PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh RANI FEBRIANI

0901816

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Oleh Rani Febiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rani Febriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

RANI FEBRIANI 0901816

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing 1,

Dr. Zaenal Alimin, M.Ed. NIP. 19590324 198403 1 002

Pembimbing II,

Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd. NIP. 19610105 198303 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

OLEH : RANI FEBRIANI (0901816)

Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pengembangan media pembelajaran untuk membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Subyek dalam penelitian ini yaitu lima orang guru dan lima orang anak tunagrahita ringan dari SLB-C Plus Asih Manunggal dan SLB YPLAB Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media interaktif yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran atau mixed method

dengan desain eksploratoris sekuensial.

Hasil observasi yang dilakukan kepada anak adalah mengetahui kemampuan kelima anak tunagrahita ringan yaitu sebagian besar dari mereka telah mampu mengenal huruf alfabet dan mampu membaca kata, namun belum mampu membaca kata yang berimbuhan, sedangkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru adalah mengetahui media pembelajaran membaca permulaan yang sering digunakan adalah media gambar dan metode membaca permulaan yang sering dipakai adalah metode suku kata. Data hasil penelitian kualitatif adalah sebagai dasar untuk merancang media interaktif yang akan digunakan atau diujikan oleh guru yang kemudian penggunaan media tersebut dinilai oleh guru melalui kuisioner. Hasil kuisioner untuk penilain media interaktif tersebut menyatakan bahwa 0 % guru menilai kurang, 3% guru menilai cukup, 73% menilai baik, dan 24% menilai sangat baik, dengan demikian media interaktif tersebut baik untuk digunakan.

Rekomendasi yang ditujukan untuk sekolah agar memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana, terutama sarana media pembelajaran, untuk guru diharapkan agar menggunakan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan karena media ini bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak, misalnya kalimat atau kosakata yang terdapat pada media interaktif ini bisa diubah sesuai kebutuhan, untuk orang tua diharapkan bisa membimbing anaknya untuk mengulang pelajaran di rumah, terutama pembelajaran membaca dan bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian ini dengan mengujikan media interaktif kepada subyek yang lain dengan tujuan mengetahui perkembangan kemampuan membaca permulaan sebelum dan setelah menggunakan media interaktif ini.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

D. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Media Interaktif ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran yang Efektif ... 9

3. Media Interaktif ... 10

B. Pembelajaran Membaca Permulaan ... 12 C. Hambatan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita

Ringan ... 14

1. Dampak Ketunagrahitaan terhadap Pembelajaran Akademik 14 2. Hambatan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita 16


(6)

Ringan ... D. Penggunaan Media Interaktif Dalam Pembelajaran Membaca

Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan ... 17

E. Penelitian yang Relevan ... 20

F. Kerangka Berfikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Prosedur Penelitian ... 23

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... x

LAMPIRAN ... xii


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai hambatan dalam aspek perkembangan. Salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Menurut Suppes (Soemantri, 2007: 110) menjelaskan bahwa kognisi murupakan bidang yang luas yang meliputi semua keterampilan akademik yang berhubungan dengan wilayah persepsi. Kognisi meliputi proses di mana pengetahuan itu diperoleh, disimpan, dan dimanfaatkan.

Salah satu aspek kognitif yang sangat penting dikuasai oleh anak adalah keterampilan membaca, karena membaca merupakan tahap penting dalam proses perkembangan anak. Keterampilan membaca merupakan dasar untuk mencapai kemandirian anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak akan menemukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan membaca. Contohnya, ketika anak akan pergi ke sekolah dengan naik angkutan umum tanpa ditemani oleh orang tuanya, maka anak akan membaca tulisan di angkot

jurusan yang akan dinaikinya misalnya “Cicaheum-Ledeng”, dengan demikian anak akan mandiri dan tidak selalu tergantung kepada orang tuanya.

Pembelajaran membaca terdiri dari dua tahap yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan adalah tahap awal dalam pembelajaran membaca, biasanya diajarkan di kelas satu dan dua Sekolah Dasar. Membaca permulaan harus dikuasai anak sebelum menginjak pada membaca lanjutan. Membaca permulaan meliputi penganalan huruf-huruf, penggabungan dua huruf yang berbeda menjadi satu kesatuan yaitu suku kata, penggabungan suku kata menjadi kata dan menjadi kalimat.

Pembelajaran membaca permulaan merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan pada setiap anak tunagrahita ringan, dalam proses pembelajaran tersebut anak tunagrahita ringan harus melewati tahap-tahap pembelajaran. Underhill (Mercer and Mercer, 1989: 190) mengemukakan


(8)

2

learning experiences. Basically, these levels are concrete, semiconcrete, and abstract‟. Maksudnya, ada beberapa tahapan dasar dalam pembelajaran

matematika yaitu tahap konkret, semi konkret, dan abstrak. Tahap-tahap pembelajaran tersebut tidak hanya untuk pembelajaran matematika saja, melainkan bisa diterapkan pada pembelajaran yang lain, misalnya membaca. Pembelajaran pada tahap konkret adalah belajar dengan menggunakan benda nyata, sedangkan pembelajaran pada tahap semi konkret adalah dengan menggunakan gambar yang mewakili objek benda konkret, dan pembelajaran pada tahap abstrak adalah dengan menggunakan simbol. Contoh pembelajaran pada tahap konkret dalam membaca adalah dengan mengetahui terlebih dahulu kosakata yang terdapat dalam diri anak, misalnya anak telah mengetahui bahwa baju yang dikenakan olehnya berwana merah. Kemudian pembelajaran bisa dilanjutkan kepada tahap semi konkret yaitu dengan menggunakan media gambar baju berwarna merah dengan di bawahnya

ditulis “baju merah”. Setelah itu, bisa dilanjutkan ke tahap abstrak yaitu anak

belajar membaca tanpa bantuan benda konkret dan tanpa media gambar, melainkan dengan menggunakan tulisan “baju merah”.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SLB-C Plus Asih Manunggal, permasalahan yang ditemukan pada anak tunagrahita dalam pembelajaran membaca adalah kurangnya motivasi belajar anak dalam membaca dan kurangnya media pembelajaran yang menarik sehingga anak bosan untuk belajar. Hal ini terlihat ketika pembelajaran dengan tidak memakai media pembelajaran, anak tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran. Beda halnya ketika pembelajaran menggunakan media anak terlihat antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Terlebih jika media tersebut menarik, anak semangat dalam belajar dan hasil belajarnya pun memuaskan, dengan demikian guru harus memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran, sehingga anak tidak langsung dibawa kepada pembelajaran yang bersifat abstrak. Karena sebenarnya anak tunagrahita itu tahap perkembangan kognitifnya berada dalam tahapan konkret dan semi konkret.


(9)

Proses pembelajaran tahap konkret dan semi konkret adalah tahap pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar dan mempermudah anak dalam memahami materi pembelajaran karena media tersebut bisa dimanipulasi, yaitu bisa dibaca, dilihat, atau didengar. Ada berbagai media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, di antaranya media audio, media visual, media audio visual, dan media berbasis komputer.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media berbasis komputer atau bisa disebut juga media interaktif. Media interaktif adalah media yang dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip suatu media dalam penyampaian suatu pesan sehingga pesan yang terkandung dapat tercapai, dalam pemakaiannya pembelajar dapat mengawal sendiri arah dan jalur pelajaran yang hendak dipelajarinya, sehingga tercipta interaksi pembelajar dengan media yang dipergunakan, dengan demikian anak tidak akan hanya duduk, diam, dan mendengarkan, melainkan turut aktif dalam penggunaan media pembelajaran.

Media interaktif ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Power Point 2007, karena selain berfungsi untuk presentasi, perangkat lunak ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Sukiman (2011: 217) menyatakan bahwa “ ...media presentasi ini antara lain memiliki kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual”. Oleh karena itu Microsoft Power Point 2007 sangat mendukung untuk dijadikan alat dalam merangcang media interaktif.

Media interaktif ini di dalamnya diterapkan salah satu metode membaca yaitu Structural Analitical Synthetic Method atau metode Struktur Analisis Sintesis. Metode Struktur Analisis Sintesis ini berdasar pada teori ilmu jiwa

Gestalt, yang berasumsi bahwa “pengamatan anak mulai dari keseluruhan dan kemudian ke bagian-bagian.” Metode Struktur Analisis Sintesis adalah suatu metode pembelajaran membaca yang memperkenalkan unit bahasa terkecil, yaitu kalimat. Kalimat tersebut diurai menjadi kata, suku kata, dan


(10)

huruf-4

huruf. Huruf-huruf tersebut selanjutnya disintesiskan kembali menjadi suku kata, kata dan menjadi kalimat yang utuh dan bermakna, sehingga akan memudahkan anak dalam mempelajari penggabungan huruf menjadi suku kata dan kata.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian

mengenai “Pengembangan Media Interaktif dalam Pembelajaran Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan” yaitu dengan melakukan pengamatan lebih mendalam mengenai kondisi pembelajaran membaca permulaan di lapangan sebagai dasar dalam merancang media interaktif yang akan digunakan, kemudian diujikan untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah media interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?”. Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut, disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan media interaktif untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?

2. Bagaimana penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk manghasilkan media interaktif yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang media interaktif dalam meningkatkan kemampuan


(11)

membaca permulaan, sehingga menjadi sebuah konsep baru dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. b. Kegunaan Praktis

Sebagai informasi bagi guru dan orang tua anak tunagrahita ringan mengenai pemanfaatan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

D. Stuktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini mengenai pengembangan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan, terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan dan saran.

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah penelitian, yaitu tentang alasan-alasan atau argumentasi penelitian mengenai pentingnya media dalam pembelajaran membaca untuk diteliti, dari latar belakang tersebut dirumuskan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penelitian yang nantinya akan dijawab dengan data-data hasil penelitian yang bertujuan meneliti media pembelajaran untuk membaca permulaan.

Penelitian yang dilakukan terhadap media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan diperlukan kajian teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, teori-teori ini meliputi konsep media interaktif, hambatan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan, dan penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Setelah dirumuskan teori yang mendukung penelitian, maka dirumuskan metode penelitian.

Metode penelitian ini terdapat di bab tiga, yaitu berisi mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, atau mixed method research, yaitu kombinasi antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada tahap pertama atau pada tahap pendekatan kualitatif


(12)

6

yaitu observasi dan wawancara, dan tahap kedua atau pendekatan kuantitatif yaitu kuisioner.

Data-data yang telah diperoleh dari penelitian, di deskripsikan di bab empat yaitu hasil penelitian dan pembahasan, kemudian di bab lima keseluruan hasil penelitian tersebut disimpulkan dan diberi saran yang membangun guna perbaikan.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran atau mixed method research dengan desain eksploratoris sekuensial. Metode campuran adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Sedangkan desain eksploratoris sekuensial adalah desain yang melibatkan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil-hasil tahap pertama.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan tahap penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

Tahap pertama yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data kualitatif berupa data deskriptif tentang kondisi anak dan kondisi penggunaan media dan metode dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan di sekolah. Data tersebut bertujuan untuk merancang media interaktif yang cocok untuk pembelajaran membaca, khususnya membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

Tahap kedua yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengujikan keefektifan media pembelajaran yang telah dirancang setelah pengumpulan data pada tahap pertama.


(14)

24

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan yang bersekolah di SLB-C pada jenjang SDLB dan guru Sekolah Luar Biasa yang mengajar anak tunagrahita. Jumlah subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Sekolah Siswa Guru

SLB-C Plus Asih Manunggal

3 orang Inisial Ds, Dn, dan

Yk

3 orang Guru Kelas 3, 4, dan

5

SLB ABC YPLAB Lembang 2 orang

Inisial Ry dan Yh

2 orang Guru Kelas 3 dan 5

Jumlah 5 5

Lokasi penelitian ini adalah di SLB-C Plus Asih Manunggal, yaitu di Jl. Singaperbangsa No. 103 Bandung dan di SLB ABC YPLAB Lembang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Pertama a. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi mengenai kondisi kemampuan anak dalam membaca permulaan dan kondisi pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi terfokus. Melalui kegiatan observasi ini peneliti dapat mengamati masalah-masalah yang difokuskan dalam penelitian.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mengenai media pembelajaran yang akan dirancang oleh peneliti. Informan yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah lima orang guru Sekolah Luar Biasa


(15)

yang menangani anak tunagrahita ringan. Data yang diperoleh melalui wawancara, direkam dengan menggunakan alat perekam dan hasilnya dcatat ke dalam transkip wawancara.

2. Tahap Kedua

Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan kuisioner yaitu, menyusun kisi-kisi kuisioner dan merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuisioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang tersedia, dan menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan.

E. Instrumen Penelitian

1. Tahap Pertama

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi berisi pokok-pokok masalah yang berhubungan dengan kondisi anak dalam membaca permulaan dan kondisi pembelajaran membaca di sekolah. Berikut adalah kisi-kisi pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Anak Dalam Membaca Permulaan

No. Fokus Penelitian Sub Fokus Penelitian

1 Keterampilan membaca pada anak

a. Kemampuan membaca yang dimiliki anak


(16)

26

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Pembelajaran Membaca Permulaan

No. Fokus Penelitian Sub Fokus Penelitian

1 Penggunaan media pembelajaran

a. Jenis media yang digunakan b. Penggunaan media pembelajaran 2 Penggunaan

metode pembelajaran

a. Metode pembelajaran yang digunakan

b. Penggunaan metode pembelajaran

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi pokok-pokok bahasan mengenai media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No. Aspek Indikator

1 Penggunaan media pembelajaran

a. Jenis media yang digunakan b. Penggunaan media pembelajaran c. Kesesuaian media pembelajaran

dengan tujuan pembelajaran d. Kesesuaian media pembelajaran

dengan materi pembelajaran e. Hambatan dalam menggunakan

media pembelajaran

f. Upaya dalam mengatasi

hambatan dalam penggunaan media pembelajaran


(17)

2 Penggunaan metode pembelajaran

a. Metode pembelajaran yang digunakan

b. Penggunaan penggunaan

pembelajaran

c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran d. Kesesuaian metode pembelajaran

dengan materi pembelajaran e. Hambatan dalam menggunakan

metode pembelajaran

f. Upaya dalam mengatasi

hambatan dalam penggunaan metode pembelajaran

2. Tahap kedua

Instrumen penelitian pada tahap kedua atau tahap pendekatan kuantitatif adalah kuisioner. Tujuan istrumen penelitian dalam pendekatan ini bermaksud mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai keefektifan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan. berikut adalah kisi-kisi kuisioner atau angket yang akan digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner

Aspek Indikator Nomor

Kuisioner

1. Ketepatan a. Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

1

2. Organisasi isi (penggunaan metode SAS)

a. Struktural, menampilkan keseluruhan

b. Analitikal, penguraian kalimat


(18)

28

c. Sintetik, penggabungan kalimat 3. Tampilan a. Penggunaan icon (gambar)

b. Penggunaan warna c. Penggunaan suara

5,6,7

4. Kepraktisan a. Efisiensi waktu

b. Usebilitas (mudah dalam menggunakannya)

8,9

5. Interaktivitas a. Kontribusi siswa dalam

penggunaan media pembelajaran b. Terdapat reinforment positive

ketika anak menjawan benar c. Terdapat reinforment negative

ketika anak menjawab salah

10,11,12

6. Motivasi a. Antusias siswa dalam pembelajaran

b. Antusias siswa dalam menggunakan media pembelajaran

13,14

7.Hasil/ tindak lanjut

a. Kemampuan anak meningkat b. Kemauan siswa dalam

mengulang pelajaran

15,16

F. Analisis Data

1. Tahap Pertama

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya akan cukup banyak, maka harus dilakukan reduksi data. Yaitu dengan data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan mengubah bentuk data


(19)

mentah hasil observasi menjadi data yang bermakna. Reduksi data dilakukan setelah melakukan observasi dan wawancara.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini penyajian data berupa teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi dan disajikan, maka data disimpulkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Peneliti menarik kesimpulan tentang data yang telah terkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab atau tidaknya rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan penarikan kesimpulan didasarkan pada verifikasi data atau didukung oleh data-data yang memadai sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Tahap Kedua

Analisis data pada tahap ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahap ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

Pengolahan data yang terkumpul dari penyebaran kuisioner dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan


(20)

30

penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar kuisioner dan memeriksa kebenaran cara pengisian. Selanjutnya melakukan tabulasi dari hasil kuisioner dan memberikan nilai atau pembobotan sesuai dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.

Langkah-langkah analisis deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap alternatif jawaban yang tersedia.

b. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden. c. Buat tabel distribusi frekuensi.

d. Membuat grafik.

Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasikan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan dalam bentuk grafik.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berikut ini disajikan kesimpulan hasil penelitian, kesimpulan ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dna pertanyaan-pertanyaan penelitian pada bab satu, diantaranya adalah:

1. Prosedur pengembangan media pembelajaran yang dilakukan melalui observasi dan wawancara bisa digunakan sebagai dasar perancangan media pembelajaran, dalam hal ini media interaktif. Hasil observasi mengenai kemampuan membaca kepada lima anak tunagrahita ringan menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka telah mampu membaca suku kata dan kata, namun belum mampu membaca kata yang berimbuhan. Hal ini dijadikan sebagai dasar bagi peneliti untuk menggunakan kata berimbuhan dalam media interaktif. Hasil observasi dan wawancara mengenai penggunaan media pembelajaran kepada guru menyatakan bahwa media yang sering digunakan adalah gambar di papan tulis, sedangkan saran guru kepada peneliti jika ingin merancang media pembelajaran, maka gunakan media yang lebih canggih atau berbasis komputer yang didalamnya terdapat gambar, suara, dan warna yang mencolok sehingga membuat anak tertarik dalam pembelajaran. Hasil observasi dan wawancara mengenai penggunaan metode pembelajaran kepada guru menyatakan bahwa sebagian besar guru menggunakan metode suku kata dalam mengajarkan membaca kepada anak.

2. Telah dirancang media interaktif yang secara empiris dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Hal ini bisa diketahui dari kuisioner yang diberikan kepada guru mengenai penilaian media interaktif setelah guru mengujikannya kepada anak. Hasil kuisioner untuk penilain media interaktif tersebut menyatakan bahwa 0 % guru menilai kurang, 3% guru menilai cukup,


(22)

73% menilai baik, dan 24% menilai sangat baik, dengan demikian media interaktif tersebut baik untuk digunakan.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah diharapkan agar memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana, serta dapat merawat sarana dan prasarana yang sudah ada. Terutama sarana media pembelajaran, karena untuk pembelajaran anak tunagrahita media pembelajaran sangat penting untuk memudahkan mereka dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Media interaktif yang telah dirancang oleh peneliti diharapkan bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca permulaan, karena media ini bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak, misalnya kalimat atau kosakata yang terdapat pada media interaktif ini bisa diubah sesuai kebutuhan.

3. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan bisa membimbing anaknya untuk mengulang pelajaran di rumah, terutama pembelajaran membaca, karena membaca sangat penting terhadap kemandirian anak.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya. Pada penelitian ini belum ada pengujian media interaktif dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak sebelum menggunakan media interaktif dan setelah menggunakan media interaktif, oleh karena itu pengembangan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengujikan media interaktif dengan tujuan mengatahui kemampuan anak baik anak secara perorangan ataupun secara berkelompok.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Maqossarry, A. (2013). Pengertian konsentrasi. [Online]. Tersedia:

http://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-konsentrasi. [12

Agustus 2013]

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Bahri, D. S. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, J. W. (2010). Research Desain Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, M. S. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan membaca Permulaan Anak Tunarungu. Sripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mahanani. (2011). Kelebihan Multimedia Dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://www.m-edukasi.web.id/search/label/media%20pembelajaran

[27 Februari 2013]

Mercer, C. D., and Mercer, A. R. (1989). Teaching Student With Learning

Problems. Columbus Toronto: Merril Publishing Company.

Purwantini, K. S. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Aritmatika Dasar untuk Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rahmiyati. (2011). Profil Membaca Permulaan Pada Anak Berkesulitan

Membaca Di Kelas Satu Sekolah Dasar. Tesis Jurusan PKKh UPI.

Bandung: Tidak Deiterbitkan.

Rochyadi, E & Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakatra: Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas.


(24)

Rochyadi, E. (2008). Asesmen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA/19560818198 5031-ENDANG_ROCHYADI/MAKALAH/MAKALAH_ASESMENT_-2pdf. [4 Juli 2013]

Sadiman, A. S, Rahardjo, Haryono, A. & Rahardjito. (2009). Media Pendidikan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Slaneto, (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Soendari, T. Abdurahman, M. & Mahmud, M. (2008). Pengajaran Asesmen Anak

Berkebutuhan Khusus. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.


(1)

29

Rani Febriani, 2013

Pengembangan Media Interaktif Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mentah hasil observasi menjadi data yang bermakna. Reduksi data dilakukan setelah melakukan observasi dan wawancara.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini penyajian data berupa teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi dan disajikan, maka data disimpulkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Peneliti menarik kesimpulan tentang data yang telah terkumpul, hal ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab atau tidaknya rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan penarikan kesimpulan didasarkan pada verifikasi data atau didukung oleh data-data yang memadai sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Tahap Kedua

Analisis data pada tahap ini merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahap ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.

Pengolahan data yang terkumpul dari penyebaran kuisioner dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan


(2)

30

penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar kuisioner dan memeriksa kebenaran cara pengisian. Selanjutnya melakukan tabulasi dari hasil kuisioner dan memberikan nilai atau pembobotan sesuai dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.

Langkah-langkah analisis deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap alternatif jawaban yang tersedia.

b. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden. c. Buat tabel distribusi frekuensi.

d. Membuat grafik.

Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasikan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan dalam bentuk grafik.


(3)

Rani Febriani, 2013

Pengembangan Media Interaktif Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berikut ini disajikan kesimpulan hasil penelitian, kesimpulan ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dna pertanyaan-pertanyaan penelitian pada bab satu, diantaranya adalah:

1. Prosedur pengembangan media pembelajaran yang dilakukan melalui observasi dan wawancara bisa digunakan sebagai dasar perancangan media pembelajaran, dalam hal ini media interaktif. Hasil observasi mengenai kemampuan membaca kepada lima anak tunagrahita ringan menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka telah mampu membaca suku kata dan kata, namun belum mampu membaca kata yang berimbuhan. Hal ini dijadikan sebagai dasar bagi peneliti untuk menggunakan kata berimbuhan dalam media interaktif. Hasil observasi dan wawancara mengenai penggunaan media pembelajaran kepada guru menyatakan bahwa media yang sering digunakan adalah gambar di papan tulis, sedangkan saran guru kepada peneliti jika ingin merancang media pembelajaran, maka gunakan media yang lebih canggih atau berbasis komputer yang didalamnya terdapat gambar, suara, dan warna yang mencolok sehingga membuat anak tertarik dalam pembelajaran. Hasil observasi dan wawancara mengenai penggunaan metode pembelajaran kepada guru menyatakan bahwa sebagian besar guru menggunakan metode suku kata dalam mengajarkan membaca kepada anak.

2. Telah dirancang media interaktif yang secara empiris dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Hal ini bisa diketahui dari kuisioner yang diberikan kepada guru mengenai penilaian media interaktif setelah guru mengujikannya kepada anak. Hasil kuisioner untuk penilain media interaktif tersebut menyatakan bahwa 0 % guru menilai kurang, 3% guru menilai cukup,


(4)

73% menilai baik, dan 24% menilai sangat baik, dengan demikian media interaktif tersebut baik untuk digunakan.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah diharapkan agar memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana, serta dapat merawat sarana dan prasarana yang sudah ada. Terutama sarana media pembelajaran, karena untuk pembelajaran anak tunagrahita media pembelajaran sangat penting untuk memudahkan mereka dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Media interaktif yang telah dirancang oleh peneliti diharapkan bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca permulaan, karena media ini bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak, misalnya kalimat atau kosakata yang terdapat pada media interaktif ini bisa diubah sesuai kebutuhan.

3. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan bisa membimbing anaknya untuk mengulang pelajaran di rumah, terutama pembelajaran membaca, karena membaca sangat penting terhadap kemandirian anak.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya. Pada penelitian ini belum ada pengujian media interaktif dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak sebelum menggunakan media interaktif dan setelah menggunakan media interaktif, oleh karena itu pengembangan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengujikan media interaktif dengan tujuan mengatahui kemampuan anak baik anak secara perorangan ataupun secara berkelompok.


(5)

Rani Febriani, 2013

Pengembangan Media Interaktif Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Maqossarry, A. (2013). Pengertian konsentrasi. [Online]. Tersedia:

http://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-konsentrasi. [12

Agustus 2013]

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Bahri, D. S. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, J. W. (2010). Research Desain Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, M. S. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan membaca Permulaan Anak Tunarungu. Sripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mahanani. (2011). Kelebihan Multimedia Dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://www.m-edukasi.web.id/search/label/media%20pembelajaran [27 Februari 2013]

Mercer, C. D., and Mercer, A. R. (1989). Teaching Student With Learning Problems. Columbus Toronto: Merril Publishing Company.

Purwantini, K. S. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Aritmatika Dasar untuk Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rahmiyati. (2011). Profil Membaca Permulaan Pada Anak Berkesulitan Membaca Di Kelas Satu Sekolah Dasar. Tesis Jurusan PKKh UPI. Bandung: Tidak Deiterbitkan.

Rochyadi, E & Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakatra: Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas.


(6)

Rochyadi, E. (2008). Asesmen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA/19560818198 5031-ENDANG_ROCHYADI/MAKALAH/MAKALAH_ASESMENT_-2pdf. [4 Juli 2013]

Sadiman, A. S, Rahardjo, Haryono, A. & Rahardjito. (2009). Media Pendidikan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Slaneto, (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Soendari, T. Abdurahman, M. & Mahmud, M. (2008). Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KETRAMPILAN MEMBATIK UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN PADA SLB NEGRI SEMARANG.

1 5 75

PENGGUNAAN PENDEKATAN LEARNING BY DOING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

3 7 37

PENERAPAN METODE SUKU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

0 1 31

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG.

13 33 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI METODE KUPAS RANGKAI DENGAN TEKNIK REPOSISI BUNYI: Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Anak Tunagrahita Ringan.

1 3 35

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”.

0 1 51

METODE MULTISENSORI MELALUI MEDIA PASIR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

4 6 51

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS BELAJAR BACA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN : Studi Eksperimen Dengan Desain Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB C Cinta Asih.

1 1 35

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 4 178