Pengembangan Pasar Minuman Dark Chocolate Instan

PENGEMBANGAN PASAR MINUMAN DARK CHOCOLATE INSTAN

ALDI MAULIDIANSYAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Pasar
Minuman Dark Chocolate Instan adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014


Aldi Maulidiansyah
NIM F34090012

ABSTRAK
ALDI MAULIDIANSYAH. Pengembangan Pasar Minuman Dark Chocolate
Instan. Dibimbing oleh ERLIZA HAMBALI dan AJI HERMAWAN.
Coklat merupakan salah satu sumber antioksidan tertinggi yang mengandung
kadar polifenol hingga 13%. Jenis dark chocolate semakin populer karena memiliki
khasiat dan rasa pahit yang khas. Dewasa ini, coklat biasa dikonsumsi sebagai
minuman instan namun pasar bisnis produk ini di Indonesia masih dalam tahap
pengembangan. Tujuan penelitian ini yakni merancang model bisnis
pengembangan produk minuman dark chocolate instan. Metode yang digunakan
adalah pendekatan riset aksi dengan mengolah data primer hasil wawancara.
Permasalahan yang ditemukan di masyarakat yakni produk minuman cokelat yang
ada di Indonesia saat ini yang sebagian menggunakan bahan sintetik dan gula pasir
berkalori tinggi yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif. Konsumen
menginginkan konsumsi minuman cokelat yang enak dan sehat. Berdasarkan uji
masalah diperoleh konsumen potensial sebesar 66%. Hasil verifikasi kanvas model
bisnis menghasilkan value propositions produk ini diantaranya rendah indeks

glikemik, rendah kalori, aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena
diproduksi menggunakan gula kelapa, tanpa bahan pengawet atau perasa buatan,
tersedia dalam varian rasa dan praktis. Customer segments produk ini ialah orang
dewasa berusia 24 tahun keatas dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Channel
melalui agen, supermarket, kafe, restoran dan hotel. Revenue stream didapatkan
dari penjualan produk. Hasil perhitungan analisis finansial menunjukkan HPP
berkisar Rp 1.306 per sachet untuk kapasitas 5.000 sachet per hari dengan harga
jual adalah Rp 6.000 per sachet.
Kata kunci: antioksidan, minuman dark chocolate, kanvas model bisnis, riset aksi

ABSTRACT
ALDI MAULIDIANSYAH. Market Development Study of Dark Chocolate Instant
Beverage. Supervised by ERLIZA HAMBALI and AJI HERMAWAN.
Chocolate is one of greatest source of antioxidant which approximately
contains 13% of polyphenol. Dark chocolate is becoming popular because of its
advantage and typical bitter taste. Nowadays, chocolate is used to be consumed as
instant beverage meanwhile its business market in Indonesia is still on development
stage. The objective of this research is to design business model of instant dark
chocolate beverage. The method used was action research approach by processing
primary data as result of interviews. The problem found was that chocolate contains

synthetic material and high-calorie sugar which can lead to several negative effects.
Consumers want to consume tasty and healthy kind of chocolate beverage. Based
on problem test, it was known that potential consumers were around 66%.
Verification output of business model canvas defined value propositions of the
product such as low glycemic index, low calorie, and safe to be consumed for
diabetic patients because its coconut sugar based sweetener, free of preservatives

and synthetic flavors, available on varied tastes and practical. Customers segmented
are adult aged 24 years or up and categorized as middle-class up to high-class
economy. Channels is sell by agents, supermarkets, cafés, restaurants and hotels in
Revenue stream got from product selling. Production cost measurements showed
value of Rp 1.306 per sachet in production capacity of 5.000 sachets per day,
meanwhile selling cost calculated Rp 6.000 per sachet.
Keywords: Antioxidant, dark chocolate beverage, business model canvass, action
research

PENGEMBANGAN PASAR MINUMAN DARK CHOCOLATE INSTAN

ALDI MAULIDIANSYAH
Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengembangan Pasar Minuman Dark Chocolate Instan
Nama
: Aldi Maulidiansyah
NIM
: F34090012

Disetujui oleh

Prof Dr Erliza Hambali

Pembimbing I

Dr Ir Aji Hermawan, MM
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penulis mengambil tema
Technopreneurship, dengan judul skripsi Pengembangan Pasar Minuman Dark
Chocolate Instan yang telah dilakukan dari bulan Februari hingga Mei 2014.
Ucapan terimakasih serta penghargaan penulis ucapkan kepada
1. Ibu Prof Dr Erliza Hambali dan Bapak Dr Ir Aji Hermawan MM selaku dosen
pembimbing atas perhatian dan bimbingannya selama ini.

2. Dr Dwi Setyaningsih STP MSi selaku dosen penguji atas masukan dan
arahannya dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ayahanda Marulloh dan Ibunda Siti Laelah atas doa, dukungan dan
perhatiannya selama ini.
4. Indah Setiawati atas doa dan perhatiannya selama ini.
5. Keluarga besar TIN 46 atas kenangan manisnya selama ini.
6. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2014

Aldi Maulidiansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian

METODE
Waktu Penelitian
Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis Kanvas Model Bisnis
Pengujian Masalah
Pengujian Solusi
Ukuran Pasar (Market Size)
Analisis Finansial
Verifikasi Model Bisnis Kanvas
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
ix
ix
1

1
3
3
3
3
3
6
6
9
10
12
13
15
16
16
16
16
30

DAFTAR TABEL

1 Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan
2 Biaya bahan baku minuman dark chocolate instan
3 Biaya umur ekonomis alat
4 Biaya overhead minuman dark chocolate instan
5 Perhitungan HPP minuman dark chocolate instan

10
13
14
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir penelitian
2 Presentase responden potensial dan tidak potensial berdasarkan uji masalah
3 Hasil pengujian solusi
4 Ukuran pasar dark chocolate instan

4
9

11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hipotesis awal Bisnis Model Kanvas
2 Panduan wawancara pengujian masalah
3 Responden pengujian masalah
4 Masalah yang dihadapi konsumen
5 Panduan wawancara pengujian solusi
6 Responden pengujian solusi
7 Perubahan pertama Model Bisnis Kanvas
8 Perubahan kedua Model Bisnis Kanvas

18
19
20
22
23
25
26

28

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia (455.000 ton)
setelah Pantai Gading (1.275.000 ton) dan Ghana (585.000 ton), berdasarkan data
Depperin (2012). Riset menunjukkan indikasi komponen dalam cokelat dapat
membantu mencegah berbagai penyakit. Berdasarkan data FAO (2011), konsumsi
cokelat perkapita masyarakat Indonesia masih dibawah konsumsi dunia yaitu 0.3
gram/kapita/hari dibandingkan konsumsi dunia yang berkisar 2.70
gram/kapita/hari. Menurut data statistik nasional tahun 2012 dari International
Cocoa Organization (ICCO) atau organisasi kakao internasional, hampir setengah
dari seluruh penikmat cokelat didunia adalah orang Eropa termasuk Jerman yang
mengkonsumsi rata-rata 12.39 kg coklat/tahun/kapita, Swiss dengan rata-rata 15.5
kg cokelat/tahun/kapita dan Inggris dengan 10.45 kg coklat/tahun/kapita. Di benua
Asia, cokelat masih sedikit dikonsumsi. Masyarakat Indonesia rata-rata
mengkonsumsi cokelat sebanyak 0.6 kg/kapita/tahun, masih di bawah Malaysia
yang mengkonsumsi cokelat sebanyak 1.2 kg/kapita/tahun.
Cokelat yang beredar di pasaran sebagian besar telah diolah dan mengalami
pemrosesan lebih lanjut sehingga banyak dicampur dengan susu dan gula. Kualitas
cokelat seperti ini sudah tidak lagi murni sepenuhnya sehingga kandungan cokelat
murninya menjadi sedikit, secara tidak langsung kandungan zat yang bermanfaat
dalam cokelat berkurang. Cokelat jenis ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bagi
terapi cokelat yang menginginkan manfaat baik dari cokelat. Cokelat yang baik
untuk dikonsumsi adalah jenis dark chocolate yaitu cokelat yang mengandung gula
dan kalori rendah.
Minuman dark chocolate instan muncul sebagai solusi dalam mengatasi
berbagai masalah gaya hidup tidak sehat yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Perubahan dari pola makan tradisional ke pola makan western seperti fast food yang
banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol, ditambah kehidupan yang
disertai stress dan kurangnya aktivitas fisik, terutama di kota-kota besar mulai
menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan
penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus
(Khasanah 2012). Lee (2003) menerangkan bahwa konsentrasi antioksidan dalam
cokelat panas hampir 2 kali lebih kuat dibandingkan anggur merah, 2-3 kali lebih
kuat dibandingkan teh hijau dan 4-5 kali lebih kuat dibandingkan teh hitam. Faktor
suhu panas saat cokelat disajikan pun membuat lebih banyak antioksidan yang
dilepaskan. Secangkir cokelat panas mengandung 611 miligram senyawa fenolik
setara asam galat (GAE) dan 564 miligram setara flavonoid epicatechin (ECE).
Antioksidan asam galat digunakan untuk mengobati pendarahan internal
albuminuria (adanya albumin dalam urin, yang dapat mengindikasikan penyakit
ginjal) dan diabetes. Selain itu, flavonoid membantu tubuh memproses nitrat
oksida, meningkatkan aliran darah, membantu menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan kesehatan jantung. Flavonoid dalam cokelat panas juga membantu
mencegah trombosit dalam darah sehingga tidak membaur dan membentuk
gumpalan.
Masalah yang kerap ditemui yakni dalam penggunaanya masih banyak terdapat
kesalahan persepsi mengenai produk cokelat, baik dalam bentuk makanan ataupun
minuman. Cokelat kerap dikeluhkan dapat menyebabkan penyakit sakit gigi dan

2
kegemukan padahal kenyataannya hal tesebut disebabkan oleh kandungan gula
yang terdapat dalam produk cokelat pada umumnya. Hal tersebut dapat diatasi
dengan substitusi atau mengganti bahan baku gula pasir rafinasi, yang biasa
digunakan pada produk minuman cokelat komersil, dengan gula kelapa. Sehingga
minuman dark chocolate instan ini dapat mengatasi berbagai masalah penyakit
akibat gaya hidup tidak sehat dimana konsumen dapat menikmati minuman cokelat
dan tetap mendapatkan manfaat dari coklat namun dapat terhindar dari dampak
negatif minuman coklat pada umumnya.
Gula kelapa dihasilkan dari olahan nira tanaman familia palmae yang
berbentuk serbuk (Dewan Standarisasi Nasional 1995). Gula kelapa menjadi
alternatif penggunaan bahan pemanis akibat tingginya dampak bahaya gula dan
sirup fruktosa.gula dan sirup fruktosa biasa pada umumnya tidak mengandung
nutrisi vital sehingga dinilai hanya menyajikan kalori saja tanpa nutrisi.lain halnya
dengan gula kelapa, dimana berdasarkan departemen pertanian Filipina gula kelapa
mengandung berbagai nutrisi diantaranya mineral Fe, Zn, Ca dan K dan beberapa
rantai pendek asam lemak, polifenol, antioksidan yang berdampak baik bagi tubuh
manusia (departemen pertanian Filipina 2014), selain itu gula kelapa juga
mengandung serat inulin yang dapat memperlambat penyerapan glukosa dalam
darah yang menyebabkan mengapa gula kelapa memiliki indeks glikemik rendah
dibandingkan dengan gula lainnya (Kim dan Shin 1996).
Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat suatu bahan
pangan dapat menaikkan kadar gula dalam darah. misalnya glukosa memiliki IG
100 dan apabila suatu bahan pangan memiliki IG 50 maka bahan pangan tersebut
teridentifikasi mampu menaikkan kadar gula dalam darah setengah dari
kemampuan glukosa murni. Departemen Pertanian Filipina (2014) menjabarkan
perbandingan indeks glikemik gula kelapa dan larutan glukosa standar. Hasil
menunjukkan gula kelapa memiliki IG 35 yang tergolong rendah bila dibandingkan
dengan produk gula komersil yang berkisar 60.
Gula setiap tahunnya mulai dihindari bukan khususnya disebabkan oleh
tingginya IG namun akibat tingginya kandungan fruktosa pada kandungan gula
komersil yang mencapai 50% fruktosa dan 50% glukosa. Kelebihan konsumsi
fruktosa mampu mendatangkan penyakit seperti sindrom metabolik, obesitas,
diabetes dan penyakit kardiovasikular (Purnomo 1992) Gula kelapa memiliki
keunggulan lainnya dalam hal ini yakni, mengandung 70-80% sukrosa dan hanya
memiliki setengah dari kandungan glukosa gula komersil.
Berbagai keunggulan cokelat ditambah dengan inovasi tambahan gula kepala
dalam komposisinya yang telah disebutkan diatas diharapkan mampu
meningkatkan konsumsi cokelat domestik, ikut serta dalam perkembangan
produksi kakao Indonesia dan produk olahan/turunannya. Meskipun demikian,
pertumbuhan kakao dan cokelat sebagai produknya di Indonesia masih menemui
banyak kendala seperti masih belum optimalnya pengembangan bisnis produk hilir
dalam usaha peningkatan nilai tambah cokelat (Depperin 2009). Strategi bisnis
pendahuluan yang dapat diterapkan ialah menganalisis model bisnis produk cokelat
tersebut sehingga dapat tercapai kesesuaian dengan konsumen dan pasar.

3
Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan model bisnis terbaik dengan
pendekatan metode riset aksi untuk pengembangan produk minuman dark
chocolate instan sehingga dapat menganalisis kecocokan produk dan pasar melalui
pendekatan customer development.
.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu pada tahapan awal pengembangan pasar
yakni customer development. Tahapan ini merupakan salah satu tahap dalam lean
start-up yaitu upaya agar sebuah produk baru dapat sukses diterima konsumen.
Prinsip utama dari lean startup adalah untuk mengurangi tenaga dan waktu
terbuang. Proses ini meningkatkan frekuensi kontak dengan pelanggan sehingga
dapat menghindari asumsi pasar yang tidak tepat (Ries 2011).
Customer development terdiri atas dua rangkaian tahap diantaranya customer
discovery dan customer validation. Penelitian ini berfokus pada menganalisis tahap
pertama yakni customer discovery dari produk minuman dark chocolate instan.
Pada customer discovery, sebagai tahap awal customer development, visi misi
perusahaan dituangkan dalam bentuk hipotesis yang kemudian akan diuji untuk
menghasilkan kanvas model bisnis terverifikasi. Dalam customer discovery sendiri
terdapat empat sub tahapan yaitu pembuatan hipotesis awal, pengujian masalah,
pengujian solusi, dan verifikasi kanvas model bisnis.

METODE
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan Februari sampai Mei 2014. Penelitian
dilakukan di Bogor dan Laboratorium Dasar Ilmu Terapan Departemen Teknologi
Industri Pertanian IPB. Instrumen penelitian terdiri atas prototipe produk minuman
dark chocolate instan, kanvas model bisnis, dan formulir wawancara sebagai alat
untuk mendapatkan data penelitian.
Metode Penelitian
Hal pertama yang dilakukan dalam customer discovery yakni membuat
hipotesis awal. Selanjutnya, pada hipotesis tersebut dilakukan pengujian masalah
dan pengujian solusi dengan metode wawancara kepada 50 responden. Hasil
wawancara kemudian dianalisis dengan teknik kualitatif. Tindakan iteratif
dilakukan apabila hipotesis model bisnis yang dibuat belum sesuai dengan hasil
analisis data.
Model bisnis merupakan cara mengorganisasikan nilai tambah atau produk
agar dapat tersampaikan ke tangan konsumen dan menghasilkan keuntungan (Blank
2012). Setiap bisnis memiliki model bisnis yang berbeda. Model bisnis ini dapat
diartikan sebagai strategi bisnis. Osterwalder dan Pigneur (2012) merumuskan
model bisnis ini dalam diagram sederhana berupa kanvas model bisnis. Diagram ini
terdiri dari 9 blok yang saling berkaitan dalam mendukung model bisnis. Penelitian

4
ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research). Menurut Madya
(2006), riset pada penelitian tindakan dilakukan berulang-ulang. Tindakan yang
dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan ini dilakukan
secara sistematik dan dilakukan berulang sehingga mencapai tingkatan tertentu.
Penelitian tindakan ini dilakukan pada tahapan pencarian pelanggan.
Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif. Untuk itu,
analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan (Miles dan Huberman 1992). Reduksi data adalah pemilihan data dari
data kasar di lapangan dan memfokuskan pada topik yang diambil. Penyajian data
adalah penyusunan informasi sehingga memungkinkan untuk dilakukan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Tahapan penelitian bisa dilihat pada
Gambar 1.
Mulai

Pembuatan Hipotesis Kanvas Model
Bisnis:
1. Customer Segment
2. Value Proposition
3. Channels
4. Customer Relationship
5. Revenue stream
6. Key resources
7. Key partner
8. Key activity
9. Cost structure

-

Pengujian Masalah
Desain pengujian
Wawancara responden
Memahami permasalahan
Mendapatkan gambaran target pasar

-

Pengujian Solusi
Pembaharuan kanvas model bisnis
Pembuatan presentasi produk
Wawancara responden
Revisi kanvas model bisnis

Apakah model
bisnis sudah
layak?

Tidak

Ya
Selesai

Verifikasi Kanvas Model Bisnis

Gambar 1 Diagram alir penelitian
Identifikasi Bisnis Model Kanvas
Penyusunan kanvas model bisnis ini merupakan hipotesis dari penerimaan
pasar yang akan diuji. Kanvas model bisnis mencakup sembilan elemen bisnis
model yaitu segmen pasar (customer segment), proposisi nilai (value proposition),

5
saluran penjualan (channel), hubungan konsumen (customer relationship), sumber
pendapatan (revenue stream), sumberdaya utama (key resource), aktifitas utama
(key activities), mitra utama (key partner), dan struktur biaya (cost structure)
(Osterwalder dan Pigneur 2012). Pembuatan hipotesis ini dilakukan berdasarkan
analisa kebutuhan pasar dan studi literatur. Analisa ukuran pasar (market size) dan
penentuan tipe pasar (market type) juga dilakukan sebelum kanvas model bisnis
disusun. Hipotesis bisnis model kanvas ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengujian Masalah
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengujian masalah adalah
menggunakan metode wawancara. Metode ini dilakukan dengan tanya jawab
dengan segmen konsumen untuk mendapatkan tanggapan dari topik masalah yang
diuji (Blank dan Dorf 2012). Wawancara dilakukan dengan responden yang
menjadi segmen pasar dalam hipotesis. Jumlah responden yang diwawancarai
adalah 50 orang. Pertanyaan yang diajukan digunakan untuk menguji hipotesis
proposisi nilai serta pertanyaan terbuka yang digunakan untuk mengetahui masalah
lain yang terkait (Blank dan Dorf 2012). Tahapan ini difokuskan untuk menguji
elemen proposisi nilai produk dan segmen pasar dalam hipotesis kanvas model
bisnis. Panduan wawancara disajikan pada Lampiran 2.
Pengujian Solusi
Setelah dilakukan uji masalah, tahap selanjutnya adalah uji solusi. Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah asumsi hipotesis mengenai solusi yang
ditawarkan sudah menjawab kebutuhan atau menyelesaikan masalah yang ada pada
masyarakat atau belum. Pengujian dilakukan kepada 50 responden yang sama.
Panduan wawancara uji solusi dapat dilihat pada Lampiran 5.
Analisis Finansial
Perhitungan finansial dilakukan untuk menentukan HPP (Harga Pokok
Produksi) sehingga dapat ditentukan harga jual produk yang tepat sebelum
dipasarkan. Perhitungan finansial dilakukan dengan merinci biaya produksi, biaya
investasi, dan biaya overhead, sesuai dengan asumsi kapasitas produksi per hari
yang dibutuhkan dalam setahun. Ketiga rincian biaya tersebut akan menunjukkan
total biaya yang dibutuhkan dalam setahun, sehingga HPP akan didapatkan dengan
melakukan pembagian antara total biaya dengan kapasitas produksi yang dihasilkan
dalam setahun.
Verifikasi Kanvas Model Bisnis
Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil wawancara terhadap pengujian
masalah dan pengujian solusi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
apakah model bisnis yang dibuat sudah sesuai dan layak untuk diujikan ke pasar
(menuju tahapan selanjutnya) atau belum. Jika belum, maka harus dilakukan
perubahan model bisnis dan perlu dilakukan pengujian kembali baik itu pada bagian
pengujian masalah maupun pengujian solusi. Jika sudah, maka penelitian berlanjut
ke tahap selanjutnya yaitu validasi model bisnis.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis Kanvas Model Bisnis
Model bisnis kanvas digambarkan melalui blok-blok bangunan dasar yang
menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk
menghasilkan uang. Blok-blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu
pelanggan,penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Blank dan Dorf
(2012) menjelaskan terdapat sembilan blok dalam model bisnis kanvas yaitu
customer segment, value propositions, channels, customer relationships, revenue
streams, key resources,key activities, key partners, dan cost structure. Pada tahap
awal dalam sebuah bisnis model adalah menentukan hipotesis bisnis model dengan
kanvas bisnis model (Blank dan Dorf 2012). Hipotesis awal model bisnis kanvas
untuk produk dark chocolate instan adalah sebagai berikut :
Customer Segments
Elemen ini menggambarkan sekelompok orang yang ingin dijangkau atau
dilayani oleh perusahaan. Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa
pelanggan tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk
lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam
segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut
lain. Ada beberapa jenis segmen pelanggan yang berbeda yaitu : pasar massa, pasar
ceruk, tersegmentasi, terdiservikasi, dan platform bersisi banyak.
Pada hipotesis awal, customer segment produk minuman dark chocolate instan
adalah orang dewasa (laki-laki dan wanita) yang memiliki usia mulai dari 24 tahun.
Segmen ini dipilih dengan berasumsi bahwa minuman dark chocolate instan ini
memang sangat baik membantu pola hidup sehat untuk laki-laki atau wanita.
Masyarakat menengah ke bawah tidak dipilih karena kategori tersebut lebih
cenderung membeli produk dengan harga yang murah dan tidak mempedulikan
manfaat dari produk tersebut. Sehingga dipilih masyarakat ekonomi kelas
menengah ke atas. Selain itu masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas
termasuk golongan yang mudah dipengaruhi oleh gaya hidup modern.
Value Proposition
Elemen ini menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk pelanggan spesifik. Proposisi nilai dapat memecahkan
masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Value proposition
merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfat yang ditawarkan perusahaan
kepada pelanggan. Value proposition mungkin saja sama dengan penawaran pasar
yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. Ada beberapa atribut yang
berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan, yaitu: kebaruan, kinerja,
penyesuaian, desain, merek, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko, dan
kenyamanan.
Value proposition yang ditawarkan produk minuman dark chocolate instan
adalah produk ini dibuat untuk menjaga kesehatan konsumen karena memiliki
indeks glikemik yang rendah dan rendah kalori sehingga aman dikonsumsi bagi
penderita diabetes sekalipun karena produk ini dibuat dengan gula kelapa. Selain
itu banyak mengandung flavanoid yang dihasilkan dari cocoa powder yang

7
berfungsi sebagai antioksidan dan tanpa bahan pengawet atau perasa buatan
sehingga aman untuk dikonsumsi dan tidak menyebabkan penyakit dalam jangka
panjang.
Channel
Elemen ini menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan
proposisi nilai. Channel yang dilakukan berupa penjualan langsung (direct selling)
kepada konsumen terutama mereka yang berada di wilayah Jabodetabek,
supermarket, bekerja sama dengan kafe yang ada di wilayah Jakarta dan Bogor,
terutama kafe yang mengusung healty kafe. Restoran dan hotel juga menjadi target
kami selanjutnya. Pemilihan channels distribusi ini didasarkan pada kebiasaan
tempat membeli produk-produk sejenis oleh konsumen pada segmen pasar yang
ditargetkan.
Customer Relationships
Customer relationships adalah cara bagaimana perusahaan menjalin hubungan
baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationships
menurut Blank dan Dorf (2012) yaitu “Get, Keep, Grow”. Get yang dimaksudkan
disini adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada saluran
penjualan produk perusahaan, dilakukan dengan cara mengubah pola pikir calon
pelanggan kalau mengkonsumsi cokelat itu tidak menyebabkan penyakit seperti
yang mereka khawatirkan selama ini seperti kegemukan, sakit gigi, diabetes atau
semacamnya karena produk yang kita buat berbeda dengan produk yang umumnya
berada dipasaran. Selain itu pemasaran dari media sosial juga sangat membantu
dalam tahap penjualan, selain gratis juga dapat menarik perhatian calon konsumen.
Pemasaran melaui media sosial seperti Facebook dan Twitter akan sangat
membantu karena pada umumnya orang-orang sekarang tidak bisa lepas dari 2
media sosial tersebut. Tahapan berikutnya adalah Keep (keeping customers), upaya
menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan
kepada produk, dilakukan dengan cara memberikan potongan harga (discount)
untuk konsumen yang biasa membeli produk atau sudah berlangganan,
memberitahukan kepada pelanggan bila ada produk baru kepada pelanggan.
Kemudian yang ketiga adalah Grow (growing customers), yaitu upaya
memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Pembuatan iklan
melalui video Youtube dianggap lebih efektif karena tidak memerlukan biaya yang
besar bila dibandingkan promosi melalui media elektronik lainnya seperti televisi
atau media cetak seperti koran dan majalah, selain itu pembuatan web untuk
membantu meningkatkan penjualan produk juga sangat membantu, karena
konsumen akan mudah mendapatkan informasi dan spesifikasi produk melalui web
yang sudah dibuat.
Revenue Streams
Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masingmasing segmen pasar biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan
dari pelanggannya. Dalam hipotesis model bisnis awal yang dibuat, revenue stream
dari perusahaan didapat dari penjualan produk langsung. Penentuan harga jual

8
produk berdasarkan harga-harga minuman di minimarket dan supermarket karena
fitur produk yang ingin dibuat yaitu berbentuk minuman instan.
Key Resources
Key Resources yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu bahan
baku produksi, teknologi, sumberdaya modal, dan sumberdaya manusia.
Sumberdaya bahan baku meliputi cokelat bubuk, gula kelapa, dan krimer nabati.
Sumberdaya teknologi adalah peralatan yang digunakan untuk membuat produk
yaitu alat pencampur (mixing), pengisi (filling), dan sealler. Sumberdaya modal
adalah sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk menjalankan
aktivitas industri. Sumberdaya modal didapatkan dari modal pribadi. Sumberdaya
manusia yang dibutuhkan meliputi bagian produksi, bagian riset and development,
dan bagian marketing.
Key Activities
Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci, yaitu tindakantindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan
sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas kunci diperlukan untuk
menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan
hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Aktivitasaktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut: proses produksi, pemecahan
masalah, dan jaringan atau platform.
Kegiatan utama yang dilakukan sama seperti industri lain pada umumnya, yaitu
proses produksi, penelitian dan pengembangan produk, dan kegiatan promosi,
sosialisasi, dan edukasi untuk calon konsumen tentang manfaat dari cokelat dan
gula kelapa supaya calon konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.
Key Partnership
Key Partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Partner
yang dimaksudkan dalam bisnis model adalah sosok perantara yang bukan milik
perusahaan namun berperan dalam mengubah produk/nilai menjadi uang. Menurut
Blank dan Dorf (2012), secara umum ada empat jenis hubungan kerjasama dalam
bisnis yang harus dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pada kondisi
tertentu yaitu strategic alliance, joint new business development effort, coopetition,
key supplier relationships.
Mitra kerja/partner untuk produk minuman dark chocolate instan adalah
supplier cocoa powder, supplier gula kelapa, dan supplier krimer, selain itu ada
supplier kemasan, pemilik kafe, dan pemilik supermarket.
Cost Structure
Elemen ini menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Struktur biaya model bisnis dibedakan menjadi dua
kelas, yaitu terpacu nilai (value driven) dan terpacu biaya (cost driven). Model
bisnis value driven yaitu berfokus pada penciptaan nilai. Proposisi nilai premium
dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri model bisnis yang terpacu
nilai. Model bisnis cost driven yaitu berfokus pada peminimalan biaya. Pendekatan
ini bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya seminimal

9
mungkin. Biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis kanvas ini adalah bahan baku
produk (cocoa powder, gula kelapa dan krimer nabati), alat-alat produksi,
distribusi, dan transportasi, biaya tempat produksi, biaya kemasan dan biaya
overhead.
Pengujian Masalah
Setelah menentukan hipotesis awal bisnis model maka tahap selanjutnya adalah
melakukan pengujian masalah. Pengujian masalah dilakukan untuk mengetahui
apakah hipotesis bisnis model yang dirancang sesuai dengan masalah yang
dihadapi konsumen. Blank dan Dorf (2012) menjelaskan bahwa dalam tahap ini
adalah melakukan survei langsung terhadap 50 calon konsumen potensial untuk
menguji permasalahan dalam bisnis model. Tahapan pengujian masalah perlu
dilakukan untuk menguji kebenaran dari hipotesis awal, tahap ini juga berguna
untuk menangkap pengetahuan pelanggan terhadap produk. Rangkaian Pengujian
masalah dilakukan dengan konsep iterasi dengan wawancara.
Pengujian masalah dilakukan pada segmen orang dewasa baik laki-laki
maupun wanita yang memiliki usia mulai dari 24 tahun. Dari pengujian yang
dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat diketahui
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Nilai kalorinya tinggi dan takut mengalami kegemukan
2. Rasa cokelatnya produk yang ada tidak alami karena menggunakan perisa
buatan
3. Tidak suka minuman cokelat karena ada kandungan susunya (tidak cocok)
4. Tidak praktis (harus menambahkan krimer dan gula terlebih dahulu)
Presentase responden yang potensial dan tidak potensial dari 50 responden dapat
dilihat pada Gambar 2. Responden potensial sebesar 66% atau sekitar 33 orang akan
diwawancarai kembali untuk pengujian solusi sedangkan 17 orang yang tidak
potensial akan digantikan dengan 17 yang baru.

34%

66%

potensial

tidak potensial

.
Gambar 2 Presentase responden potensial dan tidak potensial berdasarkan uji
masalah
Terdapat perubahan pada kanvas model bisnis setelah dilakukan pengujian
masalah pada elemen value proposition. Value proposition pertama yang memiliki
kandungan flavanoid yang terkandung didalam cocoa powder ternyata tidak terlalu

10
berpengaruh terhadap permasalahan yang dihadapi oleh responden karena pada
dasarnya tiap cocoa powder mengandung flavanoid, sehingga kandungan flavanoid
dalam value proposition harus dihilangkan. Permasalahan yang dihadapi oleh
konsumen adalah nilai kalorinya yang tinggi pada produk yang ada selain itu, bila
menginginkan minuman yang benar-benar terasa cokelatnya adalah dengan
membeli cocoa powder murni lalu konsumen akan menambakan gula atau krimer
sendiri sesuai keinginan mereka, hal ini menjadikan produk tersebut tidak praktis
buat konsumen, selain itu bila takarannya berbeda akan memberikan rasa yang
berbeda. Jadi, praktis masuk kedalam elemen value propositions yang baru, karena
rasanya produk sudah disesuaikan dengan keinginan konsumen. Selain itu, produk
ini juga tidak ada kandungan susunya sehingga rasa cokelatnya lebih alami.
Berdasarkan perubahan value proposition, dirancang solusi yang ditawarkan dari
permasalahan konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan
Masalah Konsumen
Nilai kalorinya tinggi
dan takut mengalami
kegemukan

Menggunakan perisa
cokelat sehingga
rasanya tidak alami
Tidak suka minuman
cokelat karena ada
kandungan susunya
Tidak praktis (harus
menambahkan krimer
dan gula terlebih
dahulu)

Solusi yang Ditawarkan
- Gula yang digunakan adalah gula kelapa sehingga
rasanya tidak terlalu manis dibandingkan dengan
gula sintetik atau gula tebu, selain itu kandungan
indeks glikemiknya lebih rendah.
- Rasanya sudah disesuaikan sehingga tidak terlalu
manis atau tidak terlalu pahit
Gula kelapa memiliki kandungan indeks glikemik
dan kalori yang rendah sehingga tidak menyebabkan
kegemukan
Produk ini dibuat tanpa menggunakan perisa buatan
sehingga rasa cokelatnya lebih terasa. Produk ini
dibuat tanpa menggunakan bahan sintetik sehingga
rasa cokelatnya lebih alami.
Tidak ada campuran susu didalamnya, hanya cokelat
bubuk krimer nabati dan gula kelapa
Praktis ( tidak perlu menambahkan krimer dan gula
karena sudah di campurkan dan rasanya sudah sesuai
dengan keinginan konsumen).

Pengujian Solusi
Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden campuran antara
responden pada pengujian masalah dan responden baru. Responden baru
diwawancarai untuk menggantikan responden lama yang tidak potensial pada
pengujian masalah. Daftar responden pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran
5. Peneliti mengembangkan minuman sehat berbasis minuman dark chocolate
instan. Banyak responden yang tertarik untuk membeli produk ini karena berbeda
dengan minuman cokelat instan pada umumnya dan menggunakan gula kelapa yang

11
tidak memiliki dampak negatif walaupun bagi penderita diabetes. Hasil pengujian
solusi dapat dilihat pada Gambar 3.

Rendah Kalori
4%

Produk yang alami
8%

96%

Tertarik

92%

Tidak tertarik

Kepraktisan

Tertarik

Tidak Tertarik

Penerimaan keseluruhan
6%

12%

88%

Tertarik

Tidak Tertarik

94%

Tertarik

Tidak Tertarik

Gambar 3 Hasil pengujian solusi
Selanjutnya produk minuman dark chocolate instan ini diujikan kepada
responden sehingga dapat dilakukan verifikasi ulang terhadap hasil wawancara.
Hasil wawancara adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran minuman dark chocolate instan sebagai produk kesehatan yang
alami karena menggunakan gula kelapa sehingga rendah nilai kalori dan indeks
glikemiknya.
b. Produk ini juga aman dikonsumsi oleh konsumen karena tidak menggunakan
perisa cokelat sehingga rasa cokelatnya lebih alami.
c. Minuman dark chocolate instan dianggap lebih praktis karena konsumen hanya
tinggal menambahkan air hangat sesuai dengan petunjuk penyajian, rasanya
sudah disesuaikan dengan keinginan konsumen
d. Variasi rasa yang alami untuk memberikan pilihan lain kepada konsumen,
supaya tidak bosan.
Hasil pengujian nilai tambah produk menunjukkan hasil yang diharapkan, yaitu
customer segment yang ditargetkan memang membutuhkan produk minuman dark

12
chocolate instan. Kemasan yang digunakan dalam bentuk sachet yang mudah
dibawa kemana-mana. hasil wawancara menunjukkan bahwa konsumen sudah puas
dengan produk yang akan dibuat karena sudah memenuhi semua keinginan dari
konsumen sehingga tidak terjadi perubahan pada customer segment dan value
propositions. Pada pengujian solusi juga diketahui bahwa responden lebih memilih
supermarket sebagai saluran pembelian utama dimana mereka bisa mengakses
produk minuman dark chocolate instan. Selain supermarket, responden juga lebih
suka membeli produk ini di kafe.
Ukuran Pasar (Market Size)
Ukuran pasar ditentukan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan
jumlah penduduk masyarakat Indonesia yang berada pada segmen orang dewasa
baik laki-laki atau perempuan kelas ekonomi atas. Ukuran pasar dark chocolate
Chocoofaza dapat dilihat pada Gambar 4.

Total Adressable Market
sebanyak 50 juta jiwa

Total served market
2.5 juta jiwa

Market

Target market sebesar 1%
atau sebesar 1.000 box/hari
atau sekitar 25.000 box/bulan

Gambar 4 Ukuran pasar dark chocolate instan
Total Addressable Market (TAM)
Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang
berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan.
Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2013 jumlah penduduk di Indonesia usia
24 tahun keatas sebanyak 141.522 juta jiwa. Sementara masyarakat kalangan
menengah ke atas di Indonesia adalah sebanyak 20% dari jumlah penduduk atau
sekitar 50 juta penduduk (Oberman R et al. 2012).
Served Available Market (SAM)
Served available market merupakan bagian potensi pasar yang memiliki
kencenderungan untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Responden ingin
mengkonsumsi produk ini dengan berbagai macam alasan seperti ingin mencoba
sesuatu yang baru, membantu menjaga kesehatan, atau menjaga berat badan supaya
tidak gemuk dan membantu dalam mengatasi stres. Dari data tersebut diperoleh

13
bahwa pangsa pasar yang benar-benar menginginkan value dari produk adalah
sebesar 5% dari keseluruhan TAM. Dengan demikian served available market
diperkirakan sebesar 2.5 juta buah per hari.
Target Market (TM)
Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar
menjadi pengguna dari produk/jasa perusahaan. Target market diasumsikan sebesar
1% dari keseluruhan SAM yaitu sebesar 25.000 kemasan box perbulan atau 1.000
kemasan per hari.
Analisis Finansial
Selain membahas tentang bisnis kanvas model juga akan dianalisis mengenai
finansial. Analisis finansial merupakan salah satu analisis yang penting dilakukan
dalam pembuatan suatu produk. Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui
kelayakan produk dilihat dari sisi ekonomi. Dengan dilakukan perhitungan secara
ekonomi ini maka dapat diketahui apakah produk tersebut layak secara ekonomi
atau tidak. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi harga pokok produksi (HPP).
Berdasarkan asumsi dari target market, yaitu sebesar 1% dari Served Available
Market, maka didapatkan perhitungan analisis finansial seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Biaya bahan baku minuman dark chocolate instan
Bahan Baku
Cokelat Bubuk
Krimer
Gula Kelapa
Kemasan Sachet
Kemasan Box

Jumlah
60
30
60
5.000
1.000

Jumlah Total Biaya bahan baku

Satuan
Kg
Kg
Kg
Buah
Buah

Harga Satuan Total Biaya Produksi (Rp)
(Rp)
Per hari
Per tahun
40.000 2.400.000
575.000.000
17.000
510.000
122.400.000
12.000
720.000
172.800.000
100
500.000
120.000.000
500
500.000
120.000.000
4.630.000 1.111.200.000

Berdasarkan rincian biaya produksi, maka diketahui bahwa biaya produksi
perharinya sebesar Rp 4.630.000 atau Rp 1.111.200.000 pertahun. Selanjutnya
perhitungan biaya umur ekonomis alat seperti pada Tabel 3.

14

Tabel 3 Biaya umur ekonomis alat
Komponen
1. Mesin Poduksi
Alat Mixing
Mesin Filler
Sealler
2. Distribusi dan
Transportasi
Kendaraan Bermotor
Bangunan
Total Biaya
Total Biaya

Umur
Ekonomis
(tahun)

%

35.000.000
55.000.000
5.000.000

5
5
5

10
10
10

3.500.000
5.500.000
500.000

6.300.000
9.900.000
900.000

200.000.000
250.000.000

5
10

10
10

20.000.000
25.000.000

35.000.000
22.500.000

54.500.000

75.600.000

Harga (Rp)

Nilai Sisa

225.000.000

Rp

Penyusutan
(Rp)

Pada perhitungan biaya investasi, maka diperoleh total biaya penyusutan yang
harus dikeluarkan dalam usaha pembuatan minuman dark chocolate instan
pertahunnya adalah Rp 75.600.000. Selanjutnya akan dilakukan analisis biaya
overhead dengan rincian seperti pada Tabel 4.
Tabel 4 Biaya overhead minuman dark chocolate instan
Komponen
Gaji Karyawan
Pemeliharaan
Listrik
Air
Total Biaya

Jumlah
10
-

Biaya
Perbulan
25.000.000
5.000.000
1.500.000
200.000
31.700.000

Pertahun
300.000.000
60.000.000
18.00.000
2.400.000
380.400.000

Pada rincian biaya overhead atau operasional, maka diperoleh biaya
operasional perbulan sebesar Rp 31.700.000 atau Rp 380.400.000 per tahunnya.
Biaya operasional ini berdasarkan asumsi sebelumnya yaitu kapasitas 5.000
sachet/hari dengan asumsi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 10 orang
karyawan. Setelah didapatkan biaya produksi, biaya penyusutan, dan biaya
operasional maka harga pokok produksi (HPP) dapat dihitung seperti pada Tabel 5.

15
Tabel 5 Perhitungan HPP minuman dark chocolate instan
Kapasitas Produksi per
tahun (sachet)

HPP (Rp/sachet)

(Kapasitas produksi per
tahun x jumlah hari
kerja setahun)

(Total biaya per tahun
: kapasitas produksi
pertahun)

(1.111.200.000+
75.600.000 +
Perhitungan 380.400.000)

(5.000 x 240)

(1.567.200.000:
1.200.000)

Hasil

1.200.000

Total Biaya per tahun

Rumus

(Biaya bahan baku +
biaya penyusutan +
biaya overhead

1.567.200.000

1.306

Harga pokok produksi minuman dark chocolate instan sebesar Rp 1.306 per
sachet-nya untuk kapasitas 5.000 sachet per hari. Harga jual kepada konsumen
adalah Rp 6.000 per sachet-nya atau Rp 30.000 per box-nya.
Verifikasi Model Bisnis Kanvas
Verifikasi model bisnis dilakukan pada kesembilan elemen model bisnis. Dari
sembilan model bisnis tersebut ternyata terdapat elemen yang masih belum layak,
sehingga perlu dilakukan pengulangan. Ketidaklayakan terjadi pada elemen
channels yang didasarkan atas alasan seperti: untuk wilayah yang berada diluar
kota terutama bukan kota besar, mereka terkendala pada ongkos pengiriman produk
sehingga biaya yang dikeluarkan oleh mereka akan lebih mahal dari harga yang
sudah ditetapkan.
Peneliti kemudian menambahkan agen pada elemen channels untuk setiap
daerah sehingga calon konsumen yang berada di suatu wilayah langsung membeli
kepada agen didaerah tersebut karena target produk kita adalah hanya memasuki
supermarket. Hal tersebut didasarkan dengan adanya peluang kerjasama antara
beberapa supermarket dengan UKM dan tempatnya hanya ada dikota-kota besar,
jadi untuk permintaan produknya tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan
minimarket yang ada di Indonesia.
Dengan adanya agen pada elemen channels maka elemen value propositions,
key partner, dan customer relationship dalam bisnis model kanvas juga mengalami
perubahan. Elemen key partner dengan ditambahkannya jasa pengiriman, produsen
harus bekerja sama dengan jasa pengiriman sehingga bisa mendapatkan harga yang
lebih murah dibandingkan konsumen biasa. Jasa pengiriman dibutukan karena
belum adanya sarana transportasi yang memadai untuk mengirimkan produk
sampai ketangan agen yang berada di luar wilayah Jabodetabek. Dengan adanya
agen pada setiap daerah lebih memudahkan dalam melakukan penjualan produk
kepada konsumen dan lebih tepat sasaran karena kita hanya menjual kepada agen
yang sudah ditentukan lalu agen yang akan mencari dan menjual langsung kepada
konsumen. Agen akan menghubungi produsen bila tertarik melihat iklan yang sudah
dibuat di jejaring sosial atau web dan dengan sendirinya mereka akan memasarkan
produk kita kepada konsumen. Produsen harus bisa menjelaskan atau memberikan
edukasi kepada agen tentang produk yang dibuat sebelum mereka jual kepada
konsumen supaya tidak ada kesalahan dalam menjelaskan kepada konsumen. Untuk

16
mempertahankan agen perlu diberikan hadiah atau rewards yang sudah ditentukan
oleh produsen apabila berhasil menjual produk sesuai dengan target yang sudah
ditetapkan oleh produsen setiap bulannya. Elemen value proposition juga
mengalami perubahan dengan ditambahkannya varian rasa untuk produk ini agar
konsumen bisa memilih rasa yang diinginkan atau tidak jenuh dengan rasa yang
sama, selain itu agen juga akan lebih mudah untuk menjual kepada konsumen.
Harga yang diharapkan perkemasan memang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
produk minuman cokelat instan lainnya. Hal ini dikarenakan produk yang didesain
memang untuk konsumen yang ingin sehat tetapi tetap enak dinikmati, dan untuk
calon konsumennya sendiri tidak masalah dengan harga yang kami tawarkan
setelah kami wawancarai bahkan dari mereka ada yang tertarik untuk bekerja sama
dengan kami karena ada yang memiliki kafe atau ada yang ingin menjadi agen.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengujian masalah menunjukkan bahwa responden mempunyai masalah
dengan minuman cokelat yang ada dipasaran, yaitu: nilai kalorinya yang tinggi,
membuat konsumen takut mengalami kegemukan, rasa cokelat produk yang ada
tidak alami karena menggunakan perisa buatan, tidak suka minuman cokelat karena
ada kandungan susunya (tidak cocok), tidak praktis (harus menambahkan krimer
dan gula terlebih dahulu). Dari hasil pengujian masalah, 66% responden berpotensi
untuk menggunakan produk minuman dark chocolate instan, 34% lainnya tidak
potensial. Hasil dari pengujian solusi yaitu, sekitar 96% responden tertarik dengan
produk ini karena rendah kalori, selain itu 92% tertarik dengan produk ini karena
alami dan 88% responden tertarik dengan kepraktisan atau kemudahan dalam
mengkonsumsi produk ini. Secara keseluruhan, 94% responden tertarik dengan
manfaat dari dark chocolate instan. Harga pokok produksi minuman dark chocolate
instan sebesar Rp 1.306 per sachet-nya untuk kapasitas 5.000 sachet per hari. Harga
jual kepada konsumen adalah Rp 6.000 per sachet-nya.
Saran
Penelitian selanjutnya lebih baik jika tahapan customer validation dilakukan
agar model bisnis yang dihasilkan menjadi lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia.
Blank S dan Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide
for Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc.
Publisher.
Departemen Perindustrian (Depperin). 2012. Data Produksi Kakao. [Terhubung
berkala] http://www.kemenperin.go.id (Juli 2014).
Departemen Pertanian Filipina. 2014. Glycemic Index of Coco Sugar. [Terhubung
berkala] http://www.pca.da.gov.ph (November 2014)

17
Food and Agriculture Association (FAO). 2011. Data Konsumsi Cokelat Indonesia
[Terhubung
berkala]
http://faostat.fao.org/site/535/default.aspx#ancor
(Agustus 2014)
Gunawan. 2004. Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan
melaksanakan penelitian pada tahun 2005. [Terhubung berkala]
http://uny.ac.id (Juli 2014)
Health Education Authority. 2002. Penelitian Pengguna Fast food [Terhubung
berkala] http://www.patient.co.uk/leaflets/health_education_authority.htm
(Agustus 2014).
International Cocoa Organization (ICCO). 2012. Assessment of the Movements of
Global Supply and Demand. Executive Committee 136th meeting, Berlin 2728 May 2008.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
[Terhubung berkala] http://www.depkes.go.id (Juli 2014)
Khasanah N. 2012. Waspadai Berbagai Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.
Laksana. Jogjakarta.
Kim M dan Shin H K. 1996. The Water- Soluble Extract of Chicory Reduces
Glucose Uptake from the Perfused jejunum in Rats. The Journal of Nutrition.
Department of Food Science an Nutrition, Hallym University. Korea.
Lee CY. 2003. Hot Cocoa Tops Red Wine And Tea In Antioxidants; May Be
Healthier Choice. Article. American Chemical Society. ScienceDaily.
Madya S. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung
(ID) : Alfabeta
Kotchen TA dan Kotchen JM. 1994. Nutrition, Diet and Hypertension. Modern
Nutrition in Health and Disease (8th Ed). United States of America: A Waverly
Company.
Miles MB dan Huberman AM. 1992. Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of
New Methods. Beverly Hills
Nielsen
2008.
Fastfood
Research.
[Terhubung
berkala]
http://www.nielsen.com/us/en/press-room/2012/fifty-nine-percent-ofconsumers-around-the-world-indicate-diffic.html (Juli 2014).
Osterwalder A dan Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Oberman R et al.2012. The archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential.
[Terhubung
berkala]
http://www.mckinsey.com/insights/asiapacific/the_archipelago_economy (November 2014)
Purnomo H. 1992 Sugar Components of Coconut Sugar in Indonesia. ASEAN Food
Journal Vol. 7 No. 4 Hal. 200-201
Ries E. 2011. The Lean Start Up. New York (US) : Crown Publishing
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007. Laporan Nasional 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Respublik
Indonesia.
World Health Organization (WHO). 2014. Indonesia Country Profile. [Terhubung
berkala] http://www.who.int/countries/idn/en/ (Agustus 2014)
Yayasan Jantung Indonesia. Data Penderita Penyakit Jantung Indonesia.
[Terhubung berkala] http://www.inaheart.co.id (Agustus 2014)

18

LAMPIRAN
Lampiran 1 Hipotesis awal Bisnis Model Kanvas

19

Lampiran 2 Panduan wawancara pengujian masalah
A. Identitas Responden:
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Profesi
Penghasilan rata2/bulan
Berat / Tinggi Badan
Alamat / no.telp

:
:
:
:
:
:
:

B. Konten yang ingin didapatkan
- Produk makanan/minuman yang biasa dikonsumsi oleh calon customer segment
- Mengatasi masalah pada produk yang dikonsumsi
- Ketertarikan dengan produk minuman cokelat baru
Pertanyaan pengujian masalah
1. Pentingkah untuk menjaga kesehatan buat anda?
Komentar Anda : ….
2. Menurut anda, bagaimana kondisi makanan dan minuman yang sekarang
berada di pasaran? Adakah produk yang membantu ada dalam menjaga
kesehatan?
Komentar Anda : …
3. Apakah anda menyukai minuman cokelat?
Komentar Anda : …
4. Jika suka, seberapa sering anda mengkonsumsi minuman cokelat?
Komentar Anda : …
5. Apa alasan anda tidak menyukai minuman cokelat?
Komentar Anda : …
6. Minuman cokelat apa yang biasa anda konsumsi?
Komentar Anda : …
7. Dimana biasanya anda membeli minuman cokelat tersebut?
Komentar Anda : …
8. Berapa biaya y