PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran IPA Kelas V di SDN Gambirsari Surakarta.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI
GAMBIRSARI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Administrasi Pendidikan

Oleh :
DEWI KRISTIANI
Q 100140053

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI
GAMBIRSARI SURAKARTA


ABSTRAK
Abad 21 merupakan era transformasi bagi dunia pendidikan. Terkait dengan transformasi
pendidikan, maka guru harus berusaha menggeser paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang
berpusat pada guru ( teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).
Penelitian ini untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran IPA kelas V di SDN Gambirsari
Surakarta mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan deskriptif
kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Model analisis data menggunakan analisis interaktif yang di lakukan dengan
empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Pengujian
keabsahan data di lakukan dengan mengunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil dari
penelitian menyimpulkan perencanaan meliputi menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan
metode, media, pendekatan pembelajaran dan menyiapkan alat peraga. Perangkat pembelajaran
terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Pelaksanaan terdiri dari tiga tahap pembelajaran yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti
dibagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Evaluasi terbagi menjadi tiga yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kata kunci : pembelajaran IPA, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

ABSTRACT
Twenty first century is transformation era for education world. Related to education

transformation, the teacher should attempt to shift the learning management paradigm from
teacher-oriented to student-centered one. This research aimed to describe the management of
Natural Science Learning in the 5th graders of SD Negeri Gambirsari Surakarta concerning
planning, implementing, and evaluating. This research employed a descriptive qualitative method
with ethnographic approach. Techniques of collecting data used were interview, observation, and
documentation. The data analysis was conducted using an interactive model of analysis
encompassing four steps: data collection, data reduction, data display, and data verification. Data
validation was carried out using source and method triangulation technique. From the result of
research, it could be concluded that the planning involved developing learning set, determining
learning method, media, and approach, and preparing visual aids. Learning set consisted of Annual
Program, Semester Program, Syllabus and Learning Implementation Plan. The implementation
consisted of three steps: preliminary, main, and closing activities. Main activity was divided into
three: exploration, elaboration, and confirmation. Evaluation was divided into three: cognitive,
affective and psychomotor.
Keywords: Natural Science learning, planning, implementation, evaluation

1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri
peserta didik. Pendidikan akan mencetak peserta didik menjadi generasi penerus


1

yang berkualitas dan bisa diandalkan oleh bangsa dan negara. Menurut Undangundang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1
ayat 1 menyebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Abad 21 merupakan era transformasi bagi dunia pendidikan di mana arus
perubahan antara guru dan peserta didik memainkan peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman (2012:16) Peranan guru bukan hanya
sebagai transfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar
yang bisa melakukan apa saja (teacher center), melainkan guru sebagai mediator
dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada
dirinya. Hal ini dipertegas lagi dengan pendapat Jufri (2013:166-167) terkait
dengan penataan sistem pembelajaran, maka guru harus berusaha menggeser
paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang dahulunya berpusat pada guru
(teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).
Permasalahan yang ada dewasa ini adalah pembelajaran berfokus pada
guru. Guru dipandang sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga kreatifitas
peserta didik tidak berkembang, penggunaan strategi dan metode pembelajaran

kurang variatif, pengelolaan pembelajaran belum maksimal sehingga membuat
pembelajaran tidak menyenangkan, tidak menarik bahkan menjenuhkan.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran di sekolah dasar yang
bisa memberdayakan potensi, membentuk kompetensi, dan menumbuhkan
berpikir kritis, inovatif, kreatif, serta menciptakan penemuan-penemuan yang
baru bagi peserta didik adalah pembelajaran IPA. Menurut Jufri (2013:87) makna
hakiki dari belajar dan pembelajaran dalam IPA adalah bahwa pendidikan harus
diartikan sebagai proses pembentukan kompetensi (competency based learning),
bukan sekedar proses transfer pengetahuan oleh guru (knowledge based learning)
kepada peserta didik. Pembentukan kompetensi pembelajaran IPA dapat
mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berpikir kreatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin (2010) menyimpulkan bahwa dengan
2

strategi pembelajaran IPA,

suasana belajar yang variatif dan menyenangkan

berpengaruh signifikan terhadap pengembangan berpikir kreatif siswa.
Pembelajaran IPA menurut taksonomi Bloom dalam Trianto (2010:142)

bahwa

pembelajaran

sains

diharapkan

pula

memberikan

keterampilan

(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahamanan, kebiasaan, dan
apresiasi. Menurut Ward (2010:152) pembelajaran dalam sains adalah tentang
membuat keterhubungan, agar siswa memahami dunia sekitar. Pembelajaran
dunia sekitar akan memberikan pengalaman langsung dan berharga bagi peserta
didik. Menurut Sapriati (2014) Pembelajaran IPA di SD menekankan pemberian
pengalaman


belajar

langsung

melalui

penggunaan

dan

pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Menurut Jufri (2013:85)

dalam rangka mengembangkan proses

pembelajaran yang efektif, pendidik perlu mengembangkan strategi pembelajaran,
merancang metode, dan teknik yang akan dipilih dalam upaya untuk

membelajarkan peserta didik. Beberapa strategi belajar yang penting untuk
dikuasai oleh setiap calon pendidik dan pendidik atau guru, terutama dalam
bidang sains antara lain ialah strategi pembelajaran berbasis inkuiri, strategi
pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran kontekstual, dan strategi
pengajaran langsung. Menurut Sapriati (2014) IPA seharusnya dibelajarkan secara
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan

hidup.

Penelitian

ini

mendeskripsikan

tentang

pengelolaan


pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2. METODE
Penelitian dilakukan di SD Negeri Gambirsari Surakarta menggunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan

data melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala
sekolah, guru kelas V, dan peserta didik. Peneliti masuk dan mengikuti
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas serta mengamati lingkungan sekolah
melalui observasi. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data seperti visi
3

misi, profil, perangkat pembelajaran, Program Tahunan (Protah), Program
Semester (Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
foto-foto pembelajaran. Model analisis data menggunakan analisis interaktif yang
di lakukan dengan empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data di lakukan dengan

mengunakan teknik triangulasi sumber dan metode.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari
dilakukan dengan
pembelajaran,

Surakarta

menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan metode

menetapkan

media

pembelajaran,

menetapkan

pendekatan


pembelajaran, dan menyiapkan alat peraga.
Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta
yang pertama adalah menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
merupakan pedoman dan acuan guru dalam mengajar yang terdiri dari Program
Tahunan (Protah), Program Semester (Promes),

Silabus, dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kebebasan untuk mendesain pembelajaran
dalam mengembangkan perangkat kurikulum diberikan guru dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Sulfasyah
(2015) bahwa guru merupakan unsur

penting yang efektif dalam perubahan

kurikulum dan menjadi elemen yang diharapkan dari desain kebijakan pendidikan.
Dukungan dari pemerintah terutama dari sekolah sangat diharapkan oleh
guru dalam mengembangkan perangkat kurikulum yang terdapat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, seperti dikemukakan Inge (2015) bahwa guru
membutuhkan dukungan dan waktu untuk mengembangkan kurikulum, sehingga

diharapkan guru mempunyai kualitas yang tinggi dalam mendidik peserta didik.
Guru dalam

menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

harus dapat

mengembangkan perencanaan pembelajaran IPA, mengelola materi pembelajaran
secara efektif dan memberikan pembelajaran yang bervariasi supaya tujuan
pembelajaran IPA dapat tercapai. Seperti yang dikemukakan

Sutama (2013)

bahwa guru harus mengembangkan perencanaan pembelajaran dan dapat
mengelola materi pembelajaran secara efektif yang berkaitan dengan kehidupan
4

sehari-hari peserta didik dan memberikan pembelajaran yang bervariasi serta
mendukung peserta didik agar dapat belajar dengan cara yang baik.
Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta
yang kedua adalah menetapkan metode pembelajaran. Metode pembalajaran yang
digunakan guru dalam pembelajaran IPA adalah tanya jawab, diskusi, dan
eksperimen, sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran yang variatif
dapat membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif dan inovatif. Seperti yang
dikemukakan Jamaluddin (2010) bahwa penggunaan metode pembelajaran secara
bervariasi sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran IPA juga harus tepat dan sesuai
dengan materi yang diajarkan guru kepada peserta didik supaya pembelajaran IPA
dapat berlangsung dengan efektif, efisien dan tepat waktu sesuai dengan jadwal
pembelajaran yang sudah dirancang guru. Seperti yang dikemukakan Rusli (2014)
bahwa efektifitas pembelajaran tergantung dari metode pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta
yang ketiga adalah menyiapkan media pembelajaran IPA berupa proyektor.
Peserta didik dapat melihat gambar tubuh manusia atau materi pembelajaran IPA
yang lain melalui LCD. Hal ini akan memudahkan peserta didik memahami
materi pembelajaran IPA seperti yang dikemukakan Tank (2014) bahwa untuk
memahami tentang tubuh manusia dan berbagai sistem pembelajaran IPA sangat
penting membangun keterampilan berkomunikasi seperti dalam bentuk gambar,
atau secara lisan.
Perencanaan yang keempat adalah menetapkan pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V
materi sifat-sifat cahaya di SD Negeri Gambirsari Surakarta adalah pendekatan
pembelajaran kontekstual dan berbasis alam. Pendekatan konstektual membuat
peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran IPA, peserta didik saling
berkomunikasi antara sesama peserta didik maupun bersama guru, dengan
didukung peran guru sebagai motivator dan fasiltator akan meningkatkan hasil
belajar kognitif peserta didik seperti yang dikemukakan Irwandi (2013) bahwa

5

pendekatan kontekstual dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif
peserta didik.
Pendekatan pembelajaran berbasis alam dilakukan di luar kelas dengan
menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar seperti batu, air, daun, kertas.
Pendekatan ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan karena peserta
didik mendapatkan pengalaman langsung mempraktekkan materi sifat-sifat
cahaya, sehingga peserta didik menjadi kreatif, dan aktif. Seperti yang
dikemukakan Bay (2015) bahwa pembelajaran di luar kelas dengan praktek
langsung dan melakukan eksperimen langsung dengan suasana

alam yang

menyenangkan akan meningkatkan kemampuan berpikir positif dan kreatif
peserta didik. Pendekatan berbasis alam dengan menggunakan alam sekitar
sebagai sumber belajar juga memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik,
seperti penelitian yang dilakukan May (2004) menyimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran di luar kelas memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi
peserta didik.
Perencanaan pembelajaran IPA Kelas V di SD Negeri Gambirsari
Surakarta yang kelima adalah menyiapkan alat peraga. Alat peraga pembelajaran
IPA kelas V materi sifat-sifat cahaya yang disiapkan adalah kaca pembesar, daun,
kertas, air, cermin, tempat air. Guru sebaiknya melakukan latihan terlebih dahulu
dalam menggunakan alat peraga dengan sesama guru atau seorang ahli yang
mumpuni, dengan harapan guru akan sukses dan berhasil dalam menggunakan
alat peraga , Seperti yang dikemukakan Revees (2015) bahwa penggunaan alat
pembelajaran IPA akan sukses

ketika diimplementasikan secara kolaborasi

dengan dukungan dari para ahli dan ketika guru dilatih dalam menggunakan alat
peraga.
Alat peraga dalam pembelajaran IPA apabila digunakan dengan tepat dan
sesuai dengan materi pembelajaran IPA

dapat mengoptimalkan hasil belajar

peserta didik, dan peserta didik akan aktif selama pembelajaran IPA berlangsung,
seperti yang dikemukakan Anidityas (2012) dengan menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran IPA dapat mengoptimalkan kualitas belajar peserta didik,

6

hasil belajar meningkat dan peserta didik menjadi aktif selama pembelajaran
berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari
Surakarta

terdiri dari

tiga tahapan pembelajaran yaitu

kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahapan pembelajaran
IPA tersebut sangat penting karena mencakup rangkaian

kegiatan dari awal

sampai akhir dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru, sehingga
pelaksanaan ketiga tahapan pembelajaran tersebut harus efektif bagi peserta didik.
Seperti yang dikemukakan Ayub (2013) yaitu pendidik harus memastikan bahwa
pelaksanaan proses pengajaran, pembelajaran, dan pengawasan harus efektif dan
tepat bagi peserta didik.
Tiga tahapan kegiatan pembelajaran IPA Kelas V di SD Negeri Gambirsari
Surakarta yang pertama adalah kegiatan pendahuluan. Melalui kegiatan
pendahuluan ini guru sebagai pemimpin efektif di dalam kelas melakukan
apersepsi dalam bentuk tanya jawab dengan tujuan untuk menggali materi
pembelajaran yang sudah dipelajari peserta didik sebelumnya, seperti yang
diungkapkan Raslie (2015) seorang pemimpin yang efektif akan memantau
pemahaman anggota kelompoknya melalui pertanyaan dan klarifikasi informasi
yang diberikan.
Tahapan kegiatan yang kedua adalah kegiatan inti. Kegiatan inti dibagi
menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Ketiga kegiatan inti ini
harus dikelola guru secara efektif sehingga dapat meningkatkan proses
pembelajaran IPA. Seperti yang dikemukakan Momani (2012) bahwa guru harus
mengelola manajemen kelas yang efektif sehingga dapat menyebabkan
peningkatan dalam proses pembelajaran.
Kegiatan inti yang pertama adalah kegiatan eksplorasi yaitu menggali
potensi peserta didik mengenai materi pembelajaran IPA yang akan diajarkan
guru dengan metode tanya jawab, dilanjutkan dengan mendengarkan materi dari
guru dengan menggunakan metode ceramah dibantu media pembelajaran berupa
proyektor. Berdasarkan wawancara dan observasi di lapangan pelaksanaan
pembelajaran IPA dilakukan dengan berpusat pada peserta didik. Seperti yang
7

dikemukakan Patria (2012) bahwa pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik adalah contoh dari praktek yang baik dari manajemen perubahan
dalam pendidikan.
Pembelajaran di dalam kelas saat sekarang ini berpusat pada peserta didik,
dalam pembelajaran peserta didik memainkan peranan yang sangat penting. Guru
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri peserta didik, sehingga dalam pembelajaran di dalam kelas peserta
didik menjadi dinamis, aktif, dan kreatif. Guru berperan memberikan fasilitas
yang diperlukan peserta didik dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan
Panigrahi (2014) bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik membuat
peserta didik menjadi dinamis dan aktif di kelas.
Kegiatan inti pembelajaran IPA yang kedua adalah elaborasi. Kegiatan
elaborasi adalah kegiatan mengajak peserta didik untuk terlibat dalam
pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok. Potensi dan kualitas guru
terlihat saat guru dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri peserta didik
melalui metode diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas seperti yang dikemukakan Nwogu (2014) menyimpulkan bahwa penyediaan
kuantitas dan kualitas guru akan mampu mengajar dan membekali peserta didik
sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Kegiatan elaborasi selain dilakukan di dalam kelas (indoor learning) juga
dilakukan di luar kelas (outdoor learning). Pembelajaran di luar kelas (outdoor
learning) dapat memberikan pengalaman nyata dan otentik bagi peserta didik
dalam pembelajaran IPA. Zimmerman (2014) mengemukakan bahwa upaya untuk
mereformasi pendidikan sains telah berfokus pada membuat pengalaman otentik
bagi semua peserta didik dan dalam pendidikan sains mendapatkan keuntungan
yaitu dapat berpikir secara ilmiah.
Kegiatan inti pembelajaran IPA yang ketiga adalah konfirmasi yaitu guru
melakukan tanya jawab mengenai hasil pembelajaran, dan memberikan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik. Guru memuji hasil pembelajaran peserta didik dengan kata-kata “pintar”,
“bagus”, “pandai” (lisan), guru juga memberikan nilai (tertulis) kepada peserta
8

didik, dengan acungan jempol (isyarat), dan hadiah. Ustunluoglu (2012)
mengemukakan bahwa menawarkan kesempatan

bagi para guru untuk

meningkatkan kesadaran akan manfaat memuji perilaku positif peserta didik.
Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran IPA berlangsung.

Motivasi

diberikan kepada peserta didik dengan penuh kasih sayang, dengan tujuan supaya
peserta didik merasa dihargai dan tidak rendah diri. Ullah (2013) mengemukakan
guru harus memotivasi peserta didik dengan mendirikan lingkungan kasih sayang,
koordinasi, dan partisipasi. Pemberian motivasi juga memberikan peranan yang
besar bagi hasil prestasi peserta didik karena motivasi memberikan semangat
dalam belajar dan rasa percaya diri pada diri peserta didik serta akan menjalin
hubungan yang positif antara guru dengan peserta didik. Seperti yang
dikemukakan Rana (2015) menunjukkan bahwa motivasi dapat memberikan
hubungan yang positif dan signifikan terhadap pembelajaran sains dan prestasi
peserta didik.
Tahapan kegiatan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari
Surakarta yang ketiga adalah kegiatan penutup, yaitu guru memberikan Pekerjaan
Rumah (PR) kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat
mengulang kembali materi pembelajaran IPA sehingga dengan mengingat materi
pembelajaran IPA maka prestasi belajar dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan
penelitian Kilani (2015) yang menyimpulkan bahwa dengan memberikan PR,
peserta didik dapat mengambil ide tentang konsep yang disebutkan dalam
pelajaran sehingga hal ini menegaskan pentingnya pekerjaan rumah dan perannya
dalam meningkatkan prestasi.
Evaluasi pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta
terbagi menjadi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif
pada pembelajaran IPA kelas V di SDN Gambirsari Surakarta berhubungan erat
dengan kemampuan berpikir termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami,

mengaplikasi,

menganalisis,

mensintesis,

dan

kemampuan

mengevaluasi. Ranah kognitif untuk pengukurannya menggunakan tes tertulis.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,
9

misalnya menulis, memukul, melompat, penilaiannya menggunakan tes unjuk
kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. Ranah afektif mencakup perilaku
seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral, penilaiannya menggunakan
pengamatan Seperti yang dikemukakan Sutama (2015) manajemen evaluasi
pembelajaran pada aspek kognitif dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,
tugas, sedangkan untuk evaluasi pada aspek afektif melalui observasi.
4. PENUTUP
Perencanaan pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta meliputi
menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan metode pembelajaran seperti
ceramah, diskusi, dan eksperimen, menetapkan media pembelajaran seperti LCD,
menetapkan pendekatan pembelajaran seperti pendekatan kontekstual dan
berbasis alam yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar,
menyiapkan alat peraga seperti kaca pembesar, kertas, daun, matahari, air.
Perangkat pembelajaran terdiri dari Program Tahunan (Protah), Program Semester
(Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pelaksanaan

pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Guru dalam kegiatan pendahuluan melakukan apresepsi, menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan uraian kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kegiatan inti ada tiga yaitu eksplorasi, kolaborasi dan konfirmasi.
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan guru menggali potensi peserta didik dengan
tanya jawab. Kegiatan elaborasi adalah kegiatan mengajak peserta didik untuk
terlibat dalam pembelajaran IPA seperti diskusi dan eksperimen dengan
pendekatan pembelajaran kontekstual dan berbasis alam. Kegiatan konfirmasi
adalah kegiatan guru melakukan tanya jawab mengenai hasil pembelajaran dan
memberikan penguatan kepada peserta didik dalam bentuk lisan, nilai, isyarat,
maupun hadiah. Kegiatan penutup, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran IPA, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja peserta didik.
Evaluasi pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauhmana peserta didik
menguasai materi pembelajaran IPA yang sudah diajarkan guru kepada peserta
10

didik. Evaluasi pembelajaran terbagi menjadi tiga aspek yaitu ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Pengukuran ranah kognitif menggunakan tes tertulis,
ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar
pengamatan dan ranah afektif menggunakan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Anidityas, A. N.;Utami, N. R.; Widiyaningrum, P. (2012). “Penggunaan Alat
Peraga Sistem Pernapasan Manusia Pada Kualitas Belajar Siswa SMP
Kelas
VIII”.
Unnes
Science
Education
Journal.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej. November 2012.
Ayub, D.; Othman, N. (2013).”Entrepreneurship Management Practices in
Creating Effective School”. Asian Social Science. Canadian Center of
Science and Education. Agustus 2013. Vol. 9, No. 12, p. 69-78.
Bay, D. N. (2016). “Outdoor in Preschool Teaching: A Model Implementation in
Turkey”. International of studies in Educatioan. Macrothink Institute,
Vol. 6, Num. 1, February 2016, p. 56-73.
Haryati, M. (2013). Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta.Referensi.
Irwandi. (2013).”Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa SMA”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia. Juni
2013, Jilid 1, No. 1, p. 100-105.
Jamaluddin. (2010). “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SD Dalam
Pembelajaran IPA”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia. Oktober
2010, Jilid 17, No. 3, p. 202-209.
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Jawa Barat: Pustaka Reka
Cipta.
Kilani, M. A. (2015).” The Impact of Pre and Post Homework Assignment on the
Ninth Grade Students’ Achievement in Islamic”. International Journal of
Education. Macrothink Institute, 2015. Vol. 7 No. 1, p. 209-220.
May, T. S. (2004) “Teaching in the Field: Working With Students in the Outdoor
Classroom”. The Journal of Environmental Education. Proquest,
Vol.35,Num. 4, 2004, p. 67.

11

Momani, M. A; Allouh, Z.; Homran, M. A. (2012). “Teachers Implementation of
Effective Classroom Management from Vocational Educational
Students’ Perspectives. International Journal of Education. Macrothink
Institute, Vol. 4 No. 3, 2012, p. 137-146.
Nwogu, U, J.; Esobhawan, B. I. (2014).” Teacher Quality dan Quantity :
Implications For The Implementation Of Universal Basic Education In
Nigeria”. Academic Research International. Savap International, Vol. 5,
Num. 1, January 2014, p. 199-208.
Panigrahi, M, R. (2013). “School Effectiveness At Primary Levels Of Education
In Relation To Community Participation”. International Journal on New
Trends in Educational and Their Implications. Ijonta. Vol. 4 Issue: 2,
Article: 17, April 2013, p.171-184.
Patria, B. (2012). “Change Management in the Higher Education Context: A Case
of Student-centred Learning Implementation”. Internatioanl Journal of
Education. Macrothink Institute, Vol. 4, No. 4, 2012, p.176-191.
Rana, R. A.; Mahmood, N.; Reid, N.(2015).”Motivation and Science
Perforamnce:Influence on Student Learning in Science”.Institute of
Education and Research.,2015.Col.7,Num.2,p.1445-1452.
Raslie, H.; Mikeng, D.; Ting, S. H. (2015). “Reciprocal Teaching and
Comprehension of Struggling Readers”. International Journal of
Education, Macrothink Institute, 2015, Vol.7, No. 1, p. 131-142.
Reeves, J. (2015). “Addressing Radicalisation into the Classroom – A New
Approach to Teacher and Pupil Learning”. Journal of Education and
Training. Macrothink Institute. 2015, Vol. 2, No. 2, p. 20-39.
Rusli, M.; Ardhana, I. W.; Sudana, I. N.; Kamdi, W. (2014). “The Effect Of
Presentation Strategy On Multimedia Learning-Animation Vs Static
Visualition-And Learning Style To Learning Result”. Academic Researc
International. Proquest. September 2014, Vol. 5, No. 1, p. 216-226.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sapriati, A. (2014). Pembelajaran IPA di SD. Cetakan ketiga belas. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Sulfasyah; Haig, Y.; Pugh, B. C. (2015). “Indonesian Teachers’ Implementation
of New Curriculum Initiatives in Relation to Teaching Writing in Lower
Primary School”. International Journal of Education. Macrothink
Institute. 2015, Vol. 7, No. 4, p. 53-72.
12

Sutama; Haryoto; Narimo, S. (2013). “Contextual Math Learning on Lesson
Study Can Increase Study Communication”. International Journal of
Education. Macrothink Institute. 2013, Vol. 5, No. 4, p. 48-60.
Sutama; Narimo, S.; Samino. (2015).”Management Of Curriculum 2013
Mathematic Learning Evaluation I Junior High School”. Internatioanl
Journal of Education. Macrothink Institute, Vol. 7,Num.3, September
2015,p.164-174.
Tank, K. M.; Coflino, K. (2014).”Learning Science Through Talking Science in
Elementary Classroom”. Cultur Student of Science Education, Num.9,
2014, p.193-200.
Trianto.

(2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Cetakan kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ullah, M, I; Sagheer, A.; Sattar, T.; Khan, S. (2013).”Factors Influencing Students
Motivation to Learn in Bahauddin Zakariya University, Multan
(Pakistan)”. International Journal of Human Resource Studies.
Macrothink Institute. 201, Vol. 3, No. 2, p. 90-108.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Ustunluoglu, E.; Culha, D. G. (2012). “Investigating Student Evaluation of
Teachers by Using Latent Class Analysis: A Case Study at a Tertiary
Level”. Internatioanl Journal of Education. Macrothink Institute, Vol. 4,
No. 3. 2012, p. 147-159.
Vinje, I. (2015). “Teaching Future Teachers in the Subject of Pedagogy”.
International journal of Education. Macrothink Institute, Vol. I, May
2015, p. 19-35.
Ward, H. (2010). Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta Barat:
PT Indeks.
Zimmerman, C. (2014). “A Prospective Cognition Analysis of Scientific Thinking
and the Implications for Teaching and Learning Science”. Journal of
Cognitive Education and Psychology. Springer Publishing Company.
2014, Vol. 13, No. 2, p. 245-257.

13

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SD NEGERIPAJANG IV SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran Ipa Di SD Negeri Pajang IV Surakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Ipa Di SD Negeri Pajang IV Surakarta.

0 3 4

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SD NEGERI PAJANG IV SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran Ipa Di SD Negeri Pajang IV Surakarta.

0 2 20

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Ipa Berbasis Media Pembelajaran Science Education Quality Improvement Project (Seqip) Kelas V Sd Negeri Manahan Surakarta.

0 3 5

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA BERBASISMEDIA PEMBELAJARAN SCIENCE EDUCATION Pengelolaan Pembelajaran IPA Berbasis Media Pembelajaran Science Education Quality Improvement Project (SEQIP) Kelas V SD Negeri Manahan Surakarta.

0 4 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA BERBASISMEDIA PEMBELAJARAN SCIENCE EDUCATION Pengelolaan Pembelajaran IPA Berbasis Media Pembelajaran Science Education Quality Improvement Project (SEQIP) Kelas V SD Negeri Manahan Surakarta.

0 2 16

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SD NEGERI DUKUHAN, KERTEN, LAWEYAN, SURAKARTA Pengelolaan Media Pembelajaran Ipa Di Sd Negeri Dukuhan, Kerten,.

0 2 19

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI BANYUANYAR I Pengelolaan Media Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Banyuanyar I Surakarta.

0 2 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SDN GAMBIRSARI SURAKARTA Pengelolaan Pembelajaran IPA Kelas V di SDN Gambirsari Surakarta.

0 3 19

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran IPA Kelas V di SDN Gambirsari Surakarta.

0 7 5