2.2.2 Sikap Politik
Secara umum, sikap politik lebih dikenal dengan istilah Political Attitude. Gerber, Huber, Doherty dan Downling dalam penelitiannya Personality and
Political Attitudes: Relationships across Issue Domains and Political Contexts Vol. 104, Feb, 2010 menegaskan sikap politik sebagai kecendrungan suatu
psikologis yang harus dilihat sebagai karakteristik adaptasi dari hasil sifat disposisional.
Christense 2003:12 menyebutkan bahwa sikap politik diperiksa dan dianalisis mencakup tentang organisasi. Dalam organisasi terdapat kekhasan sosial
yang menjadi perhatian dalam pembentukan sikap organisasi dari organisasi tersebut. Kekhasan sosial yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor ikatan sosial
dan dalam menetukan sikap politik organisasi, mereka lebih mengutamakan ikatan sosial karena faktor ini menyangkut solidaritas dan loyalitas anggota dari suatu
organisasi yang memiliki kesamaan ikatan sosial. Lebih lanjut, Christensen dan Laegreid 1998 dalam Christense 2003:13
menyebutkan set kedua dalam sikap politik meliputi “sikap tradisi”. Faktor pendekatan tradisional sikap tradisi lebih menekankan pada aspek-aspek yang
berhubungan dengan kepercayaan dan norma-norma yang berlaku sebagai tradisi. Tradisi yang dimaksud dalam hal ini adalah kepercayaan masyarakat Bali
terhadap leluhur berdasarkan pada satu garis keturunan yang sama soroh dan bersifat kebapakan patrilineal. Hal senada diungkapkan oleh Qonita 2008 yang
menyimpulkan sistem klasik atau tradisional dalam santri sangat mempercayai Kiai dan menuruti kehendaknya secara turun temurun. Hal ini menandakan bahwa
pendekatan tradisional tradisi mempengaruhi suatu kelompok dalam menentukan suatu hal, termasuk dalam menetukan sikap politik.
Keterkaitan penjelasan diatas dengan penelitian ini mengenai organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi MGPSSR yang merupakan suatu organisasi
dengan kekhasan sosialnya yaitu soroh. Pada umunya, organisasi MGPSSR dan soroh saling berkaitan dan terikat oleh hukum kawitan hukum kepada leluhur
dalam mewujudkan bhakti kepada Ida Bhatara Kawitan leluhur, maka antar keturunan yang berada dalam satu garis keturunan trah wajib hukumnya untuk
menjaga hubungan kekerabatannya agar tetap ajeg. Fenomena ini dilihat sebagai suatu tradisi, yang hingga kini masih dipercayai dan sangat berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat khususnya dalam organisasi MGPSSR dalam menjaga hubungan kekerabatan antar satu keturunan yang berada dalamsatu garis
keturunan trah yang sama. Sikap tradisi masyarakat Bali ini, tak terkecuali berkenaan dengan kehidupan politik masyarakat di Kabupaten Karangasem
khususnya dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem tahun 2015.
2.2.3 Keterkaitan Soroh, Organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi dan