Ekonomi Keluarga Dampingan Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga

berbintang di Kuta. IGN Nyoman Mertayuda merupakan satu-satunya anak laki-laki dari Ibu IGA Sri Wahyuni. IGN Nyoman Mertayuda saat ini duduk di bangku SMA. Sedangkan anak keempat dari Ibu IGA Sri Wahyuni adalah IGA Liantini yang saat ini duduk di bangku SD.

1.1.1 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah kelurga Ibu IGA Sri Wahyuni.

1.1.2 Pendapatan Keluarga

Perekonomian keluarga merupakan masalah utama yang nantinya akan mempengaruhi masalah-masalah lain seperti pendidikan, dan kesehatan. Salah satu faktor masalah ekonomi adalah minimnya penghasilan namun pengeluaran kebutuhan keluarga yang semakin tinggi. Masalah perekonomian memang menjadi masalah yang sering dihadapi keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni. Pekerjaan Ibu IGA Sri Wahyuni yang sebagai buruh serabutan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Hal ini disebabkan dari faktor pendidikan akhir dari Ibu IGA Sri Wahyuni yang hanya lulus pendidikan SD sehingga bidang pekerjaan yang dapat dikerjakan pun terbatas. Anak pertama dan kedua dari Ibu IGA Sri Wahyuni saat ini bekerja di luar Desa Getasan untuk membantu perekonomian keluarga. Tidak hanya membantu untuk kebutuhan sehari-hari keluarga, namun juga membantu membiayai pendidikan adik-adiknya.

1.1.3 Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan Pokok Kebutuhan sehari-sehari keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni antara lain: Kebutuhan bahan makanan = Rp. 50.000,00 Bekel untuk kedua anak Ibu IGA Sri Wahyuni = Rp. 25.000,00 Alat-alat upacara = Rp. 15.000,00 Total = Rp.90.000,00 per hari Pengeluaran keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni untuk kehidupan sehari-hari dianggarkan seminim mungkin dan terbilang tidak menentu setiap harinya. Mengenai biaya kebutuhan pokok keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni mengandalkan dari gaji sebagai buruh serabutan dan gaji dari kedua anaknya. Sedangkan untuk biaya listrik dan air Ibu IGA Sri Wahyuni menumpang kepada keluarga di depan rumah Ibu IGA Sri Wahyuni. b. Kesehatan Keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni saat ini masih kurang mendapat jaminan kesehatan dari pemerintah desa maupun pemerintah desa. Beliau memiliki Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM. Namun bantuan yang diterima hanya sebatas pengecekan kesehatan. Sedangkan untuk obat-obatan Ibu IGA Sri Wahyuni harus menanggung sendiri. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarag Ibu IGA Sri Wahyuni akan membawanya ke puskesmas bantu di dekat banjar Buangga, namun apabila sakitnya makin parah akan dibawa ke rumah sakit di daerah Samuan atau puskesmas 1 Petang. Masalah biaya kesehatan sebisa mungkin keluaraga Ibu IGA Sri Wahyuni membiayai biaya kesehatan, namun apabila kekurangan beliau akan meminjam kepada keluarga atau pun tetangga di sekitar. c. Sosial Kegiatan sosial merupakan salah satu faktor pengeluaran baru yang tidak terduga pada keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni. Tidak ada nominal khusus yang dianggarkan untuk keperluan sosial di keluarga Ibu IGA Sri Wahyuni. Keperluan sosial yang dimaksudkan antara lain iuran banjar, iuran untuk warga duka sakit, kematian, ngaben, uang hadiah untuk hajatan, dan keperluan sosial lainnya. Iuran banjar sebesar Rp.2.000,00 per bulan, sedangkan iuran untuk warga duka biasanya sebesar Rp.20.000,00. Apabila ada keperluan mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial, maka biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keluarga. Jika keadaan keluarga yang tidak dapat terlibat, maka beliau terpaksa tidak menyumbang, membayar iuran, dan sebagainya.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PERMASALAHAN PRIORITAS