PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN MEDAN.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA DASAR MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :
MILLI ALFHI SYARI
NIM : 8136121018

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2015

ABSTRACT

Milli Alfhi Syari: NIM. 8136121018. The Effect of Learning Strategies and
Thinking Skills Abstract Against Student Learning Outcomes Physics Electrical
Engineering College of Engineering Harapan Medan. Thesis, Medan: Educational
Technology Studies Program, Graduate Program, State University of Medan.
2015.
The purpose of this study was;(1) to know the results of study Physics
students that learned with problem-based learning strategy is higher than on
learning outcomes for Physics students that learned with the learning strategy
Inquiry ;(2) to know the results of study Physics student who has a style of
abstract thinking higher than Basic Physics student learning outcomes that have
the thinking style Abstract; and (3) to understand the interaction between learning
strategies and thinking styles Abstract of the Basic Physics student learning
outcomes.
The study population was all students of Department of Electrical
Engineering College of Engineering Harapan Medan 2015/2016 academic year
consisting of four classes with a total population of 145 people. Sampling was
done by cluster random sampling amounted to 78 students consisting of 38
students of class A dibelajarkan using Problem Based Learning Strategy and 40
students of class C that learned to use learning strategies inquiry. This research
instrument to measure learning outcomes used in the form of a multiple choice

test with five possible answers to the question number as many as 38 problems
with the reliability coefficient of 0.968. Normality test using test Liliefors while
homogeneity test with Fisher exact test and Bartlett test. The data analysis
technique is Anava two lanes at significance level α = 0.05 which was followed
by Scheffe test.
Results of the study are: (1) average of Physics student learning outcomes
are taught by Problem Based Learning Strategy �̅ = 28.5 higher than the average
of Physics student learning outcomes are taught by Inquiry Learning Strategy �̅ =
27.27, with Fcount = 13,05 > Ftable = 3.96; (2) the average student learning
outcomes with Abstract Thinking tinggi �̅ = 30,3 higher than student learning
outcomes Abstract Thinking Low �̅ = 25,9 dengan Fcount = 4,24 > Ftable = 3,98 (3)
there is an interaction between learning strategy and the ability to think Abstract
on learning outcomes Physics Department of Electrical Engineering College of
Engineering Harapan Medan with Fcount = 10,1> Ftable = 3,98
From the results of data analysis is concluded that the use of appropriate
learning strategies to students who have the ability to think Abstract is a problembased learning strategies while students with low Abstract, the right strategy used
is the strategy of inquiry learning. The implication of this research is specifically
addressed to Basic Physics lecturer in the application of learning strategies that
consider the characteristics of students especially characteristic way of thinking
Abstract.

Keywords: learning strategies, Abstract thinking, learning outcomes

ABSTRAK
Milli Alfhi Syari: NIM. 8136121018. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan
Kemampuan Berpikir Abstrak Terhadap Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan. Tesis, Medan: Program
Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan.
2015.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Fisika
Dasar mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Berbasis
Masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri; (2) untuk mengetahui hasil
belajar Fisika Dasar mahasiswa yang memiliki gaya berpikir abstrak lebih tinggi
daripada hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa yang memiliki gaya berpikir
Abstrak; dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya
berpikir Abstrak terhadap hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan tahun akademik 2015/2016 yang terdiri
dari empat kelas dengan jumlah keseluruhan populasi 145 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 78 masiswa yang

terdiri dari 38 mahasiswa kelas A dibelajarkan dengan menggunakan Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah dan 40 mahasiswa kelas C yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Instrumen penelitian ini
untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan lima
pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38 soal dengan koefisien reliabilitas
0,968. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors sedangkan uji homogenitas
dengan uji Fisher dan uji Bartlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur
pada taraf signifikansi α = 0.05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa
yang diajarkan dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah �̅ = 28,5 lebih
tinggi dari pada rata-rata hasil belajar Fisika Dasar mahasiswa yang diajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri �̅ = 27,27, dengan Fhitung = 13,05 > Ftabel =
3.96; (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan Berpikir Abstrak tinggi �̅ = 30,3
lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa Berpikir Abstrak rendah �̅ = 25,9 dengan
Fhitung = 4,24 > Ftabel = 3,98 (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan
kemampuan berpikir Abstrak terhadap hasil belajar Fisika Dasar jurusan Teknik
Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan dengan Fhitung = 10,1> Ftabel = 3,98
Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang
tepat digunakan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir Abstrak
tinggi adalah strategi pembelajaran Berbasis Masalah sedangkan mahasiswa

dengan berpikir Abstrak rendah, strategi yang tepat digunakan adalah strategi
pembelajaran Inkuiri. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada
dosen Fisika Dasar yaitu dalam penerapan strategi pembelajaran memperhatikan
karakteristik mahasiswa khususnya karakteristik cara berpikir Abstrak.
Kata Kunci: Strategi pembelajaran, berpikir Abstrak, hasil belajar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Iman dan Islam serta nikmat kesehatan, sehingga melahirkan
kekuatan, kemampuan dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis
berjudul "Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Abstrak
Terhadap Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Harapan
Medan", yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Program Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan
menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah swt, Amiin.
Oleh karen a itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besamya kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd
sebagai Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd
sebagai Pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaian tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Keluarga tercinta, kedua orangtua penulis Ayahanda H. Milli Suko Sari, dan
Ibunda Hj. Sri Ernawati, atas kasih sayang dan doa yang tak pernah putus
untuk penulis, sehingga penulis dapat menjalani pendidikan di Program Studi
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan, serta masku Milli Ade Eka
Purnama, A.Md., Milli Rizki Handoko, A.Md., mbakku Yusni Septiana,
A.Md., Dewi Irma Suci, A.Md, dan keempat keponakanku tersayang, atas doa
dan dorongan semangat mereka pada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan
Saragih, M.Pd., dan Bapak Dr. Edward Purba, M.Pd., sebagai nara sumber
yang telah banyak memberikan banyak masukan dan saran-saran guna
kesempurnaan penyusunan tesis ini.
3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Teknologi Pendidikan, atas ilmu dan
pengetahuan yang diberikan selama ini.

4. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi
Pendidikan dan Dr. R. Mursid, M.Pd selaku Sekretaris Prodi.
6. Bapak/Ibu dosen dan kepegawaian Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
khususnya Ibu Dra. Ratna Askiah Simatupang, M.Si, dan Dra.Herlina
Harahap, M.Si selaku dosen Fisika Dasar Sekolah Tinggi Teknik Harapan
Medan.
7. Bapak Ketua Jurusan Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Bapak H. Ir. M.
Zulfin, MT., atas izin penelitian yang diberikan kepada penulis sehingga
penyusunan Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Rekan-rekan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya
kakaku Imelda Gultom, S.Kom. M.Pd dan Pesta Manurung, S.Kom. M.Pd dan
Teman Terbaikku khususnya mas Fahmi Miraza, A.Md, dan Mas Ardyanto,
terima kasih atas kebersamaan yang kalian berikan selama ini.
Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan yang berasal dari kelemahan diri penulis sendiri.
Namun penulis berharap, tesis ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk
yang lainnya.


Medan, Januari 2016
Penulis,

Milli Alfhi Syari

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................
i
ABSTRACT ......................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
........................................................
iii
DAFTAR lSI .....................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ............................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................
vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Pembatasan Masalah .......................................................
D. Perumusan Masalah.........................................................
E. Tujuan Penelitian.............................................................
F. Manfaat Penelitian...........................................................
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ..............................................
A. Kajian Teoretis .......................................................................
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika .........................
2. Hakikat Strategi Pembelajaran .........................................
a. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ...................
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri.....................................
3. Hakikat Kemampuan Berpikir Abstrak ............................
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...............................................
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
1. Perbedaan hasil belajar fisika dasar mahasiswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah
dan strategi pembelajaran inkuiri .....................................
2. Perbedaan hasil belajar fisika dasar mahasiswa yang
Memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan mahasiswa
yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah.........
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Abstrak dalam Mempengaruhi Hasil Belajar
fisika dasar mahasiswa .....................................................
D. Rumusan Hipotesis ................................................................

1
1
12
13
14
14
15

16
16

16
23
27
36
41
48
49

50

52

53
56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................
C. Metode dan Rancangan Penelitian ........................................
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian .......
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ....................................
1. Prosedur Perlakuan .........................................................
2. Pelaksanaan Perlakuan ....................................................
3. Pengontrolan perlakuan ..................................................
a. Validitas Internal .......................................................
b. Validitas Eksternal ....................................................
F. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian .............
1. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
2. Angket Kemampuan Berpikir Abstrak ...........................
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ..............................................
1. Validitas Tes ...................................................................
2. Reabilitas Tes ..................................................................
3. Tingkat Kesukaran Soal ..................................................
4. Daya Pembeda Soal ........................................................
H. Teknik Analisis Data .............................................................
I. Hipotesis Statistik .................................................................

57
57
57
58
59
61
61
62
63
63
65
66
66
66
68
69
70
71
72
73
73

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................
A. Deskripsi Data ..................................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis ........................................
1. Uji Normalitas ............................................................
2. Uji Homogenitas ........................................................
C. Pengujian Hipotesis ..........................................................
D. Diskusi Hasil Penelitian ...................................................
E. Keterbatasan Penelitian ....................................................

75
75
88
88
92
94
100
109

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........................
A. Simpulan ..........................................................................
B. Implikasi ...........................................................................
C. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
LAMPIRAN..................................................................................... .

111
111
111
115
116
119

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1.

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4
Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9
Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15

Halaman
Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswa Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan................
5
Desain Faktorial 2 x 2 ..................................................................

58

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Fisika Dasar ............................
Kisi – kisi Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Abstrak....
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Fisika
Dasar yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah..................................................................................
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
Mahasiswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri ..................................................................................
Daftar Distribusi Frekuensi Fisika Dasardi Mahasiswa yang
Memiliki Kemampuan Berpikir Abstrak
Tinggi...................................................................................
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
yang Memiliki Kemampuan Berpikir Abstrak Rendah ......
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
Mahasiswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Memiliki Kemampuan Berpikir
Abstrak Tinggi ............................................................ ..........
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
Mahasiswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Memiliki Kemampuan Berpikir
Abstrak Rendah ...................................................................
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
Mahasiswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Berpikir Abstrak
Tinggi ......................................................................... ..........
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Dasar
Mahasiswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Berpikir Abstrak
Rendah ....................................................................... ..........
Rangkuman Analisis Uji Normalitas ..................................
Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok
Sampel Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Strategi Pembelajaran Inkuiri .....................................
Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok
Sampel Berpikir Abstrak Tinggi dan Berpikir Abstrak
Rendah .................................................................................
Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok
Sampel Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Abstrak ................................................................................
Data Hasil Belajar Fisika Dasardi ......................................
Rangkuman Anava Faktorial 2 × 2 ....................................
Rangkuman Uji Scheffe ............................................ .........

67
68

75

77

79
80

82

83

85

87
89

92

93

93
94
95
97

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Gambar 4.9

Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa yang
Diajar dengan Strategi Pembelajran Berbasis Masalah .......
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa yang
Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ikuiri .........................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
dengan Kemampuan Berpikir Abstrak Tinggi .....................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
dengan Kemampuan Berpikir Abstrak
Tinggi………………………….. .........................................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan MemilikiKemampuan
Abstrak Tinggi .....................................................................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan MemilikiKemampuan Abstrak
Rendah .................................................................................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran
Strategi Inkuiri dan MemilikiKemampuan .........................
Histogram Hasil Belajar Fisika Dasar Mahasiswa
Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Strategi
Inkuiri dan MemilikiKemampuan .......................................
Interaksi Strategi Pembelajaran dan Berpikir Abstrak ........

76
78
79

81

82

84

86

88
100

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Fisika adalah ilmu pengetahuan

yang paling mendasar, karena

berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika biasanya dibagi
menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik
modern seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika nuklir, partikel
elementer, dan astrofisika. Menurut Giancoli (2001) tujuan utama semua sains,
termasuk fisika dasar, umumnya dianggap merupakan usaha untuk mencari
keteraturan dalam pengamatan manusia pada alam sekitarnya. Banyak orang yang
berpikir bahwa sains adalah proses mekanis dalam mengumpulkan fakta-fakta dan
membuat teori. Hal ini tidak benar. Sains adalah suatu aktivitas kreatif yang dalam
banyak hal menyerupai aktivitas kreatif pikiran manusia. Dengan demikian tidak
mengherankan kalau perkembangan fisika dasar telah mempengaruhi dan
dipengaruhi bidang-bidang lain. Misalnya, catatan-catatan leonardo da Vinci, artis
Renaissance yang terkenal, peneliti, dan teknisi, berisi referensi-referensi pertama
mengenai gaya yang bekerja dalam sebuah struktur, subyek yang sekarang di
namakan fisika dasar, tetapi pada saat itu, seperti juga sekarang, hal tersebut
berhubungan erat dengan arsitektur dan bangunan.
Menurut Max Delbruck (1981) sejumlah ilmuwan yang dilatih sebagai
fisikawan tertarik untuk menerapkan gagasan-gagasan dan teknik fisika pada
masalah-masalah mikrobiologi. Mereka mengharapkan, di antaranya, mempelajari
organisme biologi dapat berlanjut dengan penemuan hukum-hukum baru yang tak

terduga. Sayangnya, harapan ini tidak tercapai, tetapi usaha mereka membantu
munculnya bidang yang sekarang kita sebut dengan biologi molekuler, yang telah
menghasilkan kemajuan dramatis dalam pemahaman kita mengenai genetika dan
struktur makhluk hidup.
Demikian pentingnya peranan fisika dasar sehingga pada setiap jenjang
pendidikan, fisika dasar selalu diajarkan di sekolah dan di universitas. Disamping
itu fisika dasar sebagai ilmu dasar mempunyai peran penting dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam rumusan tujuan pembelajaran fisika dasar
diatas, melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, mengeksplorasi, eksprimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten. Karena itu pendidikan fisika
dasar harus mampu membekali mahasiswa keterampilan yang dapat menjawab
permasalahan mendatang. Berbagai daya dan upaya dalam meningkatkan
kemampuan fisika dasar mahasiswa telah dilakukan oleh berbagai pihak. Namun
hasilnya belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal tersebut, sesuai dengan
fakta dari dosen yang mengajar di sekolah tinggi teknik harapan Medan. Bahwa
adapun strategi yang digunakan sampai saat ini masih menggunakan strategi
pembelajaran konvensional yaitu masih menggunakan metode pembelajaran
tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah. Metode konvensional
menuntut agar mahasiswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari dosen di
depan kelas dan hanya melaksanakan tugas jika dosen memberikan latihan soalsoal kepada peserta didik.
Oleh karena itu dalam upaya peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap
materi pembelajaran fisika dasar menjadi tanggung jawab bersama terutama dosen

sebagai subjek pendidikan yang memegang peranan penting dalam mewujudkan
keberhasilan suatu pengajaran. Dosen tidak hanya memberi informasi-informasi
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan semata melainkan mendidik dan
membimbing anak dalam belajar. Untuk semua itu, mahasiswa perlu mendapatkan
bekal awal supaya mampu memperoleh, memilih informasi yang berupa
pengetahuan dan ilmu agar dapat mengembangkan diri terhadap kemajuan zaman
ke arah yang positif. Bekal seperti ini sangat membutuhkan pemikiran yang kritis,
sistematis, logis, kreatif yang dibarengi dengan kemauan serta kerjasama
diberbagai bidang. Pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, kemauan dan
kerjasama merupakan bagian dari kemampuan berpikir dari setiap orang.
Kemampuan berpikir seperti ini dapat dikreasikan melalui pembelajaran fisika,
sebab di dalam fisika dasar terdapat Struktur dan karakteristik serta keterkaitan
yang kuat dan jelas antara konsep yang satu dengan konsep lainnya, sehingga
memungkinkan semua mahasiswa dapat berpikir sekemampuan rasional dan
nyata. Mengingat luas cakupan dan pentingnya pelajaran fisika di dalam
kehidupan sehari-hari, maka pelajaran fisika ini perlu diajarkan dan dikuasai oleh
mahasiswa, khususnya jurusan Teknik Elekto Sekolah tinggi teknik harapan
Medan. Untuk itu proses pembelajaran fisika dasar yang telah ada selama ini perlu
ditingkatkan dan didesain sedemikian rupa dengan kondisi belajar yang berdaya
tarik dan menyenangkan sehingga mahasiswa lebih bersemangat, bergairah dan
tertarik terhadap mata kuliah fisika dasar. Apabila mahasiswa telah merasakan
ketertarikannya terhadap fisika dasar, maka pada suatu saat nanti dapat
meningkatkan mutu berpikir logis, kritis, analisis dan kognitif. Dengan
kemampuan berpikir logis, kritis, analisis dan kognitif mahasiswa inilah

munculnya generasi penerus yang berdedikasi tinggi, unggul, handal, bertanggung
jawab dan berprestasi.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan dan
kurangnya pemahaman mahasiswa, salah satu penyebabnya adalah strategi
pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen yang masih bersifat tradisional, yaitu
mahasiswa masih diperlukan sebagai objek belajar dan dosen lebih dominan
berperan dalam pembelajaran dengan memberikan konsep-konsep atau prosedurprosedur baku, sehingga pada pembelajaran ini hanya terjadi komunikasi satu
arah. Mahaiswa jarang diberi kesempatan untuk menemukan dan merekonstruksi
konsep-konsep atau pengetahuan fisika dasar secara formal, sehingga pemecahan
masalah, penalaran dan komunikasi dianggap tidak terlalu penting. Hal ini,
diperkuat lagi oleh pendapat Ratumanan (2004) bahwa mahasiswa hampir tidak
pemah dituntut mencoba strategi sendiri atau cara alternatif dalam memecahkan
masalah, mahasiswa pada umumnya duduk sepanjang waktu di atas kursi dan
jarang mahasiswa berinteraksi sesama mahasiswa selama pelajaran berlangsung.
Mahasiswa cenderung pasif menerima pengetahuan tanpa ada kesempatan untuk
mengolah sendiri pengetahuan yang diperoleh, aktifitas mahasiswa seolah
terprogram mengikuti algoritma yang dibuat dosen.
Jika masalah ini dibiarkan akan membawa dampak tidak menguntungkan
bagi pembelajaran fisika dasar. Tidak sedikit mahasiswa beranggapan fisika dasar
itu sukar dipelajari sehingga mereka kurang berminat dalam mempelajarinya, hal
ini karena ilmu fisika dasar banyak sekali hubungannya dengan benda-benda dan
konsep-konsep abstrak yang harus dianalisa. Bahkan mahasiswa sering kali bosan
dan mengangap bahwa fisika dasar sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.

Maka dosen sebagai pembelajar yang seharusnya terampil, mahir dan
berkompeten dalam memanfaatkan media, strategi pembelajaran, memanipulasi
keadaan sehingga menyenangkan dan membangkitkan gairah belajar mahasiswa
dalam pembelajaran sangat sedikit dijumpai.
Berdasarkan laporan salah satu dosen mata kuliah fisika di sekolah tinggi
teknik harapan Medan khususnya jurusan Teknik Elektro bahwa hasil belajar
fisika di sekolah tinggi teknik harapan Medan tersebut belum menunjukkan
peningkatan yang memuaskan sebagaimana yang tertera pada tabel 1berikut:
Tabel 1. Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswa Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan.
No

Tahun Pelajaran

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-Rata

1

2011/2012

7,00

6,48

6,28

2

2012/2013

7,48

6,00

6,26

3

2013/2014

6,25

5,85

7,61

Sumber: Dosen Fisika dasar Sekolah tinggi teknik harapan Medan
Rendahnya rata-rata hasil belajar Fisika dasar ini disebabkan oleh adanya
kesulitan mahasiswa dalam belajar Fisika dasar. Kesulitan mahasiswa dalam
belajar Fisika dasar ini dapat diamati secara jelas dan nyata ketika mahasiswa
dianjurkan untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan konsep,
lambang Fisika dasar, rumus, perhitungan, bilangan-bilangan yang berkaitan
dengan Fisika dasar, yaitu mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal
dengan cepat, akurat dan benar. Disamping itu ada juga faktor lain yang dapat
mempengaruhi rendahnya hasil belajar mahasiswa yang perlu mendapat perhatian
adalah perbedaan individu. Perbedaan individu mahasiswa ini antara lain jenis

kelamin, tinggi rendahnya intelegensi (IQ), minat, motivasi, perbedaan
kemampuan belajar, kemampuan berpikir terutama kemampuan berpikir kognitif.
Kemampuan berpikir yang didominasi otak kanan.
Dalam rangka mengatasi hasil belajar fisika dasar yang masih relatif
rendah dan belum memuaskan, maka berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan hasil belajar mahasiswa. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan strategi
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran merupakan hal paling
utama dalam pendidikan yang tidak terlepas dari peranan tenaga pengajar,
Kemampuan

tenaga

pengajar

menguasai

teknologi

pembelajaran

untuk

merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan
feedback menjadi faktor penting guna mencapai

tujuan pembelajaran.

Kemampuan tenaga pengajar menguasai materi pembelajaran, gaya mengajar,
penggunaan media, penentuan strategi dan pemilihan metode mengajar
merupakan suatu usaha guna melancarkan proses pembelajaran dan meningkatkan
hasil didalam pencapaian tujuan belajar (Hamalik, 2001).
Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan suatu komponen yang
sangat menentukan untuk terciptanya kondisi yang efisien dan efektif selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Mahasiswa dapat belajar dengan baik jika
strategi pembelajaran diusahakan cepat, efisien dan efektif. Dikatakan efektif bila
strategi pembelajaran tersebut menghasilkan hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan atau dengan kata lain tujuan belajar tercapai. Dikatakan efisien bila
strategi pembelajaran yang diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya
dan waktu yang dipergunakan seminimal mungkin (Slameto: 1995).

Pemilihan strategi pembelajaran fisika yang tepat sangat dibutuhkan dan
harus disesuaikan dengan kemampuan berpikir mahasiswa, karena mata pelajaran
fisika dasar ini menuntut kemampuan berpikir, komunikasi, ketelitian, ketepatan
perhitungan-perhitungan di dalam penyelesaiannya. Kemampuan berpikir
mahasiswa adalah salah satu komponen yang harus diperhatikan dengan seksama
karena kemampuan seorang dosen dalam mengidentifikasi karakteristik yang
memiliki mahasiswa akan membantu dalam menentukan strategi, teori belajar,
media belajar yang cocok untuk digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajaran
yang disampaikan dapat menarik perhatian peserta didik dan setiap jam pelajaran
tidak terasa membosankan, tetapi mendapat perhatian yang utuh terhadap materi
pelajaran yang diajarkan. Jika seorang dosen kurang memperhatikan karakteristik
mahasiswa, maka besar kemungkinan dosen akan salah dalam memilih strategi,
teori belajar, teknik, dan media pembelajaran sehingga mahasiswa akan
menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajarnya. Pada akhimya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan tidak akan tercapai dan komunikasi belajar
menjadi rendah.
Dari penjelasan tentang strategi pembelajaran diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran yaitu pola urutan kegiatan pembelajaran yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam
pembelajaran fisika dasar pada penelitian ini, karakteristik mahasiswa sebagai
variabel kondisi mahasiswa perlu diperhatikan guna menentukan atau memilih
strategi pembelajaran dengan teknik yang tepat. Mahasiswa yang memiliki proses
belajar tingkat tinggi akan lebih mampu melatih diri dalam menyelesaikan soalsoal fisika dasar yang relatif berbeda dengan yang diberikan dosen di sekolah,

karena mahasiswa tersebut akan mampu untuk menemukan alternatif-alternatif
pemecahan masalah secara bijak, efektif, dan efisien serta memberikan gagasangagasan yang relevan dan berdaya guna. Mahasiswa akan mampu untuk
memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki untuk
memahami materi selanjutnya yang relatif lebih sulit. Semakin mampu mahasiswa
mengintegrasikan perseptual baru atau pola perilakunya, maka akan semakin
mampu melatih diri untuk memecahkan berbagai masalah (Sutherland, dalam
Uno, 2009).
Dengan kata lain, semakin tinggi daya kemampuan berpikir mahasiswa
dalam pelajaran fisika dasar, maka mahsiswa akan semakin mampu menggunakan
berbagai informasi dan keterampilan yang telah dimilikinya untuk memecahkan
masalah baru atau latihan-latihan soal yang dihadapinya. Sebaliknya, jika
mahasiswa memiliki daya kemampuan berpikir rendah maka prediksi akan
menemukan kesulitan dalam melatih diri untuk menyelesaikan soal-soal fisika
yang kompleks karena tidak memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
menemukan altematif pemecahan masalah maupun gagasan-gagasan yang relevan
dan bermanfaat untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.
Selama ini penggunaan strategi pembelajaran oleh dosen masih sering
diabaikan, dosen lebih cenderung menggunakan strategi ceramah dalam
menyampaikan materi, sehingga tidak sedikit mahasiswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh dosen, kesenjangan
tersebut diduga sebagai salah satu penyebab mahasiswa tidak dapat berprestasi
dengan baik. Dampak lain dari kesenjangan yang ada, mahasiswa belum dapat
secara maksimal untuk menuangkan kembali pengetahuan yang diperoleh pada

ruang dan waktu yang berbeda. Penggunaan strategi yang sesuai dengan materi
pelajaran yang disajikan akan dapat membantu mahasiswa yang belum memahami
isi pokok materi. Begitu juga dengan kemampuan berpikir mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran juga akan mengalami perubahan, pola pikir
mahasiswa akan baik dalam memecahkan masalah serta menyimpulkan hasil-hasil
pemecahan masalah. Maka dalam hal ini strategi pembelajaran yang digunakan
oleh pemberi materi akan berperan dan memberikan kemudahan dan sekaligus
menumbuhkan kemampuan berpikir mahasiswa.
Strategi pembelajaran tidak hanya sekedar cara atau teknik pengajaran
yang dilakukan bagi seorang dosen, akan tetapi juga dapat meningkatkan
pemahaman bagi yang membaca atau mencermatinya. Mahasiswa yang telah
memahami suatu materi pelajaran melalui pengetahuan awal yang diperoleh dari
lingkungan lebih mudah merespon materi yang diberikan dengan bantuan strategi
yang berperan sebagai tahap lanjut belajar dengan menggunakan konsep untuk
meningkatkan retensi otak, dengan kata lain strategi mempunyai daya tarik untuk
merespon materi yang diberikan. Dengan demikian pengajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran sesuai akan dapat mempermudah dan
mempercepat daya serap otak seseorang dalam memahami informasi atau pesan
pembelajaran.
Keberhasilan dalam belajar akan dicapai oleh mahasiswa jika program
pengajaran dirancang dengan cermat dan semua faktor yang berkaitan dengan ciri
perseorangan mahasiswa dipertimbangkan dengan matang (Uno, 2009). Dengan
memahami strategi dan komponen pendukung kegiatan belajar mengajar
mahasiswa yang akan diajar akan mengalami perubahan didalam dirinya sesuai

dengan kapasitas yang diperoleh pada saat proses belajar berlangsung. Perubahan
yang terjadi pada mahasiswa diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat diterapkan
pada tempat dan waktu yang berlainan.
Salah

satu

strategi

pembelajaran

yang

dapat

diterapkan

dalam

pembelajaran kinematika fisika dasar adalah strategi pembelajaran berbasis
masalah (SPBM). Strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran berbasis masalah
merupakan straregi yang memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapkan
kepada masalah. Dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang
kompleks. Strategi pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat
memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka strategi
pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama
ini kemampuan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang
diperhatikan oleh setiap dosen. Akibatnya, manakala mahasiswa menghadapi
masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak mahasiswa yang tidak
dapat menyelesaikannya dengan baik. Tidak sedikit mahasiswa yang mengambil
jalan pintas, misalnya dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan
bunuh diri hanya gara-gara ia tidak sanggup memecahkan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari strategi pembelajaran

berbasis masalah. Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan
rangkaian

aktivitas

pembelajaran,

artinya

dalam

implementasi

strategi

pembelajaran berbasis masalah adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
mahasiswa. Strategi pembelajaran berbasis masalah tidak mengharapkan
mahasiswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi
pelajaran, akan tetapi tujuan yang ingin dicapai strategi pembelajaran berbasis
masalah ini mahasiswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah
maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir
dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif
Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas
(Johnson, 1977).
Dengan demikian, strategi pembelajaran berbasis masalah mampu untuk
mengajukan berbagai pendekatan pemecahan masalah, mampu melahirkan
berbagai gagasan dan mampu menguraikannya secara terperinci. Pembelajaran
strategi pembelajaran berbasis masalah juga akan melatih mahasiswa berani
mengemukakan pendapat dan menemukan sendiri pengetahuannya yang berguna
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Melihat pentingnya penerapan
strategi pembelajaran pada setiap proses pembelajaran, maka peneliti mencoba

mengkaji keefektifan penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dan
penerapan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) serta kemampuan berpikir abstrak
mahasiswa dari materi kinematika fisika dasar yang akan disajikan kepada
mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar fisika dasar. Secara operasional
penelitian ini akan mengkaji pengaruh penerapan strategi pembelajaran berbasis
masalah dan penerapan strategi pembelajaran strategi pembelajaran inkuiri serta
kemampuan berpikir abstrak terhadap hasil belajar mahasiswa untuk memecahkan
masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fisika dasar.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalahmasalah yang terdapat di dalamnya antara lain: Bagaimanakah strategi
pembelajaran fisika dasar yang digunakan di Sekolah tinggi teknik? Apakah
strategi pembelajaran yang digunakan telah efektif dalam belajar? Apakah strategi
pembelajaran yang dilaksanakan mampu menumbuhkan kreativitas, baik terhadap
mahasiswa maupun terhadap dosen? Apakah strategi pembelajaran tersebut dapat
menimbulkan

rasa

menyenangkan

bagi

mahasiswa

dalam

mengikuti

pembelajaran? Bagaimanakah tingkat kemampuan berpikir abstrak mahasiswa
terhadap materi pelajaran fisika dasar? Apakah Kemampuan berpikir abstrak
mahasiswa dapat mempengaruhi hasil belajar fisika dasar? Apakah strategi
pembelajaran strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir abstrak mahasiswa? Apakah hasil belajar fisika dasar
mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih baik
daripada strategi inkuiri? Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran

berbasis masalah dan kemampuan berpikir abstrak dalam meningkatkan hasil
belajar fisika dasar?

C. Pembatasan Masalah
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup penelitian yang
berbeda-beda maka permasalahan yang akan ditelaah perlu diberikan batasan–
batasan baik yang menyangkut masalah yang akan dikaji maupun sitilah-istilah
yang diinginkan. Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi
pada masalah yang berhubungan dengan hasil belajar fisika dasar yang diraih
mahasiswa Sekolah tinggi teknik harapan Medan. Batasan penelitian ini adalah
strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis
masalah (SPBM) dan strategi pembelajaran inkuiri (SPI). Kemampuan berpikir
asbtrak dibedakan atas kemampuan berpikir abstrak tinggi dan kemampuan
berpikir asbtrak rendah.
Hasil belajar fisika dasar mahasiswa dibatasi dalam ranah kognitif
diperoleh melalui tes hasil belajar yang dibatasi pada aspek pengetahuan (Cl),
pemahaman (C2) dan keterampilan (C3), (C4), (C5), (C6) pada sub kompetensi
menggunakan sifat aturan tentang kinematika fisika dasar bagi mahasiswa
semester 1 sekolah tinggi teknik harapan Medan tahun pelajaran 2015/2016.
Kemampuan berpikir abstrak dibatasi pada kemampuan berpikir abstrak
tinggi dan kemampuan berpikir abstrak rendah. Untuk mengukur sejauh mana
kemampuan berpikir abstrak maka dilakukan tes kemampuan berpikir abstrak.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar fisika dasar mahasiswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada
mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri ?
2. Apakah hasil belajar fisika dasar antara mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir abstrak tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah?
3. Apakah terdapat interakasi strategi pembelajaran dan kemampuan
berpikir abstrak terhadap hasil belajar fisika dasar?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika dasar antara
mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah
dibandingkan dengan mahasiswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika dasar antara
mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir
abstrak rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan
kemampuan berpikir abstrak dalam mempengaruhi hasil belajar fisika
dasar.

F. Manfaat Penelitian
Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teori dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain adalah untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
fisika dasar dan kemampuan berpikir abstrak dan sumbangan pemikiran dan
bahan acuan bagi dosen, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti
ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang penerapan strategi pembelajaran
dan kemampuan berpikir abstrak serta pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah sebagai
bahan pertimbangan dan altematif bagi dosen tentang strategi pembelajaran
berbasis masalah, sehingga dosen dapat merancang suatu rencana pembelajaran
yang berorientasi terhadap mahasiswa bahwa belajar akan lebih baik jika
mahasiswa dapat menemukan sendiri apa yang menjadi kebutuhan belajarnya dan
bukan karena diberitahukan oleh dosen, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar yang lebih baik, dan memberikan gambaran bagi dosen tentang efektivitas
dan efesiensi aplikasi strategi pembelajaran berbasis masalah berdasarkan
kemampuan berpikir inkuiri pada pelajaran fisika dasar untuk memperoleh hasil
belajar fisika dasar yang lebih maksimal.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut :
Pertama, rata-rata hasil belajar Fisika dasar mahasiswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi dari pada rata-rata hasil
belajar Fisika dasar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri.
Dengan demikian strategi pembelajaran Berbasis Masalah lebih efektif diterapkan
dalam pembelajaran Fisika dasar guna meningkatkan hasil belajar Fisika dasar.
Kedua, rata-rata hasil belajar Fisika dasar mahasiswa dengan kemampuan
berpikir abstrak tingi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar
Fisika dasar mahasiswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah.
Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan
berpikir abstrak dimana mahasiswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi
lebih tepat diajar menggunakan strategi pembelajaran Berbasis Masalah,
sedangkan mahasiswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah lebih tepat
diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri.

B. Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata
kuliah Fisika dasar. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk

meningkatkan hasil belajar Fisika dasar. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui
penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif
mahasiswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan
dan

ketercapaian

tujuan

pembelajaran

itu

sendiri.

Dengan

demikian

konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan
berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran.
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar Fisika
dasar mahasiswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran
Berbasis Masalah dari pada strategi pembelajaran Inkuiri. Hal ini menunjukkan
bahwa strategi pembelajaran Berbasis Masalah lebih efektif untuk meningkatkan
hasil belajar Fisika dasar, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi
pembelajaran Berbasis Masalah, mahasiswa cenderung untuk lebih banyak
mengetahui tentang kinematika gerak sehingga memudahkan penguasaan materi
tentang gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabola.
Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar Fisika dasar kepada dosen untuk melaksanakan strategi pembelajaran
Berbasis Masalah. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Berbasis Masalah
diharapkan dosen

dapat membangkitkan dan memotivasi mahasiswa dalam

belajar dan meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa terhadap mata kuliah Fisika
dasar dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran
Berbasis Masalah maka dosen harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapantahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran Berbasis Masalah.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
abstrak mahasiswa berpengaruh terhadap hasil belajar Fisika dasar. Mahasiswa
dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi mempunyai hasil belajar yang tinggi
atau unggul dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir
abstrak rendah. Kemampuan berpikir abstrak yang dipilah atas kemampuan
berpikir abstrak tinggi dan kemampuan berpikir abstrak rendah ditentukan dari
cara angket. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki
karakteristik cara berpikir yang abstrak dan tajam yang sesuai dengan Fisika dasar
sehingga lebih mudah memahami tekhik dalam melakukan bimbingan dan
konseling kepada anak. Dengan demikian konsekuensinya apabila mahasiswa
dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi maka akan maksimal pula pencapaian
hasil belajar Fisika dasarnya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada
mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah tingkat pencapaian
belajarnya kurang maksimal.
Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir abstrak terhadap
hasil belajar Fisika dasar berimplikasi pada dosen pengampu mata kuliah Fisika
dasar untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kemampuan
berpikir abstrak. Apabila kemampuan berpikir abstrak mahasiswa dapat
dikelompokkan maka dosen pengampu matakuliah dapat menerapkan rencanarencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kemampuan berpikir abstrak mahasiswa.
Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi
pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap hasil belajar Fisika dasar.
Interaksi tersebut terindikasi dari mahasiswa dengan kemampuan berpikir abstrak

tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran Berbasis Masalah secara rata-rata
mempunyai hasil belajar Fisika dasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Sedangkan bagi mahasiswa dengan
kemampuan berpikir abstrak rendah secara rata-rata hasil belajar Fisika dasar
yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa yang diajarkan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi
pembelajaran Berbasis Masalah lebih tepat digunakan

bagi mahasiswa yang

memiliki karakteristik yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi,
sedangkan strategi pembelajaran Inkuiri lebih tepat digunakan bagi mahasiswa
dengan karakteristik kemampuan berpikir abstrak rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil
belajar Fi