PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR

BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROPOSAL TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

HERNA JUSNITA SIMAMORA NIM : 8126121019

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

HernaJusnitaSimamora, NIM. 8126121019. Pengaruh Strategi Pembelajarandan Kemampuan Berpikir KritisTerhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa Universitas Negeri Medan.Tesis, Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Bimbingan konseling di SD mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil belajar Bimbingan Konseling di SD mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi inkuiri, (2) untuk mengetahui hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah, dan (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PGSD Universitas Negeri Medan semester II tahun akademik 2014/2015 yang terdiri daritujuh kelas yang berjumlah 248mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 78 mahasiswa yang terdiri dari 38 mahasiswa kelas A yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan 40 mahasiswa kelas C yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38soal dengan koefisien reliabilitas 0,924sedangkan untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir kritis mahasiswa digunakan angket dengan 50 butir soal dan koefisien reliabilitasnya 0.896 Uji normalitas menggunakan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0.05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik ̅= 29.5 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri ̅ = 27.45 ,dengan Fhitung = 12.72 > Ftabel = 3.96 (2) rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi ̅ = 30.34 lebih tinggi dari pada hasil belajar mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah ̅= 26.86 dengan Fhitung = 4.49 > Ftabel = 3.96, (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling di SD dengan Fhitung = 5.5 > Ftabel = 3.96

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat digunakan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi adalah strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik sedangkan mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, strategi yang tepat digunakan adalah strategi pembelajaran inkuiri. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada dosen PGSD yaitu dalam penerapan strategi pembelajaran memperhatikan karakteristik mahasiswa khususnya karakteristik kemampuan berpikir kritis.


(6)

ABSTRACT

Herna Jusnita Simamora, Reg 8126121019. The Effect of Instructional Strategy and The Ability of Critical Thinking on The Student Achievement in Conseling Guidance At State University of Medan.Thesis, Medan: Educational Technology Program, Post-Graduate Program, State University of Medan. 2015.

The objectives of this research are: (1) to know The Student achievement of Conseling Guidance taught by scientific approach 5M was higher than The Students achievement of conseling guidance taught by inquiry strategy, (2) to know the students achievement of conseling guidance having the ability of high critical thinking was higher than the ability of low critical thinking, and (3) to know the interaction between instructional strategy and the ability of critical thinking on the student achievement in conseling guidance.

The population of this research were the students of PGSD state university of Medan semester II of studying Year 2014/2015 which consist seven classes which have 248 students. The sample was done in a cluster random sampling with 78 students comprising of 38 students grade A for scientific approach 5M and 40 students grade C for inquiry strategy instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional in form of multiple choice test consist of 38 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.924 while getting data of the ability of critical thinking used independent questionnaire having 50 items and coefisient reliability 0.896. The normality test used Liliefors and the homogeneity test was Fisher test and Barlett test. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two – ways at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test.

The result of the study showed : (1) The average of the students achievement taught by scientific approach 5M was ̅ = 29.5 was higher than the average of students achievement taught with inquiry strategy instructional ̅ = 27.45, with Fcount = 12.72 > Ftabel = 3.96 (2) The average of the ability of high critical thinking was ̅= 30.34 was higher than the average of the ability of low critical thinking was ̅= 26.86 with Fcount = 4.49 > Ftabel = 3.96, (3) Be found interaction between instructional strategy and the ability of critical thinking on the students achievement of conseling guidance with Fhitung = 5.5 > Ftabel = 3.96.

Based on the data analysis, it can be concluded that the students having the ability high critical thinking should use scientific approach 5M, while the students having the ability low critical thinking should use inquiry instructional strategy. The implication of this research is for the PGSD lecture who plan to implement the right instructional strategy based on the characteristic of the student especially on their ability of critical thinking.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Medan”sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, dan kepada Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga Narasumber sekaligus sebagai penguji yang terhormat Prof. Dr. Abdul. Hasan Saragih, M.Pd, Prof. Dr. Abdul. Munir, M.Pd dan Dr. R. Mursid, M.Pd yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.


(8)

3. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. Nasrun, MS, Ketua Jurusan Drs. Khairul Anwar, M.Pddan Dosen Pengampu Mata Kuliah Bimbingan Konseling Ibu Dra. Rosliana Sitompul, M.Pdyang telah memberi izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di fakultas.

4. Keluarga tercinta, Ayahanda Rusman Simamora (alm) dan Ibunda Riana Purba, S.Pd dan saudara-saudara penulis, Abang Herman Amry Simamora, Kakak Lusiana Simamora, M.Pd dan Adik Dwipa Artawati Simamorayang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPsUnimed serta kekasih tersayang Maruliman Panjaitan, SP yang penuh perhatian, pengertian dan selalu sabar mendampingi penulis sehingga terwujudnya tesis ini.

5. Bapauda dan Inanguda yang sangat kusayangi Pdt.TP.Simamora br.Siregar,S.Pd yangselalu memberikan perhatian,dukungan dan doakepada penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program Studi Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXII Reguler A-1 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

7. Sahabat – sahabat Terbaik Kak Fitri A.W Siahaan,SS., M.Pd,Kak Harpa Arihta Tarigan, S.Pd, Bilferi Hutapea, SS., M.Pd, dan Kak Ayu Devita, M.Pd yang penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan semangat dan masukan yang sangat berarti bagi penulis. Serta Asrul, S.Pd.I., M.Pd sebagai staf/pegawai di Prodi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Unimedyang selalu sabar melayani seluruh mahasiswa PPs Prodi Teknologi Pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini.Semoga Tuhan yang Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda.Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.


(9)

Medan,30Juni 2015 Penulis,

Herna Jusnita Simamora NIM. 8126121019


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 13

C. PembatasanMasalah ... 14

D. RumusanMasalah ... 15

E. TujuanPenelitian ... 15

F. ManfaatPenelitian ... 16

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 17

A. KajianTeoretis ... 17

1. HakekatHasilBelajarBimbinganKonseling ... 17

2. HakekatStrategiPembelajaran ... 27

a. StrategiPembelajaran 5M PendekatanSaintifik ... 29

b. StrategiPembelajaranInkuiri ... 44

3. HakekatKemampuanBerpikirKritis ... 50

4. PenelitianyangRelevan ... 55

B. KerangkaBerpikir ... 56

1. PerbedaanHasilBelajarBimbinganKonseling yang Dibelajarkan denganMenggunakanStrategiPembelajaran 5M PendekatanSaintifik danHasilBelajarBimbinganKonselingyang Dibelajarkandengan Menggunakan StrategiPembelajaranInkuiri ... ... 56

2. PerbedaanHasilBelajarBimbinganKonseling Mahasiswayang MemilikiKemampuanBerpikirKritisTinggidanHasilBelajar BimbinganKonseling MahasiswayangMemilikiKemampuan BerpikirKritisRendah ... 63

3. InteraksiStrategiPembelajarandanKemampuanBerpikirKritis TerhadapHasilBelajarBimbinganKonseling Mahasiswa ... 65

C. Hipotesis ... 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 68

A. TempatdanWaktuPenelitian ... 68

B. PopulasidanSampel Penelitian ... 68

C. MetodedanDesainPenelitian ... 69

D. VariabeldanDefenisiOperasional ... 70

E. ProsedurdanPelaksanaanPerlakuan ... 72

F. PengontrolanPerlakuan ... 77


(11)

G. TeknikPengumpulanData ... 79

H. UjiCobaInstrumen Penelitian ... 81

I. TeknikAnalisisData ... 86

J. Hipotesis Statistik ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 88

A. Deskripsi Data ... 88

1. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik ... 88

2. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 89

3. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 91

4. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 93

5. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 94

6. Hasil Belajar Bimbingan konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 96

7. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 97

8. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Memiliki kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 99

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 100

C. Pengujian Hipotesis ... 106

D. Diskusi Hasil Penelitian ... 112

1. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Strategi Inkuiri ... 112

2. Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Berpikir Kritis Rendah ... 114

3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa ... 115

a. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa

yang


(12)

Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi Antara Mahasiswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M

PendekatanSaintifik

danmahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Inkuiri ... 116

b. Perbedaan Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik Antara Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Mahasiswa yangMemiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 117

c. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi pembelajaran 5M Pendekatan saintifik yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dengan Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 118

d. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dengan Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik yang Memiliki Kemampuan berpikir Kritis Rendah ... 119

e. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Antara Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 120

f. Perbedaan Hasil Belajar Bimbingan Konseling Mahasiswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah Antara Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Mahasiswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 121

E. Keterbatasan Penelitian ... 122

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 124

A.Simpulan ... 124

B. Implikasi ... 124

C.Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Mata KuliahBimbinganKonseling di SD MahasiswaJurusan Pendidikan Guru SekolahDasarFakultasIlmuPendidikan

UniversitasNegeri Medan... 7

Tabel 2.1 Contoh Data Kualitatif dan Kuantitatif ... 34

Tabel 2.2 ContohKegiatanMengamatiBenda yang DisediakanOlehGuru ... 35

Tabel 2.3 Penjabaran Contoh Menalar ... 40

Tabel 2.4 Kemampuan yang DikembangkanDalam Proses Inkuiri ... 46

Tabel 3.3 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 49

Tabel 2.5 PerbedaanStrategi 5M PendekatanSaintifikdanStrategi PembelajaranInkuiri ... 62

Tabel 3.1 Desain Faktorial 2 x 2 ... 69

Tabel 3.2 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik... 74

Tabel 3.3 Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 76

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 80

Tabel 3.5 Kisi – KisiInstrumenTesKemampuanBerpikirKritis ... 81

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik... 88

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 90

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 92

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah... 93

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 95

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 96

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 98

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri &Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 99

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 101


(14)

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik& Strategi Pembelajaran

Inkuiri ... 104

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Berpikir Kritis Tinggi & Berpikir Kritis Rendah ... 105

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis ... 105

Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 106

Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 107


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkahpembelajarandengan 5M PendekatanSaintifik ... 32 Gambar 2.2KomponenPendekatanPembelajaranSaintifik ... 33 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Strategi 5M Pendekatan Saintifik ... 89 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Saintifik ... 91 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

DenganKemampuan Berpikir Kritis Tinggi ... 92 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yangMemiliki Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ... 94 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Memiliki Strategi Pembelajaran 5M

Pendekatan Saintifikdan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis

Tinggi ... 95 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Memiliki Strategi Pembelajaran 5M

Pendekatan Saintifik dan Memiliki Kemampuan Berpikir Kritis

Rendah ... 97 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan

Kemampuan BerpikirKritis Tinggi ... 98 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD Mahasiswa

yang DiajarDengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan

Kemampuan Berpikir KritisRendah ... 100 Gambar 4.9 Interaksi Strategi Pembelajaran dan Berpikir Kritis (BK) ... 112


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 132

Lampiran 2 SAP Strategi Pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan SAP Strategi Pembelajaran inkuiri ... 145

Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 161

Lampiran 4 Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 172

Lampiran 5 Angket Kemampuan Berpikir Kritis... 179

Lampiran 6 Pengujian Reliabilitas Angket Berpikir Kritis ... 176

Lampiran 7 Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 188

Lampiran 8 Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Bimbingan Konseling di SD ... 208

Lampiran 9 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Bimbingan Koseling di SD ... 218

Lampiran 10 Pengujian Hipotesis ... 221

Lampiran 11 Uji Lanjut Dengan Menggunakan Uji Scheffe ... 226


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang sangat strategi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa adalah penelitian. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Wikipedia : 2012).

Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik yang dapat berperan dalam masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Pendidikan juga merupakan kebutuhan setiap warga negara yang selalu mendambakan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai unsur pokok dalam pembangunan negara.

Herdian (2009:114) menyatakan bahwa proses pendidikan dan pengajaran yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan seorang pendidik untuk menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajar dengan cara menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi edukatif yang harmonis. Terkait dengan fasilitas belajar, bahan perkuliahan merupakan salah satu akses pendidikan yang penting dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Lee, dkk (2010:75) menyatakan bahwa salah satu upaya


(18)

untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi perkuliahan yang bermutu.

Pendidikan nasional suatu negara mempunyai tujuan tertentu termasuk pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang – undang sistem pendidikan pasal 3 tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” (DEPDIKNAS : 2003).

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik. Proses pendidikan dilaksanakan sedemikian rupa agar manusia dapat memahami dan menghayati makna pendidikan tersebut sehingga mampu bertanggung jawab, mampu untuk menata perilaku pribadi, bersikap bijaksana, berpikir secara logika, rasional dan ilmiah sehingga dapat bermanfaat untuk membantu dirinya dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Miarso (2005:73) mengemukakan bahwa “sumber daya manusia merupakan modal dasar pembangunan terpenting”. Lebih lanjut dijelaskan


(19)

pendidikan untuk pembangunan kualitas manusia meliputi segala aspek perkembangan manusia dalam harkatnya sebagai makhluk yang berakhlak budi, sebagai pribadi, sebagai masyarakat dan sebagai warga negara. Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari di masyarakat luas. Sedangkan Budningsih (2005:85) mengemukakan bahwa sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki seperti kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan dan mengembangkan segala aspek potensinya.

Pendidikan yang berhasil berawal dari keberhasilan pembelajaran di ruang kelas. Proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik juga dapat dimaksimalkan. Keberhasilan proses pembelajaran di kelas sangat tergantung kepada pendidik. Pendidik memiliki tanggungjawab untuk menciptakan kondisi belajar, memilih strategi pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidik disamping harus menguasai bahan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui bagaimana cara materi pelajaran itu disampaikan dan mengetahui karakteristik setiap peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut. Terkadang kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran bukan karena pendidik tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik, sehingga peserta didik tidak


(20)

termotivasi dan tidak dapat belajar dengan baik. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif bagi peserta didik untuk belajar, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik – teknik pembelajaran dengan memahami teori – teori belajar dan teknik mengajar yang baik dan tepat.

Pembelajaran yang terjadi sekarang ini secara umum menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang datang ke sekolah atau ke kampus secara terpaksa. Mereka lebih suka “nongkrong” atau ngobrol” dengan teman – teman daripada belajar di kelas. Mereka merasa sangat senang kalau kebetulan guru/dosen berhalangan hadir untuk mengajar. Peserta didik kelihatan lebih bersemangat ketika tidak sedang belajar di luar kelas daripada ketika harus belajar di dalam kelas. Hal ini diduga karena sistem pembelajaran selama ini cenderung menggunakan sistem yang mengikat. Suasana belajar membosankan, peserta didik belajar seperti tidak punya tujuan, aktivitas di kelas juga terkesan monoton. Oleh karena itu perlu adanya upaya perubahan lembaga – lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

Perubahan tersebut tentu saja harus berawal dari pendidik. Karena pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Pendidik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar yang memadai agar mampu menjadi pendidik yang berhasil dari profesional di bidangnya. Pendidik tidak hanya harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan tetapi yang lebih penting dari itu adalah pendidik harus mengetahui bagaimana materi bisa disampaikan dan diterima dengan baik oleh peserta didik.


(21)

Dengan kata lain, pendidik bukan hanya bisa mengajar, tetapi pendidik harus bisa membuat peserta didik belajar.

Lembaga Pendidikan Tingkat keguruan (LPTK) sebagai lembaga pencetak guru-guru memiliki tanggungjawab paling besar dalam usaha mencetak guru-guru profesional. LPTK bertanggungjawab membekali calon – calon guru dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seorang guru yang profesional dibidangnya. Sehingga setelah lulus, calon guru tersebut mampu menjalankan perannya sebagai guru sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai fasilitator, motivator, infomator, komunikator, transformator, agen perubah, innovator, konselor, evaluator, dan administrator Soewondo seperti dikutip oleh Arifin (2000).

Universitas Negeri Medan (UNIMED) sebagai salah satu LPTK juga mempunyai tugas yang sama. UNIMED secara terus – menerus melakukan perbaikan dan pembaharuan demi meningkatkan kualitas lulusan-lulusannya. Sejak tahun 2005 UNIMED melaksanakan pembaharuan dan implementasi kurikulum baru. Pembaharuan tersebut tidak saja meliputi perubahan susunan mata kuliah, tetapi juga perencanaan pengembangan mata kuliah, model dan metode pembelajaran hingga sistem penilaiannya seiring dengan perubahan tujuan program pembelajaran / standar kompetensi yang ditetapkan pada masing-masing mata kuliah.

UNIMED adalah lembaga pendidikan yang memiliki visi menjadi perguruan tinggi yang unggul di bidang pendidikan, industri dan budaya sedangkan misinya menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian


(22)

institution yang unggul, mengembangkan budaya kewirausahaaan, menumbuhkan budaya ilmiah di kalangan warga Unimed dan membina suasana akademik dan iklim organisasi yang sehat.

UNIMED berusaha membekali mahasiswa keguruan tidak hanya dengan mata kuliah di bidang yang ditekuni tetapi juga dengan mata kuliah pendidikan yang tujuannya membekali mahasiswa keguruan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mengajar yang baik dan benar. Mata kuliah yang diajarkan salah satunya adalah mata kuliah Bimbingan Konseling. Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagaimana seharusnya seorang pendidik mengajar di kelas, bagaimana menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, bagaimana memilih strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan hal–hal lain yang berhubungan dengan proses pembelajaran di dalam kelas.

Pada kenyataaannya, selama ini hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bimbingan Konseling pada umumnya belum maksimal dan memuaskan. Pembelajaran Bimbingan konseling selama ini masih sangat jauh dari yang diharapkan. Penyampaian materi cenderung menggunakan kebiasaan–kebiasaan yang lama (secara konvensional) yaitu dengan menyampaikan materi perkuliahan secara bertutur baik lisan (ceramah) ataupun diskusi tanpa menguraikan lebih

mendalam materi yang dipelajari. Dosen mengajar cenderung text – book oriented

dan belum menekankan pada kemampuan berpikir mahasiswa secara mandiri. Sehingga sebagai akibatnya muncul kebiasaan dan kejenuhan dari mahasiswa untuk belajar lebih baik. Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka atau dengan kata lain materi


(23)

yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari – hari sehingga dianggap kurang menantang, sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya. Berdasarkan hasil survey awal nilai yang didapatkan dari DPNA mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan mulai Tahun Akademik 2011/2012 sampai Tahun Akademik 2013/2014 untuk mata kuliah Bimbingan Konseling tertera pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Nilai Mata Kuliah Bimbingan Konseling Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Tahun Akademik Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata - rata

2011/2012 4,35 8,20 6,27

2012/2013 4,58 8,45 6,51

2013/2014 4,67 8,30 6,48

Sumber PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perolehan hasil belajar mata kuliah Bimbingan Konseling tidak naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Penyebab rendahnya nilai mata kuliah Bimbingan Konseling mahasiswa jurusan PGSD FIP Unimed ini tentulah banyak faktor, adapun faktor-faktor tersebut antara lain: faktor pertama, strategi pembelajaran yang digunakan dosen kurang variatif, dosen cenderung dengan satu strategi untuk semua materi perkuliahan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa perlu adanya upaya dosen untuk menggunakan strategi yang tepat dan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan mutu dan keterampilannya.

Faktor kedua, peran dosen masih terlalu dominan sebagai pentransfer pengetahuan kepada mahasiswa. Sementara tingkat kesulitan belajar mahasiswa berbeda, dan mungkin saja terjadi apa yang dianggap dosen perlu, tidak perlu bagi mahasiswa. Mahasiswa juga tidak diarahkan secara kreatif dalam memahami


(24)

makna Bimbingan Konseling itu sendiri. Menurut Purwanto (2007:52) dalam belajar di sekolah atau perguruan tinggi, faktor dosen dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting. Sedangkan Sanjaya (2006:110) berpendapat bahwa dosen adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Artinya faktor seorang dosen berpengaruh dalam hal peningkatan hasil belajar mahasiswa. Peranan dosen diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri mahasiswa. Oleh karena itu sebelum memasuki kelas, dosen harus memahami betul materi yang akan dipelajari mahasiswa dan harus mampu memilih strategi yang tepat.

Faktor ketiga, dosen harus memperhatikan kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan, bahan pelajaran, alat dan sumber belajar, siswa, dan dosen itu sendiri. Ketepatan dosen memilih strategi pembelajaran akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena guru akan merancang kegiatan pembelajaran lebih bervariasi. Dengan adanya variasi kegiatan pembelajaran tentu menimbulkan suasana belajar yang lebih aktif dan interaktif sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

Dosen di perguruan tinggi sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam institusi, perguruan tinggi harus membuat terobosan – terobosan pengajaran untuk memecahkan problematika belajar para mahasiswanya. Setelah itu pendidik memberikan teknik – teknik belajar kepada mahasiswa tentang bagaimana cara belajar yang baik. Dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta menyenangkan bagi para mahasiswa, maka para pendidik diharapkan dapat menggunakan metode – metode belajar yang sesuai. Dengan demikian perlu bagi


(25)

para pendidik mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pengajaran dan pendidikan mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Efektivitas pembelajaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh dosen melalui upaya penciptaan kondisi belajar mengajar yang kondusif. Setidak–tidaknya ada tiga langkah yang seharusnya dilakukan pendidik dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif, yakni membangun motivasi mahasiswa, melibatkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan pandai menarik minat dan perhatian mahasiswa. Sementara itu penggunaan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar sudah baik, dan faktor – faktor belajar mahasiswa juga berjalan dengan baik. Bila semuanya sudah berjalan dengan baik, maka diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan itu sendiri yang tidak terlepas dari peranan dosen. Kemampuan dosen menguasai teknologi pembelajaran untuk merencanakan,

merancang, melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan feedback menjadi

faktor penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan dosen menguasai materi pembelajaran, gaya mengajar, penggunaan media, penentuan strategi dan pemilihan metode pembelajaran merupakan suatu usaha guru melancarkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.


(26)

Penerapan strategi pembelajaran yang tepat menjadi pilihan bila menginginkan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana diungkapkan Slameto (1995:77) agar mahasiswa dapat belajar dengan baik maka strategi pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila strategi pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Dikatakan efisien bila strategi pembelajaran yang diterapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang digunakan seminimal mungkin.

Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan strategi, media dan sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi dalam membimbing mahasiswa secara optimal, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam menumbuh kembangkan kemampuannya. Salah satu strategi pembelajaran yang lebih efektif yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring) daripada strategi pembelajaran inkuiri karena menurut Alberta Learning seperti dikutip oleh Sani (2014:89) strategi pembelajaran Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Investigasi yang dilakukan berupa kegiatan laboratorium atau aktivitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi. Sedangkan Strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik ini menekankan interaksi antar peserta didik dalam kelompok atas dasar rasa saling ketergantungan yang positif, rasa tanggung jawab pribadi dan kelompok dengan demikian masing-masing peserta didik dapat


(27)

memaksimalkan potensinya baik bagi kepentingan pribadinya maupun bagi kepentingan kelompok.

Dalam menerapkan strategi pembelajaran, dosen harus memperhatikan apakah dengan strategi itu pengajaran menjadi efektif dan efisien. Pembelajaran

tidak semata – mata berorientasi pada hasil (product), tetapi berorientasi juga pada

proses (process) dengan harapan makin tinggi hasil yang dicapai. Pernyataan ini

memberikan alternatif bahwa penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dapat mengoptimalkan hasil belajar yang diperoleh. Begitu juga dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan juga akan mengalami perubahan, pola pikir mahasiswa akan lebih baik dalam memecahkan masalah serta menyimpulkan hasil dari pemecahan masalah. Untuk itu dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran yang optimal para praktisi pendidikan telah banyak memperkenalkan dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata kuliah sekaligus menumbuhkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir untuk menemukan atau menghasilkan atau mengembangkan gagasan atau hasil yang asli (orisinal), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Berpikir kritis adalah aktivitas berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang kritis dan orisinal. Aktivitas berpikir kritis memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menjawab berbagai permasalahan.


(28)

Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi era globalisasi. Kemampuan berpikir kritis membentuk peserta didik yang mampu mengungkapkan dan mengelaborasi gagasan orisinal untuk pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi

aspek keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes

(flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan

memerinci (elaboration) (Hawadi, dkk, 2001 : 86)

Kemampuan berpikir kritis akan memunculkan kreativitas sebagai hasilnya. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Ambarjaya, 2008 : 65). Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran yang mengakomodasi proses berpikir kritis siswa perlu dikembangkan sehingga dapat menciptakan kreativitas khususnya dalam pembelajaran Bimbingan Konseling.

Melihat pentingnya penggunaan strategi pada setiap proses pembelajaran, maka peneliti mencoba untuk mengkaji keefektifan penggunaan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran Inkuiri dari materi yang akan disajikan kepada mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar. Secara operasional penelitian ini akan mengkaji pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan strategi pembelajaran Inkuiri serta kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar mahasiswa untuk mengatasi masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata kuliah Bimbingan Konseling.


(29)

Selain strategi pembelajaran yang merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar, ada faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu keterampilan peserta didik. Salah satu keterampilan mahasiswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kemampuan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis berkaitan dengan kemampuan menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi gagasan dan argumen. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik mengajarkan ‘keterampilan-keterampilan berpikir’ dengan pelbagai corak dari pada mengajarkan informasi dan isi. Lambat laun, para pendidik mulai meragukan efektivitas mengajarkan ‘keterampilan – keterampilan berpikir’ dengan cara ini, karena hampir sebagian besar mahasiswa sama sekali tidak memahami keterampilan – keterampilan berpikir yang dibicarakan. Akibatnya banyak pengajar semakin tertarik untuk mengajarkan keterampilan – keterampilan ini secara langsung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: (1) faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa? (2) apakah dosen kurang kritis dalam membuat variasi pembelajaran? (3) bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan dosen dalam pembelajaran bimbingan konseling? (4) apakah strategi pembelajaran yang digunakan selama ini dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa? (5) apakah dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan dosen sudah mempertimbangkan karakteristik mahasiswa dan karakteristik


(30)

materi? (6) apakah strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa? (7) apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi inkuiri? (8) Apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah? (9) apakah kemampuan berpikir kritis mahasiswa mempengaruhi hasil belajar pada mata kuliah bimbingan konseling? (10) faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan? (11) Apakah kondisi mahasiswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata kuliah bimbingan konseling ? (12) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, sehingga perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih terarah dan mendalam. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan Inkuiri. Karakteristik mahasiswa yang diperhitungkan dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis dilihat terhadap hasil belajar yang dibatasi pada hasil belajar mata kuliah


(31)

bimbingan konseling mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan

dengan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri?

2. Apakah hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir kritis terhadap hasil belajar bimbingan konseling mahasiswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dapat dikemukakan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik lebih tinggi daripada hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri.


(32)

2. Hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap

hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini bermanfaat antara lain:

1. Memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran 5M pendekatan saintifik dan kemampuan berpikir kritis.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan dosen, pengelola,

pengembang, lembaga penelitian dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang pengaruh strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar.


(33)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Pertama, rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Bimbingan Konseling guna meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD.

Kedua, rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tingi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah.

Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis dimana mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tepat diajar menggunakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik, sedangkan mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah lebih tepat diajar dengan strategi pembelajaran Inkuiri.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata


(34)

kuliah Bimbingan konseling. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling mahasiswa lebih tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dari pada strategi pembelajaran Inkuiri. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik, mahasiswa cenderung untuk lebih banyak mengetahui tentang cara membingbing dan konseling siswa di SD sehingga memudahkan penguasaan materi tentang bimbingan dan konseling anak.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling kepada dosen untuk melaksanakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik. Dengan menggunakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik diharapkan dosen dapat membangkitkan dan memotivasi mahasiswa dalam belajar dan meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa terhadap mata kuliah Bimbingan Konseling di SD dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan


(35)

pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik maka dosen harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa berpengaruh terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Kemampuan berpikir kritis yang dipilah atas kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah ditentukan dari cara angket. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki karakteristik cara berpikir yang kritis dan tajam yang sesuai dengan Bimbingan Konseling sehingga lebih mudah memahami tekhik dalam melakukan bimbingan dan konseling kepada anak. Dengan demikian konsekuensinya apabila mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar Bimbingan Konselingnya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling berimplikasi pada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling di SD untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kemampuan berpikir kritis. Apabila kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat dikelompokkan maka dosen pengampu matakuliah dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.


(36)

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling. Interaksi tersebut terindikasi dari mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan saintifik secara rata-rata mempunyai hasil belajar Bimbingan Konseling yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Sedangkan bagi mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah secara rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifk lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih tepat digunakan bagi mahasiswa yang memiliki karakteristik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, sedangkan strategi pembelajaran Inkuiri lebih tepat digunakan bagi mahasiswa dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa. Dalam hal ini dosen dan mahasiswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis perlu menjadi perhatian sekaligus.


(37)

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis berimplikasi kepada dosen dan mahasiswa. Untuk dosen, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dosen sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan kemampuan berpikir kritis dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian dosen dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

2. Dosen dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Bimbingan Konseling, karena strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Bimbingan Konseling dibandingkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan pembelajaran Inkuiri pada mata kuliah lainnya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G.P. 2009. Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis,dan Pemahaman Konsep Biologi siswa kelas X-5 SMAN 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Kerta Mandala (Online) volume 1, Nomor 001,( diakses tanggal 10 Mei 2014)

Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Araz, G, dan Semra, S. (2007). Effectiveness of Problem Based Learning on Academic Perfoemance in Genetics. Biochemistry and Molecular Biology

Education (online). Diakses tanggal 19 Mei 2014

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model –

Model Pengajaran. Eighth Edition. Jakarta: Pustaka Pelajar

Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dick & Carey. (2005). The Systematic Design Of Instruction. London : Scott Foresman Company

Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dale H. Schunk. 2012. Learning Theories : An Educational Perspective. Sixth Edition. Pearson Education, Inc.

Gagne, R.M. 1977. The Conditions Of Learning and Theory Of Instruction . New York : Flott, Rinchart and Winston

Hamalik, O. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Hassaoubah, Zaleha Izhab. (2002). Developing Creative & Critical Thinking Skills: A Handbook ForStudents. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis :


(39)

Disertai Ilustrasi dan Latihan. Terjemahan Bambang Suryadi, 2007. Bandung: Nusantara

Kemp, J.E. 1994. Instructional Design: A Plan For Unit and Course

Development. Belmont: Feearon

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Liliasari, (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru, (online) (diakses tanggal 15 Mei 2014)

Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi

dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www. Pustekkom.go.id

Seels, B. dan Richey, C. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan Edisi Pertama., Cetakan Ke – 4. Jakarta: Kencana

Surya, H. 2013. Cara Belajar Orang Jenius. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group

Santyasa, I. Wayan. 2005. Model – Model Pembelajaran Inovatif Jurusan

Pendidikan Fisika, (Online). (diakses tanggal 15 Mei 2014)

Sari,N.F., dan Nakish, 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMAN 2 Malang Semester GenapTahun jaaran 2006/2007, Jurnal Pendidikan Ekonomi

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI


(40)

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Wieman, C. 2007. “Why Not Try a Scientific Approach to Science Education?” Change. September-Oktober. 9-15

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Yenince, 2007. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir kritis terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas III Sekolah Dasar Kota Langsa.


(1)

pembelajaran. Untuk melaksanakan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik maka dosen harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang terdapat dalam strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa berpengaruh terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mempunyai hasil belajar yang tinggi atau unggul dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Kemampuan berpikir kritis yang dipilah atas kemampuan berpikir kritis tinggi dan kemampuan berpikir kritis rendah ditentukan dari cara angket. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki karakteristik cara berpikir yang kritis dan tajam yang sesuai dengan Bimbingan Konseling sehingga lebih mudah memahami tekhik dalam melakukan bimbingan dan konseling kepada anak. Dengan demikian konsekuensinya apabila mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi maka akan maksimal pula pencapaian hasil belajar Bimbingan Konselingnya, sebaliknya berbeda dengan yang terjadi pada mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah tingkat pencapaian belajarnya kurang maksimal.

Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling berimplikasi pada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling di SD untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan kemampuan berpikir kritis. Apabila kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat dikelompokkan maka dosen pengampu matakuliah dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.


(2)

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar Bimbingan Konseling. Interaksi tersebut terindikasi dari mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan saintifik secara rata-rata mempunyai hasil belajar Bimbingan Konseling yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Sedangkan bagi mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah secara rata-rata hasil belajar Bimbingan Konseling yang diajar dengan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifk lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik lebih tepat digunakan bagi mahasiswa yang memiliki karakteristik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, sedangkan strategi pembelajaran Inkuiri lebih tepat digunakan bagi mahasiswa dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa. Dalam hal ini dosen dan mahasiswa mempunyai peranan yang sama dan berarti untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis perlu menjadi perhatian sekaligus.


(3)

Konsekuensi logis dari interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis berimplikasi kepada dosen dan mahasiswa. Untuk dosen, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bimbingan Konseling di SD

.

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dosen sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan kemampuan berpikir kritis dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian dosen dapat menetapkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan karena strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis merupakan suatu komponen yang dapat menentukan dan memengaruhi hasil belajar.

2. Dosen dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Bimbingan Konseling, karena strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Bimbingan Konseling dibandingkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan strategi pembelajaran 5M Pendekatan Saintifik dan pembelajaran Inkuiri pada mata kuliah lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G.P. 2009. Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Kemampuan

Berpikir Kritis,dan Pemahaman Konsep Biologi siswa kelas X-5 SMAN 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Kerta Mandala (Online) volume 1, Nomor 001,( diakses tanggal 10 Mei 2014)

Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka

Cipta

Araz, G, dan Semra, S. (2007). Effectiveness of Problem Based Learning on

Academic Perfoemance in Genetics. Biochemistry and Molecular Biology

Education (online). Diakses tanggal 19 Mei 2014

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arends, R. (2008). Learning To Teach. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model –

Model Pengajaran. Eighth Edition. Jakarta: Pustaka Pelajar

Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dick & Carey. (2005). The Systematic Design Of Instruction. London : Scott

Foresman Company

Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dale H. Schunk. 2012. Learning Theories : An Educational Perspective. Sixth

Edition. Pearson Education, Inc.

Gagne, R.M. 1977. The Conditions Of Learning and Theory Of Instruction . New

York : Flott, Rinchart and Winston

Hamalik, O. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta : Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Hassaoubah, Zaleha Izhab. (2002). Developing Creative & Critical Thinking


(5)

Disertai Ilustrasi dan Latihan. Terjemahan Bambang Suryadi, 2007. Bandung: Nusantara

Kemp, J.E. 1994. Instructional Design: A Plan For Unit and Course

Development. Belmont: Feearon

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Liliasari, (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru, (online) (diakses tanggal 15 Mei 2014)

Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal

Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi

dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www. Pustekkom.go.id

Seels, B. dan Richey, C. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Negeri Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta

Rineka Cipta

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan Edisi Pertama., Cetakan Ke – 4. Jakarta: Kencana

Surya, H. 2013. Cara Belajar Orang Jenius. Jakarta: Penerbit PT Elex Media

Komputindo

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana

Prenada Media Group

Santyasa, I. Wayan. 2005. Model – Model Pembelajaran Inovatif Jurusan

Pendidikan Fisika, (Online). (diakses tanggal 15 Mei 2014)

Sari,N.F., dan Nakish, 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis

Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMAN 2 Malang Semester GenapTahun jaaran 2006/2007, Jurnal Pendidikan Ekonomi

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI


(6)

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Wieman, C. 2007. “Why Not Try a Scientific Approach to Science Education?

Change. September-Oktober. 9-15

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Yenince, 2007. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir kritis

terhadap Hasil Belajar IPA siswa Kelas III Sekolah Dasar Kota Langsa.


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, DAN RETENSI SISWA SISTEM EKSKRESI DI SMP SWASTA MARKUS MEDAN.

0 3 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 5 33

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 17 MEDAN.

0 13 28

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MAHASISWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

1 1 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MAHASISWA MAHASISWA PROGRAM S1 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA-FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 3 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 23

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR ALGORITMA DAN PEMROGRANAN DI AMIK PEMATANGSIANTAR.

1 2 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, AKTIVITAS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA DI UNIVERSITAS AL MUSLIM BIRUEN.

0 0 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 15

Pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika

2 6 6