HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PADA MURID DI SD NEGERI 5 Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Status Gizi Anak Pada Murid Di Sd Negeri 5 Boyolali.

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN
STATUS GIZI ANAK PADA MURID DI SD NEGERI 5
BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :

Zulfikar Adi Gumawang
J500120025

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI
ANAK PADA MURID DI SD NEGERI 5 BOYOLALI
Zulfikar Adi Gumawang, Yusuf Alam Romadhon, M.Shoim Dasuki

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang : Fungsi keluarga merupakan fungsi yang dimiliki oleh keluarga
yang meliputi aspek sosial, emosional, dan kesehatan. Keluarga memiliki peran
yang sangat penting dalam menangani status gizi anak, karena di dalam lingkungan
keluarga, anak dapat memaksimalkan asupan gizi serta tumbuh kembangnya.
Kurangnya peran keluarga dalam memperhatikan status gizi anak, menandakan
bahwa fungsi keluarga tidak sehat. Penanganan status gizi anak merupakan masalah
kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh fungsi keluarga.
Tujuan : Untuk menganalisis hubungan antara fungsi keluarga dengan status gizi
anak pada murid di SD Negeri 5 Boyolali.
Metode : Rancangan yang digunakan adalah desain observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subyek untuk penelitian ini adalah 60 murid SD Negeri
5 Boyolali yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil Penelitian : Responden memiliki fungsi keluarga yang sehat dan status gizi
yang baik dengan persentase sebesar 75,01 dan responden yang jumlahnya paling
sedikit terdapat pada responden dengan fungsi keluarga tidak sehat dan status gizi
tidak baik, yaitu dengan persentase sebesar 6,65% Berdasarkan hasil pengujian
dengan fisher test menunjukkan p value sebesar 0,03 yang berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara fungsi keluarga dengan status gizi anak
Kesimpulan : terdapat hubungan yang bermakna antara fungsi keluarga dengan

status gizi anak
Kata kunci : fungsi keluarga, status gizi anak

ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY FUNCTIONING WITH
NUTRITIONAL STATUS IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENT
“SD NEGERI 5 BOYOLALI”
Zulfikar Adi Gumawang, Yusuf Alam Romadhon, M.Shoim Dasuki
Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University
Background : Family function is function had by family, that involves social,
emotional, and health aspects. Family has important role to handle children
nutritional status, because in family environment, children can maximize food
intake also their growth and development. The lack of family roles in handling of
children nutritional status, indicating the family function is unhealthy. The
handling of children nutritional status is a health’s problem that can be influenced
by family function.
Objectives : To analyze the relationship between family functioning and nutitional
status.
Methods : The research design is the analytic observational design with cross
sectional analytic approaches. The research subjects were 60 students of SD

Negeri 5 Boyolali who already fullfill the inclusion and exclusion criteria.
Results : Respondents had healthy family functioning and good nutritional status
with precentage 75,01 and minority respondents had not healthy family functioning
and poor nutritional status with percentage 6,65. Based on fisher test, it shows the
p value is 0,03, it means there is a relation between family functioning and children
nutritional status.
Conclusion : there is a significant relation between family functioning and children
nutritional status
Keywords : family functioning, children nutritional status

PENDAHULUAN
Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal orang sehingga keluarga
adalah penentu dasar pembentukan karakter seseorang (Budiono cit Wedastra,
2015). Keluarga merupakan kelompok yang berperan penting dalam proses
pengembangan, pencegahan, serta perbaikan dalam setiap masalah kesehatan yang
ditemukan dalam keluarga tersebut. (Sutikno, 2011). Hubungan antar anggota
keluarga merupakan sebuah hubungan yang sangat erat serta memiliki intensitas
yang sangat tinggi pada setiap anggota keluarga (Lestari, 2012)
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan serta
perkembangan anak, karena di lingkungan keluarga, anak akan mendapatkan

kebutuhan kebutuhan yang diperlukan oleh anak, mulai dari kebutuhan jasmani
seperti sandang, pangan dan papan hingga kebutuhan rohani seperti bimbingan,
pendidikan, dan kasih sayang dari orang tua. Sejak manusia masih di dalam
kandungan hingga dilahirkan, anak sudah merasakan cinta dan kasih saying dari
orang tuanya. (Soetjiningsih, 2012)
Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang gizi yaitu
gizi kurang dan gizi lebih, pada masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya bahan pangan, kurangnya pengetahuan tentang gizi, akan tetapi masalah
yang dialami dari gizi lebih kebanyakan disebaban oleh kurangnya tingkat
pengetahuan tentang gizi di lapisan masyarakat (keluarga) . Salah satu golongan
yang memerlukan perhatian dalam konsumsi makanan dan zat gizi adalah anak usia
sekolah. (Almatsier, 2010).
Prevalensi pendek yang berdasarkan TB/U, Bali memiliki presentasi paling
kecil untuk prevalensi sangat pendek, sebesar 5%, yang paling besar persentasenya
ada di Papua Barat dengan persentase 26,2%. Untuk prevalensi pendek tertinggi
ada di provinsi Nusa Tenggara Timur (32,8%) dan prevalensi pende terendah ada di
Bali (10,6%). Sedangkan provinsi Jawa Tengah prevalensi untuk sangat pendek dan
pendek masing masing sebesar 14,9% dan 19,2%.Sedangkan untuk prevalensi
berdasarkan IMT/U, Bangka Belitung memiliki persentase yang paling kecil yaitu
sebesar 2%, yang tertinggi berada di Riau dengan persentase 7,6% . Untuk

prevalensi kurus, angka prevalensi tertinggi ada di Nusa Tenggara Barat (12,4%)

sedangkan yang terendah berada di Bengkulu (5,3%). Dan untuk prevalensi gemuk
terendah ada di Maluku (2,1%) dan yang tertinggi ada di Sulawesi Tenggara
(14,7%). Sedangkan provinsi Jawa Tengah prevalensinya untuk kategori – kategori
tersebut masing – masing 5,3%, 8% dan 10,9%. (RISKESDAS 2010)
Sedangkan dari data RISKESDAS tahun 2013, untuk prevalensi pendek (TB/U)
menurut jenis kelamin, secara keseluruhannya pada anak laki-laki, prevalensi
pendek tertinggi terjadi pada umur 13 tahun dengan persentase sebesar 40,2 %,
sedangkan pada anak perempuan di umur 11 tahun dengan persentase 35,8%. Untuk
prevalensi kurus menurut IMT/U pada anak umur 5-12 tahun adalah 11.2 persen,
terdiri dari 4,0 persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus. Prevalensi sangat kurus
paling rendah di Bali (2,3%) dan paling tinggi di Nusa Tenggara Timur (7,8%).
Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8
persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen.
Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI
Jakarta (30,1%).
Berdasarkan data dari salah satu UPTD Puskesmas Boyolali I pada tahun 2014,
didapatkan dari jumlah 493 murid kelas 1 sekolah dasar , prevalensi sangat pendek
sebesar 10 anak atau sekitar 2,03%, untuk prevalensi pendek sebanyak 21 anak

(4,26%) dan untuk prevalensi tinggi yang normal berjumlah 462 (93,71%)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar
(SD) Negeri 5 Boyolali, dan rumah para murid SDN 5 Boyolali dengan cara home
visit yang dilakukan selama bulan November 2015. Pengambilan sampel dilakukan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil sample dengan
berdasarkan pertimbangan tertentu. Dengan metode purposive sampling didapatkan
jumlah sample sebesar 43 responden, kemudian ditambahkan menjadi 60
responden. Kriteria sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tidak dalam
kondisi sakit saat diperiksa, bersedia menjadi responden, anak tinggal serumah

dengan orang tua kandung yang masih lengkap, memiliki penyakit genetik,
memiliki cacat fisik, orang tua bercerai, orang tua menikah lagi, orang tua
meninggal dunia
Analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah analisi data dengan
program SPSS versi 17 menggunakan uji fisher yang merupakan uji alternatif dari
2x2 chi square. Interpretasi dari uji fisher dinyatakan bermakna jika nilai p < 0,05
dan dinyatakan tidak bermakna jika p > 0,05.


HASIL PENELITIAN

1.

Karakteristik Responden menurut fungsi keluarga
Tabel 4. Distribusi Fungsi Keluarga

Fungsi
Keluarga
Tidak Sehat
Sehat
Total

Frekuensi
(f)
8
52
60


Persentase
(%)
13,34
86,66
100,0

Berdasarkan dari Tabel 4 didapatkan bahwa kategori fungsi keluarga sehat
sebanyak 52 orang dengan persentase 86,66% sedangkan pada fungsi keluarga yang
tidak sehat sebanyak 8 orang dengan persentase 13,34%. Dengan demkian
disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki fungsi keluarga yang baik

2. Karakteristik Responden menurut status gizi
Tabel 5. Distribusi dari Status Gizi Anak
Status Gizi
Anak
Tidak Baik
Baik
Total

Frekuensi

(f)

Persentase
(%)

11

18,3

49
60

81,7
100,0

Berdasarkan dari Tabel 5 didapatkan bahwa kategori status gizi yang baik pada
murid SDN 5 Boyolali sebanyak 49 anak dengan persentase 81,7% sedangkan pada

status gizi anak yang tidak baik ada sebanyak 11 anak dengan persentase 18,3%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki status

gizi yang baik.

3. Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Uji Fisher
Tabel 6. Uji Fisher

Fungsi Keluarga
Tidak Sehat
Sehat
Total

Status Gizi
Tidak Baik
Baik
n
%
n %
4 6,65
4 6,69
7 11,65
45 75,01

11 18,3
49 81,7

Total
n %
8 13,34
52 86,66
60 100

p
value
0,03

Dari data diatas yang menggunakan uji statistik dengan uji fisher, didapatkan
bahwa mayoritas responden memiliki kondisi status gizi anak yang baik dan fungsi
keluarga yang baik dengan jumlah 45 responden (75,01%) dan yang memiliki data
terkecil didapatkan pada keluarga dengan status gizi yang tidak baik dan fungsi
keluarga yang tidak sehat dengan persentase 6,65% dan nilai p sebesar 0,03 dengan
demikian, diperoleh nilai p < 0,05 maka hipotesis diterima yaitu terdapat hubungan
antara fungsi keluarga dengan status gizi anak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji fisher dari penelitian ini dinyatakan bahwa nilai p
(probabilitas) = 0,03 (< 0,05) sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan status gizi anak. Fungsi
keluarga merupakan fungsi pokok yang harus ada didalam lingkungan keluarga,
karena fungsi keluarga tersebut memiliki tujuan untuk membekali setiap anggota
keluarga supaya dapat hidup berdasarkan nilai nilai agama, pribadi, serta
lingkungan. Fungsi pokok keluarga yaitu Adaptasi (Adaptation) yang mencakup
tentang bantuan anggota keluarga, dalam hal ini, orang tua membiasakan anaknya
untuk mengkonsumsi makanan – makanan yang mengandung berbagai macam

kebutuhan gizi yang dibutuhkan anak. Kemitraan (Partnership) yang mencakup
pemecahan masalah keluarga, jika anak mengalami kendala atau permasalahan
dalam pengonsumsian makanan, maka orang tua membantu anak dalam
menghadapi pemasalahan dalam pola makannya contohnya seperti dengan
mengganti makanan yang lebih disukai anak akan tetapi makanan itu masih terdapat
gizi – gizi yang dibutuhkan oleh anak. Pertumbuhan (Growth) yang mencakup
tentang pertumbuhan serta perkembangan individu keluarga. Dalam memberikan
asupan gizi, orang tua juga dapat mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak
berdasarkan dari berbagai asupan makanan yang diterima oleh anak. Kasih sayang
(Affection) yang mencakup interaksi emosional dari masing masing anggota
keluarga. Orang tua dalam memberikan asupan makanan kepada anaknya, disitulah
terjadi ikatan emosional antara orang tua dan anak, yaitu rasa kepedulian orang tua
terhadap anak dan yang terakhir yaitu Kebersamaan (Resolve) yang mencakup
waktu bersama keluarga. Orang tua membagi waktu bersama anaknya dengan cara
makan bersama, misalnya : sarapan atau makan malam, disaat orang tua makan
bersama dengan anaknya, orang tua bisa memperhatikan dan memberi nasehat
mengenai makanan – makanan yang baik dikonsumsi oleh anak. (Sutikno, 2011 ;
Soetjiningsih, 2012)
Dalam penanganan status gizi anak, keluarga memiliki peran yang sangat
penting hal ini dikarenakan di dalam lingkungan keluarga menjadi tempat bagi anak
untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya, serta memenuhi gizinya. Keluarga
yang memiliki fungsi keluarga yang baik dan memiliki ikatan emosional yang baik
dapat

menunnjang

pertumbuhan

dan

perkembangan.

(Almatsier,

2010,

Soetjiningsih, 2012)
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khasanah (2012)
yang mengenai pola asuh keluarga dan status gizi, dikatakan disana bahwa pola
asuh keluarga yang baik memiliki kaitan yang erat dengan status gizi anak karena
orang tua akan memberikan perlindungan, pendidikan, dan akan merawat dengan
anaknya dengan penuh kasih sayang, oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi akan
pentingnya peran keluarga bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, selain itu
pula dikatakan juga bahwa tingkat pendidikan orang tua menunjang orang tua

dalam mendapatkan berbagai macam pengetahan mengenai informasi gizi yang
dibutuhkan anak.
Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayati (2011) yang mengenai
hubungan karakteristik keluarga dengan status gizi balita dikatakan bahwa tidak
ada kaitan antara kesehatan keluarga dengan status gizi, dikatakan pula jumlah
anggota serta status kesehatan memiliki pengaruh terhadap status gizi.
Pada penelitian ini hanya terbatas pada ruang lingkup fungsi keluarga saja,
masih banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya status gizi, salah satunya
adalah pada penelitian Husin (2008) dikatakan bahwa sanitasi lingkungan memiliki
pengaruh dalam penentuan status gizi anak, hal ini dikarenakan apabila lingkungan
tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memungkinkan terjadinya penyakit seperti
diare, cacingan serta infeksi saluran pencernaan lainnya
Selain itu, menurut UNICEF (2015), secara umum ada beberapa faktor yang
mempengaruhi status gizi, yaitu dari penyebab yang mendasar yaitu berawal dari
struktur ekonomi, serta sosial dari suatu wilayah, hal ini mempengaruhi tingkat
modal dari suatu wilayah, jika faktor social, ekonomi serta modal di wilayah itu
baik, hal ini ikut serta dalam penunjangan status gizi yang baik pula.
Kekurangan dalam penelitian yaitu hanya fokus dalam sisi fungsi keluarga
tetapi tidak dilakukan terhadap faktor – faktor lain yang menentukan status gizi
anak seperti tingkat ekonomi, tingkat kebersihan lingkungan, tingkat 2pengetahuan
orang tua tentang status gizi, selain itu jumlah sample yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 60 sample atau 60 keluarga, seharusnya sample yang
dibutuhkan lebih dari 60. Pada penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2012),
subjek yang dipakai dalam penelitian berjumlah 143 siswa sekolah dasar.
Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Anzarkusuma (2014), dibutuhkan
sebanyak 124 sample. Selain itu peneliti hanya menggunakan metode Cross
Sectional, yang dimana penelitian ini hanya dilakukan satu waktu saja, sehingga
peneliti tidak dapat mengamati perkembangan status gizi anak dalam jangka
panjang.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan status gizi anak pada
murid di SD Negeri 5 Boyolali (p < 0,05) .
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Dr. dr. EM. Sutrisna, M.Kes selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Terima kasih kepada
dr.Yusuf Alam Romadhon,M.Kes dan dr,M.Shoim Dasuki,M.Kes yang telah
membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini, tak lupa juga ucapan terima kasih
saya kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) kabupaten
Boyolali, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten Boyolali
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Kepala sekolah serta
seluruh guru – guru SD Negeri 5 Boyolali

yang telah membantu jalannya

penelitian tak lupa pula para orang tua murid yang telah bersedia atas kesediaannya
menjadi responden sehingga penelitian berjalan dengan lancar

29

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Atri S.B., Rahmani A., Sheikhnedjad L., 2014. Access Family Functioning and
Related Factors from the Viewpoints of Male Cancer Patients. Journal of
Caring Sciences, 2014, 3(2), 113-119.
Anzarkusuma I.S., Mulyani E.Y., Jus’at I., Angkasa D., 2014. Status Gizi
Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg
Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, Vol. 1 No.2: 135 –
148.
Balgis., 2009. Kedokteran keluarga. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Barasi M.E., 2009. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Cuzzocrea F., Larcan R., Baiocco R., Costa S., 2011. Family Functioning,
Parenting, and Couple Satisfaction in Families of Children with a Disability.
Rivista di studi familiari, 2, 2011. University of Messina.

Dahlan, M.S., 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Departemen Kesehatan RI., 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Hidayati R.N., 2011. Hubungan Tugas Kesehatan Keluarga, Karakteristik
Keluarga, dan Anak dengan Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas
Pancoran Mas Kota Depok. Universitas Indonesia, Jakarta. Thesis.
Husin C.R., 2008. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Status Gizi Balita Berumur
24 – 59 Bulan di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam.Universitas Sumatera Utara, Medan. Thesis.
Khasanah U., 2012. Hubungan Pola Asuh dan Kharakteristik Keluarga dengan
Status Gizipada Anak Usia Sekolah di SD Negeri Kelurahan Tugu Kota
Depok. Universitas Indonesia. Jakarta. Thesis.
Lestari S., 2012, Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Notoadmodjo., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rikeka Cipta.
Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 1994 Tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera.
Romadhon Y.A., 2011. Perbedaan Status Gizidan Perkembangan antara Anak
Balitadari Orang Tua Lengkap dengan Orang Tua yang Bercerai.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Thesis.
Soetjiningsih., 2012, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sumini.,2014, Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah
Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Magetan .Jurnal Delima Harapan,Vol 3 : 1-9.
Supariasa I.D.N., 2012 Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Supraba N.P., 2015. Hubungan antara Aktifitas Sosial, Interaksi Sosial dan Fungsi
Keluarga dengan Kualitas Hidup di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Denpasar Utara Kota Denpasar. Universitas Udayana, Badung. Thesis.

Sutikno E., et al. 2011. Hubungan antara Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup.
Institut Ilmu Kesehatan Bhati Wiyata, Kediri. Jurnal Kedokteran Indonesia,
Vol.2:1.
Sutikno E., 2011. Hubungan antara Fungsi Keluarga dan Kualitas Hidup.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Thesis.
The Research and Outreach (REACH) Laboratory., 2014. Strong Family
Functioning. University of Minessota.
UNICEF.,

2015.

Causes

and

Most

Vulnerable to Undernutrition.
Accessed December 10th, 2015.

http://www.unicef.org/nutrition/training/2.5/4.html.

Wahyuni E., 2013. Peran Keluarga Dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan.
Cakrawala Pendidikan, Vol 15 : 10 – 16.
Wedastra I.M., 2015. Hubungan Fungsi Keluarga dan Strategi Koping dengan
Agresivitas pada Gay di Denpasar. Universitas Udayana, Badung. Thesis.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Status Ibu Bekerja atau Ibu TidakBekerja Dengan Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Medan Tembung.

5 42 70

Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah di SD N Godog I Polokarto Sukoharjo

0 3 10

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PADA MURID DI SD NEGERI 5 Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Status Gizi Anak Pada Murid Di Sd Negeri 5 Boyolali.

0 4 13

HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA Hubungan Kecukupan Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Anak Di Sd Negeri Pabelan 1 Kartasura.

1 4 18

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR MURID SD NEGERI Hubungan antara Status Gizi dan Prestasi Belajar Murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

0 1 13

PENDAHULUAN Hubungan antara Status Gizi dan Prestasi Belajar Murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI Hubungan antara Status Gizi dan Prestasi Belajar Murid SD Negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ANGKA KESAKITAN ANAK DI SD NEGERI KARTASURA 1 Hubungan Antara Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Angka Kesakitan Anak Di SD Negeri Kartasura 1.

0 1 20

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ANGKA KESAKITAN ANAK DI SD NEGERI KARTASURA 1 Hubungan Antara Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Angka Kesakitan Anak Di SD Negeri Kartasura 1.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI SD N GODOG I POLOKARTO SUKOHARJO.

0 0 17