Latar Belakang Pengujian dan Karakterisasi Morfologi Bakteri Potensial Pendegradasi Dibenzothiophane pada Tanah yang Terkontaminasi Minyak Bumi di Samboja Kalimantan Timur.

1 I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak bumi telah digunakan oleh manusia sejak 5000 tahun SM, produksi dan konsumsi energi primer dunia menunjukkan peningkatan yang tinggi. Penggunaan energi fosil terutama minyak bumi diakui mempunyai manfaat yang luas yaitu sebagai bahan bakar utama pada kehidupan manusia namun juga mempunyai dampak yang negatif yaitu hasil pembakaran dari minyak bumi menghasilkan emisi NOx yang dapat menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan rasa pedih dan berair dan gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SO x terdiri atas gas SO 2 dan gas SO 3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO 2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar.Gas SO 3 bersifat sangat reaktif karena mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau H 2 SO 4 , mudah bereaksi dengan benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses korosi dan perubahan pH pada tanah. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas SO x di udara meningkat. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal dengan acid rain atau hujan asam. Hujan asam sangat merugikan kehidupan manusia, hewan, tumbuhan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah dan gangguan kesehatan. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan rusak seperti banjir dan tanah longsor Pohan, 2002. Mengurangi emisi gas sulfur, tingkatan senyawanya dalam minyak bumi harus dikurangi selama proses ”refining” Gunam et al., 2006. Proses refining yaitu proses pemurnianpenyulingan minyak mentah crude oil dengan cara pemisahan berdasarkan titik didihnya distilasi. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi mengandung berbagai senyawa organosulfur heterosiklik, termasuk teralkilisasi bentuk dibenzothiophene DBT senyawa tersebut adalah senyawa utama sulfur di dalam beberapa jenis minyak mentah yang tidak bisa sepenuhnya didesulfurisasi menggunakan proses katalis kimia Hidrodesulfurisasi HDS. Proses hidrodesulfurisasi sulit dilakukan untuk memisahkan senyawa sulfur aromatik dalam minyak bumi sehingga dilakukan tahapan lanjutan dengan proses biologi yaitu biodesulfurisasi Gunam et al., 2013 . Proses biodesulfurisasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan proses fisika dan kimia konvensional, karena proses dilakukan dalam kondisi suhu dan tekanan lebih rendah dibandingkan proses HDS Monticello, 1998. Biodesulfurisasi dengan menggunakan mikroba sebagai biokatalis pada beberapa tahun terakhir ini menjadi pusat perhatian cukup banyak peneliti. Metode ini dianggap mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, karena prosesnya murah, tidak memerlukan instalasi yang kompleks dan sangat ramah lingkungan. Beberapa strain bakteri memiliki kemampuan dalamproses biodesulfurisasi sulfur organik seperti Corynebacterium. Sp, Pseudomonas. Sp dan Rhodococcus. sp Zhongxuan et al., 2002. Telah dilakukan isolasi beberapa mikroba pendegradasi sulfur aromatik minyak bumi dari sampel tanah yang sudah lama terkontaminasitercemar minyak bumi di beberapa lokasi sumur minyak di desa Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur dan didapatkan 29 isolat yang potensial diantaranya 10 isolat terbaik yang memiliki kemampuan mendegradasi sulufur aromatik dibenzothiophene Gunam et al., 2014. Kesepuluh isolat tersebut yaitu SBJ 4, SBJ 5A, SBJ 5B, SBJ 5C, SBJ 6, SBJ 7, SBJ 8, SBJ 10A, SBJ 10B, dan SBJ 10C dengan suhu 37 o C. Menentukan isolat mana yang paling potensial dalam mendegradasi senyawa sulfur aromatik dibenzothiophene yang ada pada minyak bumi maka perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menguji dan mengidentifikasi kemampuan beberapa isolat dalam mendegradasi senyawa sulfur aromatik tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH