Evaluasi Pengaruh Desain Penanaman Terhadap Aktivitas Pengguna di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang

EVALUASI PENGARUH DESAIN PENANAMAN TERHADAP
AKTIVITAS PENGGUNA DI TAMAN RADIO DALAM DAN
TAMAN BACANG, JAKARTA SELATAN

DIAN PUSPITASARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Pengaruh
Desain Penanaman Terhadap Aktivitas Pengguna di Taman Radio Dalam dan
Taman Bacang, Jakarta Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014

Dian Puspitasari
NIM A44100081

ABSTRAK
DIAN PUSPITASARI. Evaluasi Pengaruh Desain Penanaman Terhadap
Aktivitas Pengguna di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang, Jakarta Selatan.
Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.
Taman lingkungan merupakan taman yang terdapat di kawasan
pemukiman yang memiliki fungsi sebagai area untuk masyarakat berkumpul dan
rekreasi serta berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Saat ini penggunaan taman
lingkungan masih belum sesuai dengan fungsi taman pada awalnya, kurang
tepatnya desain penanaman dan minimnya pengelolaan taman membuat Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang menjadi area yang tidak sesuai penggunaannya
oleh pengguna taman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
kualitas desain penanaman pada taman lingkungan, melihat pengaruh desain
penanaman terhadap aktivitas pengguna taman, memberikan rekomendasi
redesain penanaman kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode semantic differensial
dengan menggunakan 200 kuesioner pada dua taman kemudian mengevaluasi
desain penanamannya dan memberikan rekomendasi rencana penanaman.
Berdasarkan survey kuesioner pada 200 responden didapatkan hasil yang kurang
memuaskan. Hasil tersebut menunjukan perlunya redesain penanaman dengan
menambahkan vegetasi yang berwarna agar taman tidak monoton, ditambahkan
vegetasi produksi, bernilai estetika, dan beraroma.
Kata kunci : Evaluasi, Desain penanaman, Aktivitas pengguna

ABSTRACT
DIAN PUSPITASARI. Evaluation of the Effect of Planting Design on
User Actvity of Radio Dalam Park And Bacang Park, South Jakarta. Supervised
by BAMBANG SULISTYANTARA.
Neighborhood park is located in a residential area that has a function as
an area for community gathering and recreation as well as green open space.
Today the use of neighborhood park is still not in accordance with the function
of the park. Misfunction on planting design and the lack of management of the
park make Radio Dalam Park and Bacang Park become misfunction to park
users. The purpose of this study is to evaluate the quality of planting design on
neighborhood park, to know the effect of planting design towards activity of park

users, provide recommendations to the landscaping and funeral department in
South Jakarta. The method used in the study is semantic differential method
using 200 questionnaires at two parks and evaluate planting design, planting
plans and provide recommendations. Based on a questionnaire survey of 200
respondents found unsatisfactory results. These results indicate the need for
redesign planting by adding colorful vegetation for the park, demand the plants
not to be monotonous, and adding productive vegetation, aesthetic worth, and
flavorful.
Keywords: evaluation, planting design, user activity

EVALUASI PENGARUH DESAIN PENANAMAN TERHADAP
AKTIVITAS PENGGUNA DI TAMAN RADIO DALAM DAN
TAMAN BACANG, JAKARTA SELATAN

DIAN PUSPITASARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik, atau peninjauan suatu masalah; dan pengutipan
tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PRAKATA


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juli 2014 ini adalah studi
Ruang Terbuka Hijau dengan judul Evaluasi Pengaruh Desain Penanaman
Terhadap Aktivitas Pengguna di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang, Jakarta
Selatan.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak karena
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara
M.Agr selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membina dan membantu
dengan penuh kesabaran. Terima kasih kepada ibu Fitriyah Nurul H.U, ST.MT dan
Dr Ir Tati Budiarti sebagai dosen penguji skripsi atas segala saran dan masukan
yang membangun. Kepada Ibu Vera Damayanti selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti.
Keluarga atas doa dan dukungan kepada penulis. Kepada staff Dinas Pertamanan
dan Pemakaman Jakarta Selatan yang telah membantu penulis dalam pencarian
informasi dan data lainnya. Kepada Biliyanto Rachman atas bantuan, doa dan
pengorbanannya kepada penulis. Kepada Rahmadiyah, Dwi, tata, gega, cheming,
kak Gaby atas semua bantuannya kepada penulis, kepada teman satu bimbingan
Ikhwan, Ninis, Hafiz, Dea. Kepada teman seperjuangan ARL 47, Deby, Meta,
Momo, Rian, Trevy, Icha, Gusmen Management dan yang lainnya yang selalu

mendukung dalam susah dan senang, serta kakak ARL angkatan 46 atas semua doa
serta bantuannya selama ini, Beasiswa Karya Salemba Empat, Beasiswa PPA/BBM
dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini belum sempurna dan masih
memiliki kekurangan. Semoga skripsi ini dapat menjadi pedoman dan memberikan
manfaat yang luas untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2014

Dian Puspitasari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

ABSTRAK

ii

ABSTRACT

ii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Taman Lingkungan

4


Prinsip Perancangan

5

Fungsi Tanaman

6

Desain Penanaman

6

Aktivitas Pengguna

7

Kuesioner

8


Skala Likert

8

Semantik Differensial

9

METODOLOGI

10

Lokasi dan Waktu Penelitian

10

Batasan Ruang/Wilayah

10


Batasan Output

10

Alat dan Bahan

10

Tahap Penelitian

11

KONDISI UMUM

12

Letak, Luas dan Batas Lokasi

12

Keadaan Fisik Taman Radio Dalam dan Taman Bacang

13

Keadaan BioFisik Taman Radio Dalam dan Taman Bacang

15

Keadaan Sosial Taman Radio Dalam dan Taman Bacang

15

Kondisi Desain Penanaman pada Taman Radio Dalam dan Taman

Bacang
HASIL DAN PEMBAHASAN

16
18

Identifikasi Tanaman

18

Persepsi dan Preferensi Responden

22

Pengaruh Desain Penanaman terhadap Aktivitas

32

Analisis – Sintesis

36

Konsep

37

Rekomendasi Desain Penanaman

38

Detail Penanaman

46

SIMPULAN DAN SARAN

47

DAFTAR PUSTAKA

48

LAMPIRAN

49

RIWAYAT HIDUP

63

DAFTAR TABEL
1 Kriteria standar desain penanaman
2 Kuesioner penilaian Semantic Differential (SD)
3 Jenis, sumber data dan cara pengambilan data yang diperlukan
4 Penilaian desain penanaman pada kedua taman
5 Jenis vegetasi pada Taman Radio Dalam
6 Jenis vegetasi pada Taman Bacang
7 Perbandingan rata-rata penilaian
8 Analisis sintesis Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
9 Jenis tamanan yang akan digunakan pada rencana penanaman
10 Jenis tamanan yang akan digunakan pada rencana penanaman
11 Jarak tanam

7
9
11
17
19
19
30
36
39
41
43

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Kondisi Taman Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Aktivitas pengguna di Taman Radio Dalam, Kebayoran Baru
Kondisi Taman Bacang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Aktivitas Pengguna di Taman Bacang, Kebayoran Baru
Kerangka pikir penelitian
Peta Lokasi Penelitian (a) Taman Radio Dalam dan (b) Taman Bacang
Kondisi eksisting Taman Radio Dalam: (a), (b) Children Playground.
(c) gardu listrik, (d) Lampu, (e) Gate, (f) tong sampah, (g) Paving dan
(h) parkir
8 Kondisi eksisting Taman Bacang: (a) Children Playground, (b) Lampu,
(c) gardu listrik, (d) Gate, dan (e) paving
9 Kondisi pohon rusak pada taman
10 Pohon Ficus elastica
11 Aktivitas pengunjung pada (a) Taman Radio Dalam dan (b) Taman
Bacang
12 Eksisting Taman Radio Dalam
13 Eksisting Taman Bacang
14 Persentase responden berdasarkan umur di Taman Radio Dalam dan
Taman Bacang
15 Perentase responden berdasarkan jenis kelamin di Taman Radio
Dalam dan Taman Bacang
16 Persentase responden berdasarkan daerah asal tinggal di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
17 Persentase responden berdasarkan jarak taman dari tempat tinggal
di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
18 Persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
19 Persentase responden berdasarkan profesi di Taman Radio Dalam dan
Taman Bacang
20 Persentase responden berdasarkan waktu berkunjung di Taman Radio

1
2
2
2
3
10

13
14
15
15
16
20
21
22
22
23
23
24
24

Dalam dan Taman Bacang
21 Persentase responden berdasarkan rekan berkunjung di Taman Radio
Dalam dan Taman Bacang
22 Persentase responden berdasarkan kegiatan di Taman Radio
Dalam
23 Persentase responden berdasarkan kegiatan di Taman Bacang
24 Persentase persepsi responden terhadap pemandangan di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
25 Persentase persepsi responden terhadap penataan vegetasi di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
26 Persentase persepsi responden terhadap variasi jenis pohon di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
27 Persentase persepsi responden terhadap keindahan semak di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
28 Persentase persepsi responden terhadap keindahan penutup tanah di
Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
29 Persentase persepsi responden terhadap kenyamanan suhu di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
30 Persentase persepsi responden terhadap kebersihan taman di Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang
31 Semantic differensial kualitas desain taman
32 Persentase preferensi responden mengenai aktivitas kesukaan di
(a) Taman Radio Dalam dan (b) Taman Bacang
33 Spot pertama Taman Radio Dalam
34 Spot kedua Taman Radio Dalam
35 Spot ketiga Taman Radio Dalam
36 Spot pertama Taman Bacang
37 Spot kedua Taman Bacang
38 Spot ketiga Taman Bacang
39 Jenis tanaman yang digunakan pada planting plan Taman Radio
Dalam
40 Tanaman yang digunakan pada planting plan Taman Bacang
41 Rencana penanaman pada Taman Radio Dalam
42 Rencana penanaman pada Taman Bacang
43 Potongan tampak Taman Radio Dalam
44 Potongan tampak Taman Bacang
45 Detail penanaman pohon
46 Detail penanaman tanaman rambat

24
25
25
26
27
27
28
28
28
29
29
30
31
32
33
33
34
35
36
39
42
44
45
46
46
47
47

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuisioner pengunjung Radio Dalam
Kuisioner pengunjung Taman Bacang
Penilaian kualitas taman dengan skala likert pada Taman Radio Dalam
Penilaian kualitas taman dengan skala likert pada Taman Bacang

49
53
57
60

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Taman dapat dibedakan menjadi taman privat dan taman publik. Taman
private adalah taman yang dibuat khusus sesuai dengan keinginan, umur dan
kondisi pemiliknya. Taman publik atau disebut juga the shared garden adalah
taman yang harus digunakan secara bersama oleh banyak orang pada sebuah
perumahan di sekitar tempat tinggal. Salah satu taman menurut luas dan tipenya
yaitu taman lingkungan. Taman lingkungan adalah sebuah taman di kawasan
perumahan yang digunakan dan dimiliki oleh masyarakat setempat.
Menurut UU No. 5 Tahun 2008 taman lingkungan merupakan sebuah ruang
terbuka dengan fungsi baik sosial dan estetika sebagai media untuk kegiatan
rekreatif atau kegiatan lainnya di kawasan perumahan. Ditjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum mendefinisikan taman lingkungan dengan skala
layanan 250-2.500 penduduk merupakan ruang terbuka berupa taman aktif yang
dapat digunakan sebagai tempat bermain, berolahraga, dan sebagai faktor pengikat
lingkungan.Salah satu kesulitan dalam perancangan yaitu karena penyalahgunaan
taman yang dilakukan oleh pengguna sehingga tujuan dari dibentuknya satu taman
tidak sesuai dengan penggunannya. Taman publik yang berhasil adalah taman yang
mampu menyediakan ruang-ruang taman yang dapat dinikmati bagi masyarakat
kota.
Setiap taman yang dibuat atau yang berada pada satu tempat umumnya
memiliki latar belakang pembentukannya dan memiliki tujuan tertentu. Hal ini
karena didukung oleh faktor fisik, faktor budaya, faktor sejarah dan juga faktor
ekonomi. Beberapa taman lingkungan di Jakarta Selatan yaitu Taman Radio Dalam
dan Taman Bacang terletak di kawasan permukiman dan memiliki aktivitas
pengguna seperti vandalisme, berkumpul siswa saat jam sekolah, berpacaran di
tempat tertutup di dalam taman dan duduk tidak pada tempatnya seperti pada
gambar 2 dan 4. Hal tersebut menjadi dasar dalam mengevaluasi desain taman
terhadap perilaku pengguna taman.

Gambar 1 Kondisi Taman Radio Dalam

2

Gambar 2 Aktivitas pengguna di Taman Radio Dalam

Gambar 3 Kondisi Taman Bacang

Gambar 4 Aktivitas pengguna di Taman Bacang
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengevaluasi desain penanaman
pada taman lingkungan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. mengevaluasi kualitas desain penanaman pada taman lingkungan
2. melihat pengaruh desain penanaman terhadap aktivitas pengguna taman
3. menyusun redesain penanaman
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan rekomendasi desain
penanaman kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan.

3
Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 5.
Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Jakarta Selatan
Penataan vegetasi tertutup, tidak tertata
membuat spot di dalam taman tidak terlihat

Inventarisasi
Identifikasi
tanaman

Identifikasi
aktivitas
pengguna
Data Sosial
- Pengunjung
- Karakteristik
- Persepsi
- Preferensi

Data Biofisik
- Jenis tanaman
- Jumlah
tanaman
- Tinggi tanaman
Skala Likert (skor)
Sangat baik x 5
Baik
x4
Cukup
x3
Buruk
x2
Sangat buruk x 1

Analisis

Kuesioner

Semantik differensial
Keterangan:
2 = sesuai
1 = agak sesuai
0 = bukan kedua-duanya
-1 = kurang sesuai
-2 = tidak sesuai

Konsep taman sebagai RTH dan
rekreasi serta konsep vegetasi

Rekomendasi rencana penanaman
Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Gambar 5 Kerangka pikir penelitian

TINJAUAN PUSTAKA
Taman Lingkungan
Ruang terbuka hijau merupakan salah satu bentuk dari kepentingan umum.
Penting untuk disediakan di dalam suatu kawasan karena dapat memberikan
dampak positif berupa peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan menjadi
pertimbangan penting dalam menentukan tata guna lahan di suatu kota menurut
Keeble (2012). Definisi di atas sejalan dengan pendefinisian menurut Permendagri
No.1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang
menyatakan bahwa RTH merupakan kawasan perkotaan yang menjadi bagian dari
ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
Oleh karena itu, peran RTH berdasarkan definsi dan fungsinya sangat esensial
dalam membangun suatu kota yang sehat. Keberadaan suatu RTH sebagai ruang
terbuka yang bebas dan dilengkapi dengan pepohonan dapat meningkatkan
kesehatan warga kota, baik secara jasmani (fisik) maupun rohani (jiwa).
Taman lingkungan yang merupakan ruang terbuka publik bagi masyarakat
di lingkungan permukiman memiliki peran penting sebagai media beraktifitas di
ruang terbuka bagi masyarakat lingkungan permukiman di sekitarnya, selain
memberi fungsi sosial, ekologis, dan fungsi penting lainnya. Persoalan yang terjadi
adalah buruknya kualitas taman lingkungan yang ada serta kesediaan taman yang
tidak memadai dari sisi jumlah dan luas taman, di tengah kepadatan penduduk yang
relatif padat.
Taman lingkungan sebagai ruang terbuka bagi publik dalam penyediaannya
harus memperhatikan kebutuhan pengguna yang heterogen. Oleh karena itu, ada
beberapa kriteria yang digunakan dalam penstandardisasian kualitas taman
lingkungan. Dalam Zefanya (2014), kriteria – kriteria yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1. Keamanan, agar pengguna taman merasa aman ketika beraktivitas di dalam
kawasan taman lingkungan dan mencegah terjadinya tindak kriminalitas di
dalam kawasan taman tersebut.
2. Keselamatan, yaitu sedapat mungkin melindungi pengguna taman dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam kawasan taman lingkungan.
3. Kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan pengguna taman
lingkungan baik secara jasmani maupun rohani.
4. Daya tarik, agar taman lingkungan dapat menjadi tempat interaksi
masyarakat.
5. Kenyamanan, menyangkut penyediaan berbagai sarana dan prasarana di
dalam taman lingkungan yang bertujuan agar pengguna taman merasa
nyaman dalam beraktivitas.
6. Aksesibilitas, agar pengguna taman mudah untuk memasuki taman dan
merasa bebas untuk beraktivitas di dalam taman.
7. Keindahan, yaitu menimbulkan nuansa lingkungan yang menyenangkan
secara estetis.

5
Dengan menggunakan kriteria-kriteria kualitas taman lingkungan
berdasarkan studi literatur, dilakukan terlebih dahulu identifikasi terhadap kondisi
dan kualitas taman lingkungan yang ada agar selanjutnya dapat dirumuskan prinsipprinsip perancangan. Selain itu, dilakukan pula identifikasi persepsi dan preferensi
masyarakat yang tinggal di sekitar taman sebagai pengguna potensial taman.
Persepsi dan preferensi masyarakat diidentifikasi untuk mengetahui penilaian
masyarakat terhadap kondisi dan kualitas taman serta keinginan masyarakat
terhadap kondisi taman yang diharapkan. Penilaian terhadap kondisi dan kualitas
taman serta persepsi dan preferensi masyarakat kemudian dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun perancangan.
Prinsip Perancangan
Dalam perancangan lanskap, prinsip dasar perancangan merupakan hal yang
mendasar. Menurut Ingels (2003) prinsip perancangan terdiri dari:
1. Balance
Keseimbangan adalah sesuatu yang bagus dipandang. Apabila tidak seimbang
akan merasa tidak nyaman dalam penglihatan. Terdapat tiga macam keseimbangan
yaitu symmetric (simetris), asymmetric (asimetris) dan proximal/distal.
Keseimbangan simetris (symmetric balance) adalah keseimbangan yang dapat
dilihat pada taman formal.
2. Focalization of interest (pusat perhatian)
Segala sesuatu yang di desain dengan baik menjadi ciri sebagai pusat
perhatian, satu tempat dalam komposisi dimana mencuri penglihatan pengunjung
untuk pertama kalinya. Focal points (pusat perhatian) dapat diciptakan dengan
menggunakan tanaman, elemen keras, elemen arsitektur, warna, pergerakan,
tekstur, atau kombinasi dari beberapa fitur tersebut.
3. Symplicity (Simpel)
Seperti keseimbangan, simple juga dimaksudkan agar membuat nyaman
untuk dilihat dalam suatu lanskap. Simplicity bukan berarti sederhana,
membosankan, atau kurang imajinasi. Hanya saja menghindari terlalu banyak
penggunaan banyak spesies, terlalu banyak warna, tekstur, bentuk, kurva, dan sudut
dalam area.
4. Rhythm and Line (ritme dan garis)
Ketika terjadi pengulangan terhadap sesuatu dalam suatu waktu dengan
adanya standar jarak dan memiliki interval diantara pengulangan tersebut, maka
akan terbentuk rhythm (ritme).
5. Proportion (proporsi)
Proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara semua pola dalam suatu fitur
lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horizontal dalam spasial.
Setiap komponen dalam suatu lanskap harus memiliki kesesuaian ukuran dan
keterkaitan hubungan dengan elemen-elemen disekitarnya.
6. Unity (kesatuan)
Kesatuan merupakan sesuatu yang paling mudah untuk diukur jika kelima
prinsip desain sebelumnya telah dimasukkan ke dalam desain. Sebuah kesatuan
desain adalah satu dari banyak bagian yang berkontribusi untuk mengkreasikan
desain keseluruhan.

6
Menurut Dahl dan Molnar (2003), terdapat tiga prinsip yang digunakan
sebagai kerangka acuan dalam merancang, yaitu:
1. Must have a purpose, rancangan yang dibuat harus memiliki tujuan yang
jelas.
2. Design for people, rancangan yang dibuat dapat digunakan oleh manusia,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Rancangan yang
dibuat dapat berfungsi secara maksimal.
3. Both functional and aesthetic requirements must be met, fungsional dan
keindahan harus terdapat dalam suatu rancangan. Kedua faktor tersebut
menyatu sehingga menghasilkan rancangan yang maksimal dan dapat
dinikmati oleh pengguna.
Fungsi Tanaman
Berdasarkan ciri-ciri fisik, tanaman secara individu atau berkelompok
dalam Ruang terbuka hijau (RTH) dipilih untuk fungsi atau penggunaan tertentu.
Fungsi tanaman meliputi :
1. Penggunaan untuk ameliorasi iklim/menciptakan kenyamanan
2. Penggunaan untuk merekayasa lingkungan
3. Penggunaan untuk keperluan arsitektural
4. Penggunaan untuk keindahan
Vegetasi yang digunakan disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta
peruntukannya (Permendagri No.1 tahun 2007), yaitu:
a) botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang,
ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dan tanaman penutup
tanah/permukaan;
b) arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar,
segitiga, bentuk kolom, bentuk tiang, memayung dan menggeliat, serta
mempunyai nilai eksotik dari sudut warna bunga, warna daun, buah, tekstur
batang, struktur percabangan; dan
c) tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan
memperhatikan nilai estetika.
Desain Penanaman
Tanaman menurut Siti Nurisjah (2004) merupakan unsur utama satu taman,
terutama dalam taman-taman tropis atau taman-taman yang dekat dengan manusia.
Taman ini tidak hanya sebagai elemen estetik dan kesehatan (fisik dan psikis) tetapi
juga merupakan salah satu mata rantai ekosistem alami.
Dalam menggunakan tanaman sebagai elemen pembentuk taman harus
diperhatikan 2 (dua) aspek yang terkait dengan tanaman yaitu (1) aspek arsitektural
yang terkait dengan fungsi dan estetika dan (2) aspek ekologis yang terkait dengan
keberhasilan tumbuh kembang tanaman. Paduan dari dua aspek ini akan menjamin
keberhasilan dan keberlangsungan satu bentuk taman yang berdasarkan atas elemen
tanaman ini.
Kriteria standar penanaman dengan aspek estetika memperhatikan beberapa
komponen dalam Desyana 2011, seperti pada Tabel 1 .

7

No
1

Tabel 1 Kriteria standar desain penanaman
Kriteria

Komponen
Aspek Estetika
Pemilihan
a. Bentuk tajuk dan percabangan menarik 1)2)
tanaman
b. Ukuran skalatis 1)2)
c. Terdapat variasi warna (batang, daun, bunga, buah)
1)2)

2

Pengaturan
tanaman

d. Tekstur tanaman menarik 1)2)
I. Gradasi/Repetisi
a. Terdapat perubahan warna untuk tiap kelompok
tanaman pada jarak tertentu 1)2)
b. Terdapat perubahan bentuk untuk tiap kelompok
tanaman pada jarak tertentu 1)2)
c. Terdapat perubahan tekstur untuk tiap kelompok
tanaman pada jarak tertentu 1)2)
II. Kesatuan/Tema
a. Memiliki kesatuan tema garis dengan lingkungan
sekitar 1)2)3)
b. Memiliki kesatuan bentuk dengan lingkungan sekitar
1)2)3)

c. Memiliki kesatuan warna dengan lingkungan sekitar
1)2)3)

d. Dominansi terlihat(terdapat pola/ tanaman tertentu
yang dapat terekam dengan apik) 1)2)3)
III. Aksen (Kontras)
a. Memiliki aksen dari segi pengelompokan tanaman
secara massal atau individu dengan struktur unik/khas
1)2)3)

b. Memiliki aksen dari pengelompokan warna/bentuk/
tekstur tertentu dari tanaman 1)2)3)
IV. Keseimbangan
a. Terciptanya keseimbangan dari komposisi tanaman
secara visual baik yang bersifat formal
(geometrik/simetris) ataupun secara informal (nongeometrik/asimetris) 1)
Sumber :

1) Carpenter et al. (1975)
2) Booth (1983)
3) Grey dan Deneke (1978)

Aktivitas Pengguna
Perancangan taman umumnya dikaitkan dengan berbagai kebutuhan,
keinginan, dan kepentingan penggunanya. Taman tidak hanya berguna dalam
meningkatkan keindahan dan arsitektur lingkungan sekitarnya tetapi juga berguna
dalam meningkatkan akomodasi berbagai pengunanya.
Untuk dapat menjadi satu sarana pelengkap perumahan, permukiman atau
kota yang berdaya-guna, maka rancangan suatau taman haruslah memperhatikan
aspek psikologis dan sosial warga sebagai salah satu dasar pembentukan taman
tersebut. Dengan mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan kepentingan warga

8
maka taman ini akan digunakan oleh mereka sehingga program kesejahteraan
masyarakat dalam satu lingkungan melalui ruang/wadah sosial/rekreatifnya dapat
ditingkatkan.
Dibangunnya taman kota dengan tujuan yang mulia yaitu untuk memperindah
kota dan agar suasana kota menjadi segar nan hijau. Saat ini banyak terjadi
penyalahgunaan fungsi taman yang tujuan awalnya untuk membuka ruang terbuka
hijau, tempat rekreasi, berteduh, beristirahat, mencari ketenangan, memberi tempat
untuk merileksasikan diri dan memperindah kota.
Aktivitas pengguna taman diantaranya adalah berkumpul, bermain, olahraga,
fotografi, berjualan, duduk santai dan lainnya. Pengguna taman dapat dibedakan
berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan. Umur remaja (12-20 tahun)
cenderung lebih sering terdorong untuk melakukan kenakalan remaja dibandingkan
umur dewasa (>20 tahun). Hal ini berkaitan dengan sifat kenakalan remaja dan
pelanggaran remaja. Umumnya mereka memiliki jiwa yang labil sehingga
cenderung berkembang menjadi kenakalan jika tidak ditangani secara serius
(Kartono, 1986) dalam Kamili (1998).
Kuesioner
Di dalam suatu penelitian diperlukan teknik-teknik untuk pengumpulan data.
Menurut Iqbal Hasan (2002, hal :38) dalam Yuliana (2010) Salah satunya adalah
kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan
daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Dalam penelitian survei
pemakaian kuesioner merupakan hal penting untuk mengumpulkan data. Analisis
data kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kuesioner tersebut.
Sebuah kuesioner yang baik adalah sebuah kuesioner yang mengandung
pertanyaan yang baik pula, dalam arti sedemikian sehingga tidak menimbulkan arti
yang lain pada diri responden. Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada sebuah
kuesioner harus jelas dan mudah dimengerti sehingga mengurangi tingkat
kesalahan interprestasi responden dalam pengisian kuesioner.
Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik yang digunakan yaitu Teknik sampling nonrandom. Teknik
sampling nonrandom adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial seperti sangat Bagus,
bagus, cukup, buruk, dan sangat buruk. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik
bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).

9
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negative. Sistem penilaian dalam skala
Likert adalah sebagai berikut: sangat baik (5), baik (4), cukup (3), buruk (2), sangat
buruk (1).
Semantik Differensial
Semantik differensial adalah salah satu bentuk instrumen pengukuran yang
berbentuk skala, yang dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannenbaum.
Instrumen ini juga digunakan untuk mengukur reaksi terhadap stimulus, katakata,dan konsep-konsep dan dapat disesuaikan untuk orang dewasa atau anak-anak
dari budaya manapun juga.
Metode SD merupakan metode penilaian dengan menggunakan sifat saling
berlawanan sebagai dasar penilaian. Penilaian dilakukan dengan kuesioner dan
dilakukan terhadap tujuh penilaian pada kondisi langsung ditaman. Pemberian skor
dari 1 hingga 5 pada pasangan kata yaitu, (1) pemandangan sangat indah x
pemandangan sangat buruk, (2) penataan tanaman sangat rapi x penataan tanaman
sangat berantakan, (3) variasi jenis pohon sangat beragam x variasi jenis pohon
sangat monoton, (4) keindahan semak sangat indah x keindahan semak sangat jelek,
(5) keindahan penutup tanah sangat indah x keindahan penutup tanah sangat jelek,
(6) kenyaman sangat sejuk x kenyamanan sangat panas, dan (7) kebersihan taman
sangat bersih x kebersihan taman sangat kotor.
Tabel 2 Kuesioner penilaian Semantic Differential (SD)
Kategori
-2
-1 0 1
2
Pemandangan
Sangat jelek
Sangat indah
Penataan tanaman
Sangat berantakan
Sangat rapi
Variasi jenis pohon Sangat monoton
Sangat beragam
Keindahan semak
Sangat jelek
Sangat indah
Keindahan penutup Sangat jelek
Sangat indah
tanah
Kenyaman
Sangat panas
Sangat sejuk
Kebersihan
Sangat kotor
Sangat bersih
Contoh :
-2
-1
0
1
2
Baik
X
Buruk
1
2
3
4
5
Keterangan:
2 = sesuai
1 = agak sesuai
0 = bukan kedua-duanya

-1 = kurang sesuai
-2 = tidak sesuai

Data yang telah didapatkan diolah dengan menggunakan metode SD. Data
setiap foto dinilai dengan kata-kata bipolar yang mewakilkan setiap kondisi dan
diurutkan berdasarkan penilaian -2 sampai 2 dan tiap skala diberi bobot 1 sampai 5
dari kiri ke kanan seperti contoh diatas. Setelah dilakukan pemasukan keseluruhan
data diolah menggunakan Ms. Excel. Langkah pengolahannya yang pertama
menghitung jumlah dan rata-rata dari setiap kata pada setiap lanskap kemudian
membandingkan nilai setiap kata pada taman yang berbeda dalam bentuk grafik,
kemudian di dapatkan proporsi pada kualitas setiap taman.

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penelitian berlangsung selama Februari – Juli
2014. Kedua taman tersebut terletak dalam satu kecamatan Kebayoran Baru Jakarta
Selatan, namun terletak pada perumahan yang berbeda.

(a)

(b)
Gambar 6 Peta lokasi penelitian (a) Taman Radio Dalam dan (b) Taman Bacang
Batasan Ruang/Wilayah
Penelitian dilakukan di dua taman yaitu Taman Radio Dalam dan Taman
Bacang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Luas Taman Radio Dalam 1375 m2 dan
luas Taman Bacang yaitu 1762 m2. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi
desain penanaman pada kedua taman. Penelitian dilakukan dengan menilai
keseluruhan taman dan membagi taman menjadi 3 spot berdasarkan ruang.
Batasan Output
Hasil yang akan diberikan berupa dokumen inventarisasi, evaluasi, dan
rekomendasi desain penanaman di Taman Radio Dalam dan Taman Bacang.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kamera, alat tulis, Hagameter,
notebook, software: autoCAD, sketchup, photoshop, Ms.Word, Ms. Excel,
kuesioner. Bahan yang digunakan yaitu data mengenai Taman Radio Dalam,
Taman Bacang dan literatur.

11
Tahap Penelitian
Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan
melihat kondisi langsung tapak. Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan
melakukan beberapa tahap ,yaitu :
1. Inventarisasi
Inventarisasi merupakan proses awal dalam mendesain yang
meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer adalah data
yang didapatkan langsung saat di lapangan seperti data fisik (batas tapak
dan luas tapak) dan data sosial. Data primer yang dikumpulkan adalah (1)
keadaan biofisik taman dan tata letak tanaman, (2) Jenis dan perilaku
pengguna taman, (3) keadaan taman meliputi tata ruang, akses, keadaan
lingkungan sekitar. Pengambilan data dilakukan seperti pada tabel 3.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi
literatur atau data yang tidak dimungkinkan didapatkan sendiri pada saat
dilapangan. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi standar taman
lingkungan, desain penanaman di taman lingkungan.
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang
digunakan dapat berupa kegiatan wawancara dengan memberikan kuesioner
kepada para pengguna taman sebanyak 100 responden dari setiap taman.
Tabel 3 Jenis, sumber data dan cara pengambilan data yang diperlukan
No.

Jenis Data
Data Fisik
1. Topografi
Kontur, kemiringan lahan
2. Fasilitas
Bangunan, jalan setapak
3. Utilitas
Penerangan, tempat
pembuangan sampah, elemen
pembentuk desain
Data Biofisik
4.

Bentuk Data

Cara Pengambilan

Deskripsi

Survei lapang

Deskripsi

Survei lapang

Deskripsi

Survei lapang

Jenis
tanaman,
jumlah Tabel dan peta
tanaman, Bentuk desain
penanaman,
kerapatan
tanaman, tinggi tanaman
Data Sosial
5. Pengguna taman, Karakter, Diagram dan
persepsi terhadap tapak, deskripsi
aktivitas pengguna di taman,
aktivitas penggunaan yang
diinginkan, fasilitas yang
dibutuhkan

Survei lapang

Survei lapang,
wawancara,
kuesioner*

*Kuisioner yang akan diberikan kepada pengguna taman terlampir pada
lampiran 1 dan 2.

12
2. Analisis
Evaluasi dilakukan dengan cara menghitung hasil kuesioner
menggunakan skala likert untuk setiap penilaian. Nilai terkecil yaitu
dengan bobot 1 untuk kategori sangat buruk, bobot 2 untuk kategori buruk,
kategori 3 untuk kategori cukup, bobot 4 untuk kategori baik dan bobot 5
untuk kategori penilaian sangat baik. Evaluasi yang dinilai yaitu pada tujuh
kategori seperti pemandangan taman, penataan tanaman, variasi jenis
pohon, keindahan semak, keindahan penutup tanah, kenyamanan, dan
kebersihan taman menurut Steven dan Desyana modifikasi.
Setelah kuesioner terkumpul dari setiap taman, jawaban tersebut
dikalikan dengan kategori penilaian dan dijumlahkan dengan statistik
sederhana kemudian dibagi 100 lalu didapatkan rata-rata nilai akhir dari
setiap kategori. Semakin tinggi nilai semakin baik kualitas dan desain
penanaman pada taman.
Kemudian rata-rata dari setiap taman dibuat dalam grafik Semantic
Differensial lalu dibandingkan. Apabila nilai rata-rata masih kurang dari
bobot 3 (cukup) maka hal tersebut menunjukkan bahwa responden masih
merasa belum cukup puas terhadap kualitas ataupun desain penanaman.
Keterangan Sangat Buruk Buruk
Sedang
Baik Sangat Baik
Bobot
1
2
3
4
5
3. Rekomendasi Desain Penanaman
Setelah membuat konsep dilakukan penanaman dengan memilih
jenis tanaman menurut kategori yang ada pada PERMEN No.5 Tahun 2008
dan hasil analisis langsung pada tapak. Produk dari desain penanaman
berupa rekomendasi jenis tanaman, jarak tanam dan jumlah yang digunakan
pada taman. Pada tahap akhir dilakukan pengolahan laporan untuk
melaporkan semua hasil kegiatan penelitian.

KONDISI UMUM
Letak, Luas dan Batas Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada dua taman lingkungan di Jakarta Selatan,
yaitu Taman Radio Dalam dan Taman Bacang. Secara Administratif, Taman Radio
Dalam terletak di Jalan Radio Dalam, Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan memiliki letak geografis 06o.14’23,4”LS,
106o47’28,2” BT. Taman Radio Dalam memiliki batas yang jelas dengan wilayah
di sekitarnya yaitu berupa batas pagar besi. Luas area taman lingkungan ini adalah
1375 m2. Batasan tapak yaitu:
Sebelah Utara
: Pemukiman
Sebelah Timur
: Jalan Radio Dalam 1
Sebelah Barat
: Jalan Radio Dalam
Sebelah Selatan
: Pemukiman
Taman Bacang terletak di Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan dan memiliki letak geografis 06o.15’30,6”LS, 106o47’34,5”
BT. Taman Bacang memiliki batas yang jelas dengan wilayah di sekitarnya yaitu

13
berupa batas pagar besi. Luas area taman lingkungan ini adalah 1762 m2. Batasan
tapak yaitu :
Sebelah Utara
: Jalan Bacang
Sebelah Timur
: Jalan Raya Gandaria 9
Sebelah Barat
: Jalan Bacang 1
Sebelah Selatan
: Masjid Himmatul masakin
Keadaan Fisik Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Taman Radio Dalam memiliki fasilitas Children playground. Material
hardscape yang terdapat pada taman meliputi paving, pagar besi, bangku besi,
panjatan kotak, tong sampah, gate, dan papan nama. Utilitas yang terdapat pada
taman yaitu lampu taman dan gardu listrik (Gambar 7). Panjang Taman 117 m dan
lebar 10,6 m berbentuk persegi panjang dengan kemiringan lahan datar.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)
(h)
Gambar 7 Kondisi eksisting Taman Radio Dalam: (a), (b) Children Playground.
(c) gardu listrik, (d) Lampu, (e) Gate, (f) tong sampah, (g) Paving
dan (h) parkir

14
Keadaan hardscape di taman kurang terawat terlihat dari kondisi gate yang
sudah retak, panjatan kotak sudah pecah dan retak, paving berlubang, tong sampah
tidak berfungsi, dan mainan anak yang sudah patah. Kebersihan taman masih kotor
terlihat dari banyaknya daun yang berguguran karena tanaman pada taman
tergolong sudah cukup tua sehingga banyak daun yang bergugurannamun
kurangnya pemeliharaan taman. Kelemahan yang terdapat pada taman yaitu
kurangnya area untuk parkir sehingga pengunjung menggunakan jalan disekitar
taman untuk parkir.
Taman Bacang memiliki beberapa fasilitas diantaranya Children
playground dan lapangan. Material hardscape yang terdapat pada taman meliputi
paving, pagar besi, bangku besi, bolard, tong sampah, gate, dan papan nama.
Utilitas yang terdapat pada taman yaitu lampu taman dan gardu listrik (Gambar 8).
Panjang Taman 105 m dan lebar 30 m berbentuk segitiga dengan kemiringan lahan
datar. Keadaan hardscape di taman cukup terawat, namun terdapat banyak coretan
di fasilitas yang terdapat ada taman. Kebersihan taman cukup bersih terlihat dari
sampah daun yang terkumpul di beberapa titik, terdapat lumut di paving sehingga
menyebabkan jalan licin.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)
Gambar 8 Kondisi eksisting Taman Bacang:(a) Children Playground, (b)
paving, (c) gardu listrik, (d) Gate, dan (e) Lampu

15

Keadaan BioFisik Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan hingga
tahun 2005 Taman Radio Dalam memiliki 28 pohon dengan 4 spesies tanaman yang
berfungsi sebagai tanaman peneduh yaitu Pterocarpus indicus, Polyalthia
longifolia, Ficus Benjamina, Persea American, dan tanaman semak yaitu
Bougainvillea spectabilis. Namun pada saat ini vegetasi pada Taman Radio Dalam
mengalami peningkatan menjadi 55 pohon yang terdiri dari 18 spesies. Banyaknya
pohon berjenis peneduh menyebabkan taman terlihat gelap karena kurangnya
cahaya yang tertutup oleh tajuk. Dari 55 pohon di taman terdapat 3 pohon rusak
seperti pada gambar 9.

Gambar 9 Kondisi pohon rusak pada taman
Taman dikelilingi oleh pagar dan semak yang ditanam secara rapat. Ground
cover pada taman tersebut tidak merata menutupi tanah, kurangnya pemeliharaan
menyebabkan rumput tumbuh pada sela-sela paving.
Berdasarkan pengamatan langsung di Taman Bacang terdapat 48 pohon
dengan 22 jenis spesies pohon, beberapa jenis spesies semak dan penutup tanah.
Arsitektural pohon didominasi oleh pohon berbentuk dome dan menyebar. Terdapat
tanaman pencekik Ficus benjamina yang menjadi fokus tanaman pada taman
tersebut. Pohon tersebut berdiameter 6 m dengan ketinggian mencapai 30 m seperti
pada gambar 10.

Gambar 10 Pohon Ficus elastica
Keadaan Sosial Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Pengunjung Taman Radio Dalam pada umumnya merupakan warga
perumahan Radio Dalam yang memiliki rumah berjarak sekitar 500 m dari taman.

16
Pengunjung taman terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang tua (Gambar 11).
Intensitas keramaian pada hari kerja sepi, intensitas meningkat pada akhir pekan
dan pada waktu sore hari. Pada malam hari taman masih tetap digunakan, namun
pada pukul 22.00 WIB taman sudah tidak bisa dikunjungi dikarenakan akses
menuju taman ditutup.
Sedangkan pengunjung pada Taman Bacang pada umumnya merupakan
warga sekitar dan para pelajar yang sekolah di dekat taman tersebut. Taman Bacang
memiliki lokasi di sekitar area pendidikan sehingga banyak digunakan para pelajar
untuk berkumpul setelah pulang sekolah. Keberadaan taman yang memiliki fasilitas
lapangan juga digunakan oleh warga pada sore hari untuk bermain bola. Pada kedua
taman tersebut intensitas keramaian berpusat pada akhir pekan pada waktu sore hari.

(a)

(b)
Gambar 11 Aktivitas pengunjung pada (a) Taman Radio Dalam dan (b) Taman
Bacang
Aktivitas yang dilakukan pada gambar 11 (a) menunjukan para pengunjung
taman sedang bermain, berkumpul, dan orang tua sedang menyuapi anaknya di
taman. Sedangkan pada gambar 11 (b) menunjukan para remaja sedang berkumpul
setelah pulang sekolah dan bermain futsal di lapangan.
Kondisi Desain Penanaman pada Taman Radio Dalam dan Taman Bacang
Pada Taman Radio Dalam jenis tanaman didominasi oleh pohon berbuah,
terdiri dari 18 jenis tanaman. Pemilihan jenis tanaman dan pengaturan tanaman
pada kedua taman dapat dilihat pada tabel 4.

17
Tabel 4 Penilaian desain penanaman pada kedua taman
No Komponen
Aspek
Estetika
1
Pemilihan
tanaman

Kriteria

a.
b.
c.

2

d.
Pengaturan I.
tanaman
a.
b.
c.

Bentuk tajuk dan percabangan
menarik
Ukuran skalatis
Terdapat variasi warna (batang, daun,
bunga, buah)
Tekstur tanaman menarik
Gradasi/Repetisi
Terdapat perubahan warna untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu
Terdapat perubahan bentuk untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu
Terdapat perubahan tekstur untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu

II. Kesatuan/Tema
a. Memiliki kesatuan tema garis dengan
lingkungan sekitar
b. Memiliki kesatuan bentuk dengan
lingkungan sekitar
c. Memiliki kesatuan warna dengan
lingkungan sekitar
d. Dominansi terlihat(terdapat pola/
tanaman tertentu yang dapat terekam
dengan apik)
III. Aksen (Kontras)
a. Memiliki
aksen
dari
segi
pengelompokan
tanaman
secara
massal atau individu dengan struktur
unik/khas
b. Memiliki aksen dari pengelompokan
warna/bentuk/ tekstur tertentu dari
tanaman
IV. Keseimbangan
a. Terciptanya
keseimbangan
dari
komposisi tanaman secara visual baik
yang
bersifat
formal
(geometrik/simetris) ataupun secara
informal (non-geometrik/asimetris)

TRD*

v
v
-

TB*

v
v
v

v
-

v

v

v

v

v

-

v

-

v

v

v

-

-

-

v

-

-

v

v

Pemilihan jenis tanaman pada taman dengan kategori jenis tanaman pada
PERMEN No.5 Tahun 2008 seperti berikut .
a) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;

18
b) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
c) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
d) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
e) kecepatan tumbuh sedang;
f) berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
g) jenis tanaman tahunan atau musiman;
h) jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang
optimal;
i) tahan terhadap hama penyakit tanaman;
j) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
k) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung
Terdapat beberapa tanaman yang belum sesuai. Letak pohon di taman tidak
teratur karena terdapat beberapa pohon tua yang tumbang saat terjadi hujan dan
angin besar. Taman Radio Dalam di kelola oleh Suku Dinas Pertamanan Jakarta
Selatan.
Pada Taman Bacang terdiri dari 20 jenis tanaman. Pemilihan jenis tanaman
pada taman sudah sesuai dengan kategori tanaman pada PERMEN No.5 Tahun
2008. Desain penanaman lebih rapi dan teratur dibandingkan pada Taman Radio
Dalam. Pemeliharaan dilakukan oleh Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Tanaman
Terdapat dua lokasi penelitian di kawasan Jakarta Selatan, yaitu Taman
Radio Dalam dan Taman Bacang. Tipe dan jenis vegetasi berbeda-beda pada setiap
taman.
Taman Radio Dalam
Berdasarkan pengamatan langsung pada tapak terdapat 18 jenis vegetasi pada
Taman Radio Dalam yang terdiri dari 15 pohon dan 3 semak seperti pada Tabel 5.
Vegetasi dominan pada taman ini adalah Mangifera Indica sebanyak 26 pohon yang
terletak sepanjang pedestrian di taman dan berkelompok di bagian tengah taman .
Letak setiap vegetasi pada taman dapat dilihat pada Gambar 12.
Taman Bacang
Berdasarkan pengamatan langsung pada tapak terdapat 20 jenis vegetasi pada
Taman Bacang, mayoritas pohon pada taman tersebut adalah mahoni dan angsana
seperti pada Tabel 6. Letak setiap vegetasi pada taman dapat dilihat pada Gambar
13.

19
Tabel 5 Jenis vegetasi pada Taman Radio Dalam
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Nama Latin
Acalypha macrophyla
Artocarpus communis
Bougainvillea spectabilis
Chrysaliidocarpus l
Citrus sp.
Cocos nucifera
Dracena
Ficus benjamina
Ficus lyrata
Lagerstromia speciosa
Mangifera indica
Mimusoph elengi
Mussaenda sap
Nephellium lappacium
Plumeria rubra
Polyalthia fragrans
Pterocarpus indicus
Swietenia mahogani

Nama Lokal
Teh-tehan
Sukun
Bougenvil
Palm kuning
Jeruk
Kelapa
Drasena
Beringin
Biola cantik
Bungur
Mangga
Tanjung
Nusa indah
Rambutan
Kamboja
Glodogan
Angsana
Mahoni

Volume Satuan Tinggi(m)
254
m2
0,5
1 Pohon
15
3 Pohon
0,5
2 Pohon
5
2 Pohon
2
2 Pohon
13
1
m2
0,4
1 Pohon
35
2 Pohon
15
1 Pohon
5
26 Pohon
5
3 Pohon
10
1 Pohon
5
2 Pohon
7
1 Pohon
7
1 Pohon
15
6 Pohon
15
3 Pohon
5

Tabel 6 Jenis vegetasi pada Taman Bacang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Nama Latin
Agave attenuata
Amherstia nobilis
Axonopus comprerssus
Citrus sp.
Codiaeum sp.
Cordyline
Dieffenbachia sp.
Ficus elastica
Ficus lyrata
Mangifera indica
Manilkara kauki
Muntingina calabura
Murraya paniculata
Pisonia grandis
Polyalthia fragrans
Pometia pinnata
Psidium guajava
Pterocarpus indicus
Swietenia mahogani
Terminalia catappa

Nama Lokal
Siklok
Bunga ratu
Rumput
Jeruk
Puring
Hanjuang
Daun bahagia
Beringin
Biola cantik
Mangga
Sawo kecik
Carsen
Kemuning
Kol banda
Glodogan
Matoa
Jambu
Angsana
Mahoni
ketapang

Jumlah Satuan Tinggi (m)
0,3
2 Pohon
7
m2
1 Pohon
2
1 Pohon
2
5 Pohon
9
2 Pohon
0,4
1 Pohon
22
5 Pohon
11
1 Pohon
17
3 Pohon
5
1 Pohon
7
2 Pohon
9
1 Pohon
8
5 Pohon
15
1 Pohon
14
1 Pohon
9
6 Pohon
17
6 Pohon
10
2 Pohon
14

20

Gambar 12 Eksisting Taman Radio Dalam

21

Gambar 13 Eksisting Taman Bacang

22
Persepsi dan Preferensi Responden
Berdasarkan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan pada dua taman
sebanyak 200 orang responden dengan masing-masing taman sebanyak 100
responden. Data yang diambil kepada responden berupa karakteristik, persepsi,
preferensi, dan perilaku responden saat berkunjung ke taman. Data tersebut diambil
untuk mengetahui siapa saja pengguna taman, penilaian mengenai taman, keinginan
terhadap taman dan kegiatan pengguna taman.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini terdiri
berdasarkan umur, jenis kelamin, daerah asal, jarak tempat tinggal, pendidikan
terakhir, profesi, waktu mengunjungi taman, rekan berkunjung ke taman, dan
kegiatan di taman. Dengan berbagai karakteristik responden diharapkan dapat
mengetahui persepsi dan preferensi dalam mengunjungi taman.
Taman Bacang

Taman Radio Dalam
10%
11%

5%5%

16 sd 20

10 sd 15

38%

16%

35%

22%

21 sd 25

21 sd 25

10 sd 15

26 sd 30

26 sd 30

>30

25%

16 sd 20

>30

33%

Gambar 14 Persentase responden berdasarkan umur di Taman Radio Dalam dan
Taman Bacang
Pada diagram lingkaran diatas dapat dilihat bahwa pengunjung pada kedua
taman didominasi oleh remaja yang berumur 16 sampai 20 tahun, kemudian pada
Taman Radio Dalam didominasi oleh anak-anak berumur 10 sampai 15 tahun
sedangkan pada Taman Bacang didominasi kedua oleh pengunjung berumur 21
sampai 25 tahun. Persentase paling rendah terdapat pada umur lebih dari 30 tahun
pada kedua taman.
Taman Bacang

Taman Radio Dalam
Laki-laki
Perempuan
42%
58%

Laki-laki
Perempuan

37%
63%

Gambar 15 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin di Taman Radio
Dalam dan Taman Bacang

23
Pada Gambar 15 dapat dilihat bahwa mayoritas responden pada kedua taman
yaitu berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan, hal itu terjadi karena
pengunjung laki laki lebih sering melakukan kunjungan ke taman untuk berkumpul
dan berolahraga di taman.
Taman Radio Dalam
20%
JKT

Taman Bacang
24%

JKT
non JKT

non JKT
76%

80%

Gambar 16 Persentase responden berdasarkan daerah asal di Taman Radio Dalam
dan Taman Bacang
Pada Gambar 16 diketahui bahwa responden yang datang pada kedua taman
umumnya berasal dan bertempat tinggal di Jakarta sedangkan minoritas berasal dari
luar Jakarta yang sedang berlibur dan bertugas sehingga menetap sementara di
Jakarta.
Taman Bacang

Taman Radio Dalam
9%

4%

3 km

>3 km

11%

500 - 1 km
17%

30%

1 -3 km
500 - 1 km
lainnya

19%

23%