TRADISI PANJOPPUTAN SAAT MEMASUKI MASA PANEN PADI PADA MASYARAKAT DI DESA POLDUNG KECAMATAN AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

(1)

TRADISI PANJOPPUTAN SAAT MEMASUKI MASA PANEN PADI PADA MASYARAKAT DI DESA POLDUNG KECAMATAN

AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

SINTAULI EDELINA SITUMORANG NIM. 3123122057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Sintauli Edelina Situmorang. NIM 3123122057. Tradisi Panjopputan Saat Memasuki Masa Panen Padi Pada Masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pelaksanaa tradisi panjopputan, proses pelaksanaan tradisi panjopputan, simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dalam teknik observasi non partisipasi (non partisipan observer) dengan teknik observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi untuk menambah data yang relevan. Informan ditentukan dengan purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelilitan ini adalah tiga orang penatua desa, tiga orang aparatur desa dan sembilan petani padi yang melakukan tradisi panjopputan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Latar belakang pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi berasal dari mitos yang berkembang ditengah masyarakat akan janji seorang nenek untuk menjemput bulir-bulir padi miliknya setelah tamu nenek kembali kerumahnya masing-masing. (2) Proses pelaksanaan tradisi panjopputan dikenal dalam tiga tahapan yaitu mamulung (tahap persiapan), partumonaan (tahap pelaksanaan), dan marhobas (tahap akhir pelaksanaa) yang dilakukan satu hari di waktu pagi. Pelaksanaan tradisi panjopputan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. (3) Simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan merupakan bentuk interaksi dan penghormatan kepada jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi, nenek moyang penguasa alam yang memiliki kekuatan atau makhluk lain yang menghuni lahan pertanian padi. Meskipun demikian penghormatan tertinggi tetap ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kesimpulan menunjukkan bahwa tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh petani padi di Desa Poldung. Tradisi panjopputan pada masyarakat petani padi di Desa Poldung mampu menjadi jembatan untuk menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat petani padi juga percaya bahwa tradisi panjopputan dapat mendatangkan keberkahan terhadap hasil panen.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa di surga dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus dimana atas kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi Panjopputan Saat Memasuki Masa Panen Padi Pada Masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara” dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh ilmu pengetahuan, semangat, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd 2. Ibu Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Dra. Nurmala

Berutu, M.Pd

3. Ibu Ketua Prodi Pendidikan Antropologi Dra. Puspitawati, M.Si sekaligus sebagai Penguji II penulis

4. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi penulis yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir. Terima kasih untuk motivasi, saran dan masukan yang sangat membangun serta ilmu pengetahuan baru yang telah diberikan kepada penulis.


(7)

5. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos, MSP sebagai Penasehat Akademik sekaligus Penguji I penulis

6. Bapak Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Drs. Waston Malau. MSP sebagai Penguji III Penulis

7. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Antropologi yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan serta nasihat kepada penulis.

8. Teristimewa kepada orangtua tercinta, Bapak O.Situmorang dan Mamak R.Br.Tamba yang telah menjadi orangtua terhebat. Terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, semangat, dan motivasi baik secara moril maupun materil bagi penulis.

9. Saudara-saudari penulis abang Jendry Anto Situmorang, S.Kom, kakak Erik Kartini Situmorang, S.Pd, kakak Rosidah Situmorang, S.Pd, abang Hendra Lindo Situmorang, ST dan adik Eddy Gunawan Situmorang yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini.

10.Abang Ipar Immanuel BP Simanjorang, S.Pd yang telah banyak membantu penulis dari awal pelaksanaan penelitian hingga akhir penelitian.

11.Kepala Desa Poldung Bapak Saipullah yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

12.Seluruh informan yang turut membantu melengkapi data dalam penulisan skripsi ini.

13.Bunda Maria dan Santo Antonius dari Padua yang telah menjadi sahabat doa penulis.


(8)

14.Frater Bintang Nainggolan dan Widya Maria Vitaloka yang telah banyak membantu penulis dari semester awal hingga akhir. Terima kasih atas kebersamaan dan doanya.

15.Sahabat saat suka dan duka dari semester awal Melita Renata Nduru, Noni Alfanita Sarumaha, Christiani Ovalia, Nurtaty Sianipar, Tenny Sipayung dan Yosi Sembiring.

16.Teman-teman satu pembimbing skripsi Rado Artama Panjaitan, Dina Sri Rezeki, Rizqa Mulya Sari, Novita Fransiska, Sri Nurjanah, Hartono Situmorang, Herik Simanjuntak dan M.Rendy Suteja.

17.Teman-teman seperjuangan seminar proposal Fitrah Habib, Ira Gusnita dan Reyna Hutapea.

18.Teman-teman seperjuangan, Ricard dan Evan L.Tobing di Digital Library, Perpusatakaan USU, Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara, dan Perpustakaan Kota Medan.

19.Teman-teman Antrosos stambuk 2012. Terima kasih atas segala hal yang telah terjadi selama perkuliahan. Antrosos stambuk 2012 adalah orang-orang terhebat.

20.Teman-teman PPLT di SMA Swasta Methodist Lubuk Pakam Tahun 2015 Rinaldy Ham Simatupang, Nova Maria, Clara Sagita, Veronika Sinaga, Riana Brutu, Novita Sari Manurung, Sarah Veronica, Bella Simanjuntak, Vina Sitinjak, Tolu Mawar, Desi Sijabat, Henny Sinaga, Rere Barus, Puji Ervelina, Nova Juliana, Benny FJ Sinaga, Firman, Wiliater, Wiarno, Gabe, Poltak, Mandri dan Imanuel Pasaribu .


(9)

21.Pamong di SMA Swasta Methodist Lubuk Pakam Bapak Drs. Pondang Hutapea .

22.Yohandry FM yang telah hadir dalam kehidupan penulis. Terima kasih atas semangat, kasih sayang, motivasi, kebersamaan dan doanya.

23.Teman-teman Orang Muda Katolik (OMK) St.Diego, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia Regional Sumatera Utara (KOPHI SUMUT), Pelatihan Pluralisme Angkatan VI, Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Bhinneka Camp VI, Encompass Indonesia dan PPJ ANTRO 2012 atas semangat yang diberikan kepada penulis.

24.Adik-adik mahasiswa stambuk 2013.

Semoga Bapa di Surga dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus memberikan berkat berlimpah untuk kita semua. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum begitu sempurnah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Sintauli Edelina Situmorang NIM. 3123122057


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1 Tradisi Upacara Memanen Padi ... 6

2.2 Kerangka Teori... 9

2.2.1 Kebudayaan ... 9

2.2.2 Religi ... 11

2.2.3 Simbol dan Nilai ... 14

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

2.3.1 Tradisi ... 16


(11)

2.3.3 Masa Panen Padi ... 18

2.3.4 Tanaman Padi ... 19

2.3.5 Masyarakat ... 20

2..4 Kerangka Berfikir... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 24

3.2.1 Subjek Penelitian ... 24

3.2.2 Objek Penelitian ... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.3.1 Observasi ... 26

3.3.2 Wawancara (Interview) ... 26

3.3.3 Dokumentasi ... 27

3.4 Teknik Analisis Data ... 27

3.4.1 Mengelompokkan Hasil Data ... 28

3.4.2 Menginterpretasikan Data ... 28

3.4.3 Menganalisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1 Letak Wilayah ... 29

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 31

4.1.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 32

4.1.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama dan Etnis ... 34

4.1.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 35


(12)

4.1.2.5 Kondisi Sosial dan Budaya ... 39

4.2 Latar Belakang Tradisi Panjopputan ... 41

4.2.1 Sejarah Tradisi Panjopputan ... 41

4.2.1.1 Mitos Tanaman Padi di Desa Poldung ... 48

4.2.2 Persepsi Mayarakat Petani Padi Terhadap Tradisi Panjopputan ... 49

4.3 Proses Tradisi Panjopputan ... 51

4.3.1 Mamulung (Tahap Persiapan) ... 53

4.3.2 Partumonaan (Tahap Pelaksanaan) ... 58

4.3.3 Marhobas (Tahap Akhir Pelaksanaan)... 63

4.4 Simbol-simbol dan Makna Yang Terkandung ... 65

4.4.1 Simbol dan Makna Sesaji Dalam Tradisi Panjopputan ... 67

4.4.2 Makna Doa Dalam Tradisi Panjopputan ... 71

4.5 Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Panjopputan ... 72

4.6 Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Poldung Tahun 2015 ... 31 Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 33 Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama dan Etnis Tahu 2015 ... 35 Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Berdasarkan Jumlah

Kepala Keluarga (KK) Tahun 2015 ... 36 Tabel 5. Sarana dan Prasarana Desa Poldung Tahun 2015 ... 37


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.Skema Alur Kerangka Berpikir ... 23 2.Peta Kabupaten Labuhanbatu Utara ... Lamp 3.Dokumentasi ... Lamp


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Praktik-praktik kebudayaan yang berkembang pada masyarakat dilekatkan pada istilah tradisi. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) tradisi adalah adat kebiasaan turun – temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Bentuk-bentuk tradisi yang dilakukan oleh berbagai suku bangsa antara lain perkawinan, pesta adat, kelahiran, kematian, upacara-upacara panen dan sebagainya. Masing - masing suku bangsa melakukannya dengan cara tertentu dan menjadi ciri khas dari masing - masing suku bangsa. Beberapa tradisi ada yang masih dipertahankan oleh masyarakat dan tidak mengalami perubahan sama sekali, tetapi dilain pihak ada yang mengalami perubahan atau malah hilang. Masyarakat dengan adat istiadat serta nilai-nilai sosial yang diperkaya dengan norma-norma sosial yang tetap mendarah daging pada setiap individu ditengah gencarnya pengaruh globalisasi yang menyentuh segala aspek kehidupan baik berupa pengaruh fisis maupun non fisis.

Salah satu tradisi yang masih dipertahankan dalam berbagai suku bangsa diantaranya adalah tradisi dalam memanen padi. Pada beberapa daerah tradisi memanen padi masih dilaksanakan, sebagai rasa syukur atas hasil panen padi yang telah didapat oleh masyarakat petani padi, sekaligus memohon berkah agar masyarakat petani padi mendapat hasil yang lebih baik pada musim panen padi yang akan datang.


(16)

2

Begitu juga halnya yang terjadi pada masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara. Masyarakat di Desa Poldung masih melaksanakan suatu tradisi panjopputan (menjemput) dalam memanen padi, dimana sistem pertanian di desa ini adalah sistem petanian padi darat yang tidak harus tergantung pada irigasi. Tradisi panjopputan dilakukan satu atau beberapa hari sebelum padi dipanen. Tradisi panjopputan merupakan bentuk interaksi bermasyarakat dengan penguasa alam dan dengan lingkungannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaannya telah diyakini dari masa kemasa, karena tradisi ini merupakan warisan dari para leluhur, sehingga secara tidak langsung merupakan sarana pendidikan non-formal dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada generasi berikutnya.

Tradisi panjopputan (menjemput) dalam memanen padi pada masyarakat di Desa Poldung merupakan suatu keharusan, dan menurut kepercayaan masyarakatnya panjopputan membawa keberkahan terhadap hasil panen padi sehingga ada keyakinan apabila tidak dilaksanakan, maka akan terjadi marabahaya. Marabahaya yang dimaksud disini seperti terjadinya gagal panen, hasil panen padi tidak melimpah, padi yang dipanen lebih banyak yang kosong dari pada berisi, bulir padi banyak yang busuk, padi yang dipanen akan berjatuhan dari tangkainya, dan padi akan diserang oleh monyet, babi dan binatang-binatang lain yang ada di hutan.

Kegiatan tradisi panjopputan ini telah berakar kuat dijiwa masyarakat setempat dan telah menjadi tradisi masyarakat untuk melaksanakannya ketika masa panen padi tiba. Berlangsungnya tradisi panjopputan sudah membudaya pada


(17)

3

masyarakat desa poldung dari generasi ke generasi. Tradisi panjopputan menjadi sebuah kearifan tradisional dan menjadi upaya masyarakat di Desa Poldung untuk meningkatkan hasil panen padi. Karena masyarakat percaya bahwa panjopputan dapat memberikan hasil panen padi yang berlimpah sehingga terus dipertahankan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menganggap perlu dan layak untuk mengangkat tradisi panjopputan di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai objek penelitian dengan judul Tradisi Panjopputan Saat Memasuki Masa Panen Padi Pada Masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Sistem pertanian padi di Desa Poldung.

2. Gagasan atau ide dalam tradisi panjopputan pada masa panen padi di Desa Poldung.

3. Tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi pada masyarakat di Desa Poldung.

4. Kearifan tradisional dalam pertanian padi di Desa Poldung.

5. Panjopputan sebagai upaya masyarakat di Desa Poldung untuk meningkatkan hasil panen padi.

6. Faktor pendukung masyarakat di Desa Poldung melakukan panjopputan pada masa panen padi.


(18)

4

1.3Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang muncul, maka penulis merasa perlu membuat pembatasan masalah agar mendapatkan data dan lebih terarah. Untuk itu penulis membatasi masalah pada Tradisi Panjopputan Saat Memasuki Masa Panen Padi Pada Masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa latar belakang pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung?

2. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung?

3. Apa saja simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan di Desa Poldung?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang pelaksanaa tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung.


(19)

5

3. Untuk mengetahui simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung. 1.6Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung.

2. Sebagai bahan yang dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Memperkaya perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya Fakultas Ilmu Sosial

2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah

3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan untuk memahaminya dalam membuat berbagai kebijakan-kebijakan yang diperlukan, terutama dalam rangka upaya pelestarian kebudayaan yang berkaitan dengan aktivitas pertanian.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif dalam pendekatan deksriptif serta yang diperoleh melalui oleh hasil observasi, wawancara, dokumentasi dengan subjek yang mengetahui dan melaksanakan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi pada masyarakat di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Lahirnya tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi berawal dari mitos yang berkembang pada masyarakat di Desa Poldung akan janji seorang nenek pemiliki lahan pertanian padi. Saat musim panen tiba nenek tersebut kedatangan tamu yang cukup banyak sehingga menyebabkan ruangan dirumah nenek tidak ada yang kosong. Artinya tidak ada lagi ruangan yang dapat digunakan sebagai tempat padi yang akan panen. Pagi hari saat bulir-bulir padi datang kerumah nenek dan hendak masuk, nenek menyuruh bulir-bulir padi untuk kembali dan berjanji akan datang menjemput bulir-bulir padi jika tamu nenek kembali kerumahnya masing-masing. Ruangan yang biasanya tempat padi tengah gunakan oleh tamu sebagai tempat beristirahat. Bulir-bulir padi yang memiliki jiwa atau roh merasa sedih dan kecewa sehingga


(21)

80

menimbulkan kemarahan. Sejak saat itu tidak ada satupun petani padi yang rumahnya kedatangan bulir-bulir padi, maka dilakukanlah tradisi panjopputan untuk menjemput jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi agar mau dipanen.

2. Proses pelaksaanaan tradisi panjopputan dilaksanakan pagi hari pada penanggalan hari baik. Tradisi panjopputan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan dengan tiga tahapan yaitu: mamulung (tahap persiapan), partumonaan (tahap pelaksanaan) dan marhobas (tahap akhir pelaksanaan).

3. Simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi panjopputan merupakan bentuk penghormatan kepada jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi dan penguasa alam yang memiliki kekuatan atau makhluk lain yang menghuni lahan pertanian padi. Makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan adalah menjaga keselarasan manusia dengan alam dan sebagai jembatan masyarakat petani padi di Desa Poldung untuk menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Tradisi panjopputan juga mengandung nilai-nilai moral yang bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan non-formal bagi generasi muda di Desa Poldung yaitu: nilai moral individu, nilai moral sosial dan nilai moral ketuhanan.


(22)

81

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat yang berdomisili di Desa Poldung tetap melaksanakan dan melibatkan generasi muda dalam aktivitas kebudayaan agar tetap terpelihara.

2. Generasi muda di Desa Poldung memiliki kewajiban untuk menghargai hasil pemikiran nenek morang terdahulu dengan mempelajari, mengetahui makna dan nilai yang terdapat dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi.

3. Pemerintah setempat sebaiknya memberikan sumbangan pemikiran dan ruang sebagai upaya pelestarian kebudayaan yang berkaitan dengan aktivitas pertanian sebagai kekayaan budaya nasional.


(23)

DAFTAR PUSTAKA Sumber : Buku

Ariskunto, suharsimi. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Bakker, J.W.M,. 1984. Filsafat Kebudayaan Suatu Pengantar. Yogyakarta:

KANISIUS .

Brutu, Lister, dkk. 1998. Tradisi dan Perubahan, Konteks Masyarakat Pakpak Dairi. Medan: Monora.

Danandjaja, James. 1989. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Jakarta: UI- Press.

Daryanto S.S. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesi Lengkap. Surabaya: Apollo. Dove, R.Michael. 1988. Sistem Perladangan di Indonesia (Suatu studi kasus dari

Kalimantan Barat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS. Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa.Jogyakarta:ombak.

Ihromi (ed). 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada. Kodiran. 1999 dalam Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta. ---. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta.


(24)

---,dkk.2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres. ---. 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

---. 2009. Pengantar Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Kumanto, Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J,.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Prasetya, Joko Tri, dkk. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Renika Cipta. Readfield, Robert. 1966. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta: Rajawali. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: FPS-IKIP Jakarta. Simanjuntak, B.A,.2009. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada

Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Printis.

Simanjuntak, B.A,. dan Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakart: Rajawali Pers. Soeprapto, H.R.Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Malang:m Averroes

Press.

Van Ball, J.1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta: PT.Gramedia.


(25)

Sumber : Skripsi

Yuliyani, Eka. 2010. Makna Tradisi Selamatan Petik Pari Sebagai Wujud Nilai- Nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang Nasution. 2008. Upacara Adat Kenduri Sko (Studi deskriptif Di Desa Keluru,

Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Masridanur. 2010. Upacara Mangan Ahai fallo (Upacara Panen Pada Masyarakat Simeulue (Studi Antropologi di Desa Tanjung Raya,

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Khoironi, Ahmad. 2007. Tradisi Wiwitan Dalam Arus Modernisasi Petanian (Studi Atas Memudarnya Tradisi Wiwitan di Desa Sendangrej, Taju, Pati). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Sumber : Jurnal

Al Hasani, M.M. dan Jatiningsih, Oksiana. 2014. Makna Simbolik Dalam Ritual Kawit Dan Wiwit Pada Masyarakat Pertanian Di Desa Ngasemlemahbang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 1220-1236


(26)

Sumber : Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://www.paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://skripsigratis83.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pertanian-tentang-padi-sawah.html (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://organichcs.com/2014/01/10/sekilas-definisi-konsep-petani-dan-pertanian/ (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://www.scribd.com/doc/98355956/Jurnal-Penelitian-Padi#scribd(Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

Handoyo. 2007. Nilai- nilai Sosial dalam Masyarakat. (Online), (http://handoyo74.files.wordpress.com/2007/09/mdl-paket-c-kd-ii.doc,(diakses Maret 2016)


(1)

80

menimbulkan kemarahan. Sejak saat itu tidak ada satupun petani padi yang rumahnya kedatangan bulir-bulir padi, maka dilakukanlah tradisi panjopputan untuk menjemput jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi agar mau dipanen.

2. Proses pelaksaanaan tradisi panjopputan dilaksanakan pagi hari pada penanggalan hari baik. Tradisi panjopputan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan dengan tiga tahapan yaitu: mamulung (tahap persiapan), partumonaan (tahap pelaksanaan) dan marhobas (tahap akhir pelaksanaan).

3. Simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi panjopputan merupakan bentuk penghormatan kepada jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi dan penguasa alam yang memiliki kekuatan atau makhluk lain yang menghuni lahan pertanian padi. Makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan adalah menjaga keselarasan manusia dengan alam dan sebagai jembatan masyarakat petani padi di Desa Poldung untuk menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Tradisi panjopputan juga mengandung nilai-nilai moral yang bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan non-formal bagi generasi muda di Desa Poldung yaitu: nilai moral individu, nilai moral sosial dan nilai moral ketuhanan.


(2)

81

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat yang berdomisili di Desa Poldung tetap melaksanakan dan melibatkan generasi muda dalam aktivitas kebudayaan agar tetap terpelihara.

2. Generasi muda di Desa Poldung memiliki kewajiban untuk menghargai hasil pemikiran nenek morang terdahulu dengan mempelajari, mengetahui makna dan nilai yang terdapat dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi.

3. Pemerintah setempat sebaiknya memberikan sumbangan pemikiran dan ruang sebagai upaya pelestarian kebudayaan yang berkaitan dengan aktivitas pertanian sebagai kekayaan budaya nasional.


(3)

DAFTAR PUSTAKA Sumber : Buku

Ariskunto, suharsimi. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Bakker, J.W.M,. 1984. Filsafat Kebudayaan Suatu Pengantar. Yogyakarta:

KANISIUS .

Brutu, Lister, dkk. 1998. Tradisi dan Perubahan, Konteks Masyarakat Pakpak Dairi. Medan: Monora.

Danandjaja, James. 1989. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Jakarta: UI- Press.

Daryanto S.S. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesi Lengkap. Surabaya: Apollo. Dove, R.Michael. 1988. Sistem Perladangan di Indonesia (Suatu studi kasus dari

Kalimantan Barat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS. Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa.Jogyakarta:ombak.

Ihromi (ed). 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada. Kodiran. 1999 dalam Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta. ---. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta.


(4)

---,dkk.2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres. ---. 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

---. 2009. Pengantar Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Kumanto, Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J,.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Prasetya, Joko Tri, dkk. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Renika Cipta. Readfield, Robert. 1966. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta: Rajawali. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: FPS-IKIP Jakarta. Simanjuntak, B.A,.2009. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada

Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Printis.

Simanjuntak, B.A,. dan Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakart: Rajawali Pers. Soeprapto, H.R.Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Malang:m Averroes

Press.

Van Ball, J.1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta: PT.Gramedia.


(5)

Sumber : Skripsi

Yuliyani, Eka. 2010. Makna Tradisi Selamatan Petik Pari Sebagai Wujud Nilai- Nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang Nasution. 2008. Upacara Adat Kenduri Sko (Studi deskriptif Di Desa Keluru,

Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Masridanur. 2010. Upacara Mangan Ahai fallo (Upacara Panen Pada Masyarakat Simeulue (Studi Antropologi di Desa Tanjung Raya,

Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Khoironi, Ahmad. 2007. Tradisi Wiwitan Dalam Arus Modernisasi Petanian (Studi Atas Memudarnya Tradisi Wiwitan di Desa Sendangrej, Taju, Pati). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Sumber : Jurnal

Al Hasani, M.M. dan Jatiningsih, Oksiana. 2014. Makna Simbolik Dalam Ritual Kawit Dan Wiwit Pada Masyarakat Pertanian Di Desa Ngasemlemahbang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 1220-1236


(6)

Sumber : Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://www.paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://skripsigratis83.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pertanian-tentang-padi-sawah.html (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://organichcs.com/2014/01/10/sekilas-definisi-konsep-petani-dan-pertanian/ (Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

http://www.scribd.com/doc/98355956/Jurnal-Penelitian-Padi#scribd(Diakses pada kamis, 21 Januari 2016)

Handoyo. 2007. Nilai- nilai Sosial dalam Masyarakat. (Online), (http://handoyo74.files.wordpress.com/2007/09/mdl-paket-c-kd-ii.doc,(diakses Maret 2016)


Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

10 134 104

Desain Persawahan di Desa Ujung Padang, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labura, Provinsi Sumatera Utara

0 2 11

PERANAN MAHASISWA DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BERKARAKTER PANCASILAIS DI DESA SIMONIS KECAMATAN AEK NATAS KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA.

0 2 22

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 16

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 2

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 6

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 22

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 3

Dampak Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas)

0 0 23