Suplementasi Selenium Dan Vitamin E Terhadap Kandungan Mda, Gsh-Px Plasma Darah Dan Bobot Organ Limfoid Ayam Broiler Yang Diberi Cekaman Panas

SUPLEMENTASI SELENIUM DAN VITAMIN E TERHADAP
KANDUNGAN MDA, GSH-Px PLASMA DARAH DAN
BOBOT ORGAN LIMFOID AYAM BROILER
YANG DIBERI CEKAMAN PANAS

SKRIPSI
LENNA ADRIYANA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
LENNA ADRIYANA. D24050659. 2011. Suplementasi Selenium dan Vitamin E
terhadap Kandungan MDA, GSH-Px Plasma Darah dan Bobot Organ Limfoid
Ayam Broiler yang Diberi Cekaman Panas. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota


: Dr. Ir. Muhammad Ridla, M.Agr.
: Ir. Widya Hermana, M.Si.

Tingginya suhu dan kelembaban lingkungan di daerah beriklim tropis
berakibat buruk terhadap kondisi fisiologis dan produktivitas ayam broiler.
Peningkatan suhu lingkungan melebihi kisaran zona suhu normal menyebabkan
stress oksidatif, sehingga menyebabkan terjadinya serangan lipida peroksida pada
membran sel. Salah satu upaya untuk mengatasi stress oksidatif akibat cekaman
panas pada ayam broiler adalah dengan pemberian selenium dan vitamin E dalam
ransum. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh berbagai taraf
suplementasi selenium dan vitamin E terhadap kandungan malondialdehida (MDA)
dan enzim glutathion peroksidase (GSH-Px) plasma darah serta persentase bobot
organ limfoid (bursa fabricius dan timus) ayam broiler yang diberi cekaman panas.
Penelitian ini menggunakan 465 DOC (unsex) yang dipelihara pada dua
kondisi, yaitu kondisi normal (rataan suhu lingkungan 25,22±0,05 oC) dan kondisi
yang mendukung cekaman panas (rataan suhu lingkungan 29,80±0,76 oC).
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor 1 yaitu suplementasi
vitamin E (E1= ransum basal + vitamin E 0 ppm, E2= ransum basal + vitamin E 100
ppm, E3= ransum basal + vitamin E 200 ppm), faktor 2 yaitu suplementasi selenium

(S1= ransum basal + selenium 0 ppm, S2= ransum basal + selenium 0,15 ppm, S3=
ransum basal + selenium 0,30 ppm). Peubah yang diukur yaitu kandungan MDA dan
GSH-Px plasma darah serta persentase bobot bursa fabricius dan timus. Data yang
diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang
nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi selenium dan vitamin
E dapat menurunkan kandungan MDA (p