
Techniques. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Gazda, G.M. 1989. Group Counseling: A Developmental Approach, 4th ed.
Boston: Allyn and Bacon.
Gibson, R.L., dan Mitchell, M.H. 1981. Introduction to Guidance. New York:
McMillan Pub. Co.
Glasser, William. 1998. Choice Theory: A new psychology of personal freedom.
New York: Harper-Collins.
Glasser, William. 2000. Reality therapy in action. New York: HarperCollins.
Grace, Nicola., et.al. 2012. SPSS for Psychologist, 5th ed. Palgrave Macmillan : not
yet
published.
Diakses
tanggal
3
Juni
2012
dari
http://www.palgrave.com/pdfs/9780230594593.pdf.
Gunarsa, Singgih D. 1991. Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Jalongo, Mary Renck. 2007. Beyond Benchmarks and Scores: Reasserting The
Role of Motivation and Interest in Children’s Academic Achievement: An
ACEI position paper. Journal Childhood Education: Association of
Childhood Education International.
Jawa Pos, 20 Januari 2011. Harian.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 1971. Comprehensive Group Psychotherapy.
Baltimore: The William and Wilkins, Co.
Kayler, H., & Sherman, J. (2009). At-risk ninth-grade students: A
psychoeducational group approach to increase studyskills and grade point
averages. Professional School Counseling, 12, 434-439.

Kerlinger, R.N. 2003. Dasar-dasar Penelitian Behavioral. Terjemahan.
Yogyakarta: UGM Press.
Kim, Jong Un. 2008. The Effect of a R/T Group Counseling Program on The
Internet Addiction Level and Self-Esteem of Internet Addiction
University Students. Journal of Reality Therapy. Vol.XXVII,
number 2.
Klopfer, F. J., & Madden, T. M. (1980). The Middlemost Choice on Attitude
Items. Personality and Social Psychology Bulletin. 6(1), 97-101.
Latipun. 2008. Psikologi Konseling, ed. ketiga. Malang: UMM Press.
Martaniah, Sri Mulyati. 1984. Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan Keturunan
Cina di Beberapa SMA Yogyakarta Suatu Studi Perbandingan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Maisaroh, Siti. 2010. Hubungan Penyesuaian Diri dan Prestasi Belajar Siswa
kelas X SMA Shalahuddin Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Program
Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.
McClelland, D. C. 1987 Characteristics of successful entrepreneurs. Journal of
Creative Behavior, 21(3), 219-233.
Santrock, J. W. 2001. Adolescence (8th edition). Boston : Mc Graw-Hill.
McLeod, John. 2008. Pengantar Konseling : Teori dan studi kasus. Jakarta:
Prenada Media.
McMilland, J.H., Schumaker, S. 2001. Research in Education. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.
Morgan, C.T., King, R.A., Weisz, J.R. & Schopler, J. 1986. Intoduction to
Psychology, 7th Ed. Singapore: McGraw-Hill Book Company.
Morgan, C. T. & King, R. A. 1995. Introduction to Psychology. Tokyo: Mcgraw
Hill.
Nelson-Jones, R. 1982. The Theory and Practice of Counseling Psychology.
London: Holt, Rinehart, and Wishton.
Ohlsen, M.M. 1977. Group Counseling, 2nd ed. NewYork: Holt, Rinehart and
Winston.

Pietrofesa, J.J., et.al. 1978. The Authentic Counselor, 2nd ed. Chicago: Rand
McNally Collage Publishing Company.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok: Dasar dan Profil.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwaningsih, Iin. 2011. Pengaruh Intelegensi dan Kreativitas Siswa terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bendosari
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rasimin, B.S. 1982. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Ringnes, Thomas A. 1967. Identification Pattern, Motivation, and School
Achievement of Bright Junior High School Boys. Journal of Educational
Psychology, vol. 58, issue 2.
Slavin, R. 1994. Using Student Team Learning. 4th ed. Baltimore: Johns Hopkins
University, Center for Social Organization of Schools.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan sebelas. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada
Uhlinger, Carolyn A. & Stephens, Mark A. 1960. Relation of Achievement
Motivation to Academic Achievement in Student of Superior Ability.
Journal of Educational Psychology, vol. 51, issue 5.
Utomo, Agus Hari. 2005. Perbedaan Motivasi Berprestasi Siswa antara Siswa
yang Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus OSIS
di SMU YPE (Yayasan Pendidikan Ekonomi) Semarang Tahun Pelajaran
2004-2005. Skripsi: Belum Diterbitkan.
Widhiarso, W. 2010. Aplikasi Analisis Kovarian dalam Psikologi Eksperimen.
Manuskrip tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta
Wilkins, Natalie & Kuperminc, Gabriel. 2009. Family Processes Promoting
Achievement Motivation and Academic Success among Latino Youth.
Paper presented at the annual meeting of the SCRA Biennial Meeting,
Montclair State University, Montclair, New Jersey, June 18, 2009. Diakses
dari http://www.allacademic.com/meta/p301433_index.html tanggal 17
Juni 2010.

Wubbolding, R. E. 2000. Reality therapy for the 21st century. Muncie, IN:
Accelerated Development.
Wubbolding, R. E., Al-Rashidi, B., Brickell, J., Kakitani, M., Kim, R. I., Lennon,
B., Lojk, L., Ong, K. H., Honey, I., Stijacic, D., & Tham, E. (1998).
Multicultural awareness: Implications for reality therapy and choice
theory. International Journal of Reality Therapy,17,4–6.
Yalom, I.D. 1975. The Theory and Practice of Group Psychotherapy. 4th ed. New
York: Basic Books, Inc.