Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Limbah a. Definisi Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha danatau kegiatan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999. Limbah adalah bahan atau sisa buangan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi baik dari skala rumah tanggan domestik maupun industri yang kehadirannya pada suatu tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekononmis. b. Macam Limbah 1 Limbah Padat Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karetkulit tiruan, plastik, metal, gelaskaca, organik, bakteri, kulit telur, dll. 2 Limbah Cair Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair PP 82 thn 2001. commit to user 6 Segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta buangan yang tercampur terssuspensi maupun terlarut dalam air 3 Limbah Gas Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat limbah yang mengandung partikel asap dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon asap kabut fotokimiawi, karbon monoksida dan timah. 4 Limbah B3 B3 adalah sisa suatu usaha danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya danatau beracun yang karena sifat danatau konsentrasinya danatau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan danatau merusakkan lingkungan hidup, danatau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. PermenLH No. 032008 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau konsetrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya Peraturan Pemerintah No.85 tahun 1999. commit to user 7 c. Identifikasi Limbah Menurut PP No.85 tahun 1999 limbah dapat diidentifikasi menurut sumber dan atau uji karateristik dan atau uji toksikologi. 1 Sumber limbah B3 dibedakan menjadi sebagai berikut : a Limbah B3 sumber spesifik Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan. b Limbah B3 sumber tidak spesifik Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi inhibitor korosi, pelarutan kerak, pengemasan, dan lain- lain. c Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan - bahan kimia yang kadaluarsa. commit to user 8 2 Karateristik Limbah a Mudah meledak Adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar 25 ºC, 760 mmHg dapat meledak atau melalui reaksi kimia danatau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. b Mudah terbakar Terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat : limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24 volume danatau pada titik nyala tidak lebih dari 60 ºC 140 ºF akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar 25 ºC, 760 mmHg dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar. Merupakan limbah pengoksidasi. c Bersifat reaktif Adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat- sifat : limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Limbah yang dapat commit to user 9 bereaksi hebat dengan air. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar 25 ºC, 760 mmHg. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. d Beracun Adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh malalui pernafasan, kulit atau mulut e Menyebabkan infeksi Adalah limbah yang menyebabkan adanya infeksi, berasal dari bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya dan mengandung kuman commit to user 10 penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan dan masyarakat disekitar lokasi pembuangan limbah. f Bersifat korosif Adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat : menyebabkan iritasi terbakar pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6.35 mmtahun dengan temperatur pengujian 55 ºC, mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa. g Karsinogenik Adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni terjadinya deferensiasi sel dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. h Mutagenik Adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang dapat merubah sel-sel genetik dalam tubuh. 3 Uji Toksikologi Menentukan sifat akut dan atau kronik limbah a Sifat akut limbah Uji hayati untuk mengukur hubungan dosis- respon antara limbah dengan kematian hewan uji, untuk mendapatkan nilai LD50 Lethal Dose Fifty. Apabila nilai commit to user 11 LD50 50 mgkg berat badan Lampiran III PP 8599 maka dilakukan Evaluasi sifat kronis. b Sifat kronis limbah Penentuan sifat kronis limbah dengan mencocokkan Toksik, mutagenik, karsinogenik dengan zat pencemar limbah yang ada dalam limbah tersebut dengan Lampiran III PP 8599. d. Pengelolaan Limbah B3 1 Definisi Pengelolaan Limbah Pengelolaan limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan pengelolaan dan penimbunan limbah B3. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999. Pengolahan limbah B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, dan atau membuang B3 Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001. 2 Tujuan Pengolahan Limbah Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pecemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan limbah B3 serta melakukan pemulihan commit to user 12 kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali PP 85 tahun 1999. 3 Prosedur Pengelolaan Limbah Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan yang menggunakan B3 dan atau menghasilkan limbah B3 wajib melaksanakan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan atau menimbun limbah B3. Pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 dapat dilakukan sendiri oleh penghasil limbah B3 atau penghasil limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkan itu kepada pengolah dan atau penimbun limbah B3 PP No. 85 tahun 1999. Penghasil limbah B3 adalah orang yang usaha danatau kegiatannya menghasilkan limbah B3. a Reduksi Limbah Suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999. b Pengemasan Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya PP No 74 tahun 2001. Persyaratan Umum Pengemasan adalah sebagai berikut: commit to user 13 1 Kemasan limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran. 2 Bentuk ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan dalam penanganannya. 3 Kemasan dapat terbuat dari bak kontainer atau tangki berbentuk silinder vertikal maupun horizontal atau drum yang terbuat dari bahan logam, drum yang terbuat dari bahan plastik HDPE, PP, atau PVC atau bahan logam dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tidak bereaksi dengan limbah B3 yang disimpan; 4 Limbah B3 yang tidak sesuai karakteristiknya tidak boleh disimpan secara bersama-sama dalam satu kemasan. 5 Untuk mencegah resiko timbulnya bahaya selama penyimpanan, jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan. 6 Jika kemasan limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak misalnya terjadi pengkaratan atau terjadi kerusakan permanen atau jika mulai bocor, limbah B3 tersebut harus commit to user 14 dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah B3. 7 Terhadap kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 : a Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai dengan karakteristik limbah yang dikemas. b Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus mempunyai ukuran minimum adalah 10 cm x 10 cm atau lebih besar. c Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin mengenainya dan harus melekat kuat pada permukaan kemasan. d Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah terlihat. e Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh terlepas, atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3. commit to user 15 f Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang kemasanya telah dibersihkan dan akan dipergunakan kembali untuk pengemasan limbah B3 harus diberi label “KOSONG” g Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi untuk memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan kuantitaif dari suatu limbah B3 yang dikemas c Penyimpanan Limbah Limbah B3 harus disimpan secara tepat, bilamana ingin dicegah kemungkinan bahaya-bahayanya. Fasilitas dan prosedur penyimpanan harus menampung keselamatan dari seluruh kemungkinan bahayanya. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbahB3 dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan aman. commit to user 16 Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengolah danatau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara. d Bangunan Penyimpanan Limbah Bangunan tempat penyimpanan kemasan limbah B3 harus: 1 Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkanakan disimpan, 2 Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung, 3 Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan, 4 Memiliki sistem penerangan lampucahaya matahari yang memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan dengan sakelar stop contact harus terpasang di sisi luar bangunan, 5 Dilengkapi dengan sistem penangkal petir, commit to user 17 6 Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan simbol sesuai dengan tata cara yang berlaku, 7 Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1 pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi bangunan penyimpanan. Pengaturan tata cara penyimpanan dan lamanya penyimpanan yang diatur diantaranya adalah sebagai berikut: a Menyediakan tempat khusus limbah B3, yang terpisah dari tempat penyimpanan bahan dan limbah lainnya. Desain dan rancang bangun tempat penyimpanan diatur. Tempat penyimpanan limbah B3 harus mendapat persetujuan dari pihak terkait. b Menyimpan semua limbah B3 sesuai dengan jenis dan karakteristiknya, dan ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan. c Menghindari tumpahan dan ceceran dari limbah B3, khususnya yang bersifat mudah terbakar atau meledak. Prosedur house keeping yang baik harus dilaksanakan. commit to user 18 d Mencatat setiap terjadi perpindahan limbah B3, yang masuk dan keluar tempat penyimpanan sesuai jenis dan jumlahnya ke dalam lembar neraca limbah B3. e Limbah yang disimpan tidak boleh melebihi jangka waktu 90 hari, Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 lima puluh kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari 90 sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan instansi yang bertanggung jawabsehingga limbah yang disimpan wajib diupayakan, yaitu: Langsung diangkut oleh perusahaan pengumpul yang berizin ke tempat pengolahan. Dilakukan upaya 3R atau reuse, recycle dan recycle untuk keperluan sendiri, sesuai sifat dan karakteristik limbah tersebut, dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Dimanfaatkan oleh pihak lain yang berizin sebagai bahan baku dan pendukung kegiatan industri tertentu. f Pemasangan label dan simbol limbah B3 harus sesuai dengan jenis dan sifat limbah B3. g Menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja K3 yang sesuai, termasuk pemadam kebakaran. commit to user 19 h Tidak diperkenankan menerima atau menyimpan limbah B3 dari pihak lain. e Pengumpulan Limbah Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke tempat pengelolaan danatau pemanfaatan danatau penimbunan limbah B3 Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 . Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat, pengolah, danatau penimbun limbah B3. f Pengangkutan Penyerahan limbah B3 oleh penghasil pengumpul, pemanfaat, pengolah kepada pengangkut wajib disertai dokumen limbah. Pengangkutan dilakukan dengan alat khusus. Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999. g Rekapitulasi Limbah Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan B3 pasal 11 bahwa Penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan, tentang: commit to user 20 a Jenis, karakteristik, jumlah dan waktu dihasilkan limbah B3. b Jenis, karakteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah B3. c Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. h Reporting Limbah Penyerahan limbah B3 kepada pemanfaat untuk diekspor, serta kepada pengolahdan atau penimbun limbah B3 tidak mengurangi tanggung jawab penghasil limbah B3 untuk mengolah limbah B3 yang dihasilkan. Sehingga penghasil tetap bertanggung jawab dengan limbah B3 yang dihasilkan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan B3 pasal 9. Penghasil limbah B3 wajib menyampaikan catatan limbah B3 sekurang- kurangnya sekali dalam 6 bulan kepada instansi yang terkait dan Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Catatan limbah B3 dipergunakan untuk inventarisasi jumlah limbah yang dihasilkan dan sebagai bahan evaluasi dalam rangka penetapan kebijakan dalam pengelolaan limbah B3 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan B3 pasal 11. Pengumpul limbah B3 wajib menyampaikan catatan limbah B3 sekurang- kurangnya sekali dalam 6 bulan kepada commit to user 21 instansi yang terkait Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan B3 pasal 13. Penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 wajib memiliki izin operasi dari kepala instansi yang bertanggung jawab. Pengangkutan limbah B3 wajib memliki izin pengangkutan dari Menteri Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab PP No. 85 tahun 1999. Penyerahan limbah B3 oleh penghasil dan atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah kepada pengangkut wajib disertai dengan dokumen limbah B3. Setiap pengkutan limbah B3 oleh pengangkut limbah B3 wajib disertai dengan dokumen limbah B3. Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 kepada pengumpul dan atau pemanfaat dan atau penimbun limbah B3 yang ditunjuk oleh penghasil limbah B3 PP No. 85 tahun 1999. 2. Bahan Berbahaya dan Beracun B3 Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, danatau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, danatau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan danatau merusak lingkungan hidup, danatau commit to user 22 membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Definisi lain dari B3 adalah bahan buangan bentuk padat, cair dan gas yang dihasilkan baik dari proses produksi maupun dari proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai sifat berbahaya dan sifat beracun terhadap ekosistem karena dapat bersifat korosif, ekplosif, toksik, reaktif, mudah terbakar, menghasilkan bau, radioaktif dan bersifat karsinogenik maupun mutagenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. 3. Diskripsi PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience a. Pengolahan Limbah Sebagai upaya mewujudkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup disekitarnya, PT. Bayer CropSience Surabaya Plant selalu melakukan pengolahan dan pengukuran terhadap kinerja lingkungan. Hazardous Waste disini tidak ditreatment terlebih dahulu tetapi langsung dikirim ke PT. TLI untuk diproses. Sebelum limbah dikirim diklasifikasikan terlebih dahulu menurut karakteristik limbah tersebut, yaitu klasifikasi limbah mudah terbakar, klasifikasi limbah korosif, klasifikasi limbah beracun dan klasifikasi limbah campuran. Kemudian apabila limbah tersebut berbentuk powder sludge maka dimasukkan kedalam metalHDPE drum, sedangkan limbah packaging material dimasukkan kedalam jumbo bag. commit to user 23 Kemasan limbah diberi tandasymbol sesuai dengan klasifikasinya. Penandaan limbah berguna untuk identifikasi limbah sehingga memberikan informasi kepada orang yang melakukan pengolahan limbah. Upaya pengolahan limbah yang dilakukan PT. Bayer CropSience adalah mengikuti prinsip 3R sebagai berikut: Recovery perolehan kembali , Reuse penggunaan kembali , Recycle daur ulang . Prosedur penanganan limbah Padat di PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience : 1 Limbah Padat Tidak Terkontaminasi a Memisahkan limbah atau sampah padat yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi. Dasar proses pemisahan antara limbah padat terkontaminasi dengan yang tidak terkontaminasi ini adalah dokumen “Waste Tranfer” dari produksi. Di dalam “Waste Tranfer” ini sudah diklasifikasi item limbahnya dan jenis limbah kontaminasi dan non komtaminasi serta terdapat nama tempat penghasil limbah, jumlah, dan juga keterangan limbah. b Untuk limbah atau sampah yang tidak terkontaminasi dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibuang ke tempat pembuangan sampah melalui provider yang telah ditunjuk. c Untuk karton box bekas dari packaging, setelah dikumpulkan kemudian dikirim ke provider. commit to user 24 d Operator B3 akan mengidentifikasi limbah kontaminasi atau non kontaminasi sesuai dan memberikan label sesuai jenisnya masing- masing. 2 Limbah Padat Terkontaminasi Untuk limbah atau sampah padat jenis ini ditangani dengan cara dibawah ini : a Sampah bekas wadah material-material yang terkontaminasi dengan pestisida atau yang bekas dipakai untuk produk dimasukkan kedalam jumbo bag untuk di-disposed ke PT. TLI b Sludge dari WWPT ditangani dengan cara mengikuti Work Instruction Handling Endapan Waste Water Pre-Treatment. c Drum metal dan kaleng lainnya ditangani dengan cara mengikuti Work Instruction Drum Cleaning 3 Prosedur penangan limbah cair PT. Bayer Indonesia-Bayer CropScience : a Limbah dari semua area dikumpulkan pada container dan kemudian dikirim ke area B3 dengan mengisi waste transfer. b Limbah cair ditampung pada PIT hingga batas maximal c Setelah PIT prnuh dialirkan ke WWPT Water Waste Pre Treatment untuk dilakukan treatment. d Selanjutnya limbah dialirkan ke ACC Tank untuk dianalisa kandungan COD dan AI kemudian di buang ke saluran PT. SIER. commit to user 25

B. Kerangka Pemikiran