REPOSISI PERAN STAKEHOLDERS DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN LlNGKUNGAN HIDUP

i|josIセ@

S'J/U\I /:O//J//,S 11/\I/\II'I III'IIJII ャiGセa@
1\11 [ャO|iセ@

ijセc@

oャO|iセ@

iセc|uO@

'I
I:IIJUIJ

Bogor, 21 Oktober 2010
IPB International Convention Center (IICC)

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup: Implementasi dan Tantangannya
Eksplorasi Kemitraan antara swasta, Pemerintah dan
Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Lingkungan H


Mengkonkritkan Gagasan Perguruan Tinggi
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Green Campus Initiative

Editor:
Hefni Effendi
Kukuh Murtilaksono
Ellyn K. Damayanti
Sri Malahayati



Prosiding Workshop

REPOSISI PERAN STAKEHOLDER DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENGELOLAAN LlNGKUNGAN HIDUP
Bogor, 21 Oktober 2010
IPS International Convention Center (IICC)


UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup : Implementasi dan Tantangannya
Eksplorasi Kemitraan antara Swasta, Pemerintah dan
Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengkonkritkan Gagasan Perguruan Tinggi dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup: Green Campus Initiative

Editor:
Hefni Effendi
Kukuh Murtilaksono
Ellyn K. Damayanti
Sri Malahayati



Pusat Penelitian lingkungan Hidup
lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor

2011


Workshop Reposisi Peran Stoke holder do /a m Implementosi Kebijokon Pengeloloan Lingkungan Hidup
Bogar, Zl Oktober 2010

KATA PENGANTAR

Kegiatan Revital isasi PPLH-IPB bertujuan meningkatkan kapasitas PPLH sebagai
wadah integrasi kepakaran bidang lingkungan hidup dalam menjalankan tridarma
perguruan tinggi. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyelenggaraan
workshop "Reposisi Peran Stakeholder dalam Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan

Hidup" . Workshop ini dilakukan dalam ra ngka penguatan jejaring

kerjasama dengan seluruh Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Workshop tersebut mencakup tiga topik yaitu : 1) UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Implementa si dan Tantangannya, 2)
Eksplorasi

Kemitraan


antara Swasta, Pemerintah dan Perguruan Tinggi dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan 3) Menkon kritkan Gagasan Perguruan Tinggi
dalam

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup:

Green

Campus

Initiative .

Workshop


dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2010 di IPB International Convention Center
yang dihadiri sekitar 200 orang dari kalangan pemerintah, dun ia usaha, dan akademisi.
Pemb icara utama Menteri Lingkungan Hidup, Asiste n Deputi KLH, praktisi industri, dan
perguruan tinggi.
Workshop menghasilkan beberapa rumusa n hasH dis kusi peserta yang dirangkum
dalam prosiding, diserta i dengan materi workshop. Semoga prosiding ini dapat
menjadi salah satu referensi da lam reposisi pera n stakeholder dalam implementasi
kebijakan pengelolaan li ngkungan hidup . Se lanjutnya, PPLH -IPB mengucapkan terima
kasih kepada Rektor IPB, Direktur Akadem ik Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional RI serta piha k-pihak t erkait yang telah berpartisipasi
dalam kegiatan workshop ini.

Bogor, 25 Me i 2011

Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, M .S
Kepala PPLH -IPB

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB

i


Workshop Re005l5i Peran Stakeholder do/am Imp/ementasi Kebijakan Penge/a/aan Lingkungan Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

DAFTAR 151
Halaman
Pembukaa n Wo r kshop
Keynote Speech Menteri Lingkungan Hidup RI ........ ... ......... .. .. ... ... ... ............

1

Pidato Rektor Institut Pertanian Bogor .. .. .... ..... ............................................

5

Makalah
Makalah Gerakan Menuju Kampus Hijau ...................................................... 10
PowerPoint Gerakan Menuju Kampus Hijau ...................... .......... ............... .. 19
Makalah UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Penge lolaan Lingkungan Hidup : Implementasi dan Tantangan ............ 60

Power Point UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Implementasi dan Tantangan ............ 92
Makalah Eksp lorasi Kemitraan Antara Swasta , Pemerintah ,
dan Pergurua n Tinggi dalam Pengelolaan Lingku nga n Hidup ....................... 130
PowerPoint Eksplorasi Kemitraan Antara Swasta, Pemerintah,
dan Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup .. ...... .. ............. 135

Rumusan Diskusi Kelompok
Mengkonkritkan Gagasan Perguruan Tinggi dalam
Pengelolaan Ligkungan Hidup: Green Campus initiative ............................... 169
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolan Lingkungan Hidup: Implementasi dan Tantangannya ................ 172
Eksplorasi Kemi t raan antara Sw asta, Pemerintah,
dan Perguruan Ti nggi dalam Penge lolaan Lingkungan Hidup .. .. ........ ........... 181

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS

ii

,


,

PEMBUKAAN WORKSHOP



,

,

Keynote Speech Menteri Lingkungan Hidup RI
Pidato Rektor Institut Pertanian Bogar

,

r:,

"


Pusat Penelitian

Lingkungan

Hidup IPB

PPlH·IPB

Workshop Reposisi Peran Stakeholder dolom Implementosi Kebijokon Penge/o/oon Lingkungon Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

KEYNOTE SPEECH
PENGUATAN PERAN PEMA GKU KEPENTI GAN DALAM
rMPLEMENTASI KEBIJAKA PENGELOLAAN L1NGKUNGAN
HIDUP
Oleh :
Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta , MS
Menteri Negara Lingkungan lIidup
Republik Indonesia
IPB Intemati onal Convention Center, BOlani Square- Bogor

21 Oktober 20 I0

Bismillaahi rahmannirrahiim,
Yth. Rektor IPB,
Yth. Oeputi Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup
Yth. Oirektur Akademik, Oitjen Pendidikan Tinggi, Kemenlerian Pendidikan Nasional
Yth . Oirektur Penelitian dan Pengabdian kepaela Masyarakal, Oitjen Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan Nasional
Yth. Para Pejabat IPB yang menghadiri acarn workshop ini
Yth . Kepala PPLH IPB
Bapak ibu Hadirin yang saya honnali,
Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat pagi dan salam sejahtera umuk kita semua.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena, karena
berkat rahmatNYa, hari ini kila dapat berkumpul eli ruangan ini dalam keadaan
sehat walaliat untuk melaksanakan kegiatan yang penting bagi upaya peningkatan
pemahaman masyarakat dalan lingkungan hidup . Kesempatan bertatap muka
e1engan para akademisi selalu menjadi keselllpatan istimewa, karena akadelllisi
Illerupakan kelolllpok strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup .

Upaya pengarusulalllaan kepenlingan lingkungan dalam kebijakan pembangunan
telah menginjak lahun ke-32, sejak dicanangkan pada tahun 1978. Munculnya UU
lingkunga n hidup untuk pertama kali (1982) menandai awal pengelllbangan
lnstitut Pertanian Boger

1



Workshop Reposisi Peron Stakeholder dolom Implementasi Kebijokon Pengeloloan lIngkungan Hidup
Bagor, 21 Oktober 2010

perangkat hukum sebagai dasar bagi upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam
mewujudkan Pembangunan Nasional. Dan telah hampir 3 dasawarsa kita bersama,
dalam hal ini pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat diikat oleh suatu
komitmen bersama dalam Undang-Undang (UU) lingkungan untuk turut andil
berperan aktif dalam pelestarian lingkungan.
Isu Perubahan Iklim yang didengungkan sejak awal tahun 90-an, memuncak pad a
beberapa tahun terakhir ini setelah dibuktikan terj adinya berbagai fenomena alam
dan bencana yang terkait dengan perubahan iklim yang ekstrim dan suI it
diprediksi. Ekskalasi perhatian nasional dan internasional terhadap isu perubahan
iklim terjadi pada tanggal 3-14 Desember 2007, ketika dilaksanakan Konferensi
Internasional Perubahan Iklim di Bali. Sesudah pertemuan tersebut, kita semua
menyadari bahwa kebijakan pembangunan tidak lagi bisa mengabaikan isu
lingkungan, terutama isu perubahan iklim.
Terkait dengan isu tersebut, Indonesia telah menunjukkan komitmennya yang
disampaikan oleh Presiden RI pada konferensi Internasional Perubahan Iklim di
Denmark pada Desember 2009 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca 26 %
pada tahun 2020. Hal ini tentunya perlu didukung oleh semua pemangku
kepentingan, baik pemerintah, swasta, akademisi maupun kelompok strategis
lainnya.

Hadirin yang saya hormati,
Mari kita kaji bersama bagaimana peran masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup selama ini. Sejak diundangkannya Undang Undang no 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tanggal 5
Oktober 2009 yang lalu, paradigma perlindungan dan pengelolan Lingkungan
Hidup di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Sedikitnya 14 (empat
belas) hal baru dimuat dalam UU 32/2009 tersebut. Pada pasal I, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 dinyatakan dengan jelas bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Dimulai dengan perbaikan pada kesatuan aspek manajemen yaitu perencanaan,
pemanfaalan, pengendalian, pemeliharan, pengawasan dan penegakan hukum .
Dalam aspek perencanaan ditekankan bahwa pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) dan lingkungan dilakukan berdasarkan inventarisasi SDA dan lingkungan
yang akan menetapkan dava tampung dan
di mana pemerintah
menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RPPLH) di tingkat pusat, propinsi maupun daerah, dengan dengan
mempertimbangkan wilayah ekoregion yang akan ditetapkan oleh pemerintah.
Institut Pertanian Bogor

2

Workshop Reposis; Peron Stokeholder dafam Jmplementasi Kebijakan Pengeialaan Llngkungan Hidup
80gor, 21 Oktober 2010

Kebijakan pengelolaan telah menuntut dikembangkannya berbagai perangkat
kebijaksanaan dan program serta kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung
pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup kemantapan
kelembagaan, sumberdaya manusia dan kemitraan lingkungan, disamping
perangkat hukum dan perundangan,informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan
(interdependensi) dan keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah
membawa konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan, teIlllasuk sistem
pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasi pada peran
setiap stakeholder dan menjadi roh dan bersenyawa dengan seluruh pelaksanaan
pembangunan sektor dan daerah.
Pada pasal 65 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Hal ini berarti
setiap anggota masyarakat memiliki hak yang sama dalam mengakses segala
aktivitas yang terkait dengan lingkungannya. Selanjutnya, untuk mencapai
pembangunan yang berwawasan lingkungan diperlukan partisipasi anggota
masyarakat (stakeholder) dalam pengelolaan lingkungan hidup teIlnasuk dalam
proses perencanaan dan pelaksanaan terutama yang menyangkut secara langsung
kehidupan dan masa depan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam UU No 32 Tahun 2009 pasal-pasal yang menjelaskan pelibatan masyarakat
menjadi sebanyak 22 pasal. Lingkup pelibatan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan menjadi lebih beragam yakni: 1) Hak, kewajiban, dan peran dalam
pengelolaan lingkungan; 2) Penanggulangan dan pemulihan kerusakan
lingkungan; 3) Larangan perusakan lingkungan; 4) Hak ajukan gugatan terhadap
pencemaran, 5) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan; 6) Ketentuan pidana
bagi perusak lingkungan.
Peningkatan jumlah pasal pad a UU No. 32 Tahun 2009 menjadi 22 pasal yang
mengakomodir keterlibatan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
kesetaraan tanggungjawab dengan pemangku kepentingan lainnya seperti:
pemerintah dan dunia usaha dalam mewujudkan tujuan kolektif pengelolaaan
lingkungan hidup.
Untuk itulah berbagai kegiatan telah diupayakan oleh KLH untuk mendukung
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Namun disadari bahwa
pemerintah tidak dapat melakukan upaya ini sendiri. Hal ini sekali lagi
mengkonfirmasi bahwa upaya pengelolaan lingkungan hidup memerlukan
kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak : eksekutif baik di tingkat pusat maupun
daerah; legislatif; dunia usaha; perguruan tinggi; masyarakat dan pemangku
kepentingan /ainnya


Institut Pertanian Bogor

3



Workshop Reposisi Peron Stokeholder dolom Implementosi Kebijokon Pengeloloon Lfngkungon Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

Peran aktif perguruan tinggi dalam upaya pengelolan lingkungan sangat
diharapkan, baik sebagi center of excellence yang berkontribusi terhadap solusi
masalah lingkungan, maupun
kebijakan dan implementasi pembangunan;
mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam kurikulumnya; mengelola
kampus secara ramah lingkungan; maupun mendukung aktivitas kornunitas
perguruan tinggi agar selalu berpihak terhadap lingkungan. Topik Green campus
intiative yang digagas dalarn workshop ini seyogyanya tak hanya berhenti diatas
kertas, narnun dapat berwujud nyata dan berkesinarnbungan.
Saudara-saudara sekalian, partisipasi stakeholder merupakan instrumen hubungan
timbal balik dalam memberikan infonnasi terkait dengan lingkungan. Hubungan
timbal balik antar stakeholder dapat dijadikan instrumen untuk mewujudkan
keselarasan dalam pembangunan berkelanjutan dalarn upaya pengelolaan
lingkungan hidup. Partisipasi ini akan terwujud apabila tercipta hubungan yang
para leI, yakni antar stakeholder mempunyai hak dan kewajiban yang sarna
membangun model-model pelaksanaan program pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan dan menuangkan dalam bentuk kebijakan pengelolaan lingkungan
hidup.
Akhir kata, saya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan seluruh pemangku
kepentingan mengharap dan menantikan hasil perjuangan IPB dalarn berkontribusi
dalam membela kepentingan lingkungan. Dan dengan mengucapkan
Bismillahirohmanirohim dengan resmi workshop dengan rema "Reposisi Peran
Stakeholder dalam Implementasi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup" ini
saya buka. Terima kasih.
Wassalamu alaikum Wr. Wb
Bogor, 21 Oktober 20 I 0
Menteri Negara Lingkungan Hidup

Prof.Dr.Ir Gusti Muhammad Hatta. MS

Institut Pertanian Boger

4

Workshop Reposisi Peron Stakeholder do/am fmplementasi Kebijakan Penge/o/aan Lingkungan Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

PIDATO PENGARAHAN REKTOR IPB
untuk Pembukaan Workshop

REPOSISI PERAN STAKEHOLDERS DALAM
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LlNGKUNGAN HIDUP

Vth. Menteri Negara Lingkungan Hidup RI
Vth. Deputi Tata Lingkungan atau yang mewakili
Vth . Direktur Akademik, Ditjen Dikti, Kemendiknas RI
Vth . Para pejabat IPB atau yang mewakili
Bapak ibu undangan dan hadirin sekalian,
Ass. Wr. Wb.
Selamat pagi, dan
Salam sejahtera untuk kita semua

Sebagai sebuah komunitas akademik tempat berkumpulnya para cendekia, sudah
selayaknya

bahwa

masyarakat

akademik

juga

turut

memberikan

sumbangsih

pemikiran dalam menjaga kelestarian lingkungan hid up.
Bahkan dituntut lebih jauh, yakni memunculkan suatu konsep yang berujung pada aksi
nyata dalam pengelolaan lingkungan. Tidak hanya sekedar suatu rangkaian kata dan
kalimat yang hanya indah dalam tataran konsep, tapi miskin aplikasi nyata.
Untuk itulah maka tema workshop ini digagas oleh PPLH IPB dengan dana APBNP DIPA
2010 dari Direktorat Akademik, Ditjen Dikti, Kemendiknas RI. Saya menyambut baik

Institut Pertanian Bogor

5

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dalam fmplementasi Kebijokon Pengeloloan Lingkungon Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

terselenggaranya workshop ini yang mengusung tema "Reposisi peran stakeholders
dalam implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup".
lema ini menjadi sangat aktual dan relevan, mengingat setahun lalu tepatnya 3
Oktober 2009, kita memiliki acuan baru pengelolaan lingkungan hidup berupa Undang
Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
sebagai pengganti UU sebelumnya.
Sebelum UU ini resmi diberlakukan, IPB juga pernah diminta untuk menyampaikan
tinjauan akademis terhadap naskah UU ini. Sekarang ini dalam suatu forum ilmiah, kita
kembali

duduk bersama

dalam

lingkup yang

lebih luas, juga

dalam

rangka

memformulasikan pemikiran, dan memaham i dengan seksama UU tersebut, terutama
yang

berkaitan

dengan

peran

stakeholders

(pemangku

kepentingan)

dalam

pengelolaan lingkungan hid up.
Stakeholders pengelolaan lingkungan meliputi: pemerintah, dunia usaha, akademisi
(cendekiawan). dan masyarakat.

Interaksi dan kolaborasi secara sinergis kesemua

stakeholders itulah yang sangat diharapkan terwujud, demi tercapainya tujuan akhir
(ultimate goal) dari pengelolaan lingkungan hidup yakni terciptanya lingkungan hidup
lestari yang menjadi wadah yang nyaman bagi segenap makhluk hidup ciptaan Sang
Khalik.
lidak hanya manusia yang berhak mendapat tempat hidup yang nyaman, namun
makhluk lainnya pun mempunyai hak yang setara terhadap alam ini.
manusia terhadap alam mesti dipinggirkan.

Hegemoni

Kita seharusnya berkawan secara bijak

dengan alam, sehingga alampun akan enggan murka dengan kita.
Betapa kita pilu menyaksikan deraan musibah demi musibah yang menimpa saudarasaudara kita di seantero Nusantara belakangan ini.

Oleh sebagian kalangan,

bertubinya

kita

musibah

tersebut dikaitkan dengan

cara

yang

kurang

bijak

memperlakukan alam .
Beberapa dasawarsa yang lalu, istilah-istilah keganjilan alam seperti : pasang tinggi,
pemanasan global, kiranya masih asing di pendengaran kita . Banjir bandang pun dulu
jarang terjadi. Namun akhir-akhir ini, terminologi terse but menjadi sangat kerap
menghampiri telinga kita.

Institut Pertanian Bogor

6

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dolom Implementosi Kebijokon Pengeloloon lingkungon Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

Kesemuanya itu barangkali sebagai wujud reaksi dari alam, manakala homeostasi alami
dengan kelentingan ekologisnya telah mulai terserabut.

Konsep daya dukung, daya

tampung juga telah banyak diperbincangkan, bahkan dalam UU No 32 tahun 2009 ini
juga telah diakomodir.
Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), ekoregion, yang diintroduksi dalam UU
mencirikan bahwa penerapan konsep daya dukung dan dan daya tampung lingkungan
semakin dipertajam. Dengan kata lain UU baru ini menggiring paradigma pengelolaan
lingkungan hidup ke arah hulu pada tataran perencanaan.
Keterlibatan seluruh stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup lebih beragam
dan lebih diperinci dalam UU No. 32 tahun 2009 ini. Keterperincian keterlibatan ini
bisa dilihat dari semakin banyaknya instrumen pengelolaan lingkungan yang dapat
dijadikan sebagai acuan, salah satunya adalah analisis resiko lingkungan, prinsip
pencemar membayar (polluter must pay principle), tanggungjawab penuh, dsb.
Adanya semacam standarisasi dalam pengelolaan lingkungan seperti: keharusan
registrasi, lisensi, akreditasi, dan kompetensi adalah sebagai wujud dari penggiringan
pengelolaan lingkungan ke arah yang lebih professional, reliable, dan terukur.
Standarisasi ini menyingkirkan pengelolaan lingkungan by feeling yang tak bisa ditakar
secara reliable.
Standarisasi pengelolaan lingkungan ini berlaku untuk semua lini baik pemerintah
sebagai

regulator,

dunia

usaha sebagai

praktisi,

pakar lingkungan,

konsultan

lingkungan, dan juga lembaga swadaya masyarakat yang berkecimpung dibidang
lingkungan.
Ketentuan-ketentuan dalam standarisasi pengelolaan lingkungan ini yang telah
tertuang resmi dalam pasal demi pasal pada UU No. 32 tahun 2009 berikut sanksi
hukumnya sudah mulai diberlakukan secara penuh sejak 3 Oktober 2010 ini.
Biduk telah dikayuh; mau tidak mau, suka tidak suka, sebagai warga negara yang baik,
kita seyogyanya berupaya mentaati (comply) dan mengawal implementasi UU
tersebut.
Kita paham bahwa dalam mengimplementasikan UU diperlukan peraturan yang lebih
rinci yang dijabarkan dalam peraturan pemerintah atau peraturan menteri.

Diakui

Institut Pertanian Bogor

7

Workshop Reposisi Peran Stakeholder dafam Implementasi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

masih banyak dari pasal-pasal pada UU No. 32 tahun 2009 terse but yang belum ada
jabaran lanjutannya.
Oleh karena itulah, pada kesempatan ini, kita menelaah dan menyikapi bersama
tentang

kebelumlengkapan

dan

kebelumsempurnaan

perangkat

peraturan

pelaksanaan dari UU No. 32 tahun 2009 tersebut.

•••
Bapak, ibu, saudara hadirin sekalian,
Terkait dengan topik "Green Campus Initiative", saya menyambut baik ide ini. Kampus
yang hijau dan ramah lingkungan, menjadi dambaan segenap insan akademik.
Sekiranya konsep ini dapat dimanifestasikan dengan nyata, maka hal ini akan dapat
memupuskan anggapan sebagian kalangan bahwa kampus hanya cerdik dalam
"membuahkan konsep".
Kampus harus menjadi pelopor dalam pengelolaan lingkungan. Kampus juga harus
menjadi model dan prototipe pengelolaan lingkungan.
Paradigma lingkungan yang "ekosentris" seyogyanya tertanam dengan baik dalam
benak setiap insan akademis.

Sehingga di lingkungan kampus, kita akan melihat

berbagai jenis tumbuhan yang menjadi tempat bersarang dan berlindung satwa liar.
Penghematan dan alternatif energi, green building, konsep 3R (reduce, reuse, recycle),
perilaku ramah lingkungan, dll, seyogyanya juga menghiasi kehidupan keseharian insan
akademis.
Saya cukup senang melihat danau di PPLH IPB, yang di sekelilingnya cukup hijau
diselimuti rindangnya pepohonan,
burung migran.

yang setiap saat disinggahi oleh beratas-ratus

Burung-burung tersebut beristirahat sejenak melepas penat, atau

bermalam satu malam, sebelum mereka meneruskan jelajah migrasinya ke tempat lain
yang jauh, tanpa terusik oleh hingar-bingar manusia.
Sangat jarang kita melihat di lingkungan urban (perkotaan). burung-burung tersebut
dapat singgah dengan nyaman, tanpa diusik oleh keisengan sebagian dari kita.
Kehidupan mereka (burung dan satwa lainnya) telah tergerus oleh nafsu hedonisme

Institut Pertanian Bogar

8

Workshop Reposisi Peran Stakeholder dolam Implementasi Kebijakan Pengelolaon Lingkungan Hidup
80gor, 21 Oktober 2010

manusia yang haus akan kebendaan, yang luput memberikan ruang yang nyaman bagi
keberiangsungan hidup satwa-satwa terse but.
Hal-hal seperti inilah yang perlu terus kita kumandangkan dan tumbuh kembangkan
terutama kepada generasi muda dan khalayak di sekitar kita untuk mencintai
kehidupan alam bebas.
Untuk menikmati keindahan flora dan fauna tak harus dimiliki dengan disangkarkan
atau dikandangkan.

Tapi biarlah mereka hidup di dunianya dengan nyaman,

bercengkerama dengan sesamanya, dan berdampingan harmonis dengan kita umat
manusia di muka bumi ini.
Sebagai penutup, semoga workshop ini berujung pada terciptanya suatu rumusan
akademik yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam pelaksanaan
UU No. 32 tahun 2009, terutama terkait dengan reposisi peran stakeholders dalam


pengelolaan lingkungan hid up.
Selain itu diharapkan juga bahwa "Green Campus Initiative" yang digagas dalam forum
ini akan terus berlanjut dalam tataran aplikasi baik khususnya di IPB maupun di
universitas-universitas

lainnya.

Sehingga

bagaimana

semestinya

harmonisasi

lingkungan itu direalisasikan, dapat diinspirasi dari kampus.

Terima kasih
Wass. Wr. Wb .

•••

lnstitut Pertanlan Bogor

9

MAKALAH
GERAKAN MENUJU KAMPUS HIJAU
Green Campus Initiative

,

Institut Pertanian Bogor

2010

PPLH-IPB



Workshop Reposisi Peron Stakeholder dalam Implementasi Kebijakan Pengelolaon Lingkungan Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

GERAKAN MENUJU KAMPUS HIJAU

GREEN CAMPUS INITIATIVE

Purnama Hidayat, Ellyn K. Damayanti, y. Aris Purwanto, Hefni Effendi,
Kukuh Murtilaksono
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup -Institut Pertanian Bogor

1. Latar Belakang
Secara global, pertambahan populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah
lingkungan hidup, karena setiap orang memerlukan sejumlah energi, lahan, dan
sumberdaya untuk bisa bertahan hidup.

Keseimbangan antara lingkungan dan

populasi dapat tercapai jika pertambahan populasi dapat ditekan pada kondisi yang
ideal. Tetapi kenyataannya, populasi tumbuh lebih cepat dari kemampuan lingkungan
untuk pulih secara alami, sehingga ancaman degradasi sumberdaya alam semakin
menjadi. Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6
milyar orang. Pada tahun 2000, populasi bumi sudah menjadi 6,1 milyar. Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan
mencapai antara 7,9 sampai 10,9 milyar orang, jika laju pertumbuhan populasi seperti
sekarang ini, dan tak ada upaya yang signifikan untuk menghambatnya.
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan pangan
pun meningkat, padahallahan yang ad a sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan
pangan, maka terkadang hutan pun dikonversi menjadi lahan pertanian untuk
memproduksi pangan . Konversi hutan menjadi lahan pertanian dapat menyebabkan
erosi, berkurang atau bahkan hilangnya keanekaragaman hayati. Se lain itu bahan kimia

Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPB

10

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dalam Implementasi Kebijakan Penge/olaan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

yang dipakai sebagai pupuk, lama kelamaan dapat menurunkan tingkat kesuburan
tanah. Selanjutnya sebagian dari pupuk tersebut dapat hanyut ke badan air melalui

run off (air larian). Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan
tanah untuk menyerap air pun berkurang, sehingga menambah resiko dan tingkat
bahaya banjir. Ini adalah keseimbangan lingkungan hidup yang saling terkait. Oleh
karena itu, jika tidak ada tindakan untuk mengendalikan dampak, mengelola,
melestarikan, dan melindungi lingkungan hidup, maka diprediksi daya dukung
lingkungan hidup semakin lama tidak akan mampu menopang pertambahan populasi


manusla.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan skala global, Indonesia menjadi
salah satu beban dunia akibat beberapa kondisi, yaitu: 1) penyumbang emisi gas
rumah kaca dari deforestasi, 2) terjadinya penurunan keanekaragaman atau malah
kepunahan suatu spesies tertentu, baik di ekosistem daratan maupun perairan, 3)
kerusakan lingkungan yang tinggi akibat eksploitasi berlebihan (over exploitation) dan
pencemaran,4) penurunan produk pertanian secara umum, 5) pertumbuhan populasi
manusia yang cukup tinggi, dan 6) pergeseran nilai-nilai sosial budaya yang berdampak
terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan hal-hal tersebut, setidaknya ada enam permasalahan lingkungan
hidup yang harus ditemukan jawabannya, yaitu:

1. Ketersediaan pangan, diperkirakan 1 dari 6 orang di dunia menderita kelaparan
dan gizi buruk.
2. Ketersediaan air, diperkirakan pad a tahun 2025, dua pertiga orang di dunia
akan mengalami krisis air yang parah.
3. Ketersediaan

energi,

produksi

minyak

bumi

mencapai

puncaknya

dan

diperkirakan mulai menurun produksinya mulai tahun 2010.
4. Perubahan

iklim,

tantangan

terbesar

adalah

perubahan

iklim

yang

menyebabkan meningkatnya badai, banjir, kekeringan dan hilangnya spesies .
5. Terancamnya keanekaragaman hayati.

Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPS

11

Workshop Reposis; Peran Stakeholder da/am Implementasi Kebijakan Penge/oloon Lingkungan Hidup
80gor, 21 Oktober 2010

6. Polusi, bahan kimia berbahaya ditemukan di semua generasi baru dan
diperkirakan satu dari empat orang di dunia tercemar polusi udara yang tak
sehat.
(PT) adalah salah satu elemen

Civitas akademika di perguruan tinggi

masyarakat yang memiliki fungsi strategis dalam upaya pengelolaan, pelestarian, dan
perlindungan lingkungan hid up. Civitas akademika merupakan agen-agen penyelamat
lingkungan

melalui

kegiatan

pendidikan,

penelitian,

dan

pengabdian

kepada

masyarakat, dengan cara menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkannya.
Civitas akademika di perguruan tinggi dan masyarakat di lingkungan sekitarnya
merupakan suatu komunitas kecil yang dapat mencerminkan terjadinya pengendalian
dampak kerusakan lingkungan, pelestarian, dan perlindungan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh komunitas ini pun dapat menjadi contoh
bagi komunitas-komunitas lainnya yang lebih besar dan luas, dengan populasi yang
lebih banyak.

2. Apa dan Mengapa Gerakan Menuju Kampus Hijau?
Gerakan Menuju Kampus Hijau (GMKH) merupakan inistiatif untuk mengajak seluruh
perguruan tinggi (PT) di Indonesia untuk melakukan pengelolaan sumberdaya alam di
lingkungan kampus untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Pengertian pengelolaan
sumberdaya tersebut dapat diartikan secara luas termasuk pola pikir dan perilaku
civitas

akademika,

proses

pembelajaran ,

pengelolaan

fasilitas, . penggunaan

sumberdaya, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tidak dapat dipungkiri
bahwa beberapa PT di Indonesia pada tingkat tertentu sudah menjalankan praktik
yang ramah lingkungan di kampusnya, namun banyak juga PT yang masih belum
memulainya. GMKH diharapkan menjadi pem icu bagi PT di Indonesia untuk berlombalomba menjadikan kampusnya termasuk kategori Kampus Hijau.
Kenapa PT harus melakukan Gerakan Menuju Kampus Hijau? Jawabannya sangat jelas
bahwa PT merupakan 'gudang' para pakar di berbagai bidang, termasuk pakar dalam
bidang pelestarian dan perlindungan lingkungan.

Selain itu, PT juga merupakan

tempat melakukan kajian dan pengembangan berbagai hal yang berkaitan dengan

Pu sat Penelitian Lingkungan Hidup IPa

12



-Workshop Reposisi Peron Stakeholder do /am ImpJementos; Kebij'okon Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

masalah lingkungan. Oleh karena itu sudah selayaknya PT mempunyai tanggung jawab
moral untuk menjalankan kegiatan di kampus dengan berwawasan lingkungan serta
memberikan

contoh

kepada

komunitas

lainnya

tentang

kepedulian

terhadap

lingkungan yang dalam hal ini diwujudkan dalam GMKH.
Untuk melaksanakan GMKH diperlukan berbagai upaya baik oleh PT maupun oleh
otoritas yang mempunyai kompetensi dalam bidang lingkungan hidup, dalam hal ini
Kementerian Lingkungan Hidup, dan dalam bidang pendidikan, dalam hal ini
Kementerian Pendidikan Nasional. Pada Januari 2010, Pusat Pengelolaan Lingkungan
Hidup Regional Sumatera- Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
menerbitkan Draft Buku Panduan Program Clean and Green Campus.
setelah

itu,

sebagai

kelanjutan

komitmen

Universitas

Indonesia

Tidak lama
(UI)

dalam

Internatianal Conference on World University Rankings yang diadakan di UI pada 16
April 2009, UI sebagai perguruan tinggi tertua di Indonesia bahkan di Asia
( http://greenmetric.ui . ac. id/idl pagelabe utI

pada

April

2010

meluncurkan

Pemeringkatan Kampus Hijau Dunia (UI Green Metric World University Ranking) .
Institut Pertanian Bogor (IPB) telah sejak lama menyandang gelar " Kampus Hijau"
dengan identitas "pertanian" secara luas. Sejak tahun 2000, telah diinisiasi Gerakan KS
Beriman (Kampus Sehat, Bersih, Indah, dan Nyaman). Kini, " Kampus Hijau" tersebut
diperluas dan dirancang untuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
Sementara sampai saat ini belum ada ruju kan mengena i Kampus Hijau dari
Kementerian Pendidikan Nasional.
Untuk mencapai Kampus Hijau, pengelola PT harus mempunyai keinginan yang kuat
untuk menjadikan kampusnya hijau melalui GMKH yang dapat diwujudkan melalui
berbagai kebijakan di kampusnya. PT dapat membentuk konsorsium untuk membuat
kriteria Kampus Hijau, bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kementerian Pendidikan Nasienal. Dengan berbaga i upaya dan kerjasama yang baik
antara PT dan pihak pemerintah diharapkan kampus yang hijau dapat diwujudkan di
seluruh PT yang terse bar di pelosok Nusantara.

Pusat Penelit ian lingkungan Hidup IPS

13

Workshop Reposisi Peron Stokeholder dolam Implementasi Kebijakan Pengelolaan lingkungan Hidup
Bogor, 21 Oktober 2010

3. Kriteria Kampus Hijau
Kriteria untuk Kampus Hijau dibuat sedemikian rupa agar mudah dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dan terukur secara kuantitatif. Secara umum kriteria Kampus Hijau
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1) pendidikan dan penelitian masalah
lingkungan, 2)kontribusi kepada komunitas dan
sumberdaya.

3) penggunaan dan pengelolaan

Kriteria-kriteria berikut merupakan usulan dan dapat dikembangkan

lebih lanjut.

3.1.

Pendidikan dan penelitian tentang lingkungan

Kriteria

pendidikan dan penelitian ini dapat dinilai berdasarkan kualitas dan

kuantitasnya . Kriteria pendidikan tentang lingkungan

1. Tersedianya mata ajaran pilihan tentang lingkungan di PT dan
2. Setiap mahasiswa mengambil minimal satu mata ajaran tentang lingkungan .

Kriteria penelitian ten tang lingkungan

1. Tersedianya skema penelitian tentang lingkungan yang biayanya dianggarkan
oleh PT
2. Publikasi ilmiah tentang lingkungan.

3.2.

Penggunaan dan pengelolaan sumberdaya

Kriteria penggunaan energi listrik

1. Penggunaan energi listrik yang sewajarnya, hal ini ditunjukkan dengan adanya
audit energi.
2. Adanya penurunan pengunaan neregi listrik yang ditunjukkan dengan bukti.
3. Penggunaan energi listrik alternatif yang terbarukan .
4. Usaha sosialisasi penghematan energi listrik.

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS

14

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dolam Implementas; Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

Kr;ter;a penggunaan a;r
1. Penggunaan toilet yang hem at air.
2. Tidak ada kebocoran dan adanya sistem pembetulan kebocoran yang cepat.
3. Usaha sosialisasi penghematan air.

Kr;ter;a penge/o/aan perkantoran
1. Pengurangan penggunaan kertas dengan alternatif pemanfaatan jaringan
komputer.
2. Pengurangan penggunaan telepon dengan pemanfaatan alternatif.

Kr;ter;a penge/o/aan ;n/rastruktur dan /ahan
1. Pembangunan gedung yang hemat energi dan memudahkan perawatan.
2. Adanya perawatan yang baik untuk kabel listrik, pipa air, dan alat pendingin
ruangan (AC).
3. Adanya taman hijau dan danau untuk penampungan air hUjan.
4. Adanya jalan yang aman untuk pejalan kaki.

Kr;ter;a /asifitos tronspartas;
1. Penyediaan alat transportasi umum, seperti bis kampus sehingga mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi.
2. Penyediaan alat transportasi tanpa SSM, seperti sepeda .
3. Penyediaan

infrastruktur yang aman

dan

nyaman

untuk memudahkan

perpindahan dari suatu gedung ke gedung lain tanpa alat transportasi.

Kr;ter;a penge/%an fimbah
1. Adanya program pengurangan penggunaan plastik, botol, dan kaleng sekali
pakai.
2. Terdapat fasilitas water treatment untuk limbah ca ir dari laboratorium yang
mengandung bahan kimia.

Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPB

15

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dalom Implementosi Kebijokon Pengeloloan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

3. Terdapat fasilitas

pengumpulan

dan

pengolahan limbah

padat, seperti

pembuatan kompos, pengolahan limbah menjadi produk lain, dll.
4. Terdapat program '3R' (reduce, reuse, dan recycle) .

3.3.

Kontribusi terhadap komunitas

Perguruan tinggi dengan predikat Kampus Hijau sudah sewajarnya memberikan
kontribusi yang akan menghasilkan perubahan konsep norma dan perilaku masyarakat
dalam menyikapi masalah lingkungan. Contoh riil dalam hal ini adalah memberikan
teknologi kepada masyarakat dalam pengelolaan limbah organik menjadi pupuk
kompos, teknologi pemanfaatan sumberdaya air untuk tenaga listrik, penamaman
pohon-pohonan untuk menahan longsor dan konservasi air, dan lain-lain.

4. Kampus Hijau IPB
Sejak tahun 1970-an IPB sudah dikenal sebagai Kampus Hijau, meskipun pada saat itu
konotasi 'hijau' adalah pertanian dalam arti luas. Saat ini IPB juga masih merupakan
Kampus Hijau, tidak saja dalam arti pertanian akan tetapi juga sebagai kampus yang
memiliki wawasan lingkungan. Banyak praktik di dalam kampus IPB yang mendukung
hal tersebut seperti:
1. Memiliki program studi yang berhubungan dengan lingkungan untuk tingkat
sarjana dan pasca sarjana.
2. Memiliki beberapa pusat penelitian tentang lingkungan, diantaranya Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH).
3. Sebagian besar kampus adalah lahan dengan berbagai pohon-pohonan dan
tanaman.
4. Pelarangan berburu satwa di areal kampus, sehingga menjadikan pepohonan
yang tumbuh di kampus menjadi tempat bersarang yang nyaman bagi satwa.
5. Memiliki arboretum di dalam kampus .



Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPS

16

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dolom Implementasi Kebijakan Pengeloloan Lingkungan Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

6. Memiliki danau dengan berbagai tanaman di sekitarnya yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air hujan dan sebagai tempat bersarangnya berbagai
jenis satwa, seperti burung, amfibi, serangga, dsb.
7. Kampanye penghematan energi dan air yang dilakukan secara terus-menerus.
8. Penerangan kampus yang sebagian bersumber dari solar eel.
9. Penyediaan jalur khusus untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda.
10. Penyediaan alat transportasi sepeda secara gratis di dalam kampus.
11. Penyediaan bis kampus untuk transportasi massal di dalam kampus.
12. Pengurangan penggunaan kertas dengan alternatif penggunaan jaringan
computer.
13. Terdapat fasilitas pengolahan limbah padat.
14. Memberikan kontribusi kepada masayarakat tentang teknologi berwawasan
lingkungan seperti cara konservasi air, pertanian berkelanjutan, pengolahan
lim bah, pembuatan sumber listrik bertenaga air, dll.
15. Memiliki komitmen tentang kampus yang berwawasan lingkungan.

5. Penutup
Gerakan Menuju Kampus Hijau (GMKH) mengajak seluruh perguruan tinggi di
Indonesia untuk melakukan pengelolaan sumberdaya alam di lingkungan kampus
untuk pemanfaatan yang berkelanjutan . Melalui GMKH diharapkan terjadi perubahan
konsep norma dan perilaku masyarakat dalam menyikapi masalah lingkungan.

6. Pustaka
[PPLH Regional SumateraJ . 2010.

Draft Buku Panduan Program Clean and Green

Campus. Pekan Baru: Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional 5umatera-

Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB

17

Workshop Reposisi Peron Stakeholder dolom Implementosi Kebijokan Pengeloloon Lingkungon Hidup
Bogar, 21 Oktober 2010

[UI GreenMetric). 2010. UI GreenMetric Warld University Ranking Background af the
ranking. Diakses pada Oktaber 2010 dari http://greenmetric.uLac.id/id/page/

about.

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS

18

セ@

'"Q.

..,.-

C.
::0

"'c:"
'"c:
'"
'"c:
::0

セ@

セ@

c:

.'"
.セ@

I

o

N

-'""-":J

"J:
.,

c

::'.
c
:J

'"
.,'"
C

セ@

-'"
8:'
-

C
.,
.,

-'"
c

i:Jll

"-

.......

セ@

t:::
Nセ@

セ@

• •

セ@



セ@



••

Nセ@

Nセ@





't:::
セ@


セ@

セ@

'"

セ@

セ@

4:)
セ@

セ@

セ@

セ@

So.:

t:::

セ@

セ@

4:)

\.)

t:::

セ@

•• •

セ@

セ@

'-

セ@

セ@

C(

Green CQmpus \.
{'Itz-tl"e
セ@

.

Qt;Qr
セ@

セ@

セ@

elQKQn

Perquruan tinqqi adalah 'qudanqnya' para ahli di
seqala bidanq, termasuk dalam hal pelestarian dan
perlindunqan linqkunqan
Perquruan tinqqi sebaqai tempat penqembanqan
berbaqai ilmu, termasuk dalam hal pelestarian dan
perlindunqan linqkunqan
Perquruan tinqqi mempunyai tanqqunqjawab moral
memberikan contoh kepada komunitas dalam
berbaqai hal, termasuk dalam hal pelestarian dan
perlindunqan linqkunqan
Pu sat Penelitian Lingkungan Hidup IPS 21

N

N

'"
-c
":r
."セ@
0.

Q.

'"セ@"

:0

c

'"

Green CQtnpus ,
Gi

G エ ヲエLセ@

• •

etlnlSI

Gerakan untuk penqhetnatan penqqunaan enerqi
serta De " a a dan DLl
di
t"]

(lQ

Pu sat Penelitian Ungkungan Hidup IPB 23

-

Green Campus \
イNェcセヲエッ@





rl erlQ
• Penggunaan dan pengelolaan sumberdaya
• €nergi
• fUr
• Infrastruktur dan lahan
• Perkantoran
• fransportasi
• Penqelolaan lim bah
• Pendidikan dan penelitian
• Pendidikan tentanq linqkunqan dalam kurikulum
• Penelitian tentanq masalah linqkunqan
• Kontribusi terhadap masyarakat
• Program yang berkelanjutan
• Dokumen PP€ (perencanaan, pelaksaanaan dan evaluasi)
• Sistem rankinq internal dan pemberian penqharqaan
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB 24

Green CQmpus \
"", ..

エセQ@

Kriteria

_
J

en44unaan dan oengelolaan sumtJeraalla
£nerqi
./ Proqram penquranqan penqqunaan /istrik
• Penqqunaan fie
• Penqunaan komputer
• Penqqunaan /ampu peneranqan
./ Penqqunaan enerqi a/ternati( yanq terbarukan
./ Pe/aksanaan audit enerq;
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS 2S

g イ ・ セヲO@

cQtnpus \
'-'jlof'lt.

Kriterio

en4fjunaan dan penfjelOlaan sumtJeraaLla
fUr
...

../ Program penghematan air
• Sistem toilet yang hemat air
• lJIJemastikan mematikan kran air
../ Perbaikan kebocoran secepat mungkin

Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPS 26

,

Green CQmpus



"', f /"f



Ite:

rl erlQ
• Penggunaan dan pengelolaan sumberdaya
• Energi
• fUr
• InFrastruktur dan lahan
• Perkantoran
• Iransportasi
• Pengelolaan /imbah
• Pendidikan dan penelitian
• Pendidikan tentang /inqkungan da/am kuriku/um
• Pene/itian ten tang masalah lingkunqan
• Kontribusi terhadap masyarakat
• Program yang berkelanjutan
• Dokumen PPE (perencanaan, pelaksaanaan dan evaluast)
• Sistem rankinq internal dan pemberian penqharqaan
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB 24

Green Compus '\
'·" ..tt..,

Kriterio

enqqunaan dan penqelolaan sumoerdaya
InFrastruktur dan lahan
./ Perawatan qedunq, jarinqan listrik, jarinqan pipa


aIr

./ Pembanquan qedunq baru yanq hemat enerqi dan
memudahkan perawatan
./ Pembuatan taman-taman hijau dan danau untuk
penampunqan air hujan
./ Pembuatan tempat jalan kaki yanq aman dan
nyaman

Pusat Penelitian Ungkungan Hidup IPS 27

Green

c。セーオ

/eo'tI.tAoc

Kriteria

enqqunaan aan penqelolaan sumtJeraal/a
Perkantoran

セ@

セ@

Penquranqan penqqunaan kertas
• Diqanti denqan memanfaatkan internet
web dll·

email,

Penquranqan penqqunaan telepon
• lYIemanfaatkan internet (skype, voice mail
dil' .

Pusat Penelitian Ungkungan Hidup IPS 28

ウ@

\

Green CQtnpus ,
"'i"" tf

Kriteria

enq unaan dan

enqelolaan sumlJeraaLla

Iransportasi
../ Pengurangan penggunaan alat transportasi pribadi
ynag menggunakan bahan bakar (osil:
• Penyediaan bis kampus
• Penyediaan sepeda kampus
../ Pengembangan in(rastruktur untuk memudahkan
pindah dari gedung satu ke gedung lain tanpa alat
transportasi
Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPS 29



Green CQmpus ' \
セGエ@

... tj ••

Kriteria

enqqunaan dan penqelolaan sumoerdaya
Penqelolaan limbah
../ Program pengurangan penggunaan plastik, botol,
kaleng dll·
../ Penyediaan 'water treatment' untuk limbah cair
dari laboratorium
../ Penyediaan tempat pengolahan limbah padat:
• Pembuatan kompos/energi dari limbah organik
• Pengolahan limbah menjadi produk lain
• Program 3R (reduce, reuse, recycle)
Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPS 30



Green CQtnpus \
.,t"'tJt,C

Krif;eria
イ[セ@

aaal]

..'

a

araKf]

Program yang dilakukan oleh perguruan tinggi untuk masyarakat yang
akan menghasilkan perubahan konsep norma dan perilaku masyarakat
dalam masalah orientasi lingkungan·
Contoh:
- Program dalam pemanfaatan limbah padat:
- organik untuk kompos
- plastik untuk diolah dan digunakan lagi
- Pemanfaatan dan penglolaan air
- irigasi yang efisien
- pembangkit listrik mikro bertenaga air
- penghijauan untuk konservasi air

- d/!·
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS 31

r·· '1 COfT/pus ,
"jl .. エ

ャ セL@

Kriteria

./ Pendidikan ten tang /ingkungan da/am kuriku/um
• 'Tersedianya mata ajaran tentang lingkungan
• Memasukkan isu lingkungan dalam mata ajaran
tertentu yang sesuai
• Setiap mahasiswa diharapkan minimal mengambil
satu kmata ajaran ten tang lingkungan
./ Pene/itian tentang masa/ah /ingkungan
• Penyediaan dana khusus untuk penelitian yang
berkaitan dengan masa/ah lingkungan
• Peningkatkan jumlah penelitian yang berkaitan
dengan maalah lingkungan
• Publikasi ten tang lingkungan

Pusat Penelitian Ungkungan Hidup IP B 32

Green Campus
.r..tt.ttt,

Kriteria

r04ram l.Ian
../ Dokumen PP€ (perencanaan, pelaksaanaan dan
evaluasi) tentanq penqelolaan linqkunqan
../ Proqram lomba 'qreen unit' dan perahqkinqan
internal
../ Pemberian penqharqaan (insentif dan disinsentiF

Pusat Penelitian Ungkungan Hidup IPS 33

IPB Dlama9a yan9 cukup hijau
den9an lalal belallan9 Gunun9 Salak
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPS 34

Green Campus \

n


I

..,t"t"'f



o Kampanye hemat energi dengan menumbuhkan
kepedulian akan krusialnya penghematan energi.
- Sticker peringatan untuk mematikan lam
AC jika tidak diperlukan.
- Memakai peralatan hemat energi.
- Melakukan audit energi.

tikan kran air tertutup dengan sempurna.
Pusat Penelitian lingkungan Hidup IPB 3S

j ィiZアI

lOQls

I:ItI>

Zjヲ ーャ|NLJ

N。」、ャョ・キLィックー

No...

Ja'3n
I

セoヲゥiZ⦅H。NャエVBh@
Nevx.

Z「」エjK

iョセ@

Indoned '

!JIoq

() BoQ