3 Ringan kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita di SLB
Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang ”.
2. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan kurang lebih selama
delapan bulan, yaitu dimulai pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Mei 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
cara mendeskripsikan pembelajaran bahasa Indoneia pada anak tunagrahita ringan di bidang fonologi dan bidang morfologi. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik rekam, dan teknik catat. Teknk keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
triangulasi data data triangulation, yaitu data yang diperoleh dicek ulang pada sumber data lain. Data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan guru kelas III SDLB di SLB Muhammadiyah Susukan akan dibandingkan dengan data yang diperoleh langsung dari pengamatan
peneliti di dalam kelas. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya merupakan bagian dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri Sudaryanto1993:13.
3. PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan
Membaca Buku Cerita di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang
”. Sumber data pada penelitian ini berupa buku cerita, guru, dan siswa kelas III SDLB di SLB Muhammadiyah Susukan
Kabupaten Semarang. Data dalam penelitian ini berupa tuturan siswa kelas III SDLB di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten
Semarang yang mengandung unsur fonologi dan morfologi.
4
B. Gambaran Lokasi Penelitian
Secara geografis SLB Muhammadiyah Susukan terletak di sebelah timur Pasar Susukan, tepatnya di Jalan Raya Sruwen-Susukan
No. 37. Lokasi tersebut berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau menggunakan kendaraan umum. Kantor UPTD terletak di
sebelah barat dari sekolah dengan jarak dua ratus meter sehingga urusan administrasi dengan intansi atasan lebih mudah. Tidak jauh
dari lokasi juga tedapat Puskesmas Susukan dan Polsek Susukan. SLB Muhammadiyah Susukan berdiri pada tanggal 20 Agustus
tahun 2002 dengan luas tanah 492 m² dan luas bangunan 310 m² yang merupakan gedung milik sendiri. Gedung tersebut awalnya adalah SD
Muhammadiyah Susukan, karena dari tahun ke tahun siswanya semakin berkurang akhirnya SD Muhammadiyah Susukan ditutup.
SLB Muhammadiyah Susukan tediri atas empat kelas yaitu kelas A untuk anak-anak tunanetra, kelas B untuk anak-anak tunarungu dan
tunawicara, kelas C untuk anak tunagrahita, dan kelas D untuk anak- anak tunadaksa
C. Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLB Muhammadiyah
Susukan
Pembelajaran bahasa Indonesia di SLB Muhammadiyah Susukan dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu 1 siswa diajari mengenal
dan melafalkan huruf. 2 Siswa menebalkan huruf yang masih samar- samar. 3 Siswa menghafal huruf, biasanya membutuhkan waktu 1-2
bulan. 4 Siswa mulai belajar membaca kata demi kata. Berdasarkan keadaan siswa dan proses pembelajaran bahasa
Indonesia di SLB Muhammadiyah Susukan di atas, penguasaan fonologi dan penguasaan morfologi akan dijelaskan di bawah ini.
5
D. Penguasaan Bahasa Bidang Fonologi