Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI
DESA GUNUNG SARI,
KECAMATAN CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR

FRANSISCA GITA ANJANI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Fransisca Gita Anjani
NIM I34100144

ABSTRAK
FRANSISCA GITA ANJANI. Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di
Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
PUDJI MULJONO.
Program pengolahan sampah rumah tangga adalah salah satu program CSR PT
Indocement yang dilaksanakan di Desa Gunung Sari. Penelitian mengevaluasi
program pengolahan sampah yang telah berjalan sejak tahun 2009. Evaluasi
program dilakukan menggunakan konsep CIPP dari Stufflebeam dengan
menganalisis konten, input, proses, dan produk dari program ini. Penelitian
menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dari program pengolahan sampah
rumah tangga. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang tinggal di RW

04 Desa Gunung Sari dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Program
pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari sudah berjalan dengan
baik. Penelitian ini memberikan deskripsi bagaimana program pengolahan sampah
rumah tangga sudah berjalan selama ini. Faktor pendukung yang mendukung
berjalannya program adalah subsidi biaya dari CSR PT Indocement, kesadaran
pengelola UPK untuk mandiri, kreativitas, dan kesadaran masyarakat untuk
menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Faktor penghambat dari program
adalah pemasaran produk dan kurangnya komunikasi antar stakeholders.
Kata kunci: evaluasi program, CIPP, CSR, pengolahan sampah rumah tangga.

ABSTRACT
FRANSISCA GITA ANJANI. Domestic Wasted Management Dynamics at
Households in Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Supervised by PUDJI MULJONO.
Domestic Wasted management program is one of PT Indocement's CSR
conducted in Desa Gunung Sari. This research aims on the evaluation of Wasted
management program that has been running since 2009. The evaluation was
conducted using CIPP concept from Stufflebeam by analyzing content, input,
process, and final product as an outcome from this program. This research
illustrated both the supporting and inhibiting factors from the domestic Wasted

management program and also described the proceeding programs for these past 5
years. The population for this research was represented by 120 domestic house
wives as corespondent, addressed in RW 04. Domestic Wasted management
program in Desa Gunung Sari is running well. The supporting factors for this
program are the subsidy cost from PT. Indocement CSR funds, the awareness of
UPK management to be independent, creativity and the society's awareness for a
cleaner environment. Meanwhile the inhibiting factors are the marketing for the
final product and the lack of communications between the stakeholders.
Keywords:

evaluation,

CIPP,

CSR,

domestic

wasted


management.

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI
DESA GUNUNG SARI, KECAMATAN CITEUREUP,
KABUPATEN BOGOR

FRANSISCA GITA ANJANI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


vi

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa
Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor
: Fransisca Gita Anjani
: I34100144

Disetujui oleh

Dr Ir Pudji Muljono MSi
Dosen Pembimbing

Dr Ir Siti Amanah M Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas
rahmat dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari” sesuai
dengan waktunya. Penelitian dilaksanakan sejak bulan April 2014 sampai Mei
2014 di Desa Gunung Sari, UPK Gunung Sari dan PT Indocement. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr Ir Pudji Muljono MSi selaku dosen pembimbing yang telah
sabar dan baik hati mencurahkan waktunya dalam memberikan saran dan
masukan selama proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Dr Ir Saharuddin MS dan Bapak Dr Sofyan Sjaf MSi selaku dosen penguji
serta Bapak Martua Sihaloho selaku dosen pembimbing akademik.
3. Orang tua tercinta Bapak FX Guruh dan Ibu AR Henny, kakak tersayang
Adi Nugroho, tante kesayangan Tante Titing serta Mba Omah yang selalu
mendoakan, memotivasi, melimpahkan kasih sayang dan memberikan
banyak sekali bantuan secara moril dan materil kepada penulis.
4. Pak Adit selaku Kepala Departemen CSR PT Indocement, Pak Ayi selaku
pembimbing lapangan dan segenap keluarga besar CSR PT Indocement.

5. Segenap pengelola dan pekerja di UPK Gunung Sari yang menerima saya
dengan tangan terbuka dan memberikan saya banyak pengalaman.
6. Ibu Virgowati, Bapak dan Ibu ketua RT 01- RT 09, ibu-ibu anggota
UPPKS Pelita Hati dan warga Desa RW 04 yang menerima saya dengan
sangat ramah dan membantu saya memberikan data penelitian.
7. Sahabat terbaik penulis, Maria Vianey yang selalu senasib seperjuangan,
Omet Yosua dan roommate Ntuz Zakiah, sahabat luar biasa yang selalu
menemani saya di segala kondisi, mengingatkan dan menegur bila malas.
8. Teman satu bimbingan Ana dan Rizky yang selalu berjuang bersama
memberi dukungan dan bantuan satu sama lain. Teman sepermainan yang
selalu menceriakan dunia perkuliahan, Ica, Centong, Sahda, Upi, Boti,
Kembar, Omde, Madun, Dabe, Ferdi serta teman-teman lainnya khususnya
keluarga SKPM 47.
9. Keluarga besar Sheba FM, Pak Ikke, Kak Ila, Ali, Eva, Seruni, Bang
Enchun, Om Irfan, Om Kiki, Om Surya, Mas Teguh, Om Tony, Kang Joy
dan Kang Ego yang sangat pengertian, menghibur dan mendukung peneliti
untuk menyelesaikan studinya.
10. Teman seangkatan PKL bulan April PT Indocement, Novi, Sutis, Adi,
Seno, Tyo, Ibnu, David dan Hadyan yang berjuang bersama
menyelesaikan tugas akhir.

Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi para pembaca.
Bogor, Juni 2014

Fransisca Gita Anjani

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Kerangka Pemikiran
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Desa Gunung Sari
Gambaran Umum Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor
Gambaran Umum PT Indocement
Gambaran Umum Program Pengolahan Sampah
DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA GUNUNG SARI
EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH
TANGGA
Input Program Pengelolaan Sampah
Proses Pengelolaan Sampah
Produk dari Program Pengelolaan Sampah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN
PROGRAM
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA GUNUNG SARI

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Halaman
vii
viii
ix
x
1
1
2
3
3
5
5
14

16
17
17
17
17
18
19
19
21
22
25
31
35
35
38
42
49
53
55
55
56
57
61
74

DAFTAR TABEL

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4

Jumlah Penduduk Desa Gunung Sari Tahun 2012
Penduduk Desa Gunung Sari Usia Produktif Tahun
2012
Kegiatan Rutin UPK Gunung Sari Tahun 2014
Data Produksi Sorted Municipal Wasted (SMW) dari
Tahun 2010-2013

Halaman
19
20
27
46

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14

Proses Evaluasi
Kerangka Pemikiran
Mekanisme Aliran Program CSR Indocement
Struktur Kepengurusan UPK Gunung Sari
Struktur Kepengurusan UPPKS Pelita Hati
Alur Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa
Gunung Sari
Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi SDM
Program Pengelolaan Sampah
Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi
Sarana dan Prasarana Program Pengelolaan Sampah
Proses Pengolahan Sampah di UPK Gunung Sari
Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Mekanisme
Pengangkutan Sampah Oleh Petugas UPK Gunung Sari
Persentase Intensitas Masyarakat dalam Mengolah
Sampah Anorganik
Persentase Manfaat Pembuatan Kompos Bagi
Masyarakat
Persentase Manfaat Pembuatan Kerajinan Tangan dari
Sampah Bagi Masyarakat
Grafik Produksi Sorted Municipal Wasted (SMW) UPK
Gunung Sari Tahun 2010-2013

Halaman
9
15
24
28
29
31
37
38
39
41
42
43
45
46

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Sketsa Desa Gunung Sari
Kerangka Sampel
Contoh Pengolahan Data
Dokumentasi Penelitian
Jadwal Penelitian

Halaman
61
62
64
72
73

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep pengembangan
masyarakat yang saat ini semakin populer diperbincangkan. Sebagai sebuah
konsep yang semakin populer, The World Business Council for Sustainable
Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus
menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus peningkatan kualitas lokal dan masyarakat
secara lebih luas. Konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh
John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni mengenai pengintergrasian konsep
3P, yaitu keuntungan, lingkungan, dan masyarakat (profit, planet, dan people)
dalam kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Pelaksanaan CSR di Indonesia
juga diwajibkan dengan didasari UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal
74, yang mengatakan setiap perseroan diwajibkan mengalokasikan sebagian laba
bersih tahunan perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan atau CSR.
Implementasi program-program Corporate Social Responsibility sangat
bergantung pada cara setiap perusahaan memandang makna atau motivasi
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kenyataannya, terdapat perusahaan yang hanya melihat program-program CSR
dari perspektif ekonomi, sehingga kegiatan tersebut dimaknai sebagai programprogram yang hanya menghabiskan dana perusahaan saja. Namun, ada juga
perusahaan yang memandang program-program CSR dari segi goodwill yang
memaknai setiap kegiatan berorientasi masyarakat yang didanai perusahaan
sebagai program yang mampu menarik dan menumbuhkan simpati dari
shareholders, investor, masyarakat luas, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam
kegiatan bisnis tersebut. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya
disebut PT. Indocement) merupakan salah satu perusahaaan yang sangat
memperhatikan dan melaksanakan kegiatan CSR dengan baik. Hal ini didasarkan
pada berbagai prestasi di bidang pelaksanaan CSR seperti Pelopor Pengembangan
CSR Indonesia, Best Company in CSR 2013, dan Indonesia Social Responsibility
Award 2013.
Program CSR yang dilaksanakan PT Indocement didasarkan pada
kebutuhan masyarakat agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Salah satu program CSR yang diterapkan adalah program
pengelolaan sampah rumah tangga. Program pengelolaan sampah rumah tangga
dilaksanakan di Desa Gunung Sari. Program ini merupakan jawaban dari
permasalahan warga desa Gunung Sari yang memiliki permasalahan di
lingkungan tempat tinggal mereka. Pesatnya pertumbuhan penduduk diikuti
dengan peningkatan berbagai aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat faktor yang
menimbulkan berbagai masalah. Salah satu permasalahan yang timbul akibat

2

semakin padatnya jumlah penduduk adalah meningkatnya volume sampah. Data
dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, timbunan sampah
Kabupaten dan Kota Bogor mencapai 6.456.891 m3/hari dengan sisa sampah yang
tidak dapat diangkut untuk Kabupaten Bogor sejumlah 5.165,501 m3/hari. Desa
Gunung Sari yang terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor juga
menjadi salah satu desa yang sampahnya tidak terangkut oleh angkutan sampah
dari dinas. Sampah di desa Gunung Sari tidak dapat diangkut karena jauhnya
lokasi desa dari lokasi pembuangan dan kurangnya armada pengangkut sampah
dari pemerintah. Akibatnya masyarakat membuang sampah di lahan kosong
sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Melihat permasalahan yang
dihadapi warga, perangkat desa bersama dengan tim CSR Departement PT
Indocement membuat program pengelolaan sampah rumah tangga.
Program pengolahan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari berjalan
sejak tahun 2009 dengan dibangunnya Unit Pelayanan Kebersihan Gunung Sari
dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan di Mampang. Selama hampir lima
tahun program ini berjalan secara dinamis yang melibatkan pihak-pihak untuk
terlibat dalam program ini. Pelaksanaan program pengelolaan sampah ini tidak
hanya melibatkan satu pihak, melainkan melibatkan masyarakat luas dan juga
pihak lainnya hingga terbentuk dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah
suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung
dalam situasi yang dialami (Mills 1967). Oleh karena itu menjadi menarik untuk
diteliti, bagaimana dinamika pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Gunung Sari.

Masalah Penelitian

Program pengelolaan sampah rumah tangga sudah berjalan sejak akhir
tahun 2009. Program ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga
kebersihan lingkungan dan mengajarkan mereka tentang pengolahan sampah.
Selama hampir lima tahun berjalan, banyak perubahan yang terjadi. Perubahan
yang terjadi mulai dari perubahan kondisi lingkungan, perubahan pola pikir
masyarakat dan juga perubahan dari sarana prasarana yang menunjang program
tersebut. Perubahan-perubahan tersebut menjadi sebuah bahan bahasan untuk
dilakukan evaluasi pelaksanaan program. Suatu program dalam proses
pelaksanaannya memiliki tahapan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan sebelum
program berjalan, saat program sedang berjalan (on going evaluation) atau saat
program sudah selesai dijalankan. Proses evaluasi dibutuhkan untuk melihat
sejauh mana tujuan program telah tercapai dan mengetahui perbaikan apa yang
bisa dilakukan untuk kedepannya. Program pengelolaan sampah yang sudah
berjalan hampir lima tahun dan melibatkan banyak pihak tentu memiliki banyak
hal yang menarik untuk dievaluasi sehingga menjadi menarik untuk meneliti
bagaimana evaluasi program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Gunung Sari?

3

Keberhasilan pelaksanaan suatu program tidak lepas dari dukungan faktor
pendukung, begitu pula terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
terlaksananya suatu program. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari perancang
program, pelaksana program ataupun pihak dari luar. Begitupula dengan faktor
penghambat. Seringkali jika program kurang berhasil ditemukan faktor-faktor
yang menghambatnya. Evaluasi program bertujuan membantu menemukan faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program agar dapat ditentukan langkah
yang harus diambil selanjutnya. Menjadi menarik untuk diteliti faktor-faktor apa
saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pengolahan
sampah di Desa Gunung Sari?
Faktor pendukung dan faktor penghambat tentulah mempengaruhi
keberhasilan program. Faktor pendukung harus terus dikembangkan dan
ditingkatkan agar program dapat terlaksana dengan baik. Faktor penghambat
harus ditekan agar tidak menjadi penghalang dalam pelaksanaan program.
Mengetahui faktor pendukung dan penghambat juga membantu pembuat
keputusan untuk dapat mengambil keputusan dengan bijaksana sehingga
menguntungkan semua pihak. Keputusan tersebut disesuaikan juga dengan
kondisi yang ada di lapangan sehingga menjadi menarik untuk diteliti Bagaimana
strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari?

Tujuan Penelitian

Tujuan Penulisan Penelitian secara umum adalah untuk menganalisis
dinamika pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari dan secara
khusus bertujuan untuk:
1. Mengevaluasi program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Gunung Sari.
2. Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat dari program
pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari.
3. Menganalisis strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang
berminat maupun yang terkait dengan masalah CSR, khususnya kepada :
1. Peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai
pengelolaan sampah rumah tangga dan mampu memaknai secara ilmiah
fenomena yang terlihat. Sedangkan untuk Civitas Akademika dapat
memperoleh koleksi terbaru penelitian yang akan memperkaya
perkembagan pengetahuan mengenai evaluasi program pengolahan
sampah rumah tangga.

4

2. Kalangan non akademisi, seperti perusahaan bermanfaat menjadi bahan
pertimbangan dan data untuk mengevaluasi penerapan program CSR yang
telah dilaksanakan yang berbasiskan pengembangan masyarakat. Selain itu
perusahaan dapat memiliki data dan informasi terbaru yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas.
3. Masyarakat, dapat memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan sampah
rumah tangga.

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Pengertian Sampah dan Jenis Sampah
Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi
(Departemen Pendidikan Nasional 2010). Berdasarkan ciri-cirinya, sampah adalah
sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian
utamanya, karena pengolahan atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang
ditinjau dari segi sosial ekonomis sudah tidak memiliki nilai dan dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian
(Hadiwiyoto 1983). Kastaman dan Kramadibrata (2007) menjelaskan bahwa
sampah merupakan limbah padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan
anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat dan harus dikelola dengan
baik sehingga tidak membahayakan lingkungan. Menurut UDSP Kota Depok
dalam Rosa (2009), sampah adalah limbah padat yang dianggap tidak berguna dan
harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.
Sampah berdasarkan sumbernya dibagi atas enam sumber yaitu sampah
alam, manusia, nuklir, industri dan pertambangan. Berdasarkan sifatnya sampah
terdiri dari sampah organik (dapat diurai atau degradable) dan sampah anorganik
(tidak dapat diurai atau undegradable). Sampah organik adalah sampah yang
mudah membusuk yang terdiri atas sisa sayuran dan atau makanan serta sampah
sapuan halaman. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti kaca, logam, dan plastik.
Sumber sampah yang utama dari suatu kota adalah perumahan, pasar,
industri, serta jalan-jalan dan tempat umum atau tempat rekreasi. Sampah yang
berasal dari perumahan atau biasa disebut sebagai sampah rumah tangga
mempunyai jumlah zat organik yang jauh lebih besar. Sampah organik umumnya
terdiri atas sisa sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Sampah dihasilkan oleh
seluruh elemen masyarakat, salah satunya adalah rumah tangga. Sampah rumah
tangga adalah sampah yang berasal dari sisa produksi aktivitas rumah tangga.
Produksi sampah ini dapat diminimalisir dengan melakukan pengelolaan sampah
rumah tangga.

Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah secara sederhana dapat diartikan sebagai penanganan
terhadap sampah dengan melakukan aksi, tindakan untuk memperkecil atau
menghilangkan masalah-masalah lingkungan yang mungkin timbul. Menurut
Rosa (2009), pengelolaan sampah meliputi kegiatan:
1. Pemilahan, yaitu pemisahan sampah atas sampah organik dan sampah
anorganik yang dimulai dari sumbernya.

6

2. Pewadahan, yaitu penampungan sampah sementara di tempat sumbernya,
baik sumber masing-masing (individual) maupun secara bersama-sama
pada suatu tempat (komunal).
3. Pengumpulan, yaitu penanganan sampah dengan cara mengumpulkan dari
tiap-tiap sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara
atau diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses
pemindahan.
4. Pemindahan, yaitu upaya memindahkan sampah hasil pengumpulan ke
dalam alat pengangkut untuk dibawa ke TPAS.
5. Pengolahan, yaitu upaya untuk mengurangi volume sampah atau
mengubah sampah menjadi benda bermanfaat, antara lain dengan
pembakaran, pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan, dan
pendaurulangan serta penggunaan kembali sampah (wadah) tanpa daur
ulang.
6. Pengangkutan, yaitu tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau
langsung dari sumber sampah menuju TPAS.
7. Tempat Pembuatan Akhir Sampah yaitu tempat untuk mengkarantina
sampah yang telah diangkut.
Konsep penanggulangan sampah yang cukup dikenal masyarakat adalah
konsep penanggulangan sampah “3R+1P” yang meliputi Reduce, Reuse, Recycle,
and Participation. Konsep ini merupakan pedoman sederhana untuk membantu
masyarakat dalam meminimumkan sampah, baik di tempat kerja, sekolah,
maupun di rumah. Orientasi penerapan konsep “3R+1P” lebih ditekankan pada
penanganan sampah anorganik, sedangkan untuk sampah organik dikembangkan
dalam bentuk pengolahan kompos. Berikut dijabarkan secara jelas definisi dari
masing-masing konsep tersebut (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
2007).
1. Reduce, masyarakat diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan yang
dapat menimbulkan sampah terutama sampah anorganik, sehingga dapat
membiasakan diri hidup dengan penuh ketelitian, kehati-hatian, dan
cermat agar sampah yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin.
2. Reuse, masyarakat diharapkan untuk menggunakan kembali artinya
memakai bahan yang sama lebih dari sekali daripada harus membuangnya
setelah sekali pakai. Konsep memakai kembali ini dapat menghemat
energi dan sumber daya untuk membuat produk baru.
3. Recycle, masyarakat diharapkan dapat mendaur ulang, yaitu
mengembalikan sampah ke pabrik sehingga dapat digunakan kembali
sebagai bahan baku untuk membuat produk yang sama atau sedapat
mungkin barang-barang yang sudah tidak terpakai didaur ulang, walaupun
tidak semua barang dapat didaur ulang.
4. Participation, keikutsertaan masyarakat dalam program pembangunan.
Sampah sebagai salah satu wujud permasalahan lingkungan yang
kompleks turut andil dalam kerusakan lingkungan hidup. Minimnya kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan sampah dan kebiasaan masyarakat yang tidak
disiplin dalam membuang sampah mengakibatkan meningkatnya jumlah timbunan
sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah tepat guna sehingga
mengakibatkan dampak ekologis yang cukup serius yakni mencakup dampak
sosial dan dampak terhadap lingkungan. Dampak sosial yang ditimbulkan akibat

7

pengelolaaan sampah yang tidak tepat guna adalah munculnya konflik sosial
yakni konflik antara pemerintah dengan masyarakat (konflik vertikal) dan konflik
antarkelompok masyarakat (konflik horizontal), sedangkan dampak lingkungan
yang muncul, yaitu pencemaran udara akibat bau sampah, pencemaran air tanah
akibat air lindi yang merembes ke tanah, dan bencana banjir tahunan yang terus
terjadi terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Program pengelolaan sampah mulai digalakkan di Indonesia. Penyuluhan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah juga
banyak dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir jumlah sampah
yang dihasilkan juga menciptakan kesadaran masyarakat untuk mencintai
lingkungan. Rosa (2009) melakukan penelitian tentang pengelolaan sampah di
Kota Depok. Program pengelolaan sampah yang dilakukan disana berupa program
komposting yaitu program mengolah sampah menjadi kompos yang dilakukan
setiap rumah tangga. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat kesadaran
masyarakat dalam mengelola sampah cukup tinggi.

Pengolahan Sampah
Sampah yang telah terkumpul dapat diolah lebih lanjut, baik di lokasi
sumber sampah maupun setelah sampah dikumpulkan di tempat pembuangan
sampah. Tujuannya agar sampah dapat dimanfaatkan kembali. Beberapa
pengolahan sampah yang biasa dilakukan adalah:
1. Pengolahan sampah organik
Sebagian besar sampah di Indonesia merupakan sampah organik. Data
menunjukkan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar di
Indonesia adalah organik. Sampah organik dapat dimanfaatkan secara
langsung, tanpa melalui proses tertentu, untuk pakan ternak dan ikan.
Sampah organik juga dapat diproses untuk berbagai keperluan lainnya
yaitu pupuk kompos. Sampah yang dimanfaatkan untuk pupuk diproses
dengan bantuan mikroorganisme (mikroba) melalui proses fermentasi.
Crawford (2003) menjelaskan kompos adalah hasil penguraian parsial atau
tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat
secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobic atau anaerobik.
2. Pengolahan sampah anorganik
Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastic, kaleng, sampah
bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita jumpai di
beberapa tempat dan banyak dihasilkan dalam skala rumah tangga. Sifat
sampah anorganik sulit diurai sehingga akan bertahan lama hingga
mencapai ratusan tahun. Dampak dari sampah anorganik juga sangat lama,
namun sampah anorganik dapat diminamilisir dengan melakukan
pengolahan berikut:
a) Reduce (mengurangi penggunaan).
b) Reuse (menggunakan ulang).
c) Recycle (daur ulang).

8

Definisi dan Konsep Strategi
Departemen Pendidikan Nasional (2010) menjelaskan definisi strategi
adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Glueck dan Jauch (1989)
memaparkan pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Hariadi (2005) menjelaskan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam
merumuskan strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan
dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan
dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi
yang
dirancang
berdasarkan
analisis
sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.

Definisi dan Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Soekartawi (1999)
mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau proyek
maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Secara umum Musa (2005) mengartikan evaluasi
sebagai upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan
menganalisa fakta, data, dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai,
kegunaan, kinerja mengenai sesuatu (barang, hal, organisasi, pekerjaan dan
sebagainya) yang kemudian dapat dibuat kesimpulan sebagai proses pengambilan
keputusan.
Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan
dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Nilai (value) dapat
diartikan sebagai setiap aspek situasi, peristiwa/kejadian, atau objek yang
dikategorikan oleh suatu preferensi minat ke dalam kriteria: baik dan buruk.

9

Evaluasi program sangat bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan akan
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Evaluasi dapat divisualisasikan ke dalam suatu proses siklikal, bermula
dari dan kembali ke pembentukkan nilai-nilai, sebagaimana disajikan pada
gambar 1.
Pembentukan
Penilaian Pengaruh
Pelaksanaan Tujuan
(Program Evaluasi)

Penentuan Tujuan

Menempatkan Aktivitas
Tujuan kedalam Pelaksanaan
(Pelaksanaan Program)

Pengukuran Tujuan
(Kriteria)

Mengidentifikasi
Aktivitas Tujuan
(Perencanaan Program)
Gambar 1 Proses Evaluasi (Maunder 1972) dalam Mugniesyah 2006.
Deskripsi dan proses siklikal pada gambar diatas menunjukkan adanya
hubungan yang erat antara evaluasi perencanaan program dan pelaksanaan
program. Nilai-nilai (values) memainkan peranan penting dalam tujuan-tujuan
pendidikan pendidikan publik dan program pelayanan serta setiap evaluasi
terhadap konsekuensi program yang dikehendaki dan tidak dikehendaki senantiasa
memperhitungkan nilai-nilai sosial.
Menurut Kelsey dan Hearne (1955) dalam Mugniesyah (2006), evaluasi
program bermanfaat antara lain untuk:
1. Menguji secara berkala pelaksanaan program, yang mengarahkan
perbaikan kegiatan yang berkelanjutan.
2. Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus
program serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuantujuan tertentu tercapai.
3. Menjadi pengukur keefektifan metode pelatihan.
4. Menyediakan data dan informasi tentang situasi pedesaan yang penting
untuk perencanaan program selanjutnya.
5. Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program.
Musa (2005) nmemaparkan pengertian bahwa evaluasi program adalah
suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek yang
dilakukan secara terencana, sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas. Dalam
evaluasi program terdapat tiga tujuan yang diperoleh, yaitu:
a. Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan atau ketercapaian apabila
dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

10

b. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dari program yang
dilakukan.
c. Bahan masukan untuk program selanjutnya.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan saat melakukan evaluasi program
menurut Musa (2005) adalah:
a. Obyektif, data dan informasi yang diperoleh adalah benar berdasarkan
fakta yang ada.
b. Menyeluruh, data dan informasi itu mencangkup aspek-aspek dari program
yang bersangkutan.
c. Partisipatif, data dan informasi yang diperoleh bukan semata-mata dari
persepsi pihak evaluator, tetapi juga sumber informasi lain, seperti
penyelenggara, tutor, peserta belajar, serta tokoh masyarakat.
Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Namun pada dasarnya mempunyai
tujuan yang sama, yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi
yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, serta menyediakan bahan bagi
pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Salah satu
model evaluasi yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator
adalah CIPP Evaluation Model yang merupakan singkatan dari context, input,
process, dan product. Menurut Stufflebeam (1967) yang dikutip oleh Widoyoko
(2010), model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem, artinya konteks, masukan, proses dan hasil
merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah
program kegiatan.

Model Evaluasi CIPP
Konsep evaluasi model CIPP (Context, Input, Prosesa, and Product)
pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya
mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). Konsep
tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting
evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki. The CIPP
approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is
not to prove but improve (Madaus, Scriven, Stufflebeam 1993 dalam Widoyoko
2010). Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti
pendidikan, manajemen, perusahaan sebagainya serta dalam berbagai jenjang baik
itu proyek, program maupun institusi.
Pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari termasuk dalam program
pendidikan dan pengembangan masyarakat dimana masyarakat di Desa Gunung
Sari diajarkan untuk mengelola sampah rumah tangga mereka. Awalnya
masyarakat di Desa Gunung Sari tidak memiliki pengetahuan untuk mengelola
sampah rumah tangga mereka. Pendidikan dilakukan melalui proses sosialisasi
dan juga pelatihan yang diadakan oleh pengajar dan difasilitasi oleh CSR PT
Indocement. Evaluasi program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa
Gunung Sari menggunakan pendekatan CIPP. Musa (2005) menjelaskan model
evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi
sebagai sebuah sistem. Model CIPP ini merupakan model evaluasi program yang

11

standar, sehingga cocok digunakan untuk mengevaluasi program pengolahan
sampah rumah tangga. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait
pada perangkat pengambil keputusan. Keunggulan model CIPP memberikan suatu
format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahapan
konteks, masukan, proses, dan produk.
Sistem evaluasi CIPP terdiri atas context, input, process, dan product
sehingga CIPP merupakan singkatan dari keempat dimensi tersebut. Sudjana dan
Ibrahim (2004) menjelaskan keempat dimensi tersebut sebagai berikut:
1. Context : situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan
dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang
bersangkutan, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan,
keadaan ekonomi negara, pandangan hidup masyarakat.
2. Input : sarana/ modal/ bahan dan rencana strategi yang diterapkan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
3. Process : pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/ modal/ bahan di
dalam kegiatan nyata di lapangan.
4. Product : hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir
pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan.

Konsep Corporate Social Responsibility
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan konsep yang
berkembang dan dinamis. CSR yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat sekitar perusahaan memiliki
makna kompleks. Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari konsep Triple Bottom
Lines yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni
menekankan Economic Prosperity, Enviromental Quality, dan Social Justice.
Dalam konsep tersebut dijelaskan bahwa perusahaan tidak hanya mengejar
keuntungan, tetapi harus terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan
lingkungan secara berkelanjutan. Triple Bottom Lines dikenal dengan istilah 3P
(profit, planet, people). Profit menjelaskan bahwa perusahaan harus tetap
berorientasi mencari keuntungan ekonomi yang bertujuan untuk keberlangsungan
dan pemuhan operasional serta pengembangan perusahaan. People menjelaskan
bahwa perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar perusahaan. Planet menjelaskan bahwa perusahaan
harus peduli dengan keadaan lingkungan hidup dan memperhatikan keberagaman
hayati.
Konsep Triple Bottom Lines kemudian berkembang dan dijabarkan dalam
beberapa definisi. Definisi mengenai CSR dalam World Business Council on
Sustainable Development yang dikutip dalam Wibisono (2007) , mengatakan
bahwa CSR sebagai sebuah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan masyarakat luas. Menurut ISO 26000 dalam Suharto (2005),
CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan

12

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan
harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan
norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh. Pengertian CSR juga dijelaskan dalam UUPT 2007 Pasal 1 angka 3
menyebutkan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
World Bank dalam Pangkuriang (2008) mendefinisikan CSR sebagai:
“the commitment of business to contribute to sustainable economics
development working with employees and their representative the
local community and society at large to improve quality of life, in ways
there are both good for business and good for development”.
Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok.
Pertama adalah CSR sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan
memiliki kebebasan untuk memilih peran dalam membantu mengatasi masalah
sosial dan lingkungan. Kedua adalah perusahaan selain sebagai institusi profit
menyisihkan kedermawanan (filantropi) untuk memberdayakan sosial dan
perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi. Ketiga adalah CSR sebagai
bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli dan mengentaskan krisis
kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.

Konsep Program
Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti
khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan
bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila
Program dikaitkan langsung dengan evaluasi program maka program
didefinisikan sebagai unit atau satuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dengan
demikian yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga unsur penting yaitu:
1. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
2. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi
jamak dan berkesinambungan.
3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan banyak orang.
Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam
waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena
melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat
berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama. Pelaksana program selalu
terjadi dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang.

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Pengelolaan Sampah di Desa Gunung Sari pernah
dilakukan sebelumnya oleh Lokita (2011) dengan judul penelitian Partisipasi

13

Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Sampah (Kasus Implementasi Corporate
Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Desa Gunung
Sari). Penelitian tersebut mengukur sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat
dalam implementasi program pengelolaan sampah dan mengidentifikasi faktor
yang mempengaruhi tingkat implementasi. Penelitian dilakukan di RW 04 dengan
jumlah responden 50 orang yang tersebar di acak di setiap RT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat berada pada tahap tokenisme
menurut tangga partisipasi Arstein dimana warga diminta konsultasinya atau
diberi informasi mengenai suatu keputusan, tetapi sebenarnya mereka hanya
memiliki sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan. Faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi adalah sikap responden terhadap lingkungan
dan program, motivasi responden untuk terlibat dalam program dan tingkat
pengetahuan responden terhadap pengelolaan sampah.
Penelitian perihal pengelolaan sampah rumah tangga juga pernah
dilakukan oleh Krisnandar (2013) dengan judul penelitian Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Secara Mandiri Berbasis Masyarakat di RW 01 Kelurahan
Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berjalan dengan baik dan masyarakat
berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPSS hingga 70 persen.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan agar pemerintah menyediakan
sarana dan prasarana yang lebih memadai seperti tempat sampah dan truk
angkutan.
Program pengelolaan sampah merupakan salah satu program
pengembangan masyarakat yang dilakukan PT Indocement guna mengatasi
masalah sampah yang belum terkelola di beberapa wilayah di sekitar perusahaan.
Program ini juga berlatar belakang memberdayakan masyarakat dalam
pengelolaan limbah rumah tangga dan juga untuk membantu pemerintah setempat
dalam mengelola kebersihan. Program pengelolaan sampah yang telah berjalan ini
perlu dilakukan evaluasi seperti program-program lainnya. Jurnal Internasional
yang dikemukakan oleh Reuters (2007) menjelaskan pengertian evaluasi sebagai
sebuah metode sistematis yang berfungsi untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar
tentang kebijakan dan program. Salah satu pendekatan yang biasa digunakan
untuk mengevaluasi program adalah pendekatan CIPP.
Evaluasi program dengan pendekatan CIPP sudah umum digunakan dalam
berbagai penelitian. Yusuf (2012) melakukan penelitian evaluasi program dengan
pendekatan CIPP. Evaluasi program dilakukan untuk mengevaluasi program
mahasiswa wirausaha Universitas Hasanuddin apakah pantas dilanjutkan atau
tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program tersebut tidak berhasil
dilaksanakan, namun berdasarkan pertimbangan tujuan diadakannya program,
program ini masih harus dilanjutkan. Penelitian menemukan bahwa
ketidakberhasilan program bukan karena kekurangan dalam hal mencapai hasil
yang diinginkan sehingga perlu dikembangkan model baru.
Penelitian evaluasi program dengan menggunakan pendekatan CIPP juga
dilakukan Rosyita (2009) pada program pemberantasan buta aksara di Kabupaten
Sukoharjo. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan
program Pemberantasan Buta Aksara di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan
Kecamatan Sukoharjo kemudian mengevaluasinya dengan menggunakan model

14

CIPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari program pemberantasan
buta aksara sudah tercapai dengan adanya kemajuan warga belajarnya dalam
bidang sosial maupun ekonomi. Secara ekonomi masyarakat mampu berwirausaha
secara mandiri dan menerapkan materi keterampilan fungsional yang telah
diberikan pada waktu proses pembelajaran program pemberantasan buta aksara.

Konsep Dinamika Kelompok Sosial
Pengertian dinamika jika dikaitkan dengan kelompok dijelaskan Santoso
(2009) adalah interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu
dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota
dengan kelompok secara keseluruhan. Kementrian Pertanian (2012) menyatakan
bahwa dinamika adalah tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling
mempengaruhi secara timbal balik atau proses berlangsungnya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain, anggota
dengan anggota keseluruhan.
Dimanika kelompok biasa terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dimana
masyarakat saling berinteraksi dan melakukan kegiatan secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sendiri diartikan sebagai sekumpulan
orang-orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara teratur selama jangka
waktu tertentu, dan mereka beranggapan bahwa mereka saling bergantungan satu
sama lain sehubungan dengan upaya mencapai sebuah tujuan umum (Winardi
2007). Menurut Floyd D.Ruch dalam Gunarsa (2008), dinamika kelompok adalah
analisa dari relasi-relasi kelompok sosial, berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku
dalam kelompok itu adalah hasil dari interaksi yang dinamis antara individuindividu dalam situasi sosial.

Kerangka Pemikiran

Dimanika pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari yang sudah
berlangsung sekitar lima tahun menarik untuk dievaluasi. Evaluasi program yang
dilakukan menggunakan model evaluasi CIPP yang merupakan singkatan dari
context, input, process, dan product. Peneliti menggunakan analisis CIPP yang
biasa digunakan untuk meneliti program pendidikan karena program pengolahan
sampah rumah tangga termasuk dalam program pendidikan dimana masyarakat
memperoleh pendidikan dalam mengelola sampah rumah tangga mereka. Analisis
dilakukan berdasarkan context program yaitu tujuan dilaksanakannya program.
Analisis CIPP melihat bagaimana pengaruh input, process dan product dalam
pelaksanaan program pengelolaan sampah. Input yang dianalisis dijabarkan
menjadi kondisi sumber daya manusia dan kondisi sarana prasarana ; process
menjadi mekanisme pengangkutan sampah dan mekanisme pengolahan sampah
non-organik ; product menjadi kompos, kerajinan tangan dan Sorted Municipal
Wasted (SMW). Dengan menggunakan pendekatan CIPP, peneliti dapat melihat
bagaimana program dilaksanakan secara lebih mendalam.

15

Evaluasi program berdasarkan aspek-aspek CIPP menghasilkan analisis
faktor-faktor pendukung yang dapat membantu memperlancar berjalannya
program dan faktor- faktor penghambat yang dapat menghambat berjalannya
program sehingga memberikan strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari.
Faktor pendukung dan penghambat ini membantu para stakeholders dalam
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. Setelah dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program maka diharapkan hasil dari evaluasi tersebut dapat
berguna untuk perbaikan program kedepannya.
Faktor pendukung dan faktor penghambat yang telah ditemukan setelah
melalui proses evaluasi memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana
program pengelolaan sampah berjalan. Faktor-faktor tersebut menjadi bahan
pertimbangan untuk memberikan arahan dalam menentukan pembuatan kebijakan
selanjutnya. Pembuatan kebijakan lanjutan dituangkan dalam strategi pengelolaan
sampah rumah tangga. Startegi ini berujuan untuk memperbaiki pelaksanaan
program agar program dapat terus berjalan dan berkembang ke arah yang lebih
baik. Kerangka pikir yang telah dijabarkan ini dapat digambarkan pada Gambar 2.

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA GUNUNG SARI





EVALUASI PROGRAM
Input : Kondisi SDM dan Sarana Prasarana
Proses : Mekanisme Pengangkutan Sampah
dan Mekanisme Pengelolaan Sampah
Anorganik
Produk : Kerajinan Tangan, Kompos dan
SMW

FAKTOR
PENGHAMBAT

FAKTOR
PENDUKUNG

STRATEGI PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH TANGGA

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

16

Definisi Operasional

1. Sampah: sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat.
2. Sampah rumah tangga: sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat yang terjadi pada skala rumah tangga.
3. Pengelolaan sampah rumah tangga : kegiatan yang sistematis, menyeluruh
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah rumah tangga.
4. Dinamika Pengelolaan Sampah: proses dinamika kelompok yang
menjelaskan pengolahan-pengolahan sampah yang dilakukan masyarakat
dan juga kelompok terkait untuk megubah sampah menjadi produk
bernilai jual.
5. Evaluasi program: suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat pelaksanaan program dan mengukur keberhasilan.
Evaluasi program dalam penelitian ini menggunakan pendekatan CIPP
yang menganalisis konteks pencapaian tujuan berdasarkan input, proses
dan produk dari program.
- Konteks : kondisi yang menggambarkan program pengelolaan
sampah di Desa Gunung Sari yang mengandung tujuan dan sasaran
yang ditargetkan tercapai.
- Input : modal, bahan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai
tujuan dari pelaksanaan program pengelolaan sampah. Input dalam
penelitian ini meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana.
- Proses : mekanisme pelaksanan program pelaksanaan sampah
rumah tangga yang berlangsung sejak tahun 2009 sampai dengan
saat ini. Proses dalam penelitian ini meliputi proses pengangkutan
sampah dan proses pengolahan sampah anorganik.
- Produk : hasil olahan sampah yang dilakukan dalam program
pengelolaan sampah rumah tangga. Produk dalam penelitian ini
meliputi produk kompos, kerajinan tangan dan SMW.
6. Faktor penghambat: suatu kondisi atau keadaan yang dapat menghambat
keberhasilan program.
7. Faktor pendukung: suatu kondisi atau keadaan yang dapat mendukung
atau mempercepatan keberhasilan program.
8. Strategi pengelolaan sampah: upaya, penyusunan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan
(mixed methods) yang menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan menggunakan metode penelitian gabungan adalah memberikan analisi
mendalam dengan data kuantitatif memperjelas dan membentuk data kualitatif
(Sarwono 2011).

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di PT Indocement yang beralamat di Jalan Mayor
Oking Jayaatmaja, Citeureup, Kabupaten Bogor dan Desa Gunung Sari,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan tanggal 1 April
hingga 9 Mei 2014. Penelitian dilakukan di satu RW, yaitu RW 4. Lokasi dipilih
karena kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan di RW 4 merupakan pilot
project dari program ini. Program ini merupakan salah satu program SDP
(Sustainable Development Project) dari PT Indocement yang sudah berjalan sejak
yahun 2009. Dari pertimbangan tersebut lokasi dianggap representatif untuk
melakukan penelitian evaluasi dalam program pengolahan sampah.
Berikut jadwal pelaksanaan