Kelompok Lima, telah banyak kelompok pelukis lain yang diikuti dalam pameran kelompok.
Agus Wiryawan juga pernah sekali mengadakan pameran lukisan yang bertaraf Internasional yang diselenggarakan di Wonogiri pada tahun 1998.
Sebagian besar karya yang dipamerkan Agus Wiryawan telah dikoleksi oleh penggemar seni, bahkan ada beberapa karya yang dikoleksi oleh warga Negara
Malaysia. Setelah pameran tersebut ia masih berhubungan dengan pihak Malaysia dan beberapa kali memesan lukisan. Namun karena ada kecurangan dari pihak
pemesan pada akhir-akhir ini hubungan tersebut dihentikan. Dengan terhentinya hubungan tersebut tidak berarti berhenti pula pemesanan terhadap karya lukis
Agus Wiryawan, dikarenakan masih banyak penggemar seni yang berasal dari dalam negeri.
C. Tema Lukisan Realis Karya Agus Wiryawan
Tema sebagai sebuah pokok persoalan yang terdapat di dalam sebuah karya lukisan mempunyai peranan yang sangat penting. Melalui tema,
pengalaman, emosi dan ide seniman dapat dimunculkan dan disalurkan. Dalam menentukan sebuah tema dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang
berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar, maupun faktor yang berasal dari latar belakang pendidikan seniman.
Seperti telah dibahas di atas, berdasarkan pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar, dan latar belakang pendidikan, maka Agus
Wiryawan menyimpulkan bahwa pada dasarnya semua objek yang ada di alam ini adalah sama dan tidak boleh dibeda-bedakan. Semua objek yang ada di muka
bumi dapat menjadi sebuah sumber inspirasi dalam menentukan tema pada sebuah karya lukisan. Pada hakekatnya melukis adalah menggali keindahan yang ada di
muka bumi dan kebenaran objek yang dilihat serta menuangkan kreativitas dan kemampuan artistik kedalam sebuah media.
Lebih lanjut untuk menemukan kekhasan lukisannya, maka Agus Wiryawan lebih sering melukis aktivitas kehidupan manusia, khususnya aktivitas
kaum perempuan, seperti mengasuh anak, bermain seruling, memasak, meracik
jamu, mencari air, berjualan di pasar, bekerja memecah batu, belajar seruling dan sebagainya. Namun demikian, sebagai seorang seniman Agus Wiryawan dituntut
harus mampu melukis dengan tema lain, sesuai dengan perkembangan seni dan kehendak dari penggemar karya seni.
Namun demikian dalam tema yang begitu sederhana tersebut, Agus Wiryawan mampu untuk menampilkan variasi bentuk yang luar biasa dan
mengagumkan. Variasi tersebut dapat menguatkan bahwa Agus Wiryawan bukanlah pelukis yang monoton. Hal tersebut dapat dibuktikan pada beberapa
contoh karya yang disajikan, antara lain yang berjudul: Air Kehidupan, Bakul Jamu, Belajar Suling, Bermain Suling I, Bermain Suling II, Kasih Ibu I, Kasih Ibu
II, Meracik Jamu, Pasar, Pemecah Batu.
D. Alat dan Bahan Dalam Membuat Lukisan Realis Agus Wiryawan