Perbandingan Karakteristik Ikan pada Rumpon dengan Atraktor Ijuk dan Rumpon dengan Atraktor Daun Kelapa di Pulau Tunda Banten

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK IKAN PADA RUMPON
DENGAN ATRAKTOR IJUK DAN ATRAKTOR DAUN
KELAPA DI PERAIRAN PULAU TUNDA BANTEN

LUTFI IMAM BAIHAQI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan
Karateristik Ikan pada Rumpon dengan Atraktor Ijuk dan Rumpon dengan
Atraktor Daun Kelapa di Pulau Tunda Banten adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Lutfi Imam Baihaqi
NIM C44090018

ii

ABSTRAK
LUTFI IMAM BAIHAQI. Perbandingan Karateristik Ikan pada Rumpon dengan
Atraktor Ijuk dan Rumpon dengan Atraktor Daun Kelapa di Pulau Tunda Banten.
Dibimbing oleh ROZA YUSFIANDAYANI dan DANIEL R MONINTJA.
Penulis tertarik menggunakan bahan ijuk karena telah banyak bahan lain
yang diujicobakan untuk atraktor, seperti tali rafia dan ban. Tujuan penelitian ini
adalah membandingkan katrakteristik ikan pada atraktor ijuk dengan atraktor
daun kelapa. Metode yang digunakan yaitu, analisis Tingkat Kematangan gonad
(TKG), kelimpahan, keragaman, keseragaman, dan dominansi plankton. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ikan yang tidak layak tangkap di sekitar rumpon

ijuk dan daun kelapa masing-masing adalah 97% dan 96%. Komposisi plankton
pada kedua rumpon didominasi oleh genus Rhizosolenia. Nilai indeks keragaman
plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon ijuk berkisar antara 0.18-1.35 dan
pada rumpon daun kelapa 0.72-1.20. Nilai indeks keseragaman plankton pada ikan
di rumpon ijuk berada pada kisaran 0.19-0.52 dan pada rumpon daun kelapa 0.330.52. Nilai indeks dominansi plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon ijuk
berkisar antara 0.39-0.91 dan pada rumpon daun kelapa 0.43-0.62.
Kata kunci: daun kelapa, ijuk, rumpon

ABSTRACT
LUTFI IMAM BAIHAQI. Comparison of The Characteristic of Fish of The Use
of Rumpon with Palm Fiber Atractor and Coconut Leaves Atractor in Tunda
Island, Banten. Supervised by ROZA YUSFIANDAYANI and DANIEL R
MONINTJA.
Author is interested in using the material palm fiber because many
materials have been used for attractor such as rope and tire. The purpose of this
research was to compare the characteristic of fish rumpon with palm fiber atractor
to coconut leaves atractor. Gonad Maturity Level, abundance, diversity,
uniformity, and the dominance index of plankton were used as tool analysis. The
results showed that 97% of the fish caught were immature on a rumpon with palm
fiber atractor and 96% for rumpon with coconut leaves atractor. Mostly, plankton

found in both rumpon was Rhizosolenia genus. Index value of diversity in rumpon
with palm fiber ranged form 0.18 to 1.35 and in rumpon with coconut leaves
atractor ranged from 0.72 to 1.20. Index value of uniformity in rumpon with palm
fiber atractor ranged from 0.19 to 0.52 and in rumpon with coconut leaves atractor
ranged from 0.33 to 0.52. Index value of dominance in rumpon with palm fiber
atractor ranged from 0.39 to 0.91 and in rumpon with coconut leaves atractor
ranged from 0.43 to 0.62.
Keywords: coconut leaves, palm fiber, rumpon

iv

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK IKAN PADA RUMPON
DENGAN ATRAKTOR IJUK DAN ATRAKTOR DAUN
KELAPA DI PERAIRAN PULAU TUNDA BANTEN

LUTFI IMAM BAIHAQI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan

pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

v

vi

Judul Skripsi : Perbandingan Karakteristik Ikan pada Rumpon dengan Atraktor
Ijuk dan Rumpon dengan Atraktor Daun Kelapa di Pulau Tunda
Banten
Nama
: Lutfi Imam Baihaqi
NIM

: C44090018
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr. Roza Yusfiandayani, S.Pi
Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi


Nama
NIM
Program Studi

: Perbandingan Karakteristik Ikan pada Rumpon dengan
Atraktor Ijuk dan Rumpon dengan Atraktor Daun Kelapa
di Pulau Tunda
: Lutfi Imam Baihaqi
: C44090018

: Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr. Roza Yusfiandayani, S.Pi.
Pembimbing I

Prof. Dr. Ir Daniel R. Monintja
Pembimbing II


awan M. Sc.

Tanggal Lulus:

.3 0 JAN ?01

vii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei-Juli 2013 ini ialah
Perbandingan Karaktreristik Ikan pada Rumpon dengan Atraktor Ijuk dan
Atraktor Daun Kelapa di Perairan Pulau Tunda.
Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dr. Roza
Yusfiandayani, S.Pi dan Dr. Ir. Daniel R. Monintja, selaku pembimbing yang
telah memberikan nasihat dan arahan, serta Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si selaku dosen
penguji tamu. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada orang tua dan
teman-teman penulis khususnya PSP 46 (Cacat, Aguy, Upeh, Eka, Gun, Tibet, Iin,
Lia, Bagus, Tyas, Idem, Apoy, Surini, dan Dwi Safitri) yang telah memberikan

semangat kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Lutfi Imam Baihaqi

viii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat

2


METODE

4

Waktu dan Tempat

4

Alat dan Bahan

4

Prosedur Penelitian

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

11


Perbandingan Rumpon

11

Komposisi Hasil Tangkapan

11

Tingkat Kematangan Gonad

12

Nilai Kelimpahan Plankton di Perairan dan Isi Perut Ikan

14

Analisis Indeks Keragaman, Keseragaman dan Dominansi Plankton di Perairan
dan Isi Perut Ikan
16
Komposisi Plankton di Dalam Perut Ikan
KESIMPULAN DAN SARAN

18
22

Kesimpulan

22

Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

24

RIWAYAT HIDUP

27

ix

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perbandingan kedua rumpon
Komposisi TKG hasil tangkapan pada rumpon ijuk
Komposisi tingkat kematangan gonad ikan pada rumpon daun
kelapa
Komposisi Tingkat Kematangan Gonad Ikan
Komposisi Plankton pada isi perut ikan dan sampel air
Komposisi plankton pada isi perut ikan dan sampel air

11
13
13
13
20
21

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pikir
2. Peta Pulau Tunda
3. Rumpon atraktor daun kelapa
4. Rumpon atraktor ijuk
5. Alat tangkap pancing ulur yang digunakan dalam penelitian.
6. Rumpon daun kelapa (a) dan rumpon ijuk (b)
7. Komposisi hasil tangkapan
8. Perbandingan tingkat kematangan gonad antar rumpon
9. Nilai kelimpahan plankton
10. Perbandingan nilai kelimpahan antar rumpon
11. Perbandingan nilai indeks keragaman plankton pada isi perut ikan
12. Perbandingan nilai indeks keragaman plankton
13. Perbandingan nilai indeks keseragaman plankton
14. Perbandingan indeks keseragaman plankton
15. Perbandingan nilai indeks dominansi plankton
16. Perbandingan nilai indeks dominansi plankton
17. Komposisi plankton dalam isi perut ikan di rumpon ijuk
18. Komposisi Planton pada Sampel Air Rumpon Ijuk
19. Komposisi plankton pada isi perut ikan yang tertangkap di rumpon
daun kelapa
20. Komposisi Plankton pada sampel air rumpon daun kelapa
21. Komposisi plankton pada isi perut ikan hasil tangkapan dikedua
rumpon

3
4
5
5
6
7
12
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1. Alat dan bahan yang digunakan
2. Rumpon yang digunakan
3. Ikan hasil tangkapan

24
24
25

x

4.
5.
6.
7.

Komposisi hasil tangkapan
Tabel panjang ikan dan TKG pada rumpon ijuk
Tabel panjang ikan dan TKG pada rumpon daun kelapa
Tabel perhitungan plankton pada isi perut ikan rumpon daun
kelapa
8. Tabel perhitungan plankton pada isi perut ikan rumpon ijuk

25
25
26
26
26

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Tunda merupakan salah satu kawasan yang terdapat di Provinsi Banten.
Pulau Tunda memiliki perairan dengan potensi perikanan yang baik, ini ditunjang
dengan beranekaragamnya terumbu karang dan biota lautnya, serta masih banyak
pohon mangrove. Hal ini menyebabkan hampir sebagian besar penduduk Pulau
Tunda memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan Pulau Tunda merupakan
nelayan pancing.
Alat tangkap pancing yang digunakan oleh nelayan Pulau Tunda adalah
pancing ulur dan pancing layang-layang. Daerah penangkapan nelayan Pulau Tunda
berjarak sekitar 2–3 mil dari Pulau Tunda. Hasil tangkapan dari alat tangkap ini
beragam, mulai dari ikan karang sampai ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar.
Nelayan Pulau Tunda sudah mengenal alat bantu penangkapan yang disebut
rumpon. Alat bantu penangkapan ini sangat membantu nelayan untuk mengumpulkan
ikan. Hal tersebut dapat memudahkan nelayan tanpa harus mengejar ikan untuk
menangkapnya. Menurut Subani dan Barus (1989) menyatakan bahwa komponen
utama terbentuknya rumpon yaitu, atraktor, tali temali, pelampung dan pemberat.
Bagian atraktor merupakan bagian yang paling utama dari komponen rumpon, karena
berfungsi sebagai pengumpul ikan. Ikan-ikan yang berkumpul di sekitar atraktor biasa
ditangkap oleh nelayan. Menurut Tim Pengkajian Rumpon Fakultas Perikanan
Institut Pertanian Bogor (1987), ada beberapa syarat umum dari terhadap atraktor,
yaitu :
1) Mempunyai daya tahan yang baik;
2) Tahan lama;
3) Mempunyai bentuk posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah;
4) Melindungi ikan-ikan kecil; dan
5) Terbuat dari bahan yang kuat dan murah.
Atraktor yang digunakan pada rumpon umumnya adalah daun kelapa,
demikian juga yang digunakan oleh nelayan Pulau Tunda. Sejauh ini bahan-bahan
lain yang telah diujicobakan sebagai atraktor yaitu tali rafia dan ban. Ramadan
(2011), penggunaan ijuk sebagai penutup bubu tambun sebagai alternatif baru yang
hasil tangkapannya tidak jauh berbeda dengan yang menggunakan tutupan dari
terumbu karang. Selain itu, ijuk juga sering digunakan untuk tempat bertelurnya ikan
pada kolam-kolam ikan. Hal tersebut yang menjadi alasan penulis tertarik
menggunakan bahan ijuk. Kerangka pikir Gambar 1.

2

Perumusan Masalah
Penggunaan ijuk untuk bidang perikanan telah sering digunakan, sehingga
penulis tertarik ingin mengujicobakan ijuk yang berasal dari pohon aren yang
dibandingkan dengan daun kelapa. Hal ini dilakukan untuk melihat karakteristik ikan
hasil tangkapan dari kedua rumpon tersebut dengan beberapa parameter.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Menganalisis tingkat kematangan gonad ikan yang berkumpul di sekitar rumpon
ijuk dan daun kelapa;
2) Menganalisis isi perut ikan yang tertangkap di sekitar rumpon; dan
3) Menghitung indeks keragaman, keseragaman dan dominansi plankton yang
terdapat pada isi perut dan sampel air di sekitar rumpon.

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada nelayan setempat
dan dinas terkait tentang penggunaan rumpon dengan atraktor ijuk, serta dapat
memberikan pengetahuan tentang ikan yang layak tangkap sehingga pemanfaatan
sumberdaya perikanan dapat maksimal dan dapat menjaga kelestarian sumberdaya
ikan.

3

Perikanan Rumpon Laut Dangkal

ar Belakang Ikan
Sumberdaya
Pelagis Kecil

Daerah
Penangkapan Ikan

Alat Bantu
Penangkapan

------------------------------------------------------------------------------------- Latar Belakang

Rumpon Atraktor
Daun Kelapa

Rumpon Atraktor
Serabut Ijuk

------------------------------------------------------------------------------------ Permasalahan
Ukuran dan Tingkat Kelayakan Hasil Tangkapan
------------------------------------------------------------------------------------ Input
Aspek Biologi

 Analisis Tingkat
Kematangan Gonad
 Analisis isi perut
ikan

Pengamatan hasil
tangkapan dan melihat
panjang serta berat
ikan

--------------------------------------------------------------------------------------------Proses
Ikan yang layak
tangkap

Ikan yang layak
tangkap

--------------------------------------------------------------------------------------------Output
Karakteristik Hasil Tangkapan
--------------------------------------------------------------------------------------------- Tujuan
Gambar 1 Kerangka Pikir

4

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei-Juli 2013. Penelitian ini meliputi
pengambilan data (Gambar 2) dan analisis sampel di laboratorium. Analisis sampel
dilakukan di laboratoriun Ekobiologi dan Konservasi Sumberdaya Perairan,
Departeman Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor

.
Gambar 2 Peta Pulau Tunda
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian (lihat Lampiran 1) antara
lain:
1) Alat tulis;
2) Kamera;
3) Alat bedah;
4) Timbangan;
5) Alat ukur;
6) Echosounder;
7) Botol film;
8) Mikroskop;
9) Kertas label; dan
10) Plankton net.

5

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Rumpon
Rumpon terbagi 3 jenis berdasarkan pemasangan dan pemanfaatannya, yaitu
rumpon perairan dasar, rumpon perairan dangkal, dan rumpon perairan dalam.
Rumpon yang digunakan dalam penelitian ini merupakan rumpon perairan dasar
yang dibuat sebanyak 2 buah (lihat Lampiran 2). Rumpon ini berukuran 3 x 3 x 2,5
meter yang terbuat dari kerangka berbahan kayu. Rumpon ini menggunakan kayu
sebanyak 22 buah kayu untuk dijadikan kerangka sebelum atraktor dipasangkan. Tiap
ujung-ujung bawah dipasangkan pemberat yang beratnya sekitar 10 kg sebanyak 9
buah. Masing-masing rumpon berukuran sama hanya dibedakan atraktornya, yaitu
daun kelapa dan ijuk (Gambar 3 dan 4).

A

Keterangan :
A : atraktor daun
kelapa
B : pemberat
C : konstruksi rumpon

B

C

Keterangan :
: atraktor ijuk
Gambar 3 Rumpon atraktor daun A
kelapa
B : pemberat
C : konstruksi rumpon
A

B
C
Gambar 4 Rumpon atraktor ijuk
2. Pancing Ulur
Alat tangkap ini akan dioperasikan untuk melihat hasil tangkapan yang ada
pada tiap rumpon yang telah di pasang. Pancing ulur yang digunakan menggunakan

6

mata pancing yang berukuran no.16 dengan mata pancing berkisar 5 mata pancing
pada tiap pancing yang digunakan. Benang yang digunakan berjenis Polyamide (PA)
dengan no. 400 sebagai tali utama dan no.100 sebagai tali cabang serta pemberat
berkisar 10-20 ons. Komponen-komponen tersebut sesuai dengan peryataan Subani
dan Barus (1989), yang menyatakan bahwa pancing ulur terdiri atas komponen utama
yaitu tali utama (main line) dan tali cabang (branch line), swivel yang terbuat dari
besi putih, mata pancing dan pemberat. Pancing ulur ini dalam pengoperasiannya
tidak menggunakan umpan, hanya umpan buatan yang terbuat dari benang sutera
yang terdapat pada mata pancing (Gambar 5).
Keterangan :
A : tali utama no. 400
B : tali cabang no. 100
C : mata pancing no. 16
D : benang sutera
E : pemberat (2 – 10 ons)

A
B
C

D

E

Gambar 5 Alat tangkap pancing ulur yang digunakan dalam penelitian.
3. Formalin 15 %
Formalin digunakan untuk mengawetkan sampel yang akan dibawa ke
laboratorium.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode experimental fishing, yaitu dengan
melakukan percobaan mengoperasikan alat tangkap pancing ulur dengan bahan yang
diujicobakan yaitu rumpon. Ini dilakukan agar didapatkan data dan informasi.
Tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut ini :
1)
Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan pembuatan rumpon. Hal pertama dalam
pembuatan rumpon ini adalah pembuatan kerangka rumpon sebelum dipasangkan

7

atraktornya. Rangka rumpon membutuhkan sekitar 22 buah kayu yang dimaksudkan
agar rumpon ini tetap kuat saat di dalam air. Rumpon ini berukuran 3 x 3 x 2,5 meter
sehingga berbentuk bangun ruang terlihat seperti kubus. Pada tiap ujung-ujung
rumpon diikatkan dengan batu yang berberat sekitar 10 kg sebanyak 9 buah batu ini
agar rumpon tidak terbawa oleh arus. Tahap akhir dalam pembuatan rumpon ini
dipasangkan atraktor. Rumpon sebanyak 2 unit yang digunakan, yaitu rumpon dengan
atraktor ijuk sebagai uji coba dan rumpon dengan atraktor daun kelapa (Gambar 6).

(a)
(b)
Gambar 6 Rumpon daun kelapa (a) dan rumpon ijuk (b)
2)

Pemilihan Daerah Penempatan dan Pemasangan Rumpon
Daerah penempatan rumpon dipilih terlebih dahulu tempat atau perairan yang
sesuai untuk rumpon, yaitu perairan yang dasarnya pasir atau lumpur. Hal tersebut
agar rumpon tidak mengenai terumbu karang yang dapat berakibat merusak
ekosistem terumbu karang tersebut, setelah diperkirakan cocok untuk rumpon maka
rumpon ditarik menggunakan kapal agar rumpon tersebut tenggelam. Rumpon ijuk
dipasang pada posisi S 050 50.161’ dan E 1060 18.924’ dan untuk rumpon daun
kelapa dipasang pada posisi E 050 49.502’ dan E 1060 18.196’. Rumpon ijuk dengan
rumpon daun kelapa berjarak sekitar 1,2 mil. Rumpon ijuk berada pada kedalaman
37,9 meter, sedangkan rumpon daun kelapa berada pada kedalaman 43,3 meter.
3)

Pengoperasian Alat Tangkap
Rumpon yang telah terendam selama 1 bulan, dilakukan operasi penangkapan
untuk mengetahui ikan yang terdapat pada rumpon tersebut. Pengambilan data ini
dilakukan dengan perbedaan 2 jam tiap rumpon. Hal tersebut dilakukan karena hanya
menggunakan sebuah kapal penangkapan. Sampel yang diambil sebanyak 6 untuk
mendapatkan hasil tangkapan dan sampel air diambil sebanyak 2 kali.
Pengamatan plankton dari isi perut dan sampel perairan dilakukan di
Laboratorium Ekobiologi dan Konservasi Sumberdaya Perairan, Departeman
Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor untuk melakukan identifikasi plankton. Tahap-tahap yang dilakukan
sebagai berikut :

8

1)

2)
3)
4)
5)
6)

Mempersiapkan sampel yang akan diindetifikasi. Sampel berupa usus ikan
yang telah diambil dipisahkan dari ikannya dan telah diawetkan dengan
formalin;
Mencuci sampel atau usus ikan dengan air bersih, setalah itu buka usus ikan
dan ambil isinya yang berupa kotoran ikan;
Mengencerkan kotoran ikan tersebut dengan air sebanyak 3 ml, setelah itu
haluskan sehingga dapat diambil untuk diamati;
Mengambil kotoran ikan tersebut yang telah diencerkan dengan menggunakan
pipet tetes;
Meneteskan pada kaca obyek sebanyak 3 tetes, yang dimaksudkan untuk
melakukan 3 kali pengulangan dalam pengamatan; dan
Mengidentifikasi plankton yang terdapat pada plankton dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, dan lakukan 5 pengamatan setiap
pengulangannya.

Pengamatan Jenis-Jenis ikan
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan yang
tertangkap pada rumpon. Ini diperlukan untuk mengetahui perbandingan hasil
tangkapan yang diperoleh pada kedua rumpon.
Analisis Tingkat Kematangan Gonad
Tingkat kematangan gonad ini untuk menunjukkan kematangan seksual pada
ikan. Tahapan kematangan gonad adalah akan memijah, baru memijah atau baru
selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at first
maturity, Lm) bergantung pada saat pertumbuhan ikan itu sendiri dan tergantung pula
pada lingkungannya.
Pengamatan kematangan gonad ini dilakukan dalam dua cara, yaitu
pengamatan secara langsung (visual) dan analisis laboratorium. Cara yang umum
dilakukan adalah dilakukan secara pengamatan secara langsung (visual), ini
dilakukan berdasarkan ukuran dan penampakan gonad, sebagai catatan metode ini
bersifat subyektif.
Untuk pengamatan secara langsung (visual) ada beberapa indikator
pembagian tahapan kematangan gonad yang terdiri dari (Effendie 2002) :
1) Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, ¼ bag, ½ bag, ¾ bag atau
penuh);
2) Berat gonad segar (ditimbang);
3) Penampakan warna gonad;
4) Penampakan butiran telur (ovarium) untuk ikan betina; dan
5) Ada tidaknya pembuluh darah dan lain-lain.
Pengamatan yang dilakukan secara langsung ini bersifat subyektif maka
sering terjadinya perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun
perbedaan waktu. Acuan standar yang digunakan terdapat 5 tahap TKG (Tingkat
Kematangan Gonad), yakni :
1) TKG I (immature, dara);
2) TKG II (developing, dara berkembang);

9

3) TKG III (maturing/ripening, pematangan);
4) TKG IV (mature/ripe/gravid, matang); dan
5) TKG V (spent, salin).
Analisis Isi Perut Ikan
Analisis isi perut ikan ini dilakukan guna mengetahui apa saja yang dimakan
oleh ikan, serta mengidentifikasi apakah ikan yang tertangkap ini memakan makanan
yang terdapat pada atraktor rumpon. Untuk melihat isi perut ikan, hal pertama yang
dilakukan adalah pembedahan dengan cara menggunting bagian perut ikan dimulai
dari anus sampai tutup insang. Usus diambil secara perlahan yang kemudian
dilakukan pengukuran panjang usus ikan. Untuk menghindari keluarnya makanan
yang terdapat pada usus ikan maka usus ikan diikat dengan benang, yang kemudian
diawetkan dengan formalin 15% dan akan dibawa pada laboratorium untuk
pengamatan lebih lanjut.
Uji laboratorium akan dilakukan pengidentifikasian isi perut dari masingmasing jenis ikan dengan menggunakan buku identifikasi Fischer dan Whitehead
(1974). Apabila terdapat organisme lainnya maka digunakan klasifikasi menurut
Yamaji (1976). Metode yang digunakan dalam mengetahui makanan ikan yang
meliputi penentuan secara kualitatif, kuantitatif dan frekuensi kejadian yaitu dengan
cara mencatat jumlah ikan yang ususnya kosong, serta menghitung jumlah
kelimpahannya dengan rumus berikut ini :

Keterangan :
N = jumlah kelimpahan organism dalam usus ikan
Vb = volume pengeceran
Vi = volume satu tetes contoh
n = banyaknya organisme dalam satu tetes contoh
Analisis Indeks Keragaman
Nilai indeks keragaman ini akan menunjukkan suatu ekosistem itu seimbang
atau tidaknya suatu ekosistem. Keragaman itu sendiri merupakan general dari
individu yang diambil secara acak dari suatu populasi (Yusfiandayani 2004).
Besarnya suatu keragaman diformulasikan sebagai berikut ini Kreb (1972) diacu
dalam Yusfiandayani (2004) :


Keterangan :
s
= jumlah taksa
H’
= Indeks keragaman Shannon-Weaner
Pi
= ni/N
ni
= Jumlah individu jenis ke-i
N
= Jumlah total individu
Nilai indeks keragaman ini berkisar antara 0-∞, dengan kriteria sebagai
berikut ini :

10

H’ < 3,2
3,2 9,9

: keragaman populasi kecil
: keragaman populasi sedang
: keragaman populasi tinggi

Analisis Indeks Keseragaman
Indeks keseragaman (E’) diperlukan untuk mengetahui keseimbangan suatu
komunitas, yaitu suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan
jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas. Untuk mengetahuinya maka
diperlukan formulasi sebagai berikut ini :

Keterangan :
E
: Indeks Keseragaman;
H’maks
: Indeks keragaman komunitas (

);

Nilai indeks keseragaman antara 0-1 dengan kriteria sebagai berikut ini :
0 < E ≤ 0,5
: keseragaman kecil;
0,5 < E ≤0,75 : kesergaman sedang;
0 ,75< E ≤ 1 : keseragaman tinggi.
Dengan kriteria yang terdapat di atas, apabila suatu nilai indeks
keseragamannya kecil maka akan semakin kecil pula keseragaman populasi yang ada.
Analisis Indeks Dominansi
Apabila ingin melihat suatu dominansi suatu jenis maka diperlukan indeks
dominansi untuk mengetahuinya. Dalam mengetahui indeks dominansi diperlukan
formulasi sebagai berikut ini :


Keterangan :
C
: Indeks Dominansi
Nilai indeks dominansi berkisar antara 0-1 dengan kriteria sebagai berikut ini :
0 < E ≤ 0,5
: dominansi kecil;
0,5 < E ≤0,75 : dominansi sedang;
0 ,75< E ≤ 1 : dominansi tinggi.

11

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Rumpon
Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang digunakan untuk
memudahkan proses penangkapan. Rumpon yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan rumpon dasar. Penelitian ini membandingkan 2 buah rumpon dengan
atraktor yang berbeda, yaitu atraktor ijuk dan atraktor daun kelapa. Rumpon ini
dibandingkan untuk mendapatkan informasi tentang hasil tangkapan yang diperoleh.
Rumpon ini memiliki beberapa perbedaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbandingan kedua rumpon
Karakteristik

Rumpon ijuk

Rumpon daun kelapa

Ukuran konstruksi

3 m x 3 m x 2.5 m

3 m x 3 m x 2.5 m

Penampakan atraktor

Serabut

lembaran daun

Warna atraktor

hitam pekat

Hijau

Kedalaman rumpon

37.9 m

43.3 meter

Jarak dari pantai

2.5 mil

1.2 mil

Apabila melihat dari konstruksi yang dibuat rumpon ini berbentuk bangun
ruang yang memiliki ukuran yang sama. Ada beberapa karakteristik dari kedua
rumpon tersebut yang berbeda, yaitu penampakan atraktor, warna atraktor, kedalaman
dan jarak rumpon dari bibir pantai.
Komposisi Hasil Tangkapan
Penangkapan dengan mengunakan pancing ulur yang dilakukan di sekitar
rumpon didapatkan hasil tangkapan berjumlah 18 spesies ikan. Jenis hasil tangkapan
terbagi atas, rumpon ijuk sebanyak 12 jenis spesies ikan dan rumpon daun kelapa
sebanyak 13 spesies ekor ikan. Antar rumpon ijuk dan rumpon daun kelapa ada
beberapa hasil tangkapan yang berspesies sama antara lain selar hijau (Atule mate),
tongkol (Auxis thazard), kuwe (Caranx sp.), kembung (Rastrelliger kanagurta), selar
kuning (Selaroides leptolepis), kurisi (Nemipterus nemata), layang (Decapterus
ruselli) dan buntal (Tetraodontidae) (Lihat Lampiran 3 dan 4). Jumlah hasil
tangkapan keseluruhan mencapai 429 ekor ikan. Jumlah masing-masing dari setiap
rumpon, yaitu rumpon ijuk berjumlah 224 ekor ikan dan rumpon daun kelapa
berjumlah 195 ekor ikan. Komposisi hasil tangkapan ini pada rumpon ijuk didominasi
oleh selar hijau (Atule mate) berjumlah 66 ekor ikan, sedangkan untuk rumpon daun
kelapa didominasi oleh selar kuning (Selaroides leptolepis) berjumlah 50 ekor ikan
(Gambar 7).

12

70

Rumpon Ijuk
60

Rumpon Daun Kelapa

Jumlah

50
40
30
20
10
0

Spesies

Gambar 7. Komposisi hasil tangkapan
Rumpon ijuk berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan rumpon daun
kelapa. Beragam ikan yang didapatkan atau dihasilkan dari proses hasil tangkap ini,
rumpon daun kelapa lebih beragam daripada rumpon ijuk. Ikan–ikan yang
mendominasi hasil tangkapan adalah ikan-ikan yang mempunyai sifat bergerombol,
yaitu selar hijau, kembung, layang, tongkol, selar kuning, tembang, dan barakuda.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Telaumbanua (2004), yang menyatakan bahwa jenis
ikan-ikan yang tertangkap umumnya merupakan ikan yang memiliki ciri-ciri ikan
pelagis, perenang cepat dan bergerombol.
Hasil tangkapan ikan yang diperoleh oleh kedua rumpon tak berbeda, ini
disebabkan oleh jarak antar rumpon ijuk dan rumpon daun kelapa tak jauh hanya
sekitar 1,2 mil. Selain itu, kemungkinan terjadinya migrasi lokal yang terjadi dari
ikan-ikan tersebut.
Tingkat Kematangan Gonad
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu cara untuk
menentukan layak atau tidak layaknya suatu tangkapan ikan yang dilihat dari gonad
ikan. Tingkat kematangan gonad (TKG) dari hasil tangkapan pada rumpon dengan
atraktor ijuk menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap didominasi oleh ikan yang
merupakan ikan tidak layak tangkap. Ikan dengan TKG I, TKG II, TKG III lebih
mendominasi hasil tangkapan yang nilainya berturut-turut adalah 19%, 34%, dan
44%. Ikan yang tertangkap dengan TKG IV dan TKG V hanya berjumlah 3%. Dapat
dilihat pada Tabel 2.

13

Tabel 2 Komposisi TKG hasil tangkapan pada rumpon ijuk
No

TKG

Persentase

1
2
3
4
5

I
II
III
IV
V

19%
34%
44%
3%
0%

Tingkat kematangan gonad pada rumpon daun kelapa yang digunakan sebagai
kontrol, hasil untuk tingkat kematangan gonad tidak berbeda karena TKG I, TKG II,
dan TKG III berturut-turut didapatkan bernilai 29%, 26%, dan 41% ini dapat
dikatakan bahwa hampir 95% ikan yang berhasil tertangkap di rumpon daun kelapa
tidak layak tangkap. Tabel 3 memperlihatkan komposisi tingkat kematangan gonad
yang terdapat pada ikan di rumpon daun kelapa.

Tabel 3 Komposisi tingkat kematangan gonad ikan pada rumpon daun kelapa
No

TKG

Persentase

1
2
3
4
5

I
II
III
IV
V

29%
26%
41%
4%
0%

Perbandingan tingkat kematangan gonad dari ikan yang tertangkap antara
rumpon ijuk dengan rumpon daun kelapa ini dapat dilihat di Tabel 4 dan Gambar 8.
Tabel 4 Komposisi Tingkat Kematangan Gonad Ikan
No

TKG

1
2
3
4
5

I
II
III
IV
V

Jumlah
Kelapa
61
54
85
8
0

Ijuk
43
75
97
6
1

Persentase
Kelapa
Ijuk
29%
19%
26%
34%
41%
44%
4%
3%
0%
0%

14

97

100

85

75

80
Jumlah ikan

61

54

60
43

Kelapa

40

Ijuk
20

8 6

0 1

0
I

II

III
TKG

IV

V

Gambar 8 Perbandingan tingkat kematangan gonad antar rumpon
Jumlah ikan yang tertangkap paling banyak adalah untuk TKG III pada
rumpon ijuk dengan jumlah ikan sebanyak 97 ekor dan daun kelapa dengan jumlah
ikan sebanyak 85 ekor ikan (Gambar 8). TKG I dan TKG II untuk rumpon ijuk
maupun rumpon daun kelapa tidak jauh berbeda jumlah yang tertangkap. Hasilnya
dapat dilihat berturut-turut yaitu TKG I untuk rumpon dengan atraktor ijuk berjumlah
75 ekor dan rumpon dengan atraktor daun kelapa berjumlah 54 ekor ikan, sedangkan
TKG II rumpon dengan atraktor ijuk berjumlah 43 ekor ikan dan rumpon dengan
atraktor kelapa berjumlah 61 ekor ikan. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan hasil
tangkapan dari kedua rumpon, yaitu rumpon ijuk dan rumpon daun kelapa tidak jauh
berbeda dilihat dari kelayakan hasil tangkapannya. Banyaknya ikan-ikan yang
tertangkap merupakan ikan yang tidak layak tangkap juga dipengaruhi oleh mata
pancing yang digunakan, dalam hal ini mata pancing yang digunakan bernomor 16.
Semakin panjang ukuran suatu ikan maka tingkat kematangan gonad akan ikut
meningkat, hal ini berdasarkan data yang didapatkan. Panjang ikan hasil tangkapan
pada rumpon ijuk dibagi menjadi 5 kelas, dengan panjang 7 cm – 13.5 cm merupakan
TKG I dan 22.7 cm merupakan TKG V (lihat Lampiran 5). Untuk panjang ikan pada
rumpon daun kelapa, yaitu panjang 6 cm – 12.5 cm merupakan TKG I, dan 27.6 cm –
41.4 cm merupakan TKG IV (lihat Lampiran 6). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Nikolysky (1996) bahwa tingkat kematangan gonad (TKG) berhubungan dengan
panjang dan berat.
Nilai Kelimpahan Plankton di Perairan dan Isi Perut Ikan
Menghitung kelimpahan dilakukan untuk mengetahui kelimpahan plankton
yang ada pada isi perut ikan. Kelimpahan plankton tertinggi pada ikan hasil
tangkapan pada rumpon daun kelapa sampling ke-5 yang bernilai 8200 individu/ml,
sedangkan untuk kelimpahan plankton tertinggi pada ikan hasil tangkapan pada
rumpon ijuk sampling ke-2 yang bernilai 11900 individu/ml. pada isi perut ikan,

15

plankton yang mendominasi adalah genus Rhizosolenia. Genus Rhizosolenia ini
selalu ada pada tiap pengamatan (Gambar 9).

Nilai Kelimapahan

12000
10000
8000

6000

Kelapa

4000

Ijuk

2000
0
1

2

3
4
5
Sampling Ke-

6

7

Gambar 9 Nilai kelimpahan plankton
Nilai kelimpahan ini digunakan untuk mengetahui kelimpahan plankton pada
perairan di sekitar rumpon-rumpon tersebut. Hasil yang didapatkan adalah nilai
kelimpahan plankton di sekitar rumpon ijuk berkisar antar 480-720 individu/ml
sedangkan untuk nilai kelimpahan plankton di sekitar rumpon daun kelapa berkisar
340-440 individu/ml. Komunitas terbesarnya atau yang mendominasi merupakan
komunitas dari genus Rhizosolenia (Gambar 10).

Nilai Kelimpahan

800
600
Sampling 1

400

Sampling 2

200
0

Rumpon Kelapa

Rumpon Ijuk

Rumpon sampling ke-

Gambar 10 Perbandingan nilai kelimpahan antar rumpon

16

Analisis Indeks Keragaman, Keseragaman dan Dominansi Plankton di Perairan
dan Isi Perut Ikan
Nilai indeks keragaman plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon ijuk
berkisar antara 0.18-1.35, sedangkan di rumpon kelapa berkisar antara 0.72-1.20
dapat dilihat pada Gambar 11. Hasil perhitungan plankton pada isi perut ikan dapat
dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Hal ini dapat diasumsikan bahwa plankton yang
terdapat pada isi perut ikan yang tertangkap pada rumpon ijuk maupun rumpon daun
kelapa sama-sama memiliki keragaman populasi yang kecil. Hal tersebut dapat
diasumsikan pula bahwa plankton yang menjadi makanan ikan pada tiap rumpon ijuk
maupun rumpon daun kelapa tidak berbeda.
Nilai indeks keragaman plankton pada sampel air rumpon ijuk berkisar antara
1.19-2.09, sedangkan rumpon daun kelapa berkisar antara 1.55-1.90 dapat dilihat
pada Gambar 12. Hal ini menunjukkan bahwa di kedua sampel air tersebut memiliki
keragaman yang populasi yang kecil.

Indeks Keragaman (H')

1.6
1.4
1.2
1
0.8

Kelapa

0.6

Ijuk

0.4
0.2

0
1

2

3

4

5

6

7

Sampling ke-

Indeks Keragaman (H')

Gambar 11 Perbandingan nilai indeks keragaman plankton pada isi perut ikan
2.5
2
1.5

Sampling 1

1

Sampling 2

0.5
0
Rumpon Kelapa

Rumpon Ijuk

Gambar 12 Perbandingan nilai indeks keragaman plankton

17

Indeks Keseragaman (E')

Nilai indeks keseragaman plankton pada ikan di rumpon ijuk berada pada
kisaran 0.19-0.52, sedangkan di rumpon daun kelapa berada pada kisaran 0.33-0.52
(Gambar 13). Hal ini menunjukkan bahwa keseragaman di kedua rumpon sama-sama
kecil, yang berarti ada suatu genus plankton yang mendominasi komunitas tersebut.
Nilai keseragaman plankton untuk sampel air rumpon ijuk berkisar antara
0.85-0.93 (Gambar 14), sedangkan di rumpon daun kelapa berkisar antara 0.73-0.86.
Hal tersebut mengasumsikan bahwa untuk sampel air rumpon ijuk memiliki
keseragaman yang tinggi, sedangkan sampel air rumpon daun kelapa untuk sampling
ke-1 yang memiliki keseragaman yang besar dan sampling ke-2 keseragamanya
sedang.

0.6

0.4

Kelapa
Ijuk

0.2

0
1

3

5

7

Sampling ke-

Gambar 13 Perbandingan nilai indeks keseragaman plankton

Indeks Keseragaman (E')

1
0.8
0.6

Sampling 1

0.4

Sampling 2

0.2
0
Rumpon Kelapa

Rumpon Ijuk

Gambar 14 Perbandingan indeks keseragaman plankton

18

Nilai indeks dominansi plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon ijuk
berkisar antara 0.39-0.91, sedangkan di rumpon kelapa berkisar antara 0.43-0.62
(Gambar 15). Nilai indeks dominansi plankton untuk ikan yang tertangkap di rumpon
ijuk diasumsikan merata karena dari penangkapan 1-6 mengalami penaikan yang
cukup signifikan, sedangkan untuk indeks dominansi pada ikan yang tertangkap di
rumpon daun kelapa diasumsikan dominansinya sedang.
Nilai indeks dominansi plankton pada sampel air rumpon ijuk berkisar antara
0.1-0.28, sedangkan di rumpon daun kelapa berkisar antara 0.25-0.52 (Gambar 16).
Hal tersebut diasumsikan bahwa untuk kedua sampel air dari rumpon-rumpon
tersebut tingkat dominansinya rendah.

Indeks Dominansi

1
0.8
0.6

Kelapa

0.4

Ijuk

0.2
0
1

2

3

4

5

6

7

Sampling ke-

Gambar 15 Perbandingan nilai indeks dominansi plankton

Indeks Dominansi

0.4
0.3
Sampling 1
0.2

Sampling 2

0.1
0
Rumpon Kelapa

Rumpon Ijuk

Gambar 16 Perbandingan nilai indeks dominansi plankton
Komposisi Plankton di Dalam Perut Ikan
Indentifikasi plankton dilakukan dengan pembedahan isi perut ikan. Selain
itu, dilakukan pula pengamatan air yang diambil di sekitar rumpon. Hasil yang
diperoleh komposisi isi perut ikan yang tertangkap di rumpon ijuk sebanyak 33 genus

19

dan ditemukan sebanyak 1543 total keseluruhan. Genus yang mendominasi adalah
genus Rhizosolenia yang berkisar 72% dari keseluruhan genus yang dapat
diidentifikasikan (Gambar 17). Genus Rhizosolenia ini hampir ditemukan disetiap
pengamatan dalam isi perut ikan yang tertangkap. Untuk selanjutnya diikuti oleh
Leptocylindricus 7%, Pluerosigma 6%, Coscinodiscus 4%, Nitszchia 3%, dan
Guinardia 2%.

3%

4%

6%

Coscinodiscus

6%

Rhizosolenia

7%
2%

Guinardia
Leptocylindricus
Pleurogsima
Nitzschia
lain-lain
72%

Gambar 17 Komposisi plankton dalam isi perut ikan di rumpon ijuk
Komposisi plankton yang terdapat pada sampel air di perairan sekitar rumpon
ijuk ditemukan sebanyak 14 genus dan dapat diidentifikasi sebanyak 60 ekor
plankton. Genus Rhizosolenia mendominasi dengan nilai 25 %, yang diikuti oleh
Leptocylindricus 17%, Thalassionema 15% dan Thalasiossira 10% dari 14 genus
yang ada pada perairan sekitar rumpon ijuk. Komposisi Genus yang lainnya berkisar
antara 2%-5% (Gambar 18).

2%
2%

2%
8%

7%

10%

25%

2%
15%
17%

3%
2%

3% 3%

Coscinodiscus
Rhizosolenia
Guinardia
Skeletonema
Leptocylindricus
Chaetoceros
Biddulphia
Thalassionema
Ceratium
Thalassiosira
Petalotricha
Asterionella
Chromulina
Phaeocystis

Gambar 18 Komposisi Planton pada Sampel Air Rumpon Ijuk

20

Komposisi plankton yang pada isi perut ikan di sekitar rumpon ijuk
dibandingkan dengan komposisi plankton pada sampel air di sekitar rumpon ijuk
yang telah diambil. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa plankton hampir
sama atau tidak jauh berbeda genusnya. Hanya saja pada sampel air lebih ditemukan
genus yang kurang beragam dibandingkan dengan plankton pada isi perut ikan.
Analisis isi perut ikan dilakukan pada ikan dominan. Komposisi plankton pada isi
perut ikan dan sampel air di sekitar rumpon ijuk dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Komposisi Plankton pada isi perut ikan dan sampel air
Spesies Ikan

Genus
Plankton

Sampel
Air

Rhizosolenia

v

v

v

V

Guinardia

v

v

v

V

Skeletonema

v

v

v

V

Leptocylindricus

v

v

v

V

Chaetoceros

v

v

v

V

Selar Hijau

Selar Kuning

Kurisi

Tabel 5 menunjukkan ada beberapa ikan hasil tangkapan dominan, yaitu selar
hijau (Atule mate), selar kuning (Selaroides leptolepis), dan kurisi (Nemiterus
nemata), yang mana hasil dari isi perutnya sama dengan yang terdapat pada sampel
air sekitar rumpon ijuk. Ini mengindikasikan bahwa ikan-ikan tersebut memakan
plankton-plankton yang ada di sekitar rumpon
Komposisi plankton yang terdapat pada isi perut ikan yang tertangkap di
rumpon daun kelapa ditemukan sebanyak 34 genus dan berjumlah 1340 ekor
plankton. Genus Rizosolenia mendominasi dengan persentase 70% dari keseluruhan.
Genus ini ditemukan hampir di setiap sampel ikan yang tertangkap.
Komposisi plankton pada sampel air yang diambil di sekitar rumpon daun
kelapa ditemukan sebanyak 12 Genus dengan jumlah total 39 ekor plankton. Genus
yang mendominasi sampel air dari rumpon daun kelapa ini yaitu Rizosolenia 49%,
yang diikuti oleh Coscinodicus 13% dan Leptocylindricus 10%. Komposisi yang
lainnya berkisar antara 2% hingga 5% (Gambar 19).
.
5%

6%
7%

9%

2% 1%

70%

Coscinodiscus
Rhizosolenia
Guinardia
Skeletonema
Leptocylindricus
Pleurogsima
lain-lain

Gambar 19 Komposisi plankton pada isi perut ikan yang tertangkap di rumpon daun
kelapa

21

Coscinodiscus
3%
3%

Rhizosolenia

3% 3%

5%

5%

Guinardia

13%

Leptocylindricus

3%

Thalassionema

3%

Pleurogsima

10%

Nitzschia

49%

Ceratium
Tintinnopsis

3%

Helicostomella
Tontonia
Thalassiosira

Gambar 20 Komposisi Plankton pada sampel air rumpon daun kelapa
Gambar 19 dan Gambar 20 memperlihatkan bahwa komposisi genus plankton
pada isi perut ikan dan sampel air, dapat diasumsikan kemungkinan ikan-ikan
memakan plankton yang berada di sekitar rumpon tersebut. Ini juga memperlihatkan
bahwa rumpon tempat untuk mencari makan ikan-ikan tersebut.
Tabel 6 Komposisi plankton pada isi perut ikan dan sampel air
Genus Plankton

Sampel
Air

Spesies Ikan
Kembung Layang

Selar Kuning

Rhizosolenia

v

v

v

v

Guinardia

v

v

v

v

Leptocylindricus

v

v

v

v

Pleurogsima

v

v

v

v

Ceratium

v

v

v

v

Tabel 6 memperlihatkan bahwa ikan-ikan yang tertangkap dominan pada
rumpon daun kelapa memakan plankton-plankton yang ada di sekitar rumpon daun
kelapa. Ikan-ikan dominan tersebut adalah kembung, layang dan selar kuning, serta
plankton yang ada pada isi perut ikan dan sampel air adalah Rhizosolenia, Guinardia,
Leptocylindricus, Pleurosigma dan Ceratium.

22

1200

Rumpon Ijuk

Jumlah

1000

Rumpon Daun Kelapa

800
600
400
200
0

Genus

Gambar 21 Komposisi plankton pada isi perut ikan hasil tangkapan dikedua rumpon
Gambar 21 memperlihatkan bahwa, ikan-ikan hasil tangkapan di kedua rumpon
memakan plankton tersebut. Plankton-plankton yang dapat diidentifikasikan tersebut
merupakan plankton-plankton yang dominan. Plankton yang mendominasi pada ikan
hasil tangkapan di rumpon ijuk dan rumpon daun kelapa adalah genus Rhizosolenia.
Genus ini didapatkan sebanyak 1107 ekor pada rumpon ijuk dan sebanyak 935 ekor
pada rumpon daun kelapa. Selain itu, plankton-plankton lainnya yaitu
Leptocylindricus, Pleurosigma, Guinardia, Skeletonema, dan Coscinodicus.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.

2.
3.

Rumpon dengan atraktor ijuk hasil tangkapan immature fish dengan TKG I
19%, TKG II 34%, dan TKG III 44% dan rumpon dengan atraktor daun kelapa
TKG I 29%, TKG II 26% dan TKG III 41%.
Komposisi plankton pada isi perut ikan didominasi oleh Genus Rhizosolenia.
Genus ini hampir terdapat pada semua isi perut ikan yang tertangkap.
Nilai indeks keragaman plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon ijuk
berkisar antara 0.18-1.35, sedangkan di rumpon kelapa berkisar antara 0.721.20. Nilai indeks keseragaman plankton pada ikan di rumpon ijuk berada pada
kisaran 0.19-0.52, sedangkan di rumpon daun kelapa berada dikisaran 0.330.52. Nilai indeks dominansi plankton pada ikan yang tertangkap di rumpon
ijuk berkisar antara 0.39-0.91, sedangkan di rumpon kelapa berkisar antara
0.43-0.62.

23

Saran
1.
2.

Diperlukannya penelitian untuk menentukan musim penangkapan, ini
dimaksudkan agar didapatkannya hasil tangkapan yang layak tangkap.
Diperlukannya penelitian lebih lanjut tentang komposisi plankton dan
perifiton yang terdapat pada atraktor di kedua rumpon tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nustama.
Nikolsky BJ. 1987. Environmental sciencie. Second edition. New Jersey (US):
Department of Biology Catonsuile Community College Prentice Hall Inc.
Pardede FM. 2012. Efektivitas Terumbu Buatan Berbahan Dasar Tempurung Kelapa
Sebagai Fish Aggregating Device Di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.
Skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramadan ANS. 2011. Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian
Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu. Skripsi. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Subani W, Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian
Perikanan Laut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian Jakarta. No. 50:7
Telaumbanua SB, Suardi ML dan Bukhari. 2004 . Studi Pemanfaatan Teknologi
Rumpon dalam Pengoperasian Purse Seine di Perairan Sumatera Barat. Jurnal
Mangrove dan Pesisir. 4(3):23-34.
Tim Pengkaji Rumpon Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 1987. Laporan
Akhir Survey Lokasi dan desain Rumpon di Perairan Ternate, Tidore, Bacan
dan Sekitarnya. Laporan. Jurusan Pemanfaatan sumberdaya Perikanan.
Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yamaji L. 1976. Marine Plankton of Japan. Japan (JP): Hoikkusha Publishing Co.
Ltd, 360p.
Yusfiandayani R. 2004. Studi Tentang Mekanisme Berkumpulnya Ikan Pelagis Kecil
di Sekitar Rumpon dan Pengembangan Perikanan di Perairan Pasauran,
Propinsi Banten [Disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.

24

LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat dan bahan yang digunakan

`
Pancing Ulur

Botol film

Plankton Net

Echosounder

Lampiran 2 Rumpon yang digunakan

Rumpon atraktor ijuk

Rumpon atraktor daun kelapa

25
Lampiran 3 Ikan hasil tangkapan

Ikan selar hijau

Ikan kuwe

Lampiran 4 Komposisi hasil tangkapan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sifat

Jumlah
Rumpon Ijuk Rumpon Daun Kelapa
39
17
66
12
33
23
5
30
2
8
63
50
5
0
0
22
1
5
1
0
1
0
0
1
0
1
0
2
0
13
7
11
1
0

Spesies

Pelagis

Dasar

Kurisi
Selar Hijau
Kembung
Layang
Tongkol
Selar Kuning
Tembang
Barakuda
Buntal
Pecak kulit
Pasir
Kerapu
Sulir
Pepetek
Kuniran
Kue
Ekor Kuning

Lampiran 5 Tabel panjang ikan dan TKG pada rumpon ijuk
No

Kisaran Panjang (cm)

TKG

1

7 - 13.5

I

2

9.8 - 22.5

II

3

15 - 30.5

III

4

21.1 - 28.7

IV

5

22.7

V

26
Lampiran 6 Tabel panjang ikan dan TKG pada rumpon daun kelapa
No

Kisaran Panjang (cm)

TKG

1

6 - 12.5

I

2

7.7 - 30

II

3

16.1 - 39

III

4

27.6 - 41.4

IV

5

-

V

Lampiran 7 Tabel perhitungan plankton pada isi perut ikan rumpon daun kelapa
Sampel
Nilai Kelimpahan
Hmaks
Indeks Keragaman
Indeks Keseragaman
Indeks Dominansi

I
620
1.3979
0.7291
0.5215
0.6129

II

III
6460
2.7235
0.9234
0.3391
0.6244

IV
8020
2.7959
1.2089
0.4324
0.4862

V
8200
2.4609
1.1005
0.4472
0.4588

VI
3560
2.4082
1.1984
0.4976
0.4308

Lampiran 8 Tabel perhitungan plankton pada isi perut ikan rumpon ijuk
Sampel
Nilai Kelimpahan
Hmaks
Indeks Keragaman
Indeks Keseragaman
Indeks Dominansi

I
1320
0.9542
0.1857
0.1946
0.9123

II
11900
2.7235
0.9617
0.3531
0.5673

III
3660
2.0828
0.6803
0.3266
0.6396

IV
6380
2.6021
1.3594
0.5224
0.3998

V
3540
2
0.9792
0.4896
0.5226

VI
4060
2.3522
1.1937
0.5075
0.448

27

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta tanggal 9 Agustus 1991. Penulis merupakan anak
kedua pasangan Bapak Sofyan dan Ibu Nurhimla Ismayanti. Penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 04 Pagi Kalibata kemudian
melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 227 Jakarta.
Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Muhammadiyah
4 Jakarta dan menyelesaikannya pada tahun 2009. Pada Tahun 2009 penulis
diterima di kampus IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Penulis saat ini tercatat sebagai mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Selama di IPB
penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
(Himafarin) sebagai pengurus tahun 2010-2011 dan menjabat sebagai Ketua
Himafarin pada tahun 2011-2012. Selain itu, penulis juga menjadi asisten mata
kuliah Eksploratori Penangkapan Ikan (EPI) pada tahun 2010-2012 dan juga
sebagai asisten mata kuliah Alat Penangkapan Ikan (API) tahun ajaran 2012-2013.
Penulis menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana
pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor dengan judul ” Perbandingan
Karakteristik Ikan Rumpon Dengan Atraktor Ijuk Dan Atraktor Daun Kelapa di
Perairan Pulau Tunda Banten”.