Efek Dark Chocolate Terhadap Peningkatan Alertness dan Awareness.

(1)

ABSTRAK

EFEK DARK CHOCOLATE TERHADAP PENINGKATAN

ALERTNESS DAN AWARENESS

Sri Herlina Dalimunthe, 2013

Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.

Latar Belakang Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan

makanan yang tidak asing dikonsumsi di masyarakat. Dark chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang mengandung persentase cocoa paling tinggi. Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate

terhadap peningkatan alertness dan awareness.

Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan tes “t” berpasangan.

Subjek penelitian terdiri atas 30 orang wanita dan pria dengan rentang usia 19-25 tahun. Dengan data yang diukur adalah Skor Jhonson Pascal Test setelah dan sebelum mengkonsumsi dark chocolate. Analisis data menggunakkan uji “t“ berpasangan.

Hasil Rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah

sebesar 93.50 (SD = 15.531) lebih rendah daripada rerata skor Johnson Pascal test sebelum memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350) dengan p<0.01.

Kesimpulan Dark Chocolate meningkatkan alertness dan awareness.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF DARK CHOCOLATE ON INCREASING

ALERTNESS AND AWARENESS

Sri Herlina Dalimunthe, 2013

Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.

Background Chocolate (Theobroma cacao L.) is a kind of food that widely

consumed in the world. Dark chocolate is one type of chocolate that contains the highest percentage of cocoa. High levels of psychoactive substances within dark chocolate can be a positive influence on the brain to increase awareness, alertness, concentration and cognitive function.

Objectives The purpose of this research is to determine the effect of dark

chocolate on increasing alertness and awareness.

Methods This research is a quasi experimental with the paired "t" test. Subject

consists of 30 women and men with the age ranged of 19-25 years. The research experiment measured score of Johnson Pascal Test after and before consuming dark chocolate. Data are analyzed using paired “t” test with = 0.05

Results The average score of Johnson Pascal test after eating dark chocolate

is 93.50 (SD = 15 531) are lower than the average score of Johnson Pascal test before eating dark chocolate 115.23 (SD = 24 350) with p <0.01, respectively.

Conclusions Dark chocolate increases alertness and awareness


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat Penelitian ... 1

1.5 Kerangka Pemikiran ... 2

1.6 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cokelat ... 4

2.1.1 Taksonomi Cokelat ... 4

2.1.2 Sejarah Cokelat ... 5

2.1.3 Proses Pembuatan Cokelat ... 5

2.1.4 Kandungan Cokelat ... 6

2.1.5 Manfaat Cokelat ... 9

2.1.6 Kerugian Cokelat ... 12

2.1.7 Jenis-jenis Cokelat ... 13


(4)

2.2.1 Definisi Alertness ... 14

2.2.2 Definisi Awareness ... 15

2.3. Anatomi dan fisiologi Alertness dan Awareness ... 15

2.3.1 Formatio Reticularis ... 15

2.3.2 ARAS (Ascending Reticular Activating System) ... 16

2.3.2 Fisiologi Alertness dan Awareness ... 17

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 19

3.1.2 Subjek Penelitian ... 19

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

3.1.4 Ukuran Sampel ... 19

3.2 Metode Penelitian ... 20

3.2.1 Desain Penelitian ... 20

3.2.2 Data yang Diukur ... 20

3.2.3 Analisis Data ... 20

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 20

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20

3.4 Prosedur Penelitian ... 21

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 21

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 21

3.4.3 Uji Pendahuluan ... 21

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 22

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 23

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 24


(5)

5.2 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

LAMPIRAN ... 28


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Bahan farmakologi aktif pada cokelat ... 9


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Theobroma cacao ... 4

Gambar 2.2 Struktur caffeine ... 7

Gambar 2.3 Struktur theobromine... 8

Gambar 2.4 Formatio reticularis ... 15


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Johnson Pascal Test ... 28

Lampiran 2 Informed Consent ... 29

Lampiran 3 Analisis Statistik ... 30


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi di masyarakat, selain dikonsumsi sebagai cokelat batangan, cokelat sendiri banyak diaplikasikan menjadi beragam makanan atau minuman yang menarik. Mitos umum cokelat yang beredar di masyarakat adalah cokelat dapat menyebabkan obesitas, gigi berlubang, jerawat, dan lainnya (merdeka.com, 2012). Tidak banyak orang mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi cokelat dalam kadar tertentu, dapat memberikan berbagai efek yang sangat bermanfaat.

Dark chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang tidak mengandung susu dengan kandungan persentase cocoa yang lebih tinggi yaitu 70% - 99% (Wikipedia, 2012). Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif (Cherry, 2012). Dark chocolate mengandung 2 alkaloid utama yaitu caffeine dan theobromine yang merupakan golongan methylxanthine dan dapat menstimulasi otak (Xanthine, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah dark chocolate meningkatkan alertness.

Apakah dark chocolate meningkatkan awareness.

1.3Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness.

1.4Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai dark chocolate khususnya pengaruh terhadap peningkatan alertness dan awareness.


(10)

2

1.5Kerangka Pemikiran

Dark chocolate mengandung 2 senyawa alkaloid utama yaitu caffeine dan theobromine yang termasuk dalam golongan methylxanthine dan memiliki struktur kimia yang mirip. Theobromine memiliki pengaruh yang mirip dengan caffeine namun dalam skala yang lebih kecil (Helmenstine, Ph.D., 2013). Efek

Dark Chocolate

Sekresi neurotransmitter dan aktivasi adenylcyclase Theobromine and Caffeine

Menghambat phospodiesterase

Menghambat reseptor adenosin

Meningkatkan

3’,5’ cAMP Aktivasi Protein Kinase A

Inisiasi aksi potensial

Depolarisasi neuron pascasinaps Stimulasi

neuron ARAS (Ascending

Reticular Activating System)

Aktivasi simpatis

Peningkatan alertness dan


(11)

3

dari caffeine dan theobromine adalah dapat menghambat reseptor adenosin A1. Inhibisi dari reseptor adenosin dapat menyebabkan pengeluaran neurotransmitter otak seperti dopamine, serotonin dan norepinephrine (Weinberg & K, 2013). Neurotransmitter akan mengaktivasi pengeluaran adenylcyclase. Pengeluaran adenylcylclase ditambah dengan inhibisi phospodiesterase menyebabkan peningkatan 3’,5’ cAMP. 3’,5’ cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase A yang menyebabkan fosforilase protein pada kanal K+ yang menyebabkan blok kanal K+ dan terjadi aksi potensial pada neuron pre sinaptik (Tortora & Derrickson, 2009).

Aksi potensial pada neuron pre sinaptik akan menyebabkan pengeluaran neurotransmitter yang berdifusi dan berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembukaan kanal ion di membran subsinaps sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pascasinaps. Respon dari kombinasi neurotransmitter-reseptor menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+ yang menyebabkan depolarisasi dari neuron pascasinaps (Sherwood, 2001). Impuls yang dihasilkan oleh depolarisasi pascasinaps akan diteruskan menuju formatio reticularis kemudian ke ARAS (Ascending Reticular Activating System) dan mengaktifkan sistim simpatis yang menyebabkan peningkatan alertness dan awareness.

1.6Hipotesis Penelitian

Dark chocolate meningkatkan alertness


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Dark chocolate meningkatkan alertness.

Dark chocolate meningkatkan awareness.

5.2Saran

Dark chocolate dapat dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan camilan untuk meningkatkan alertness dan awareness dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis dark chocolate yang berbeda agar didapatkan efek maksimal.


(13)

Pengaruh Dark Chocolate terhadap peningkatan Alertness dan

Awareness

Sri Herlina Dalimunthe, Iwan Budiman

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

Abstract

Background Chocolate (Theobroma cacao L.) is a kind of food that widely consumed in the world. Dark chocolate is one type of chocolate that contains the highest percentage of cocoa. High levels of psychoactive substances within dark chocolate can be a positive influence on the

brain to increase awareness, alertness, concentration and cognitive function. Objectives The

purpose of this research is to determine the effect of dark chocolate on increasing alertness and

awareness. Methods This research is a quasi experimental with the paired "t" test. Subject

consists of 30 women and men with the age ranged of 19-25 years. The research experiment measured score of Johnson Pascal Test after and before consuming dark chocolate. Data are

analyzed using paired “t” test with = 0.05. Results The average score of Johnson Pascal test after eating dark chocolate is 93.50 (SD = 15 531) are lower than the average score of Johnson Pascal test before eating dark chocolate 115.23 (SD = 24 350) with p <0.01, respectively.

Conclusions Dark chocolate increases alertness and awareness

Key words : dark chocolate, alertness and awareness

Abstrak

Latar Belakang Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan

yang tidak asing dikonsumsi di masyarakat. Dark chocolate merupakan salah satu jenis

dari cokelat yang mengandung persentase cocoa paling tinggi. Kadar zat psikoaktif yang

tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan

awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap

peningkatan alertness dan awareness.

Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan tes “t” berpasangan.

Subjek penelitian terdiri atas 30 orang wanita dan pria dengan rentang usia 19-25 tahun.

Dengan data yang diukur adalah Skor tes Jhonson Pascal setelah dan sebelum

mengkonsumsi dark chocolate. Analisis data menggunakkan uji “t“ berpasangan.

Hasil Rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah sebesar

93.50 (SD = 15.531) lebih rendah daripada rerata skor Johnson Pascal test sebelum

memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350) dengan p<0.01.

Kesimpulan Dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness.

Kata kunci :dark chocolate, alertness dan awareness

Pendahuluan

Cokelat (Theobroma cacao L.)

merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi di masyarakat,

selain dikonsumsi sebagai coklat

batangan, cokelat sendiri banyak

diaplikasikan menjadi beragam

Mitos umum cokelat yang beredar di

masyarakat adalah cokelat dapat

menyebabkan obesitas, gigi berlubang, jerawat, dan lainnya (1). Tidak banyak

orang mengetahui bahwa dengan

mengkonsumsi cokelat dalam kadar tertentu, dapat memberikan berbagai


(14)

Dark Chocolate merupakan salah satu

jenis dari cokelat yang tidak

mengandung susu dengan kandungan

persentase cocoa yang lebih tinggi yaitu

70% - 99% (2). Kadar zat psikoaktif yang

tinggi dalam Dark Chocolate dapat

berpengaruh positif pada otak dalam

meningkatkan awareness, alertness,

konsentrasi dan fungsi kognitif (3). Dark chocolate mengandung 2 alkaloid utama

yaitu caffeine dan theobromine yang

merupakan golongan methylxanthine dan

dapat menstimulasi otak (4).

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui efek dark chocolate dalam

meningkatkan alertness dan awareness.

Bahan dan Cara

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimental semu yang dilakukan pada 30 sampel berusia

19-25 tahun. Alat-alat yang digunakan

adalah alat tulis, stopwatch digital, dan

lembar tes Johnson Pascal. Bahan yang

digunakan adalah dark chocolate 35 gram

dan air minum. Pada penelitian ini

subjek penelitian (SP) mula-mula

diminta mengerjakan Johnson Pascal Test.

Kemudian mereka istirahat selama 5 menit dan setelah istirahat mereka

diminta untuk memakan dark chocolate.

Setelah 2 jam mereka mengerjakan

kembali tes Johnson Pascal. Kemudian

dihitung skor yang merupakan waktu pengerjaan dan akurasi jawaban tes tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Pengolahan DataRerata

Skor Setelah dan Sebelum Makan Dark Chocolate

N Mean Std.Deviation Uji

t

Setelah 30 93.5 15.531 p <

0.01

Sebelum 30 115.23 24.35

Hasil rerata skor Johnson Pascal test

setelah memakan dark chocolate adalah

sebesar 93.50 (SD = 15.531) dan rerata

skor Johnson Pascal test sebelum

memakan dark chocolate adalah sebesar

115.23 (SD = 24.350). Pengaruh dark

chocolate terhadap peningkatan alertness

dan awareness diuji menggunakan uji “t”

berpasangan dan diperolah nilai

p=0.000. Dengan demikian penurunan

skor tes Johnson Pascal setelah makan

dark chocolate perbedaannya sangat

signifikan yaitu sebesar 21, 73 (p<0.01)

dibandingkan skor tes Johnson Pascal

sebelum makan dark chocolate. Maka

didapatkan kesimpulan bahwa efek dark

chocolate terhadap peningkatan alertness

dan awareness sangat bermakna.

Hasil penelitian didapatkan bahwa

dark chocolate memiliki efek dalam

meningkatkan alertness dan awareness.

Hal ini terjadi karena dark chocolate

mengandung 2 senyawa alkaloid utama

yaitu caffeine dan theobromine yang

termasuk dalam golongan

methylxanthine dan memiliki struktur

kimia yang mirip. Theobromine memiliki

pengaruh yang mirip dengan caffeine

namun dalam skala yang lebih kecil (5).

Efek dari caffeine dan theobromine

adalah dapat menghambat reseptor

adenosine A1. Inhibisi dari reseptor

adenosine dapat menyebabkan

pengeluaran neurotransmitter otak

seperti dopamine, serotonin dan

norepinephrine (6). Neurotransmitter

akan mengaktivasi pengeluaran

adenylcyclase. Pengeluaran adenylcylclase

ditambah dengan inhibisi

phospodiesterase menyebabkan

peningkatan 3’,5’ cAMP. 3’,5’ cAMP

menyebabkan aktivasi protein kinase A yang menyebabkan fosforilase protein pada kanal K+ yang menyebabkan blok kanal K+ dan terjadi aksi potensial pada neuron pre sinaptik (7).

Aksi potensial pada neuron pre

sinaptik akan menyebabkan

pengeluaran neurotransmitter yang

berdifusi dan berikatan dengan reseptor

protein spesifik pada membran

subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembukaan kanal ion di membran subsinaps sehingga terjadi perubahan


(15)

permeabilitas neuron pascasinaps.

Respon dari kombinasi

neurotransmitter-reseptor menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+ yang menyebabkan depolarisasi dari neuron pascasinaps (8). Impuls yang dihasilkan oleh depolarisasi pascasinaps akan

diteruskan menuju formatio reticularis

kemudian ke ARAS (Ascending Reticular

Activating System) dan mengaktifkan

sistim simpatis yang menyebabkan

peningkatan alertness dan awareness.

Penelitian Yoas Adhitya Rahardjo

(tahun 2012) dengan judul

“Perbandingan Pengaruh Coklat Hitam

dengan Coklat Susu Terhadap

Kewaspadaan dan Ketelitian” dengan n 30 orang mendapatkan bahwa coklat hitam memiliki efek meningkatkan kewaspadaan sebesar 25,31% (p<0,01).

Penelitian tersebut mendukung

penelitian ini.

Simpulan

Dark chocolate meningkatkan

alertness dan awareness.

Daftar Pustaka

1. merdeka.com.

www.merdeka.com/gaya/11-mitos-umum-tentang-cokelat.html. [Online]

15-September-2010. [Cited: 1-Desember-2012.]

2. Wikipedia. Chocolate. [Online]

29-November-2012. [Cited: 1-December-2012.]

en.wikipedia.org/wiki/Chocolate.

3. Cherry, Kendra. About.com.

psychoactive drugs. [Online] 2012.

[Cited: 1-Desember-2012.]

psychology.about.com/od/psychoa ctivedrugs/a/stimulants.htm.

4. Xanthine. Wikipedia. [Online] June

26, 2013. [Cited: July 2, 2013.] http://en.wikipedia.org/wiki/Xant hine.

5. Helmenstine, Ph.D., Anne Marie.

About.com. Theobromine chemistry.

[Online] 2013. [Cited: May 29, 2013.] http://chemistry.about.com/od/fac tsstructures/a/theobromine-chemistry.htm.

6. Weinberg, Bennett Alan and K,

Bonnie. Caffeine & Neurotransmitters.

Worldofcaffine.com. [Online] June

2013. [Cited: July 2, 2013.]

http://worldofcaffeine.com/caffein e-and-neurotransmitters/.

7. Tortora, Gerrard J and Derrickson,

Bryan.Principles of Anatomy and

Physiology. 2009. p. 648. Vol. 12.

8. Sherwood, Lauralee.Fisiologi

Manusia dari Sel ke Sistem. [ed.]

Beatricia I. Santoso. Jakarta : EGC, 2001. pp. 90-92. Vol. 2.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

All about chocolate. (2013). Retrieved May 29, 2013, from http://www.xocoatl.org/flavor.htm

Bruso, J. (2013). Healthy Eating. Retrieved July 3, 2013, from

http://healthyeating.sfgate.com/disadvantages-chocolates-8967.html

Collingwood, J. (2006). Does Chocolate Addiction Exist? Retrieved July 3, 2013, from Psych Central: http://psychcentral.com/lib/2006/does-chocolate-addiction-exist/

Chan, M. 2012. The Miracle of Chocolate. (Taqien, Ed.) Surabaya, Indonesia: Tibbun Media. h (7-10, 11-14, 17-28)

Chemical land 21. 2013. Retrieved May 29, 2013, from

http://www.chemicalland21.com/lifescience/phar/CAFFEINE,%20ANHY DROUS.htm

Cherry, K. 2012. Stimulans. Retrieved 2012, Desember from About.com: psychology.about.com/od/psychoactivedrugs/a/stimulants.htm

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11). (Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, & dkk, Trans.) Jakarta: EGC. h (759-760)

Helmenstine, Ph.D., A. M. 2013. About.com. Retrieved May 29, 2013, from Theobromine chemistry:

http://chemistry.about.com/od/factsstructures/a/theobromine-chemistry.htm

Isselbacher, K. J., Braunwald, E., Wilson, J. D., Martin, J. B., Fauci, A. S., & Kasper, D. L. 1995. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. (A. H. Asdie, Ed.) Singapore: McGraw-Hill.

Khurana, I. 2006. Text Book of Medical Physiology. India: Elsevier. h (1105) Hannon, R. A., Porth, C. M., Pooler, C., & Matfin, G. (2010). Porth Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. China: Maemillan Publishing. h (1258)


(17)

26

Lindt. (2011). Retrieved July 2, 2013, from http://www.lindtusa.com/info-exec/display/faq

MedlinePlus. (2012, November 1). Retrieved July 2, 2013, from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/caffeine.html

Merdeka. Top Stories. Retrieved 1-Desember-2012 from merdeka.com: www.merdeka.com/gaya/11-mitos-umum-tentang-cokelat.html

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Persarafan. Jakarta, Indonesia: Salemba Medika.

Pine Island Nursery. (2013). Retrieved May 29, 2013, from http://www.tropicalfruitnursery.com/fruitproducts_c1.htm. Unites States Departement of Agriculture Natural Resources Conservation Service.

2012, Mei 12. Retrieved from Plants Profile:

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243

Science. (n.d.). Retrieved from http://www.xocoatl.org/science.htm.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Vol. 2). (B. I. Santoso, Ed.) Jakarta, Indonesia: EGC.

Snell, S. R. 2007. Snell's Clinical Anatomy. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (Vol. 12). USA.

Weinberg, B. A., & K, B. (2013, June). Caffeine & Neurotransmitters. Retrieved

July 2, 2013, from Worldofcaffine.com:

http://worldofcaffeine.com/caffeine-and-neurotransmitters/

Wibowo, D. S. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. (S. Wahyudi, Y. Setyorini, & I. Basuki, Eds.) Malang, Indonesia: Bayumedia Publishing. h (74-75)

Wikipedia. (2012, 29-November). Chocolate. Retrieved 2012,1-December from Wikipedia: en.wikipedia.org/wiki/Chocolate


(18)

27

Wikipedia. (2013, June 22). Retrieved July 3, 2013, from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Awareness

Wikipedia. (2013, March 1). Retrieved July 3, 2013, from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Alertness


(1)

Pengaruh Dark Chocolate terhadap peningkatan

Alertness

dan

Awareness

Sri Herlina Dalimunthe, Iwan Budiman

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

Abstract

Background Chocolate (Theobroma cacao L.) is a kind of food that widely consumed in the world. Dark chocolate is one type of chocolate that contains the highest percentage of cocoa. High levels of psychoactive substances within dark chocolate can be a positive influence on the brain to increase awareness, alertness, concentration and cognitive function. Objectives The purpose of this research is to determine the effect of dark chocolate on increasing alertness and awareness. Methods This research is a quasi experimental with the paired "t" test. Subject consists of 30 women and men with the age ranged of 19-25 years. The research experiment measured score of Johnson Pascal Test after and before consuming dark chocolate. Data are analyzed using paired “t” test with = 0.05. Results The average score of Johnson Pascal test after eating dark chocolate is 93.50 (SD = 15 531) are lower than the average score of Johnson Pascal test before eating dark chocolate 115.23 (SD = 24 350) with p <0.01, respectively. Conclusions Dark chocolate increases alertness and awareness

Key words : dark chocolate, alertness and awareness Abstrak

Latar Belakang Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing dikonsumsi di masyarakat. Dark chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang mengandung persentase cocoa paling tinggi. Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam dark chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dark chocolate terhadap peningkatan alertness dan awareness.

Metode Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan tes “t” berpasangan. Subjek penelitian terdiri atas 30 orang wanita dan pria dengan rentang usia 19-25 tahun. Dengan data yang diukur adalah Skor tes Jhonson Pascal setelah dan sebelum mengkonsumsi dark chocolate. Analisis data menggunakkan uji “t“ berpasangan.

Hasil Rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah sebesar 93.50 (SD = 15.531) lebih rendah daripada rerata skor Johnson Pascal test sebelum memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350) dengan p<0.01.

Kesimpulan Dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness. Kata kunci : dark chocolate, alertness dan awareness

Pendahuluan

Cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi di masyarakat, selain dikonsumsi sebagai coklat batangan, cokelat sendiri banyak diaplikasikan menjadi beragam makanan atau minuman yang menarik.

Mitos umum cokelat yang beredar di masyarakat adalah cokelat dapat menyebabkan obesitas, gigi berlubang, jerawat, dan lainnya (1). Tidak banyak orang mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi cokelat dalam kadar tertentu, dapat memberikan berbagai efek yang sangat bermanfaat.


(2)

Dark Chocolate merupakan salah satu jenis dari cokelat yang tidak mengandung susu dengan kandungan persentase cocoa yang lebih tinggi yaitu 70% - 99% (2). Kadar zat psikoaktif yang tinggi dalam Dark Chocolate dapat berpengaruh positif pada otak dalam meningkatkan awareness, alertness, konsentrasi dan fungsi kognitif (3). Dark chocolate mengandung 2 alkaloid utama yaitu caffeine dan theobromine yang merupakan golongan methylxanthine dan dapat menstimulasi otak (4).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dark chocolate dalam meningkatkan alertness dan awareness. Bahan dan Cara

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimental semu yang dilakukan pada 30 sampel berusia 19-25 tahun. Alat-alat yang digunakan adalah alat tulis, stopwatch digital, dan lembar tes Johnson Pascal. Bahan yang digunakan adalah dark chocolate 35 gram dan air minum. Pada penelitian ini subjek penelitian (SP) mula-mula diminta mengerjakan Johnson Pascal Test. Kemudian mereka istirahat selama 5 menit dan setelah istirahat mereka diminta untuk memakan dark chocolate. Setelah 2 jam mereka mengerjakan kembali tes Johnson Pascal. Kemudian dihitung skor yang merupakan waktu pengerjaan dan akurasi jawaban tes tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Rerata Skor Setelah dan Sebelum Makan Dark Chocolate

N Mean Std.Deviation Uji t Setelah 30 93.5 15.531 p <

0.01 Sebelum 30 115.23 24.35

Hasil rerata skor Johnson Pascal test setelah memakan dark chocolate adalah sebesar 93.50 (SD = 15.531) dan rerata

skor Johnson Pascal test sebelum memakan dark chocolate adalah sebesar 115.23 (SD = 24.350). Pengaruh dark chocolate terhadap peningkatan alertness dan awareness diuji menggunakan uji “t” berpasangan dan diperolah nilai p=0.000. Dengan demikian penurunan skor tes Johnson Pascal setelah makan dark chocolate perbedaannya sangat signifikan yaitu sebesar 21, 73 (p<0.01) dibandingkan skor tes Johnson Pascal sebelum makan dark chocolate. Maka didapatkan kesimpulan bahwa efek dark chocolate terhadap peningkatan alertness dan awareness sangat bermakna.

Hasil penelitian didapatkan bahwa dark chocolate memiliki efek dalam meningkatkan alertness dan awareness. Hal ini terjadi karena dark chocolate mengandung 2 senyawa alkaloid utama yaitu caffeine dan theobromine yang

termasuk dalam golongan

methylxanthine dan memiliki struktur kimia yang mirip. Theobromine memiliki pengaruh yang mirip dengan caffeine namun dalam skala yang lebih kecil (5).

Efek dari caffeine dan theobromine adalah dapat menghambat reseptor adenosine A1. Inhibisi dari reseptor adenosine dapat menyebabkan pengeluaran neurotransmitter otak seperti dopamine, serotonin dan norepinephrine (6). Neurotransmitter akan mengaktivasi pengeluaran adenylcyclase. Pengeluaran adenylcylclase ditambah dengan inhibisi phospodiesterase menyebabkan peningkatan 3’,5’ cAMP. 3’,5’ cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase A yang menyebabkan fosforilase protein pada kanal K+ yang menyebabkan blok kanal K+ dan terjadi aksi potensial pada neuron pre sinaptik (7).

Aksi potensial pada neuron pre sinaptik akan menyebabkan pengeluaran neurotransmitter yang berdifusi dan berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembukaan kanal ion di membran subsinaps sehingga terjadi perubahan


(3)

permeabilitas neuron pascasinaps.

Respon dari kombinasi

neurotransmitter-reseptor menyebabkan pembukaan saluran Na+ dan K+ yang menyebabkan depolarisasi dari neuron pascasinaps (8). Impuls yang dihasilkan oleh depolarisasi pascasinaps akan diteruskan menuju formatio reticularis kemudian ke ARAS (Ascending Reticular Activating System) dan mengaktifkan sistim simpatis yang menyebabkan peningkatan alertness dan awareness.

Penelitian Yoas Adhitya Rahardjo (tahun 2012) dengan judul

“Perbandingan Pengaruh Coklat Hitam dengan Coklat Susu Terhadap

Kewaspadaan dan Ketelitian” dengan n

30 orang mendapatkan bahwa coklat hitam memiliki efek meningkatkan kewaspadaan sebesar 25,31% (p<0,01). Penelitian tersebut mendukung penelitian ini.

Simpulan

Dark chocolate meningkatkan alertness dan awareness.

Daftar Pustaka 1. merdeka.com.

www.merdeka.com/gaya/11-mitos-umum-tentang-cokelat.html. [Online] 15-September-2010. [Cited: 1-Desember-2012.]

2. Wikipedia. Chocolate. [Online] 29-November-2012. [Cited: 1-December-2012.]

en.wikipedia.org/wiki/Chocolate. 3. Cherry, Kendra. About.com.

psychoactive drugs. [Online] 2012. [Cited: 1-Desember-2012.]

psychology.about.com/od/psychoa ctivedrugs/a/stimulants.htm. 4. Xanthine. Wikipedia. [Online] June

26, 2013. [Cited: July 2, 2013.] http://en.wikipedia.org/wiki/Xant hine.

5. Helmenstine, Ph.D., Anne Marie. About.com. Theobromine chemistry. [Online] 2013. [Cited: May 29, 2013.] http://chemistry.about.com/od/fac tsstructures/a/theobromine-chemistry.htm.

6. Weinberg, Bennett Alan and K, Bonnie. Caffeine &

Neurotransmitters.

Worldofcaffine.com. [Online] June 2013. [Cited: July 2, 2013.]

http://worldofcaffeine.com/caffein e-and-neurotransmitters/.

7. Tortora, Gerrard J and Derrickson, Bryan. Principles of Anatomy and Physiology. 2009. p. 648. Vol. 12. 8. Sherwood, Lauralee. Fisiologi

Manusia dari Sel ke Sistem. [ed.] Beatricia I. Santoso. Jakarta : EGC, 2001. pp. 90-92. Vol. 2.


(4)

25

DAFTAR PUSTAKA

All about chocolate. (2013). Retrieved May 29, 2013, from

http://www.xocoatl.org/flavor.htm

Bruso, J. (2013). Healthy Eating. Retrieved July 3, 2013, from

http://healthyeating.sfgate.com/disadvantages-chocolates-8967.html

Collingwood, J. (2006). Does Chocolate Addiction Exist? Retrieved July 3, 2013,

from Psych Central:

http://psychcentral.com/lib/2006/does-chocolate-addiction-exist/

Chan, M. 2012. The Miracle of Chocolate. (Taqien, Ed.) Surabaya, Indonesia:

Tibbun Media. h (7-10, 11-14, 17-28)

Chemical land 21. 2013. Retrieved May 29, 2013, from

http://www.chemicalland21.com/lifescience/phar/CAFFEINE,%20ANHY

DROUS.htm

Cherry, K. 2012. Stimulans. Retrieved 2012, Desember from About.com:

psychology.about.com/od/psychoactivedrugs/a/stimulants.htm

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11).

(Irawati, D. Ramadhani, F. Indriyani, & dkk, Trans.) Jakarta: EGC. h

(759-760)

Helmenstine, Ph.D., A. M. 2013. About.com. Retrieved May 29, 2013, from

Theobromine chemistry:

http://chemistry.about.com/od/factsstructures/a/theobromine-chemistry.htm

Isselbacher, K. J., Braunwald, E., Wilson, J. D., Martin, J. B., Fauci, A. S., &

Kasper, D. L. 1995. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. (A. H.

Asdie, Ed.) Singapore: McGraw-Hill.

Khurana, I. 2006. Text Book of Medical Physiology. India: Elsevier. h (1105)

Hannon, R. A., Porth, C. M., Pooler, C., & Matfin, G. (2010). Porth

Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. China: Maemillan

Publishing. h (1258)


(5)

26

Lindt. (2011). Retrieved July 2, 2013, from

http://www.lindtusa.com/info-exec/display/faq

MedlinePlus. (2012, November 1). Retrieved July 2, 2013, from

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/caffeine.html

Merdeka. Top Stories. Retrieved 1-Desember-2012 from merdeka.com:

www.merdeka.com/gaya/11-mitos-umum-tentang-cokelat.html

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistim Persarafan. Jakarta, Indonesia: Salemba Medika.

Pine

Island

Nursery.

(2013).

Retrieved

May

29,

2013,

from

http://www.tropicalfruitnursery.com/fruitproducts_c1.htm. Unites States

Departement of Agriculture Natural Resources Conservation Service.

2012,

Mei

12.

Retrieved

from

Plants

Profile:

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243

Science. (n.d.). Retrieved from http://www.xocoatl.org/science.htm.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Vol. 2). (B. I.

Santoso, Ed.) Jakarta, Indonesia: EGC.

Snell, S. R. 2007. Snell's Clinical Anatomy. Philadelphia: Lippincott William &

Wilkins.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology

(Vol. 12). USA.

Weinberg, B. A., & K, B. (2013, June). Caffeine & Neurotransmitters. Retrieved

July

2,

2013,

from

Worldofcaffine.com:

http://worldofcaffeine.com/caffeine-and-neurotransmitters/

Wibowo, D. S. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. (S. Wahyudi,

Y. Setyorini, & I. Basuki, Eds.) Malang, Indonesia: Bayumedia

Publishing. h (74-75)

Wikipedia. (2012, 29-November). Chocolate. Retrieved 2012,1-December from

Wikipedia: en.wikipedia.org/wiki/Chocolate

Xanthine. (2013, June 26). Retrieved July 2, 2013, from Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Xanthine


(6)

27

Wikipedia. (2013, June 22). Retrieved July 3, 2013, from Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Awareness

Wikipedia. (2013, March 1). Retrieved July 3, 2013, from Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Alertness