Kebermaknaan Penelitian Kaitan dengan Studi Sebelumnya

Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lokal, kaitannya dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia berbasis harmoni dalam konvigurasi nasional dan perspektif global.

b. Praksis :

Seiring pencapaian tujuan di atas, implikasi praksis selanjutnya diharapkan dapat merekonstruksi model pendidikan kewarganegaraan berbasis sosial-kultural etnik-lokal bagi kepentingan pembelajaran pada lingkup akademik di persekolahan dan model pendidikan politik dalam organisasi kemasyarakatan; yakni sebagai ikhtiar pengayaan dan pengembangan strategi pembelajaran penanaman spirit dan kesadaran kewarganegaraan; di dalam kedudukan sebagai Civic Education, hingga lingkup luas dalam makna sebagai Citizenship Education pada tataran ekstra dan non- akademik. Dengan demikian, sejauhmana model pengembangan program tersebut dapat mengantarkan warganegara muda Indonesia menjadi manusia pribadi, anggota keluarga masyarakat, dan warganegara yang dapat diandalkan dalam menjaga harkat bangsa dan kelangsungan negara di tengah persaingan dan ancaman dunia tanpa-batas melalui kegiatan pembelajaran kewarganegaraan berbasis sosial kultural lokal Nusantara – dapat direkomendasikan memenuhi kebutuhan menu pengembangan pasca studi ini.

3. Kebermaknaandan Keterkaitan Penelitian

a. Kebermaknaan Penelitian

Penelitian ini, diproyeksikan memiliki kebermaknaan yang cukup besar baik secara konseptual-teoritik maupun praksis. Secara konseptual teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan, paling tidak pada rekonstruksi cara pandang verstehen terhadap permasalahan pencapaian tujuan pendidikan nasional, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan baik dalam konteks kurikulum sekolah maupun lingkup kemasyarakatan secara fenomenologis dan kajian kritis. Sudut praktisnya, bagian dari studi ini dapat berlanjut pada ujicoba model pembelajaran di persekolahan berbasis pendekatan kultural-lokal mulai dari Jawa barat hingga tempat lain dalam Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu konvigurasi integritas nasional Nusantara. Berdasar uji-coba model, dapat direkomendasikan konsep strategis pengembangan karakter warganegara yang diharapkan, seiring proses tumbuh-kembang peserta-didik di sekolah hingga memasuki fase menjadi warganegara dewasa di tengah masyarakat luas.

b. Kaitan dengan Studi Sebelumnya

Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan sejumlah studi yang telah dilakukan sebelumnya baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Dalam lingkup nasional khususnya berkenaan dengan Nilai-nilai Kultural Tradisional yang menjadi karakterisasi perilaku manusia dan masyarakat Sunda dalam perspektif politik dan kepemimpinan di tanah air, setidaknya yang dilakukan Suwarsih Warnaen Dkk., dilanjutkan Yus Rusyana Pandangan Hidup Orang Sunda : Dalam Tradisi Lisan dan Sastra Sunda, Proyek Sundanologi I-II, 1987; Edi Ekajati, sebagai Pimpinan Proyek Pengkajian Kebudayaan Nusantara Jawa Barat Sundanologi 1986- 1989 melalui lanjutan sejumlah penelitian sejarah bersumber Naskah lawas yang telah dirintis Atja dan Saleh Dana Sasmita, yang kesemuanya bermuara pada Sebuah Tinjauan Besar tentang Kebudayaan Sunda berbasis Historis-Filologis Kebudayaan Sunda : 1, Suatu Pendekatan Sejarah, 1993: 2. Jaman Pajajaran, 2003; Dengan menggunakan Perspektif Antropologis penelitian terdahulu berkenaan dengan jejak- bangun kehidupan etnik masyarakat Sunda telah dilakukan oleh Garna 1990 pada Masyarakat Kanekes; Adimiharja pada Masyarakat Kampung Adat Ciptagelar 1991; dan Budimansyah pada Masyarakat Kampung Naga, 1994; kemudian Tjetjep Rosmana, Dkk. Ungkapan Tradisional yang Mengandung Kepemimpinan di Kabupaten Sumedang, Balai Kajian Sejarah Nilai Tradisional, 2004; Nandang Koswara Uga Bandung Dalam Memprediksi Fenomena dan Perubahan Alam Kehidupan Orang Sunda: Bandung, Unpad : 2010; Ayip Rosidi Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda, Bandung, 2011; Zaeni Alief, Permainan Tradisional Anak Sunda, Makna Filosofis dan Implementasinya dalam Pendidikan, Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandung FSR-ITB, 2013. Bahwa sebanyak penelitian bersifat antropologis dan etnografis khususnya telah banyak dilakukan – meski tidak langsung bertemakan masalah Pendidikan Kewarganegaraan, dan sebanyak itu pula kajian berkenaan permasalahan pendidikan kewarganegaraan khususnya, telah dilakukan mulai dari sudut subtansi materil keilmuan yang menjadi isi dasarnya seperti politik, demokrasi, hukum dan pemerintahan. Salah satunya yang dilakukan Winataputra 2001, “Jatidiri PKn sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi ”, dan terkait pencarian landasan filosofis keilmuannya telah dilakukan Sapriya 2007, dengan menggali “Perspektif Pemikiran Pakar tentang PKn dalam Pembangunan Karakter Bangsa”. Namun sebagaimana diungkapkan Numan Somantri, dalam berbagai kesempatan 2010 bahwa terkait dengan pengokohan landasan filosofik keilmuan bidang studi ini masih menyisakan ruang yang menantang bagi peneliti selanjutnya. Demikian pula, dari perspektif Sosial kultural yang merupakan salah satu aspek penting di dalam pengembangan praksis didaktik metodik PKn sebagai pendidikan nilai-moral kemasyarakatan, dirasakan terdapat bagian yang belum tersentuh pula oleh peneliti sebelumnya, sehingga menggelitik peneliti dan rekan antara lain : Siti Masyitoh dan Rakhmat memilih tema studi dari sudut pandang kebudayaan dan etnopedagogis sebagai pendekatan. Sementara itu, merujuk laporan hasil studi internasional, berkenaan dengan tema kewarganegaraan global Citizenship, sebagaimana kemudian menjadi kajian pokok studi kewarganegaraan Handbook of Citizenship Studies dihimpun oleh Engin F. Isin dan Bryan Turner sebagai Editor 2002, mengetengahkan sejumlah tema kajian kewarganegaraan dalam berbagai perspektif, antara lain mulai dari Political Citizesnhip tulisan Thomas Janoski dan Brian Grand, Economic Citizenship tulisan Anthony Woodiwiss, Social Citizenship tulisan Maurice Roche, Ancient Citizenship and its Inheritors karya David Burchell, Modern Citizenship dari Roger M Smith, Citizenship after Orientalism oleh Engin F. Isin, Liberal Citizenship Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tulisan Peter H. Schuck, Republican Citizenship karya Richard Dagger, Communitarianism and Citizenship oleh Gerard Delanty, Cultural Citizenship dari Toby Miller, Multycultural tulisan Cristian Joppke, Religions and Politics : The Elementary Forms of Citizenship oleh Bryan S. Turner, hingga, Toward Post- National and Denationalized Citizenship tulisan Saskia Sassen, Ecological Citizenship oleh Deane Curtin, dan Cosmopolitan Citizenship dari Andrew Linklater. Bahwa persoalan kewarganegaraan sebagaimana berlangsung di berbagai negara, termasuk di tanah air menunjukkan perspektif yang luas dan kompleks, yang membuka peluang untuk dilakukan kajian secara komprehensif dari berbagai sudut pandang baik teoritis dan praktis melingkup berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang garis besarnya dapat diklasifikasi : Pertama, terkait dengan status dan hak sipil meliput aktualisasi politik itu sendiri, perspektif ekonomi, dan problematika sosial mendasar sebagai warga negara; Kedua, dilihat berdasar bentuk dan asal-usulnya mulai sebagai warisan purba, memasuki perkembangan modern hingga post-modern; Ketiga, kaitan dengan fragmentarisme dan implementasi idiologi seperti liberalisme, republikanisme, komunitarianisme; Keempat, ujud keseluruhannya sebagai aktualisasi dan produk satuan budaya hingga keragaman bentuk yang mengikat dan menyatukannya, yakni cultural dan multy cultural citizenship. Kepentingan studi ini sendiri, mencoba melihat persoalan pencapaian tujuan pengembangan pendidikan kewarganegaraan, tidak saja secara konseptual- normatif, tetapi lebih dari itu terwujud menjadi realitas yang hidup dalam bentuk semangat spirit atau sekurang-kurangnya sebagai refleksi kesadaran awareness baik secara personal dan kolektif di dalam kesatuan masyarakat komunitas. Karena itu, pendekatan kultural menjadi pilihan – bukan terutama dimaksudkan melantunkan etnisisme-lokal yang tidak perlu. Tetapi mencari spirit kultural sebagai dasar bagi pengembangan prilaku kolektif manusia di dalam masyarakat atas nama pendidikan, yang tidak bisa „tidak‟ meminjam akar dari mana pola atau system kebudayaan itu Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilahirkan. Bahwa semua bangsa di dunia ini, dengan tingkat peradaban dan segala kebudayaan yang dimilikinya dimulai dari pembentukan entitas dan identitas pada satuan etnik, dan meski setiap etnik memiliki cirinya sendiri tiadalah yang membungkus diri untuk hanya menjadi dirinya sendiri, melainkan terbuka menjadi bagian dalam kebersamaan dan kemajuan baik secara nasional, regional dan global. Paradigma Penelitian : Civic Education di dalam kurikulum sekolah Citizenship Education Dalam gerakan masyarakat Artefak Kultural Lokal – Nusantara Jawa Barat, dan sub-kultur lokal Nusantara lainnya Moral Dasar Warganegara Model Konseptual PKn Nasional – Global Model Konseptual PKn Tradisional – Lokal Konstruksi Dasar Teoritik Filosofik Kesadaran puncak yang dipenuhi semangat utk melaksanakan tindakan Kewarganegaraan kewajiban moral dan politik Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu o Gambar 1.1. : Landasan dan Tujuan Pengembangan Studi Pembelajaran PKn Berbasis Budaya Lokal Paradigma Penelitian : Civic Education di dalam kurikulum sekolah Citizenship Education Dalam gerakan masyarakat Konstruksi Dasar Teoritik Filosofik Artefak Kultural Lokal – Nusantara Jawa Barat, dan sub-kultur lokal Nusantara lainnya Moral Dasar Warganegara Model Konseptual PKn Nasional – Global Model Konseptual PKn Tradisional – Lokal Kesadaran puncak yang dipenuhi semangat utk melaksanakan tindakan Kewarganegaraan kewajiban moral dan politik Model Adaptif Pembentukan Pengembangan Karakter Warganegara di Sekolah dan Masyarakat Pengetahuan dan penalaran yang diharapkan akan menguatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warganegara Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan akan mampu mempertahankan kepribadian warganegara yang ber -Pancasila Pengetahuan, Kemampuan Berpikir reflektif kritis, analistis Pengetahuan Pemahaman, kesadaran Nasional Filsafat Pendidika n Pengetahuan Hukum, Pemahaman Politik kenegaraan Pemahaman, Sikap dan Keterampilan Sosial budaya Hukum Tatanegar a Sosial Kultural Sejarah Nasional Pengembangan Praksis PKn melalui Kurikulum Sekolah dan KegiatanMasyara Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu o Gambar 1.1. : Landasan dan Tujuan Pengembangan Studi Pembelajaran PKn Berbasis Budaya Lokal Model Adaptif Pembentukan Pengembangan Karakter Warganegara di Sekolah dan Masyarakat Pengetahuan dan penalaran yang diharapkan akan menguatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warganegara Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan akan mampu mempertahankan kepribadian warganegara yang ber -Pancasila Pengetahuan, Kemampuan Berpikir reflektif kritis, analistis Pengetahuan Pemahaman, kesadaran Nasional Filsafat Pendidikan Pengetahuan Hukum, Pemahaman Politik kenegaraan Pemahaman, Sikap dan Keterampilan Sosial budaya Hukum Tatanegara Sosial Kultural Sejarah Nasional Pengembangan Praksis PKn melalui Kurikulum Sekolah dan Kegiatan Masyarakat Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Civic Education di dalam kurikulum sekolah Citizenship Education Dalam gerakan masyarakat Artefak Kultural Lokal – Nusantara Jawa Barat, dan sub-kultur lokal Nusantara lainnya Moral Dasar Warganegara Model Konseptual PKn Nasional – Global Model Konseptual PKn Tradisional – Lokal Konstruksi Dasar Teoritik Filosofik Kesadaran puncak yang dipenuhi semangat utk melaksanakan tindakan Kewarganegaraan kewajiban moral dan politik Model Adaptif Pembentukan Pengembangan Karakter Warganegara di Sekolah dan Masyarakat Pengetahuan dan penalaran yang diharapkan akan menguatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warganegara Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan akan mampu mempertahankan kepribadian warganegara yang ber -Pancasila Pengetahuan, Kemampuan Berpikir reflektif kritis, analistis Pengetahuan Pemahaman, kesadaran Nasional Filsafat Pendidikan Pengetahuan Hukum, Pemahaman Politik kenegaraan Pemahaman, Sikap dan Keterampilan Sosial budaya Hukum Tatanegar a Sosial Kultural Sejarah Nasional Pengembangan Praksis PKn melalui Kurikulum Sekolah dan Kegiatan Solihin Ichas Hamid Al-Lamri, 2014 NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Disain Penelitian

Metode dan Disain penelitian yang dipilih dalam studi ini bersifat kualitatif, dimaksudkan untuk mendapatkan keleluasaan dalam mendekati permasalahan dan konstruksi data yang ditemukan secara “sosiologis imajinatif” Wrigght Mills dalam Bodgan : 196. Yakni sebagaimana kecenderungan penelitian kualitatif umumnya, sejak awal penulisan peneliti membiarkan diri menemukan metoda atau cara-cara yang harus ditempuh dari sifat data yang ditemukan secara induktif, dan bukan dari suatu rencana yang ditetapkan secara ketat – kecuali tema pokok permasalahan studi ini, yakni „Etos‟ sebagai aktualisasi kesadaran dan semangat dan „Kewarganegaraan‟ sebagai Social moral Imagination yang dicari serta „lingkup kehidupan kultural etnik lokal Sunda ‟ sebagai belukar yang menyimpan sejumlah jejak-bangun dalam berbagai bentuknya. Untuk itu, penelusuran lapangan dalam memperoleh data utama dimulai bersifat konseptual yang ada dalam wacana verbal baik oral maupun tekstual; selanjutnya pengamatan berperan-serta dilakukan dalam interaksi sosial kultural di tengah masyarakat pendukungnya, dimaksudkan untuk melihat kebermaknaan dalam konteks nyata, baik artikulasi dan aktualisasi sebagai alat pendidikan masyarakat dalam mencapai tujuan luhur kehidupannya. Namun demikian, oleh luasnya lahan yang menjadi populasi data dalam arti jumlah dan ragam sebagaimana adanya dan karakterisasi satuan data terkait kepentingan tujuan studi ini, pemilihan sampling secara purposif menjadi langkah teknis mengawali pemilahan dan pemilihan data studi ini. Karena itu, sesuai dengan sifat data dan liputan permasalahan hingga bayangan hasil imagination product yang dicapai, studi ini dapat dikategorikan bersifat „deskriptif-etnografis‟. Disebut deskriptif- etnografis, karena himpunan data yang dibangun terdiri dari uraian panjang