Analisis Performansi Jaringan Broadband Adsl Sebagai Media Transfer Data Sistem Informasi Geografis (SIG)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi telah membawa manusia untuk dapat berkomunikasi dan bertukar informasi secara real-time. Dewasa ini hubungan antar bangsa-bangsa di dunia sudah tidak dibatasi lagi oleh lokasi, jarak dan waktu. Informasi dapat dikirim dan diterima dimanapun kita berada dengan memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi broadband Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) dalam perkembangannya merupakan solusi layanan pengiriman data dengan kecepatan tinggi dalam transmisi digital yang dimulai pada awal tahun 1980, dengan ditemukan teknologidigital subscriber line(DSL).

Penemuan teknologi DSL ini mempunyai dampak pada peningkatan layanan pengiriman data berupa layanan video on demand (VOD) langsung ke rumah pelanggan dengan karakteristik layanan, dimana arah transmisi up-stream

memiliki bandwidth lebih kecil dibandingkan dengan arah down-streamnya.

Beberapa teknologi broadband lain yang termasuk kedalam DSL diantaranya adalah High Data Rate Digital Subscriber Line (HDSL) dan Very High Digital Subscriber Line (VDSL). Yang menjadi kelebihan dari teknologi broadband ini adalah kita dapat melakukan telekomunikasi suara dan pertukaran data secara bersama-sama tanpa harus melakukan pemutusan koneksi terlebih dahulu. Disamping itu jika kita melihat karakteristik dari jaringan dial-up yang mempunyai kecepatan uploadyang hanya berkisar rata-rata 4Kbps dan kecepatan


(2)

download sekitar 9Kbps sepertinya akan mengalami kesulitan jika digunakan untuk melakukan proses transfer data yang berukuran lebih dari 5Mb. Untuk itulah dengan melihat karakteristik yang diberikan oleh jaringan broadband yaitu dengan rata-rata kecepatan upload sebesar 16Kbps dan kecepatan download dengan rata-rata diatas 30Kbps secara teori mampu dengan baik untuk melakukan proses transfer data-data yang berukuran lebih dari 5Mb.

1.2 Tujuan

Tujuan diadakan penelitian / Tugas akhir ini adalah :

1. Menganalisa performansi dari jaringan broadband ADSL SPEEDY dan CBN baik pada saat upload maupun download dengan parameterjitter

dan packet loss

2. Membandingkan performansi jitter dan packet loss dari jaringan broadband ADSL SPEEDY dengan jaringan ADSL dari provider CBN.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam perkembangannya layanan jasa internet banyak digunakan untuk transfer

file-fileberukuran besar, maka operator jasa jaringan bersaing dalam menawarkan akses pita lebar untuk keperluan transfer file-filedengan kecepatan tinggi dengan kualitas layanan yang semakin baik kepada pelanggan.

Layanan transfer data dengan metoda aksesdial-upsaat ini sudah tidak memadai lagi untuk keperluan transfer file-file data Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan ukuran file data yang besarnya lebih dari 10Mb. Untuk itulah maka disini saya mencoba untuk melakukan penelitian mengenai performansi dari jaringan


(3)

broadband ADSL pada saat melakukan proses transfer data yang besarnya lebih dari 4Mb dengan parameter performansi yaitujitterdanpacket loss.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai :

1. Parameter performansi yaitujitter,packet lossdanthroughput

2. JaringanBroadbandADSL 3. StrukturmodemADSL

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Rumusan masalah , Batasan masalah dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan teori-teori dasar (umum) dan teori-teori khusus yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem informasi yang meliputi system, system network, sistem informasi, analisa sistem, teknik dasar telekomunikasi

BAB III : RANCANG BANGUN JARINGANBROADBANDADSL

BAB IV : HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA SISTEM PENGIRIMAN DATA MENGGUNAKAN JARINGANBROADBANDADSL Bab ini berisikan implementasi sistem yang akan dilakukan


(4)

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Broadband

Merupakan jaringan yang dikonfigurasi dengan menggunakan kabel serat optik dengan kapasitas yang sangat tinggi yang menghubungkan pelanggan pada jaringan. Kapasitas transmisi yang ada pada pelanggan bisa berbagai macam dimana-mana dari 140 juta bit / detik sampai 1 bilyun / detik. Pada jaringan ini memungkinkan untuk terjadinya antara komunikasi suara dan data secara bersama-sama.

2.1.1 Integrated Service Digital Network ( ISDN )

ISDN adalah suatu sistem telekomunikasi di mana layanan antara data, suara dan gambar diintegrasikan ke dalam suatu jaringan, yang menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu ruang lingkup pelayanan yang luas. Para pemakai ISDN diberikan keuntungan berupa fleksibilitas dan penghematan biaya, karena biaya untuk sistem yang terintegrasi ini akan jauh lebih murah apabila menggunakan sistem yang terpisah. Sebelum terciptanya ISDN, ada juga beberapa jaringan konvensional yang digunakan dalam masyarakat, yaitu:


(6)

1. Jaringan Telepon ( PSTN =Public Switched Telephone Network) 2. Jaringan Komunikasi Data (PDN =Public Data Network)

3. Jaringan Telex(PSTX)

Jaringan-jaringan konvensional ini digabungkan menjadi jaringan digitalyang terintegrasi dengan cara mendigitalisasi jaringan konvensional tersebut, kemudian jaringan-jaringan yang telah memenuhi konsep Integrated Digital Network diintegrasikan sehingga pada akhirnya kita dapat mengintegrasikan semua jaringan konvensional ini menjadi sebuah jaringan terpadu yang memiliki konsep digital sampai ke pengguna akhir. Melihat langkah-langkah penggabungan diatas, dapat disimpulkan bahwa IDN merupakan asal mula terciptanya ISDN. Awalnya, telepon jaringan menggunakan kawat atau kabel untuk sarana koneksinya. Namun pada permulaan tahun 1960-an, sistem telepon ini mulai dikonversi dari sistem analog menggunakan kabel, ke sambungan paket sistem digital. Asal mula munculnya ISDNpita lebarbermula ketika pembuatan trial broadband rampung pada jaringan local Bigfon di Berlin pada tahun 1984 hingga kemudian pada tahun yang sama penggunaaan ISDN mulai disosialisasikan ke masyarakat. Sosialisasi ini dimulai oleh CCIT ( sekarang ITU ), yaitu sebuah organisasi dibawah naungan PBB yang menangani bidang standarisasi telekomunikasi.


(7)

2.1.2 Asyncronous Transfer Mode ( ATM )

ATM adalah protocol jaringan yang berbasis sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap (48 byte data + 5 byte header). Protokol lain yang berbasis paket, seperti IP dan Ethernet, menggunakan satuan data paket yang berukuran tidak tetap. Kata asynchronous pada ATM berarti transfer data dilakukan secara asinkron, yaitu masing-masing pengirim dan penerima tidak harus memiliki pewaktu (clock) yang tersinkronisasi. Metode lainnya adalah transfer secara sinkron, yang disebut sebagai STM (Synchronous Transfer Mode).

2.1.3 Macam-macam Jaringan DSL

1. Asymmetric Digital Subcriber Lines (ADSL)

Merupakan teknologi jaringan broadband yang memiliki karakteristik layanan dimana arah upstream lebih kecil dari arah downstream. Untuk kecepatan downstreamnya mempunyai kecepatan antara ( 1,6 - 6,1 Mbps ) sedangkan untuk kecepatanupstreamnya mempunyai kecepatan antara ( 16 – 640 Kbps ). Saluran transmisinya menggunakan kabel tembaga.

2. High Data-Rate Digital Subcriber Lines (HDSL)

Merupakan teknologi jaringan broadband yang memiliki karakteristik yang simetris yaitu arah upstreamnya sama dengan arah downstreamnya. Yaitu mempunyai kecepatan antara ( 1,544 – 2,048 Mbps ). Untuk saluran transmisinya menggunakan kabel tembaga sama seperti pada jaringan broadband ADSL.


(8)

Merupakan teknologi jaringan broadband yang memiliki karakteristik yang asimetris dimana arah upstreamnya lebih kecil dari arah downstreamnya. Akan tetapi dari segi kecepatan upstream dan downstreamnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan jaringan broadband ADSL yaitu memiliki kecepatan upstream antara ( 1,6 – 2,3 Mbps ) dan kecepatan downstream

antara ( 10 – 12,96 Mbps ). Untuk saluran transmisinya menggunakan kabel coaxial.

2.2 Teknologi ADSL

2.2.1 Standarisasi ADSL

Pada tahun 1995, ANSI TI.413 telah menetapkan bahwa untuk modulasi dan demodulasi pada sistem ADSL adalah Discrete Multi tone (DMT). Di tahun yang sama teknologi ADSL juga banyak digunakan untuk aplikasi VOD yang membutuhkanbandwith downstreamdengan kecepatan antara 1.5 Mbps – 6 Mbps. Setelah itu penggunaan ADSL untuk internet meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Akhirnya pada tahun-tahun 1998 ADSL ditetapkan juga sebagai standar untuk keperluan internet dengan kecepatan yang bisa diubah-ubah dengan nama standar ANSI T1.413 Issue 2. Pengesahan standar internasional untuk xDSL disahkan oleh badan standarisasi International Telecommunications Union (ITU) pada pertemuan yang dinamakan ITU-T SG15/Q4, dengan berdasarkan pada standar ANSI T1.413 Issue 2 ditambah dengan option-option untuk disesuaikan dengan kondisi negara-negara yang bersangkutan, ditambahkan lagi dengan standar Annex, pada bulan Juni tahun


(9)

G.992.1 (G.dmt). Umumnya, penggunaan ADSL untuk rumah-rumah menggunakan versi ADSL Lite yang menggunakan carrier frekuensi tinggi untuk wilayah downstream. Jumlah carrier wilayah downstream G.922.2 kurang dari setengah jumlah carrier G.992.1. Karenanya diberi sebutan LITE.

Tabel 2.1 Rekomendasi ITU tentang xDSL

Standar ITU Keterangan

G.992.1 (G.dmt) Sistem transmisi ADSL (Full Rate)

G.992.2 (G.lite) Sistem transmisi ADSL tanpa splitter(ADSL-Lite)

G.994.1 (G.hs) DSL sistemhandshake

G.995.1 (G.ref) Referensi-referensi yang terkait dengan DSL

G.996.1 (G.test) Sistem pengujian DSL

G.997.1 (G.ploam)


(10)

2.2.2 Teknologi Modem ADSL

Perbedaan antara modem ADSL dengan modem konvensional yang paling mudah kita jumpai adalah dalam kecepatan pentransferan (upload/download) data. Walaupun menggunakan saluran telepon yang sama sebagai jalur komunikasinya, kecepatan pada modem ADSL berkisar antara 1.5 Mbps - 9 Mbps. Perbedaan kecepatan yang mencolok di antara keduanya (modem konvensional dan ADSL) dikarenakan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirim data. Pada modem konvesional digunakan frekuensi di bawah 4 kHz, sedangkan pada modem ADSL digunakan frekuensi antara 34 kHz -1104 kHz. Bentuk spektrum frekuensi ADSL dapat dilihat pada Gambar 2.1 itulah faktor utama yang menyebabkan perbedaan kecepatan dalam transfer data antara kedua modem tersebut.

Gambar 2.1 Daerah Frekuensi ADSL


(11)

modulasi ini bekerja pada frekuensi carrier antara 30KHz – 1MHz. Kemudian frekuensi carrier ini dibagi menjadi beberapa sub carrier yang mewakili sinyal suara dan sinyal data.

Gambar 2.2 Sinyal Carrier Modulasi DMT

Keuntungan sistem modulasi DMT ini adalah memiliki karakteristik saluran yang sangat baik dalam penyaluran data/sinyal/informasi, baik dari segi loss

(hilangnya data) maupunnoise. Hal ini disebabkan karena adanya pembagian pada frekuensicarriermenjadisub carriertadi.


(12)

2.2.3 Struktur Modem ADSL

Gambar 2.3 Blok diagram Modem ADSL

Prinsip kerja dari modem ADSL adalah pertama-tama data yang masuk dibuat menjadi frame-frame selanjutnya dikodekan. Untuk mencegah kesalahan, pada proses pengkodean ini disertakan juga kode tambahan yang bertujuan untuk melakukan koreksi bila nanti terjadi kesalahan data. Setelah itu dimodulasikan (encoder) dengan rangkaian modulator DMT. Selanjutnya pada DAC dilakukan pengubahan data dari digital ke analog. Kemudian data tersebut dilakukan proses pengecekan oleh Driver apakah frekuensi data input kurang dari 4KHz atau lebih dari 4KHz. Jika kurang dari 4KHz maka Driver akan mengirimkan data tersebut menuju Telephone line dan jika frekuensi datanya lebih dari 4KHz maka Driver akan mengirimkan data tersebut menuju ADC untuk dilakukan proses pengubahan data dari analog menjadi digital dan kemudian dilanjutkan proses demodulasi (dekoder) oleh rangkaian demodulator DMT dan terakhir data tersebut disampaikan menuju tujuan setelah dilakukan proses penyatuanframe-framedata menjadi data yang utuh.


(13)

2.2.4 Hubungan Antara User dan Sentral Telepon Dalam Jaringan ADSL

Untuk membangun suatu jaringan broadband ADSL minimal diperlukan perlatan-peralatan berikut pada sentral telepon di tiap wilayah:

1. Splitter

2. Router

3. DSLAM

Sedangkan peralatan minimal yang diperlukanuseradalah: 1.Splitter

2. Modem ADSL

Secara umum bentuk rancang bangun dari jaringan ADSL antara user dan sentral telepon dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini.


(14)

Splitterdisini berfungsi sebagai filter (untuk membedakan) antara sinyal suara (frekuensi rendah di bawah 4kHz) dan sinyal data (frekuensi tinggi di atas 30kHz).Splitter yang ada di user juga sama fungsinya. Bila sinyal suara yang masuk, maka ia akan disalurkan ke jaringan telepon oleh splitter. Bila sinyal yang masuk adalah sinyal data, maka akan disalurkan ke modem ADSL. DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) ini adalah kumpulan modem-modem ADSL dari tiap-tiap ISP. Antara ISP yang satu dengan yang lain memiliki modem-modem ADSL yang berlainan pula. Modem ADSL yang digunakan oleh user haruslah sama dengan modem ADSL ISP-nya. Sinyal-sinyal data dari DSLAM selanjutnya dilewatkan ke router untuk diteruskan ke router yang ada di ISP. Semua kabel-kabel telepon pelanggan sebelum disambungkan ke mesin operator, mereka disambungkan terlebih dahulu ke suatu peralatan MDF (Main Distributing Frame) yang berfungsi untuk merapikan kabel-kabel telepon dari pelanggan.

2.2.5 Keuntungan Jaringan Broadband ADSL

Pada jaringan broadband ADSL, kita tidak perlu lagi menambahkan line telepon baru. Karena dengan jaringan ADSL kita dapat menggunakan fasilitas telepon atau mengirim fax sambil berinternet tanpa ada efek di antara satu sama lainnya dengan kecepatan yang sudah cukup baik yaitu untuk kecepatan

downloaddiatas 30Kbps dan kecepatanUploadyang berkisar antara ( 10 – 16 Kbps ). Berikut adalah beberapa contoh penerapan dari jaringan broadband

ADSL :


(15)

2.VoIP (Voice overIP) 3.Virtual School

dan masih banyak lagi penerapan ADSL untuk kehidupan sehari-hari kita di masa sekarang dan yang akan datang.

2.3 Teori Traffic

Merencanakan jaringan tanpa dilengkapi situasi traffic dari jaringan yang akan digunakan, perencanaannya belum lengkap, untuk itu perencanaan jaringan merupakan sebuah matrik yang memiliki kombinasi antara jaringan dan gerbang yang akan dilewati. Setiap traffic memiliki karaktreristik yang menggambarkan pola permintaan setiap saat yang digunakan untuk melakukan sambungan pada jaringan terpasang/existing. Pola traffic untuk permintaan panggilan dapat diulangi dari banyaknya sambungan yang tidak dapat tersambung (Call Loggers) sering dipergunakan untuk menghitung jumlah optimum jaringan. Semakin banyak permintaan sambungan yang tidak dapat dilayani, maka kondisi jaringan tersebut dikatakan quality of service-nya kurang baik. Untuk itu agar lebih baik

quality of service-nya dilakukan pengukuran sambungan yang dapat diantisipasi oleh jaringan existing. Pola permintaan ini sering disebut dengan offered traffic. Perhitungan traffik menggunakan Erlang B, sebagai data masukannya adalah: 1. Kondisi jaringan pada jam sibuk (BHT)

2. Kondisi jaringan tidak dapat digunakan atauBlocking

Pada kondisiBusy Hour Traffic(BHT), akan memberikan suatu nilai kuantitas dari traffik dengan satuan Erlang:


(16)

jadi,

BHT = jumlah panggilan (detik ) x lama panggilan ( detik ) ...(2) BHT dapat juga dituliskan dengan A atau bisa dituliskan sebagai intensitastraffic. Dalam suatu perhitungan traffic perhitungan blocking sangat diperlukan karena

blocking menggambarkan jumlah panggilan yang tidak dapat dilayani karenaline

sibuk dan sambungan gagal koneksi. untuk menghitung berapa besarnya probabilitasblockingdapat dihitung dengan persamaan :

Keterangan :

A = IntensitasTraffic

n = Jumlah Kanal atau Jumlah Server

Pada kondisi jam-jam sibuk diperhitungkan juga waktu tunggu sampai panggilan tersebut dapat dilayani. Dalam kondisi ini BHT dapat dihitung dengan persamaan: BHT = ( Lama panggilan (detik) + Lama waktu tunggu (detik) ) × Jumlah Panggilan (detik) ... (4)

Contoh :

Jika traffic menerima panggilan per jam 360 Lama bicara rata-rata = 60 detik

Lama waktu tunggu sambung sampai tersambung = 20 detik BHT = ( 60 + 20 ) × (360 / 3600) = 8 Erlang


(17)

Untuk menghitung besarnya harga probabilitas atau kemungkinan panggilan di blok jika diketahui jumlah kanal yang tersedia adalah 2 adalah sebagai berikut :

= 82 64

= 0,78

Sehingga dapat diketahui bahwa untuk contoh kasus ini jika intensitas traffic

melebihi atau sama dengan 8 Erlang maka kemungkinan untuk panggilan ditolak adalah sebesar 78%.

2.4 Teori Performansi

2.4.1Jitter

Jitteradalah merupakan variansi delay dari sebuah paket data per satuan bit. Pada proses pengiriman sebuah paket data, secara teknis data tersebut tidak langsung dikirim secara utuh. Tetapi data tersebut dilakukan pengiriman secara bertahap yaitu per satu bit. Dalam proses pengiriman per satu bit, waktu pengiriman antara bit yang satu dan bit selanjutnya disebut dengan variansi delay atau jitter. Timbulnya variansi delay ini disebabkan karena adanyapacket loss. Karena seperti kita ketahui bahwa pada jaringan internet


(18)

packet loss tidak mungkin berharga 0. Standar ITU untuk jitter yaitu tidak boleh melebihi 30mS.

Jitter = Deterministik jitter x Random jitter……….(5) Keterangan :

1) Deterministik jitter : Harga variansi delay pada saat data dikirimkan dari ethernet menuju modem. Besarnya dipengaruhi oleh frekuensi clock dari modem yang digunakan.

2) Random jitter : Harga variansi delay yang timbul akibat dari pengaruh elektris.

2.4.2Packet Loss

Packet Loss adalah merupakan besar dari paket yang hilang dalam jaringan karena terjadi tabrakan atau collision. Dalam suatu jaringan packet loss akan selalu mempunyai nilai dengan satuan persen (%). Yang menjadi faktor timbulnyapacket loss adalah kepadatan trafficdan bandwidth. Semakin besar

bandwidth, maka akan memperkecil terjadinya tabrakan data antara user yang satu dan yang lainnya. Jika terjadi packet loss maka protocol network yang ada pada router akan meminta pengirim untuk mengirim ulang paket data yang hilang tersebut. Pada saat proses pengiriman ulang data yang hilang tersebut maka akan menyebabkan meningkatnya nilai Jitter. Detektor dari

packet loss berada didalam router yang bernama Carrier Sense Multiplexing And Collision Detection (CSMA-CD). Standar ITU untuk packet loss adalah tidak boleh melebihi 10% dari jumlah paket data keseluruhan.


(19)

2.4.3Throughput

Adalah besarnya kecepatan download data tanpa memperhitungkan harga

jitter, packet loss dan kepadatan traffic. Besarnya throughput dapat dihitung dengan cara membagi besarnya ukuran file yang akan di download dengan besarnyabandwidthjaringan yang digunakan.

2.5 Sistem Informasi Geografis ( SIG )

Kata Geografis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Geographia” yang terdiri dari dua kata yaitu “Geo” yang berarti bumi dan “Graphien’yang berarti mencitra atau menggambar. Jadi secara harfiah geografis berarti ilmu yang mempelajari pencitraan dan penggambaran bumi. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, geografis merupakan segala sesuatu yang terkait dengan keruangan bumi. Tekanan utama geografis bukanlah pada substansi, melainkan pada sudut pandang “spasial”. Produk akhir geografis adalah wilayah-wilayah (region) sebagai perwujudan dari persamaan dan perbedaan dari sesuatu yang terdapat di permukaan bumi. Informasi mengenai permukaan bumi dapat disajikan melalui peta-peta, baik peta umum maupun peta tematik. Namun suatu peta juga dapat menggambarkan distribusi sosial ekonomi suatu masyarakat, seperti peta kependudukan. Dengan kata lain peta memuat data yang mengacu kepada bumi (georeferenced data). Berbicara geografi tidak terlepas dari peta. Burrough mendefinisikan peta sebagai sekumpulan titik, garis dan area yang menerangkan letak keruangan sebenarnya suatu daerah ke dalam sistem koordinat beserta keterangan atau atribut non-spasialnya. Peta dibagi menjadi dua bagian berdasarkan informasi Burrough:


(20)

1. Peta Umum, yaitu peta yang berisi informasi topografi daerah secara luas dan tidak ditujukan untuk menampilkan informasi secara spesifik.

2. Peta Tematik, yaitu peta yang berisi informasi khusus tentang distribusi keruangan suatu daerah seperti geologi, keadaan tanah, keadaan sosial-ekonomi.

Menurut Burrough, Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengeluarkan kembali, mentransformasikan dan menam-pilkan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan tertentu.

Bernhadsen, mendefinisikan sistem information geografis sebagai sistem informasi yang menggabungkan fungsi hardware dan software komputer yang bertujuan untuk memverifikasi data, kompilasi, menyimpan, mengubah, mengatur, melakukan pemanggilan kembali data yang ada, menganalisa dan mengkombinasikan data geografis suatu obyek sesuai dengan koordinat yang sebenarnya pada permukaan bumi.


(21)

Pada gambar diatas terlihat bahwa peta yang didapatkan melalui satelit sudah dilakukan penambahan informasi-informasi tertentu yang dibutuhkan. Data SIG ini berbeda dengan data-data biasa. Karena peta yang didapatkan bukan merupakan gambar biasa. Tetapi berasal dari foto satelit yang telah dilakukan proses pengolahan citra. Sehingga pada saat data-data ini akan dikirimkan melalui jaringan maka membutuhkan bandwidth yang cukup besar untuk mengantisipasi terjadinyapacket lossdalam jaringan.


(22)

BAB III

RANCANG BANGUN JARINGAN

BROADBAND

ADSL

3.1 Metode perancangan jaringanbroadbandADSL

Dalam metode perancangan ini ditempuh beberapa tahapan yaitu : A. Penentuan jenis jaringan telkom yaitu jaringanbroadband

B. Penentuan ISP yaitu SPEEDY dan CBN

C. Penentuan operator jaringan telekomunikasi yaitu Telkomnet dan CBN net D. Pembuatan rancang bangun jaringan ADSL

3.2 Bentuk Sistem JaringanDial-updan Jaringan ADSL

Dalam komunikasi jaringan dial-up, komunikasi telepon dan komunikasi data tidak bisa dilakukan secara bersama-sama. Sehingga jika kita ingin menggunakan telepon untuk berkomunikasi maka aktifitas internet akan secara otomatis diputus begitu juga sebaliknya jika kita ingin menggunakan aktifitas internet maka telepon akan dalam kondisi terputus sampai kita melakukan disconnect pada koneksi internet. Hal ini dikarenakan karena pada sistemdial-uphanya menggunakan satu kondisi frekuensi yaitu 4KHz untuk 2 jenis komunikasi yaitu telepon dan internet.


(23)

Gambar 3.1 Sistem pengiriman Dial-up

Sistem jaringan pengiriman data dial-up yang terpasang ditingkatkan fasilitas pemakaiannya dengan merubah metoda pengiriman data yaitu dengan merubah sistemdial-upmenjadi sistem pengiriman data dengan fasilitasbroadbandADSL.

Gambar 3.2 Sistem jaringanbroadbandADSL

Gambar diatas merupakan bentuk dari sistem jaringan broadband ADSL. Hub /

switch disini berfungsi sebagai pembagi bandwidth jaringan, DSL router

berfungsi sebagai pemilih jalur dan pengalamatan, DSL modem berfungsi untuk melakukan modulasi dan demodulasi sinyal data, splitterberfungsi sebagai driver yang melakukan klasifikasi sinyal berdasarkan frekuensi yaitu apakah sinyal


(24)

tersebut merupakan sinyal data atau suara. Jika sinyal tersebut merupakan sinyal suara maka selanjutnya data dikirim menuju saluran telepon. Jika sinyal tersebut merupakan sinyal data maka data akan dikirimkan menuju jaringan internet.

3.3 Rancangan JaringanEthernet

Dalam perancangan sistem pengiriman data menggunakan jaringan broadband

ADSL terdiri dari LAN yang sudah dilengkapi fasilitas jaringan komputer dan fasilitas routing yang berfungsi sebagai jaringan ethernet. Dalam penelitian yang akan dilakukan disini menggunakan 1 buah Personal Computer ( PC ) dengan spesifikasi :

1. Pentium IV 3.01 GHz 2. RAM 512Mb

3. HDD 40Gb

Jika menggunakan hanya 1 komputer, maka Splitterdapat langsung dihubungkan dengan modem ADSL. Akan tetapi jika ingin menggunakan lebih dari 1 komputer maka harus ditambahkan sebuah hub atau switch. Berikut adalah bentuk rancang bangun jaringanethernet jika menggunakan lebih dari satu komputer seperti yang terlihat pada gambar 3.3.


(25)

Gambar 3.3 Rancang bangun jaringan Ethernet untuk lebih dari 1 komputer

3.4 Spesifikasi Teknis Modem ADSL

Dalam penelitian ini modem ADSL yang digunakan adalah modem TP-Link ADSL2+ dengan spesifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Spesifikasi TP-Link ADSL2+ Komponen

ADSL

Keterangan

ADSL Feature 1. Compatible with all leading DSLAMs

2. Supports DMT line modulation


(26)

downstream, up to 1 Mbps upstream (G.992.1 dan T1.413, Issue 2)

4. Supports G.lite DSL: up to 1,5 Mbps, up to 512kbps upstream (G.992.2)

5. Dying GASP Support

ATM Protocols 6. WAN mode support PPP over ATM (RFC2364) and PP over ethernet (RFC 2516)

7. LAN Mode Supports :

8. IEEE 802 .1D(self learning transparent Bridging)

9. DHCB server

10. DHCP relay agent

11. DHCP client

12. DNS proxy

Ethernet Interface

1. IEEE 802.3 compliant

2. 10/100 Base T-RJ 45

Security 1. User authentication for PPP

2. PAP (Password Authentication Protocol)

3. CHAP (Chalenge Authentication Protocol)

4. VPN pass through (IPSec-ESP Tunnel mode,L2TP,PPTP),3,5


(27)

3.5 Sekilas Tentang jaringan ADSL SPEEDY dan CBN

3.5.1 Jaringan ADSL SPEEDY

SPEEDY adalah produk layanan Broadband Access dari PT TELKOM dengan basis teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). ADSL dapat menyalurkan data dan suara secara bersamaan (simultan) melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan hingga 384 kbps dari modem sampai dengan BRAS (Broadband Remote Access Server). SPEEDY menyediakan beberapa paket dengan bandwidth dari 384Kbps – 2Mbps. Dalam penelitian ini bandwidth jaringan ADSL SPEEDY yang digunakan adalah sebesar 1Mbps dengan kondisi kecepatan upload rata-rata 16Kbps dan kecepatan

downloadrata-rata diatas 30 Kbps.

3.5.2 Jaringan ADSL CBN

CBN-net merupakan produk dari PT. Cyberindo aditama yang menyediakan layanan internet berbasiskan jaringanbroadbandADSL. Beberapa paket yang ditawarkan oleh CBN-net terdiri dari beragam bandwidth dari 384Kbps hingga 2Mbps. Selain bergerak dibidang layanan jaringan internet, CBN juga menyediakan layananweb hostingdengan kapasitasbandwidthyang beragam. Untuk penelitian ini bandwidth jaringan ADSL CBN yang digunakan adalah sebesar 1Mbps dengan kondisi kecepatanupload sekitar ( 10 – 16 Kbps ) dab kecepatandownloadrata-rata diatas 25Kbps.


(28)

3.6 Software Wireshark Versi 0.99

Wireshark yang sebelumnya bernama Ethereal merupakan piranti lunak yang amat terkenal untuk melakukan analisa lalu-lintas jaringan komputer. Wireshark memiliki funsi-fungsi yang amat berguna bagi profesional jaringan, ahli keamanan, peneliti hingga pengembang piranti lunak jaringan.

Gambar 3.4 Tampilan utama Wireshark

Fitur-Fitur yang ada dalam wireshark yaitu :

A. Dapat mengambil data yang sifatnya real time ( secara langsung ) maupun data yang bersifat tidak langsung seperti data yang didapat dari proses download.

B. Dapat dilakukan proses pengeditan pada setiap data yang masuk

C. Tersedia menu filter untuk memisahkan jenis-jenis data yang akan dicapture


(29)

Wireshark dapat dioperasikan pada sistem operasi Windows, Unix, Linux, MacOS dan OpenBSD. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan pengambilan data pada software Wireshark versi 0.99 :

1. Masuk menu capture kemudian pilih option. Pada option pilih ethernet

yang digunakan dan klik tombol start maka tampilan Wireshark akan tampil seperti pada Gambar 3.5 dibawah ini.

Gambar 3.5 Wireshark dalam kondisi aktif

2. Setelah kondisi Wireshark aktif, tunggu sampai TCP hingga mencapai 100%. Setelah itu klik tombol stop. Maka akan tampil hasil rekaman komunikasi data seperti yang terlihat pada Gambar 3.6


(30)

Gambar 3.6 Hasil rekaman komunikasi data

3. Langkah terakhir adalah pilih file yang ingin dilakukan pengukuran performansinya dengan memilih mode decode to RTP. Setelah muncul tabel pengukuran catat harga jitter dan packet loss. Perlu diketahui bahwa untuk parameter packet loss didalam Wireshark dinamakan dengan Lost RTP packets.


(31)

BAB IV

HASIL PENGUKURAN SISTEM PENGIRIMAN

DATA MENGGUNAKAN JARINGAN

BROADBAND

ADSL

4.1 Set-up Jaringan LAN

Set-up LAN ini dilakukan dengan konfigurasi tersambung dengan IP Address Modem ADSL.danIP address user.Urutan dalam membuat LANConfiguration

ini adalah:

1.Internet protocol address(IP) : 192.168.1.1 2. Subnet mask : 255.255.255.0

4.2 Pengukuran Jaringan Broadband ADSL

Dalam implementasi jaringan broadband ADSL ini dilakukan percobaan pengukuran kecepatan transfer data dengan sampel data yang besarnya diatas 2 Mb menggunakan parameter jitter dan packet loss. Pengambilan data dilakukan dalam waktu 1 hari dengan waktu pengambilan data :

1. Jam 00.00 – 01.00 2. Jam 04.00 – 05.00 3. Jam 09.00 – 10.00 4. Jam 12.00 – 13.00 5. Jam 18.00 – 19.00


(32)

4.3 Hasil Pengukuran Sistem Jaringan Broadband ADSL ( Download )

A. Jam pengamatan 00.00 – 01.00

Tabel 4.1 Pengamatan jam 00.00 – 01.00

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps)

Jitter (mS)

Packet loss (%)

Throughput (s)

2,4 Speedy 56,12 6,2 0,84 19,2

Cbn 35,21 9,2 3,1 19,2

3 Speedy 53,22 7,3 1,03 24,0

Cbn 32,11 9,67 3,3 24,0

6,2 Speedy 52,4 8,4 1,1 49,6

Cbn 32,12 10,2 3,9 49,6

9,71 Speedy 51,0 8,77 1,4 77,68 Cbn 29,7 11,88 4,61 77,68


(33)

Grafik 4.2 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Cbn )

B. Jam pengamatan 04.00 – 05.00

Tabel 4.2 Pengamatan jam 04.00 – 05.00

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps)

Jitter (mS)

Packet loss (%)

Throughput (s)

2,4 Speedy 101,2 2,5 0,3 19,2

Cbn 73,22 4,6 0,6 19,2

3 Speedy 94,33 4,75 0,41 24,0

Cbn 67,02 7,31 0,75 24,0

6,2 Speedy 87,89 6,2 0,74 49,6

Cbn 53,44 12,6 1,51 49,6

9,71 Speedy 85,01 7,53 1,04 77,68 Cbn 51,79 13,98 2,08 77,68


(34)

Grafik 4.3 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Speedy)

Grafik 4.4 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Cbn)

Dari grafik terlihat bahwa besarnya data berpengaruh terhadap semakin mengecilnya kecepatan download.


(35)

C. Jam pengamatan 09.00 – 10.00

Tabel 4.3 Pengamatan jam 09.00 – 10.00

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps)

Jitter (mS)

Packet loss (%)

Throughput (s)

2,4 Speedy 44,7 7,32 1,4 19,2

Cbn 43,13 8,78 1,29 19,2

3 Speedy 42,01 8,6 2,4 24,0

Cbn 42,89 9,91 2,35 24,0

6,2 Speedy 41,32 9,4 2,91 49,6

Cbn 42,13 13,61 2,6 49,6

9,71 Speedy 40,02 10,8 3,67 77,68 Cbn 39,09 15,33 3,18 77,68


(36)

Grafik 4.6 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Cbn)

D. Jam pengamatan 12.00 – 13.00

Tabel 4.4 Pengamatan jam 12.00 – 13.00

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps)

Jitter (mS)

Packet loss (%)

Throughput (s)

2,4 Speedy 34,12 7,61 1,2 19,2 Cbn 25,61 11,21 3,24 19,2

3 Speedy 32,0 9,98 2,8 24,0

Cbn 24,67 13,69 4,77 24,0 6,2 Speedy 30,22 12,24 4,8 49,6

Cbn 23,39 15,23 6,9 49,6

9,71 Speedy 28,61 14,68 5,71 77,68 Cbn 21,91 16,83 7,93 77,68


(37)

Grafik 4.7 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Speedy)

Grafik 4.8 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Cbn)

Dengan melihat grafik diatas, terlihat bahwa perubahan besar data yang semakin besar berpengaruh pada kecepatan download yang semakin kecil. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan daripacket lossdanjitter.


(38)

E. Jam pengamatan 18.00 – 19.00

Tabel 4.5 Pengamatan jam 18.00 – 19.00

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps)

Jitter (mS)

Packet loss (%)

Throughput (s)

2,4 Speedy 35,61 9,87 1,9 19,2

Cbn 23,91 13,66 4,3 19,2

3 Speedy 34,52 10,12 2,3 24,0

Cbn 21,07 14,97 5,66 24,0 6,2 Speedy 33,12 11,69 4,2 49,6

Cbn 20,66 15,11 6,0 49,6

9,71 Speedy 30,71 13,09 5,36 77,68 Cbn 19,89 16,28 7,88 77,68


(39)

Grafik 4.10 Perbandingan besar data dan kecepatan download ( Cbn)

Dari data pengukuran terakhir terlihat bahwa hasil dari peningkatan besarnya data sama seperti sebelumnya yaitu mengakibatkan penurunan kecepatan download data. Sedangkan yang menyebabkan naik turunnya kecepatan download data untuk tiap jam yang berbeda diakibatkan oleh kepadatan traffic dari web server yang digunakan yaitu www. Yahoo.com.


(40)

4.4 Hasil Pengukuran Sistem Jaringan Broadband ADSL ( Upload )

A. KecepatanUploadSpeedy

Tabel 4.6 Kecepatan upload Speedy

Besar Data (Mb)

Jam Pengamatan Kecepatan upload (Kbps)

6,2

00.00-01.00 10,3 04.00-05.00 12,1 09.00-10.00 12,33 12.00-13.00 10,54 18.00-19.00 9,61

9,71

00.00-01.00 8,21 04.00-05.00 11,6 09.00-10.00 11,41 12.00-13.00 12,9 18.00-19.00 10,77

Untuk pengukuran Upload data, parameter performansi yaitu jitter dan packet lossnya tidak dapat terukur. Hal ini dikarenakan ada satu protokol yang bernama SMTP ( Sub mail transfer protokol ) tidak dapat dibaca olehsoftware wireshark. Sehingga data yang dapat terekam hanya berupa kecepatan rata-ratanya saja.


(41)

B. KecepatanUploadCBN

Tabel 4.7 Kecepatan upload CBN

Besar Data (Mb)

Jam Pengamatan Kecepatan upload (Kbps)

6,2

00.00-01.00 9,3 04.00-05.00 10,8 09.00-10.00 7,72 12.00-13.00 11,26 18.00-19.00 10,83

9,71

00.00-01.00 8,8 04.00-05.00 9,77 09.00-10.00 12,6 12.00-13.00 8,9 18.00-19.00 12,01

Dari dataupload yang didapat terlihat kecepatan upload untuk SPEEDY maupun CBN berada dibawah 15 Kbps. Hal ini disebabkan karena baik SPEEDY maupun CBN menggunakanbandwidthuntukuploadsebesar 128 Kbps.

Data yang didapatkan diatas hanya sebagai acuan kita dalam melakukan pengukuran data SIG secara real time. Karena pada saat kita akan melakukan capture data secara langsung dari satelit minimal dibutuhkan kecepatan transmisi


(42)

SPEEDY maupun CBN sudah mempunyai performansi yang cukup baik untuk diuji coba mentransfer gambar yang berasal dari satelit. Sebelum masuk dalam pengukuran pengambilan data real time, proses pengukuran data yang terbagi menjadi 5 kondisi waktu tadi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1 Proses pengukuran menggunakan web server

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa data SIG dikirim melalui sebuahemail

kemudian di download oleh komputer penerima menggunakan email yang berbeda. Pada komputer pengirim dan penerima wireshark dalam keadaan aktif sehingga performansi transmisi dapat terukur. Proses pengukuran yang terbagi menjadi 5 kondisi waktu ini bertujuan untuk melihat waktu-waktu atau jam berapa saja kualitas transmisi dari kedua provider ini mencapai diatas 30 Kbps. Meskipun pada pengukuran ini pengurangan kecepatan disebabkan juga oleh factor

background traffic akan tetapi faktor utamanya tetap kembali pada optimalnya

bandwidth yang disediakan oleh provider. Dalam artian disini adalah jumlah


(43)

SPEEDY dan CBN untuk melakukan pengambilan data secara real time dari satelit dengan media Google map. Pengukuran ini dilakukan pada jam 04.00 – 05.00. Karena berdasarkan data yang didapat menggunakan web server tadi kualitas transmisi download berada diatas 30 Kbps. Untuk proses pengambilan data secarareal timeini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Proses pengambilan data real time

Proses pengambilan data dapat dijelaskan sebagai berikut. Data SIG yang dicapture oleh satelit berupa peta disimpan dalam Google Map sebagai database

yang diupdate tiap detiknya oleh satelit. Data SIG tersebut nantinya akan di download oleh sebuah komputer untuk diukur performansinya yaitu jitter,packet lossdanthroughput. Komputer ini dapat di analogikan sama seperti pada saat kita menggunakan Global positioning system (GPS). Yaitu sebagai media yang berkomunikasi secara langsung dengan satelit.


(44)

4.5 Pengukuran Data Menggunakan Google Map Jam 04.00 – 05.00

Tabel 4.8 Pengukuran Menggunakan Google map

Besar Data (Mb)

Provider Kecepatan download (Kbps) Jitter (mS) Packet loss (%) Throughput (s)

3,7 Speedy 98,63 2,7 0,33 29,6

Cbn 78,89 4,3 0,7 29,6

5,40 Speedy 92,71 3,9 0,48 43,2

Cbn 63,90 6,91 0,81 43,2

12,66 Speedy 84,53 5,95 1,43 101,28 Cbn 55,64 10,89 1,69 101,28 30,89 Speedy 81,03 8,42 2,09 247,12 Cbn 49,88 12,86 2,88 247,12

Dari tabel diatas dapat dianalisa bahwa secara performansi berdasarkan nilaijitter

danpacket losssudah bisa dikatakan baik. Hanya saja jika kita melihatthroughput

yang begitu besar maka jaringan broadband ADSL ini baik SPEEDY maupun CBN bisa dibilang kurang cocok untuk diaplikasikan pada sistem komunikasi satelit. Karena dari data yang didapat yaitu untuk kondisi peta yang besarnya 3,7 Mb SPEEDY atau CBN yang mempunyai bandwidth 1 Mbps membutuhkan waktu pengambilan sebesar 29,6s. Ini belum termasuk penambahan yang diakibatkan oleh terjadinyapacket lossdan peningkatan nilaijitter.


(45)

Untuk grafikpacket lossterhadap peningkatan nilaijitterdapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 4.11Packet lossterhadap peningkatan nilaiJitter(SPEEDY)

Grafik 4.12Packet lossterhadap peningkatan nilaiJitter(CBN)

Terlihat pada grafik bahwa peningkatan packet losstiap kenaikan besar data dari data pertama hingga data keempat yaitu dari besar data 3,7 Mb hingga 30,89 Mb mengakibatkan peningkatan nilai jitter. Dan tentunya akan mengurangi besarnya kecepatan waktu pendownloadtan data.


(46)

4.6 Analisa Hasil Pengukuran Kecepatan Transfer Data Menggunakan Jaringan Internet broadband ADSL

Hasil Pengukuran kecepatan transfer data menggunakan jaringan internet ADSL, yang menggunakan provider SPEEDY dan CBN terlihat bahwa kecepatan transfer data dengan menggunakan jaringan internet ADSL lebih cepat dibanding menggunakan jaringan internet sistem dial-up. Peningkatan kecepatan transfer data menggunakan sistim Jaringan broadband ADSL yang pada sistem dial-up

hanya mempunyai kecepatan transfer data rata-rata 9 Kbps menggunakan sistem Jaringan broadband dapat ditingkatkan menjadi rata-rata lebih dari 30.44 Kbps.

Hal ini disebabkan karena Sistem Jaringan broadband ADSL ini dilengkapi fasilitas sebagai berikut:

1. Mempunyai Bandwidth 1Mbps ( Kecepatan download maksimum sebesar 100Kbps dan upload maksimum 12,8 Kbps )

2. Modem ADSL berbasiskan DMT denganStandardG992.2 (G lite) tentang pembagian frekuensi sinyal carrier dari band frekuensi 34KHz – 138 KHz. Sehingga dengan adanya pembagianbandfrekuensi ini, menyebabkan

kecepatan pada arahdownload dapat mencapai lebih dari 30 Kbps.

Jika membandingkan hasil pengukuran kecepatan yang didapatkan menggunakan provider SPEEDY dan CBN, terlihat bahwa kecepatan yang diberikan SPEEDY masih lebih tinggi dibandingkan dengan provider CBN. Dimana bisa kita lihat bahwa dengan SPEEDY kecepatan yang didapat rata-rata hampir tidak pernah kurang dari 30 KBps. Hal ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepadatan traffic dalam web server tempat kita melakukan proses download,


(47)

bandwidth yang disediakan oleh provider kepada pelanggan dan jumlah server

yang dapat melayani pelanggan. Perlu diketahui bahwa baik SPEEDY maupun CBN dalam penelitian ini mengambil bandwidth yang sama yaitu 1Mbps. Akan tetapi dari segi kestabilan dan keoptimalan bandwidth SPEEDY masih diatas CBN. Bisa diambil contoh pada saat melakukan proses upload data SIG dengan menggunakan CBN, data yang besarnya 9,71Mb tersebut rata-rata harus dilakukan proses upload yang lebih dari 2 kali. Dimana kegagalanupload terjadi karena kondisi koneksi dari CBN yang terkadang mengalamitime out. Sedangkan menggunakan SPEEDY proses upload data SIG yang besarnya 9,71Mb cukup dibutuhkan proses upload 1 kali saja untuk setiap pengambilan data. Hal ini dikarenakan karena kondisi koneksi dari SPEEDY tidak pernah mengalami time out.

4.7 AnalisaJitter

Jitter adalah variansi delay, atau bisa dibilang sebagai delay yang terjadi pada setiap bit dalam sebuah paket data. Jika melihat data yang didapatkan baik pada saat menggunakan SPEEDY maupun CBN terlihat bahwa delay tidak pernah berharga 0. Ada 2 faktor yang mempengaruhi Jitter ini yaitu jarak transmisi dan berapa besarnya hargapacket loss. Dimana Semakin besar hargapacket lossmaka delay akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi tabrakan data pada jaringan, data yang hilang karena tabrakan tersebut secara protokol akan diminta untuk dilakukan pengiriman ulang. Dan waktu yang dibutuhkan pada saat pengiriman data ulang tersebut dapat dicatat sebagai Jitter atau variansi delay. Untuk performansi dari Jitter yang ditawarkan oleh SPEEDY dan CBN


(48)

kedua-duanya dapat dikatakan baik, karena menurut standar internasional yaitu ITU kondisi Jitter yang masih dapat ditoleransi adalah 20mS. Jika melebihi maka ada kemungkinan proses pengiriman data akan dibatalkan atau tidak akan diproses.

4.8 AnalisaPacket Loss

Packet Loss dapat diartikan sebagai data atau paket data dalam setiap bit yang hilang atau rusak karena proses collision atau tabrakan dalam jaringan. Packet Loss ini dipengaruhi besar bandwidth dan kepadatan traffic. Semakin besar

bandwidth dari jaringan dapat meminimalisir terjadinya collision data. Untuk performansi Packet Loss dari SPEEDY dan CBN sudah bisa dikatakan baik, karena bisa dilihat bahwa kedua-duanya besarnya harga Packet Loss tidak ada yang lebih dari 10% sesuai yang distandarkan oleh standar internasional yaitu ITU. Jika kondisi Packet Loss melebihi 10% maka akan mengakibatkan kondisi kenaikan Jitter atau variansi delay yang lebih dari 20mS. Untuk data yang sifatnya tidak bergerak, mungkin besarnya Jitter maupun Packet Loss yang melebihi standar tadi yaitu 20mS dan 10% hanya berpengaruh pada kecepatan pemrosesan pengiriman data saja. Akan tetapi dalam dunia video streaming yang sifatnya real time maka kondisi ini akan menyebabkan kondisi gambar yang patah-patah dan suara yang terputus.


(49)

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengkuran atau penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Jaringan Broadband ADSL memiliki kecepatandownload yang lebih besar daripada kecepatanuploadnya.

2. Data yang berupa SIG ( Sistem Informasi Geografis ) dapat dikirim dengan kecepatan upload rata-rata 11,63 Kbps (SPEEDY), download rata-rata 52,31 Kbps (SPEEDY) dan upload rata-rata 10,21 Kbps (CBN), download rata-rata 32,43 Kbps (CBN) melalui mediaweb server.

3. Baik SPEEDY maupun CBN mempunyai performansi yang sudah cukup baik dengan karakteristik yaitu :

A. Rata-rata Jitter keseluruhan tidak ada yang lebih dari 20mS B. Rata-rata Packet Loss keseluruhan tidak ada yang lebih dari 10%


(50)

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BROADBAND ADSL

SEBAGAI MEDIA TRANSFER DATA SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Elektro

Oleh:

REZA HERDANING PUTERA 13105010

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(51)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daerah frekuensu ADSL ... 10

Gambar 2.2 Sinyal carrier Modulasi DMT ... 11

Gambar 2.3 Blok diagram Modem ADSL ... 12

Gambar 2.4 Rancang bangun jaringan ADSL... 13

Gambar 2.5 Bentuk Data Sistem Informasi Geografis... 20

Gambar 3.1 Sistem pengiriman Dial-Up... 23

Gambar 3.2 Sistem pengiriman ADSL... 23

Gambar 3.3 Rancang bangun jaringan Ethernet... 25

Gambar 3.4 Tampilan utama Wireshark ... 28

Gambar 3.5 Wireshark dalam kondisi aktif ... 29

Gambar 3.6 Hasil rekaman komunikasi data ... 30

Gambar 3.7 Tabel Pengukuran ... 30

Gambar 4.1 Pengukuran dengan web server... 42


(52)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Speedy ) ... 32

Grafik 4.2 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Cbn ) ... 33

Grafik 4.3 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Speedy ) ... 34

Grafik 4.4 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Cbn ) ... 34

Grafik 4.5 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Speedy ) ... 35

Grafik 4.6 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Cbn) ... 36

Grafik 4.7 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Speedy) ... 37

Grafik 4.8 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Cbn) ... 37

Grafik 4.9 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Speedy) ... 38

Grafik 4.10 Perbandingan besar data dan kecepatandownload(Cbn) ... 39

Grafik 4.11 Perbandingan packet loss dan kenaikanjitter(Speedy) ... 45


(53)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan …………...……….………. i

Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ………. ii

Abstrak ...…………...……….………. iii-1 Abstract ...…………...……….………. iii-2 Kata Pengantar.……….……….... iv

Daftar Isi..……… v

Daftar Gambar .………... vi

Daftar Grafik .……….…………... vii

Daftar Tabel .………... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Tujuan Penelitian....……….………… 2

1.3 Rumusan Masalah....……….… 2

1.4 Batasan Masalah ………..………... 3

1.5 Sistematika Penulisan ………..……… 3

BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Broadband...………. 5

2.1.1 ISDN ... 5

2.1.2 ATM ... 7

2.1.3 Macam-Macam Jaringan DSL... 7

2.2 Teknologi ADSL...………....….……….. 8


(54)

2.2.3 Struktur Modem ADSL ... 12

2.2.4 Hubungan User dan Sentral Telepon... 13

2.2.5 Keuntungan Jaringan Broadband ADSL ... 14

2.3 Teori Traffic... 15

2.4 Teori Performansi …... 17

2.4.1 Jitter...……… 17

2.4.2 Packet loss...……….. 18

2.4.3 Throughput...……….. 19

2.5 Sistem Informasi Geografis …... 19

BAB III RANCANG BANGUN JARINGAN BROADBAND ADSL 3.1 Metode Perancangan Jaringan Broadband... 22

3.2 Sistem Dial-up dan ADSL... 22

3.3 Rancangan Jaringan Ethernet ... . 24

3.4 Spesifikasi Teknis Modem ADSL ... . 25

3.5 Sekilas tentang Speedy dan CBN... . 27

3.5.1 Speedy ... . 27

3.5.2 CBN ... . 27

3.6 Wireshark ... . 28

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1 Set-up Jaringan LAN... 31

4.2 Pengukuran Jaringan Broadband ADSL ... 31

4.3 Hasil Pengukuran ( Download )... 32

4.4 Hasil Pengukuran ( Upload )... 40

4.5 Hasil Pengukuran (Google Map ) ... 44

4.6 Analisa PengukuranTransferData ... 46

4.7 AnalisaJitter ... 47


(55)

BAB V KESIMPULAN ……… 49 DAFTAR PUSTAKA ……… ix LAMPIRAN I ……….. ... x


(56)

Daftar Pustaka

[1] Technical Reports , Dual Port ADSL Router,http://www.ADSL.com

[2] Mc Leod, Raymond, Sistem Informasi Management Jilid 1, Prechalindo. 1995.

[3] User Guide “ADSL Broadband 2 Port Router Modem ADSL”, SMC 7401 Barricade, SMC Networks, Copyright 2003.

[4] Byeong Gi Lee, Minhokang and Jonghee, Broadband Telecommunications Tehnologies, Second Edition, Artech House, Boston, 1996.

[5] Daftar Penyelenggara ISP,http://www.idnic.net.id/, 2009.

[6] Mike Sextone & Andy Read, Broadband Networking ATM, SDH and Sonet, Artech House, Boston, London , 1997.


(57)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi ITU tentang xDSL ... 9

Tabel 3.1 Spesifikasi TP-Link ADSL2+ ... 25

Tabel 4.1 Pengamatan jam 00.00 – 01.00 ... 32

Tabel 4.2 Pengamatan jam 04.00 – 05.00 ... 33

Tabel 4.3 Pengamatan jam 09.00 – 10.00... 35

Tabel 4.4 Pengamatan jam 12.00 – 13.00 ... 36

Tabel 4.5 Pengamatan jam 18.00 – 19.00 ... 38

Tabel 4.6 KecepatanUploadSPEEDY ... 40

Tabel 4.7 KecepatanUploadCBN ... 41


(58)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir tepat pada waktunnya.

Dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari segala pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberi doa, motifasi dan semangat yang besar.

3. Ibu Levy Olivia M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu mengarahkan penulis dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Muhammad Aria M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.

5. Seluruh teman-teman Elektro Unikom khususnya angkatan 2005 yang selalu memberikan pertolongan.

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.

7. Dan seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.

Demikianlah laporan ini Penulis kerjakan dengan sepenuh hati. Penulis memohon maaf atas semua kekurangan. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis akan menerima dengan senang hati kritikan dan saran yang membangun demi kebaikan serta kesempurnaan dari penulisan laporan ini.


(59)

Mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Dan mudah-mudahan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi Penulis serta bagi pembaca.

Bandung, Februari 2010


(60)

Lembar Pengesahan

Judul Tugas Akhir

Analisa Performansi Jaringan Broadband Sebagai Media

Transfer Data Sistem Informasi Geografis

Disusun Oleh: Reza Herdaning Putera

13105010

Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Bandung, Februari 2010 Disahkan dan Distetujui Oleh:

Pembimbing I


(1)

v

BAB V KESIMPULAN ……… 49

DAFTAR PUSTAKA ……… ix


(2)

ix

Daftar Pustaka

[1] Technical Reports , Dual Port ADSL Router,http://www.ADSL.com

[2] Mc Leod, Raymond, Sistem Informasi Management Jilid 1, Prechalindo. 1995.

[3] User Guide “ADSL Broadband 2 Port Router Modem ADSL”, SMC 7401 Barricade, SMC Networks, Copyright 2003.

[4] Byeong Gi Lee, Minhokang and Jonghee, Broadband Telecommunications Tehnologies, Second Edition, Artech House, Boston, 1996.

[5] Daftar Penyelenggara ISP,http://www.idnic.net.id/, 2009.

[6] Mike Sextone & Andy Read, Broadband Networking ATM, SDH and Sonet, Artech House, Boston, London , 1997.


(3)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi ITU tentang xDSL ... 9

Tabel 3.1 Spesifikasi TP-Link ADSL2+ ... 25

Tabel 4.1 Pengamatan jam 00.00 – 01.00 ... 32

Tabel 4.2 Pengamatan jam 04.00 – 05.00 ... 33

Tabel 4.3 Pengamatan jam 09.00 – 10.00... 35

Tabel 4.4 Pengamatan jam 12.00 – 13.00 ... 36

Tabel 4.5 Pengamatan jam 18.00 – 19.00 ... 38

Tabel 4.6 KecepatanUploadSPEEDY ... 40

Tabel 4.7 KecepatanUploadCBN ... 41


(4)

iv-1

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir tepat pada waktunnya.

Dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari segala pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberi doa, motifasi dan semangat yang besar.

3. Ibu Levy Olivia M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu mengarahkan penulis dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Muhammad Aria M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.

5. Seluruh teman-teman Elektro Unikom khususnya angkatan 2005 yang selalu memberikan pertolongan.

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.

7. Dan seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.

Demikianlah laporan ini Penulis kerjakan dengan sepenuh hati. Penulis memohon maaf atas semua kekurangan. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis akan menerima dengan senang hati kritikan dan saran yang membangun demi kebaikan serta kesempurnaan dari penulisan laporan ini.


(5)

iv-1

Mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Dan mudah-mudahan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi Penulis serta bagi pembaca.

Bandung, Februari 2010


(6)

i

Lembar Pengesahan

Judul Tugas Akhir

Analisa Performansi Jaringan Broadband Sebagai Media

Transfer Data Sistem Informasi Geografis

Disusun Oleh: Reza Herdaning Putera

13105010

Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Bandung, Februari 2010 Disahkan dan Distetujui Oleh:

Pembimbing I