Desain Taman Heulang Sebagai Taman Tematik Di Kota Bogor

DESAIN TAMAN HEULANG SEBAGAI TAMAN TEMATIK
DI KOTA BOGOR

DEO GRACIA CAHYADI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Taman Heulang
sebagai Taman Tematik di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Deo Gracia Cahyadi
NIM A44110064

ABSTRAK
DEO GRACIA CAHYADI. Desain Taman Heulang sebagai Taman Tematik di
Kota Bogor. Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH.
Taman kota merupakan ruang publik tempat manusia berkumpul dan
melakukan berbagai aktifitas didalamnya. Ada beberapa fungsi taman kota seperti
perkumpulan komunitas, wadah olahraga, edukasi lingkungan, meningkatkan
kesehatan dan memberikan nilai estetik. Salah satu taman kota di Bogor adalah
Taman Heulang yang berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal, dikelilingi oleh
perumahan kalangan ekonomi menengah keatas dan utamanya digunakan sebagai
wadah olahraga. Bertentangan dengan fungsinya, kegiatan tersebut belum didukung
oleh fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna.
Terdapat pula bentuk vandalisme pada tapak. Konsep taman tematik adalah salah
satu program yang dikembangkan oleh Kota Bandung dan Surabaya untuk
merevitalisasi dan menciptakan taman kota dengan tema tertentu. Sudah terbukti
bahwa dengan kehadiran taman tematik masyarakat lebih menyukai,

mengapresiasi, dan tertarik untuk mengunjungi taman-taman kota, bahkan menjadi
sakah satu tujuan rekreasi. Sehingga, dalam menyelesaikan masalah yang ada pada
tapak, konsep taman tematik dapat diterapkan untuk mengembalikan apresiasi
masyarakat, memaksimalkan fungsi tapak dan mengenalkan sebuah pendekatan
baru dalam merancang taman kota di Bogor.

ABSTRACT
DEO GRACIA CAHYADI. Heulang Park Design as a Thematic Park in Bogor
City. Supervised by INDUNG SITTI FATIMAH.
City parks or parks is a public space where people can gather and do some
activities inside. There are numerous function such as community gathering,
playing sports, educating people about environment, improving health, and giving
aesthetical value. One of the city park in Bogor is Heulang Park, located in Tanah
Sareal District surrounded by middle-class economy housings, which are used
mainly for sports. Despite the function, there are no facilities that could assure the
safety and comfort of the users. There’s also lack of appreciation problem so traces
of vandalism could be found anywhere within the site. Thematic park concept is a
trend developed by Bandung City which parks are revitalized and created in the city.
It is proven that many people love their presence, appreciates, using it, and even
becomes tourist attraction. Therefore to solve the problem on the site, thematic park

concept can be applied to regain users appreciation, maximalize the function, and
introduce a new approach of designing park in Bogor City.
Keywords : Bogor city, Heulang park, city parks, thematic park

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau selutuh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

DESAIN TAMAN HEULANG SEBAGAI TAMAN TEMATIK
DI KOTA BOGOR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang
berjudul Desain Taman Heulang sebagai Taman Tematik di Kota Bogor ini
diselesaikan pada Januari 2016.Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, M.Si selaku pembimbing yang telah membantu dan
memberikan waktu, ilmu, dan nasihat hingga selesainya penulisan karya ilmiah
ini,
2. Vera Dian Damayanti, SP., MSLA dan Dr. Ir. Afra D. N. Makalew, MSc. selaku
dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini,
3. keluarga Bapak Wishnu Tjahjadi yang telah memberikan semangat dan doa
yang diberikan,

4. dinas dan instansi terkait di Kota Bogor yang sudah membantu dalam proses
pencarian data,
5. seluruh staff pengajar Departemen Arsitektur Lanskap atas ilmu yang diberikan,
6. seluruh staff komisi pendidikan dan tata usaha Departemen Arsitektur Lanskap
atas bantuan administrasi yang diberikan,
7. Dhea, Farah, Irfan, dan teman-teman Departemen Arsitektur Lanskap 48 atas
doa serta dukungan yang diberikan selama ini,
8. Annisa, Ressa, Ridhana, Safira, dan Valentine atas saran dan semangat yang
diberikan, serta
9. Seluruh pihak yang turut membantu dalam pengerjaan penelitian ini.
Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kota
Bogor dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Maret 2016
Deo Gracia Cahyadi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

xii


DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

Desain

3

Taman Kota

5


Taman Tematik

6

METODE

9

Lokasi dan Waktu

9

Alat dan Bahan

9

Metode Penelitian

9


Batasan Penelitian

10

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum

10
10

Aspek Fisik dan Biofisik

10

Aspek Sosial

16

Analisis dan Sintesis Fisik dan Biofisik


19

Aksesibilitas dan Sirkulasi

19

Visual

21

Topografi dan Kemiringan

22

Iklim

22

Vegetasi


23

Aspek Sosial

24

Fasilitas dan Utilitas
Konsep

27
28

Konsep Dasar

28

Konsep Desain

30

Konsep Pengembangan

31

Blok Plan

37

Desain Lanskap

38

Desain ruang penerimaan

41

Desain ruang bermain anak

43

Desain ruang olahraga remaja dan dewasa

45

Desain ruang olahraga usia lanjut

47

Desain ruang sosial

48

Desain pencahayaan

50

Desain penandaan

51

Desain penanaman

55

Detil Desain

56

SIMPULAN DAN SARAN

57

Simpulan

57

Saran

57

DAFTAR PUSTAKA

58

LAMPIRAN

59

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Elemen taman tematik di Kota Bandung yang sudah direvitalisasi
Tabel 2 Jenis data penelitian
Tabel 3 Jenis pohon eksisting
Tabel 4 Jenis pohon eksisting
Tabel 5 Kebutuhan ruang
Tabel 6 Konsep vegetasi
Tabel 7 Vegetasi yang digunakan dalam desain

8
12
16
16
33
35
55

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2 Contoh taman tematik di Bandung
Gambar 3 Lokasi penelitian
Gambar 4 Proses desain menurut Simonds (1983)
Gambar 5 Orientasi dan batas tapak (tanpa skala)
Gambar 6 Aksesibilitas dan sirkulasi eksisting
Gambar 7 Topografi eksisting
Gambar 8 Drainase eksisting
Gambar 9 Grafik data iklim Kelurahan Tanah Sareal tahun 2103
Gambar 10 Grafik curah hujan Kelurahan Tanah Sareal tahun 2013
Gambar 11 Fasilitas eksisting tapak : lampu penerangan jalan (kiri), dan
tangga akses masuk (kanan)
Gambar 12 Peta inventarisasi
Gambar 13 Peta analisis aksesibilitas dan sirkulasi
Gambar 14 Jenis sign system
Gambar 15 Karakteristik landform datar menurut
Gambar 16 Peta analisis sosial dan view
Gambar 17 Grafik kuesioner : tema yang diinginkan oleh responden
Gambar 18 Grafik kuesioner : pengetahuan responden tentang taman
tematik
Gambar 19 Grafik kuesioner : respon mengenai elemen taman yang ingin
dihadirkan
Gambar 20 Ilustrasi konsep dasar
Gambar 21 Ilustrasi konsep desain
Gambar 22 Ilustrasi bentukan sirkulasi
Gambar 23 Block plan
Gambar 24 Jenis-jenis lighting
Gambar 25 Siteplan
Gambar 26 Perspektif keseluruhan
Gambar 27 Perspektif main entrance pada Jalan Heulang
Gambar 28 Suasana area penerimaan pada bagian taman sebelah timur
(atas) dan sebelah barat (bawah)
Gambar 29 Suasana area bermain anak
Gambar 30 Perspektif lapangan sepak bola

2
7
9
10
11
13
14
15
15
16
17
18
20
21
22
25
26
26
27
29
31
34
36
37
39
40
41
42
44
45

Gambar 31 Suasana area lapangan futsal mini
Gambar 32 Perspektif area latihan dribble
Gambar 33 Suasana area olahraga usia lanjut
Gambar 34 Perspektif jalur refleksi
Gambar 35 Ilustrasi lawn sekunder
Gambar 36 Suasana lawn utama
Gambar 37 Ilustrasi sculpture
Gambar 38 Ilustrasi bentuk bench
Gambar 39 Lampu yang digunakan pada taman (kiri ke kanan) : lampu
sorot, spotlight, dan penerangan jalan
Gambar 40 Peta penempatan penanda di jalan arteri dan lokal Kota Bogor
(tanpa skala)
Gambar 41 Peta penempatan penanda di jalan arteri Kota Bogor (tanpa
skala)
Gambar 42 Perspektif keseluruhan pada malam hari
Gambar 43 Potongan
Gambar 44 Ilustrasi penanda dalam taman

46
46
47
47
48
49
49
50
50
52
52
53
54
56

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian
Lampiran 2 Planting plan pohon SS-01
Lampiran 3 Planting plan ground cover SS-02
Lampiran 4 Detil lampu HS-01
Lampiran 5 Detil boardwalk HS-02
Lampiran 6 Detil Penanda HS-03
Lampiran 7 Detil signage HS-04
Lampiran 8 Detil sculpture HS-05
Lampiran 9 Detil Dek dan Kolam HS-06
Lampiran 10 Detil bench HS-07
Lampiran 11 Detil area duduk HS-08
Lampiran 12 Detil area mini futsal HS-09
Lampiran 13 Detil permainan tali HS-10
Lampiran 14 Detil perosotan HS-11
Lampiran 15 Detil perosotan HS-12
Lampiran 16 Detil jembatan mini HS-13
Lampiran 17 Detil perkerasan HS-14
Lampiran 18 Detil perkersana HS-15
Lampiran 19 Deti lapangan sepak bola HS-16
Lampiran 20 Detil lapangan sepak bola HS-17

60
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Taman kota adalah sebuah ruang publik tempat masyarakat dapat
berkumpul dan melakukan aktifitas di dalamnya. Fungsi taman kota antara lain
sebagai sarana atau tempat berkomunikasi antar individu atau kelompok, tempat
peralihan atau menunggu, tempat bermain atau olah raga, serta membentuk
kesadaran lingkungan hidup seperti menciptakan kebersihan, kesehatan,
keselarasan, dan keindahan lingkungan (Renaldi 2014). Kota Bogor memiliki
sejumlah taman kota seperti Taman Sempur, Taman Kencana, Taman Peranginan,
Taman Malabar, Taman Topi, dan lain-lain. Untuk ukuran sebuah kota, jumlah
tersebut masih harus diperbanyak dan tersebar secara merata dengan cara
membangun taman-taman baru. Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Kota Bogor, terdapat sejumlah lokasi yang direncanakan akan direvitalisasi
menjadi taman kota.
Terdapat beberapa masalah yang terlihat pada kondisi eksisting taman di
Bogor secara umum yaitu belum memiliki karakter yang kuat, kurangnya apresiasi
serta belum mampu memenuhi kebutuhan warganya secara maksimal. Kurang
kuatnya karakter taman di Bogor disebabkan identitas yang kurang terlihat. Fungsi
utama taman belum terlihat jelas dan belum didukung oleh elemen lankap yang
mampu mewadahi kegiatan serta aktifitas penggunanya. Untuk memperbaiki dan
merubah hal tersebut diperlukan pendekatan baru dalam merancang sebuah taman
kota yang dengan tepat dapat memenuhi kebutuhan warganya, menarik untuk
dikunjungi, dan disayangi oleh penggunanya.
Salah satu program yang berkembang dalam pembangunan taman saat ini
adalah taman tematik. Taman tematik adalah sebuah wujud taman kota yang
memiliki fungsi tertentu untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.
Pembangunan taman tematik sedang berkembang di Kota Bandung dan Surabaya.
Taman tematik telah terbukti mampu meningkatkan apresiasi dan preferensi
masyarakat terhadap sebuah taman kota. Sehingga masyarakat kini memiliki
alternatif lain untuk menghabiskan waktu luangnya daripada mengunjungi mall
serta dapat mendekatkan manusia kepada alam. Taman tematik dapat dijadikan
objek rekreasi dan wisata bagi warga kota maupun pelancong.
Taman Heulang adalah salah satu ruang terbuka yang terletak di Kecamatan
Tanah Sareal, Kota Bogor. Taman Heulang sebagai salah satu taman di Kota Bogor
belum dikembangkan dengan optimal dan belum memenuhi fungsi sebuah taman
kota secara maksimal. Sebagai ruang terbuka yang bersifat aktif, Taman Heulang
belum memiliki fasilitas rekreasi maupun fasilitas penunjang lain yang dapat
digunakan oleh umum serta belum memiliki fungsi ekologis, sosial, estetika atau
edukasi. Taman Heulang berpotensi dikembangkan menjadi salah satu alternatif
taman yang dapat dikunjungi dan menambah wajah baru di Kota Bogor. Dengan
menggunakan konsep taman tematik, tapak dapat didesain sesuai dengan fungsi
yang ideal, menghadirkan elemen dan fasilitas taman yang tepat sehingga fungsi
tapak optimal dan mampu memberikan kepuasan, kesenangan, kenyamanan, dan
keamanan pada pengguna.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan kendala tapak untuk
dijadikan taman tematik,
2. membuat sebuah tema yang menjadi konsep utama dalam pengembangan
desain, dan
3. merancang taman tematik yang fungsional, estetis, dan berkelanjutan.
Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian di Taman Heulang ini diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat, yaitu :
1. mahasiswa dapat mengembangkan sifat profesionalisme di bidang
arsitektur lanskap melalui aplikasi teori perancangan dan teknik
perancangan menggunakan berbagai perangkat lunak,
2. mengenalkan taman tematik kepada masyarakat kota Bogor, dan
3. menjadi referensi desain taman tematik di Kota Bogor.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian mengenai desain Taman Heulang sebagai taman
tematik di Kota Bogor disajikan pada bagan di bawah ini.

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA
Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya (Effendy 2013). Desain adalah alat komunikasi yaitu
suatu alat pemecahan masalah (Dharsono 2003). Desain dalam arsitektur lanskap
diterjemahkan juga sebagai proses dari penggabungan seni dan ilmu pengetahuan
dalam menata ruang untuk menghasilkan nilai yang estetika dan fungsional. Desain
dalam lanskap harus mampu menentukan segala macam keputusan yang melibatkan
material, elemen, dan pengaturan area (Eckbo 1964).
Simonds and Starke (2006) mengungkapkan bahwa desain lanskap
merupakan proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi,
dan biologi serta efek psikologi dan fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan,
warna, dan ruang hasil dari pemikiran yang saling beraturan. Dengan demikian,
proses desain adalah sebuah kerangka berfikir tentang langkah-langkah yang
menggabungkan aspek rasional dan intuitif yang dapat membantu desainer untuk
mengatur kerja, pikiran, dan perasaan mereka dalam sebuah usaha untuk
menghasilkan sebuah solusi karya desain yang paling terbaik.
Dalam membentuk suatu karya lanskap, proses desain harus memperhatikan
prinsip dan unsur desain. Menurut (Hakim dan Utomo, 2008) desain terdiri dari
beberapa unsur yaitu:
a. Garis
Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga
membentuk suatu coretan. Ada beberapa jenis garis yang perlu diketahui,
yaitu garis vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung. Sepintas garis-garis
tersebut tampak berbeda, namun masing-masing garis mempunyai sifat,
karakter, dan kesan yang berbeda. Garis vertikal memberi aksentuasi pada
ketinggian, memberi kesan tegak, gagah, kaku, tegas, dan serius. Garis
horizontal memberikan aksentuasi tehadap dimensi lebar sehingga suatu
ruang akan tampak bertambah besar, lebar, meluas, dan melapang. Suasana
yang ditimbulkan adalah santai, rileks, dan tenang. Garis diagonal memiliki
karakter dinamis, bergegas (tidak tenang), dan mendekatkan jarak, sehingga
sering digunakan untuk suatu maksud yang menarik perhatian atau sebagai
daya Tarik visual. Garis lengkung memberi kesan dinamis, riang, lembut,
dan meberi pengaruh gembira. Garis lengkung umumnya banyak
dimanfaatkan bagi pembentukan suatu ruang pada daerah rekreasi.
b. Bidang
Bidang merupakan susunan beribu-ribu garis. Terdapat bermacammacam bentuk bidang, segi empat, segitiga, bulat, trapesium, ataupun
berbentuk bebas. Suatu bidang dapat memberikan beberapa fungsi, yaitu
sebagai pemberi arah dan suasana, pengontrol, pembatas, dan penutup
(screen) efektif.
c. Ruang (space)
Ruang merupakan suatu wadah yang tidak nyata, akan tetapi dapat
dirasakan keberadaannya oleh manusia. Ruang terjadi atau dapat diciptakan
karena adanya bidang dasar/alas (the base), bidang pembatas (the verticals),

4
dan bidang pengatap/penutup (the overhead). Bidang alas erat hubungannya
dengan fungsi ruang. Sebidang lantai yang mempunyai sifat bahan berbeda
dari permukaan lantai sekitarnya akan memberikan kesan tersendiri dan
berbeda satu dengan lainnya. Selain perbedaan bahan lantai, perbedaan
tinggi pada suatu bidang lantai akan membentuk kesan dan fungsi ruang
yang baru tanpa mengganggu hubungan visual antara ruang-ruang tersebut.
Bidang pembatas atau dinding dibagi menjadi 3 macam, yaitu dinding
massif yang berupa dinding atau tembok bangunan; dinding transparan yang
terbuat dari bidang transparan seperti pagar bambu, logam, atau kayu yang
tidak padat; dan dinding semu yang dibentuk oleh perasaan pengamat
setelah mengamati suatu objek atau keadaan. Adapun dinding ini dapat
terbentuk oleh garis-garis batas, misalnya garis batas air laut, sungai,
cakrawala, dan batas lantai trotoar.
d. Ruang terbuka
Ruang terbuka adalah suatu wadah yang dapat menampung
kegiatan/aktivitas tertentu dari manusia baik secara individu atau
berkelompok. Ruang terbuka terdiri dari dua jenis,yaitu ruang terbuka aktif
dan pasif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mempunyai unsurunsur kegiatan didalamnya misalkan bermain, olahraga, jalan-jalan. ruang
terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan
remaja, serta penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi. Ruang
terbuka pasif adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak mengandung
unsur-unsur kegiatan manusia misalkan penghijauan di tepi sungai, jalur
jalan, bantaran sungai atau daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka ini
lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan ekologis.
Ruang terbuka mampu memberikan fungsi sosial dan ekologis. Fungsi
sosial ruang terbuka antara lain: tempat bermain dan olahraga, komunikasi
sosial, peralihan dan menunggu, mendapatkan udara segar, sarana
penghubung antara satu tempat dengan tempat lain, pembatas di antara
massa bangunan, sarana penelitian dan pendidikan, serta sarana untuk
menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.
Sedangkan fungsi ekologis yang diberikan oleh ruang terbuka antara lain:
penyegar udara, memperbaiki iklim mikro, menyerapair hujan, pengendali
banjir dan mengatur tata air, memelihara ekosistem tertentu dan
perlindungan plasma nutfah, serta pelembut arsitektur bangunan.
e. Bentuk dan fungsi
Dalam mendesain sesuatu secara ideal, dikenal istilah form must
follow function yang berarti setiap benda harus direncanakan dan didesain
sebaik mungkin dan menjadi alat yang efektif baik dari segi bentuk, bahan,
maupun penyelesaiannya, termasuk pula pertanyaan untuk apa benda/objek
tersebut direncanakan.
f. Tekstur
Tekstur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus yang tidak
beraturan pada suatu permukaan benda atau objek. Titik-titik ini dapat
berbeda dalam ukuran, warna, bentuk, atau sifat dan karakternya. Tekstur
dipisahkan menjadi dua yaitu tekstur halus dan kasar. Penggunaan kedua
komposisi tekstur tersebut harus diperhatikan untuk menjaga keserasian
dalam suatu desain yang diinginkan.

5
g. Warna
Warna digunakan untuk menekankan atau memperjelas karakter suatu
objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya. Dalam desain,
warna digunakan sebagai salah satu elemen yang dapat mengekspresikan
suatu objek, disamping bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Warna dapat
memberikan kesan yang diinginkan oleh perancang dan mempunyai efek
psikologis.
Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan
bentuk. Setiap komponen dan unsur desain memiliki sifat dan karakter tersendiri.
Untuk menyatukan komponen dan unsur tersebut harus berdasarkan pada prinsip
desain. Prinsip utama dalam desain adalah factor keteraturan dan kesatuan. Untuk
mencaai suatu kesatuan dan keteraturan maka perlu diperhatikan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan atau balance dalam desain berarti penyamaan tekanan
visual sauatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman. Susunan
yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atai pertentangan terutama
dari sudut visual. Keseimbangan akan mewujudkan suatu kesan
keselarasan.
b. Irama dan Pengulangan (ryhtme and repetition)
Ritme adalah pengulangan unsur-unsur lanskap yang dipergunakan
pada tempat yang berbeda dalam suatu tapak sehingga membentuk suatu
ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda. Ritme dalam
lanskap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas,
terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lanskap pada suatu area. Pola
pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang
berbeda-beda dari elemen lanskap.
c. Penekanan dan aksentuasi (emphasis)
Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu
unsur agar lebih tampak dalam komposisi susunan elemen lanskap. Unsurunsur lanskap yang lainnya yang tidak menonjol berfungsi sebagai
penghubung atau pengikat kesatuan. Penekanan ditimbulkan oleh
dominannya suatu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras
terhadap elemen lainnya. Penekanan dalam suatu bentuk akan menarik
perhatian kita. Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuk, tata
letak, dan juga unsur-unsur lainnya seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan
ruang.
Taman Kota
Taman merupakan sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk
kesenangan dan kegembiraan (Laurie 1986). Taman dalam pengertian terbatas
merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai
keindahan, kenyamanan, keamanan bagi pemilik atau penggunanya. Pada
masyarakat perkotaan, taman-taman selain bernilai estetika juga berfungsi sebagai
ruang terbuka (Arifin dan Nurhayati 2000). Menurut Eckbo (1956), taman adalah
sebuah ruang dengan penggunaan terbatas dan bentuk fleksibel, yang
dikembangkan dengan konstruksi minimum dan dipenuhi oleh material alami yang

6
dapat digunakan untuk relaksasi, meditasi, tidur, bermimpi, sosialisasi, dan
bermain.
Taman kota merupakan sebuah taman di dalam kota yang mampu
memberikan fungsi rekreasi dan ruang hijau kepada penggunanya. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum (2008) mendefinisikan taman kota sebagai lahan terbuka
yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain pada tingkat kota. RTRW Kota Bogor tahun 2011-2031 pasal 72
menyatakan bahwa taman merupakan RTH yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas rekreasi, dan fasilitas umum penunjang lainnya yang dapat digunakan
secara terbuka dan memberikan fungsi ekologis, sosial, estetika, dan edukasi.
Taman kota memiliki kekuatan untuk membentuk karakter dan menjaga
kelangsungan hidup sebuah kota. Tanpa ruang terbuka di sebuah kota akan
mengakibatkan manusia yang hidup didalamnya mengalami ketegangan mental.
Sehingga sebuah ruang terbuka harus direncanakan denganbaik agar dapat
memenuhi keselarasan harmoni antara structural kota dan alamnya (Simonds dan
Starke 2006).
Taman kota meruapakan ruang rekreasi bagi masyarakatnya. Menurut Gold
(1980), rekreasi dikelompokkan menjadi empat kategori:
1. Rekreasi fisik, yaitu rekreasi yang membutuhkan usaha fisik dalam
melakukankegiatan rekreasi,
2.Rekreasi sosial, yaitu rekreasi yang mencangkup interaksi sosial dan
aktivitasnya,
3.Rekreasi kognitif, yaitu rekreasi yang mencangkup kebudayaan, pendidikan,
dan estetika, dan
4.Rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan, yaitu rekreasi yang
memanfaatkan sumber daya alam.
Menurut Eckbo (1964), taman kota dapat diklasifikasikan berdasarkan luas
dan penggunaannya terdiri dari neighborhood park, community park, dan public
park. Neighborhood park adalah taman yang terletak di daerah pemukiman dengan
luas 2-4 hektar yang dapa menampung kegiatan pengguna di sekitar lingkungan
taman. Community park adalah taman dengan luas 4-20 hektar yang dapat
menampung kegiatan rekreasi pengguna dalam bentuk komunitas. Public park
adalah taman dengan luas 40-400 hektar bahkan lebih yang dilengkapi dengan nilainilai visual yang dapat menghilangkan kesan perkotaan.
Taman Tematik
Taman tematik adalah salah satu program untuk merevitalisasi taman-taman
kota, seperti memperbaiki elemen-elemen taman, memperbanyak fasilitas untuk
menunjang kegiatan-kegiatan masyarakat dan memberikan tema terhadap beberapa
taman kota (Halimatussadyah 2014). Taman tematik merupakan taman dengan satu
karakter atau tema yang akan menjadi ciri khas dengan suasana dan fasilitas taman
yang disesuaikan dengan tema yang dimiliki oleh taman tersebut. Program taman
tematik sudah dijalankan di dua kota besar di Indonesia yaitu Surabaya dan
Bandung. Di Surabaya terdapat beberapa taman tematik seperi Taman Bungkul,
Taman Flora, Taman Pelangi, dan Taman Lansia. Sementara di Bandung terdapat
pula taman tematik yaitu Taman Film, Pet Park, Taman Superhero, Taman Lansia,
Taman Jomblo, Taman Vanda, dan sebagainya.

7
Di Surabaya, taman tematik merupakan program kerja pemerintah yang
dijalankan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Kota Surabaya
memiliki banyak taman kota namun sebagian besar taman tersebut merupakan
taman pasif yang berfungsi ekologi atau penghijauan. Sebagian kecil lainnya
merupakan taman aktif yang bisa dikunjungi oleh masyarakat. Taman tematik di
Kota Surabaya merupakan taman aktif yang ramai dikunjungi warga. Namun
jumlah taman aktif yang dapat menarik perhatian warga dan mampu menampung
kapasitas pengguna dalam jumlah besar masih dirasa masih belum cukup. Sehingga
pemerintah kota Surabaya akan terus merencanakan dan membangun taman tematik
sebagai taman kota sekaligus tempat rekreasi warga.
Di Kota Bandung, Taman tematik merupakan salah satu program kerja yang
diusung oleh Walikota dan Wakil Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan Oden
Muhammad Danial, yang bertajuk Bandung Hijau. Taman temaik dibuat untuk
mewujudkan kembali kota Bandung yang bersih, hijau, dan berbunga. Selain itu,
dengan banyaknya taman kota, pemerintah berharap taman dapat menjadi tempat
rekreasi. Program tersebut berencana merevitalisasi 600 taman atau ruang terbuka
di Kota Bandung dan 30 taman diantaranya akan diberikan tema.

Gambar 2 Contoh taman tematik di Bandung
(sumber : google.co.id)

8
Program revitalisasi taman dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung dan Corporate Social Responsibility
(CSR). Saat ini sudah belasan taman tematik yang diresmikan seperti Taman
Pasupati dengan nama tematik “Taman Jomblo”, lalu Taman Cempaka dengan
nama tematik “Taman Fotografi”, Taman Centrum dengan nama tematik “Taman
Musik”, dan Taman Cilaki dengan nama tematik “Taman Puspa”. Terdapat pula
pembuatan taman tematik di kolong Jembatan Pasupati yang sebelumnya dikenal
sebagai kawasan kumuh, yaitu “Taman Film”.
Elemen-elemen yang diperbaiki pada sebuah taman bermacam-macam baik
softscape atau hardscape, seperti vegetasi, signage, dan elemen yang mendukung
tema yang ditentukan. Diberikan juga beberapa sarana dan prasarana pada taman
sebagai penunjang taman seperti jalur pedestrian, lampu taman, tempat duduk,
gazebo, pagar pembatas, toilet, tempat sampah, penyebrangan jalan, dan fasilitas
wifi. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 1.
Tabel 1 Elemen taman tematik di Kota Bandung yang sudah direvitalisasi
Nama Taman Tematik
Karakteristik
Taman

Taman
Pustaka
Bunga

Nama taman
sebelum diresmikan Taman
menjadi taman Cilaki
tematik
30
Tanggal peresmian Maret
2013

Taman
Musik

Taman
Fotografi

Taman
Jomblo

Taman Centrum

Taman
Cempaka

Taman
Pasupati

1 Maret 2014

21-Sep-03

04 Januari
2014

Lokasi Jl. Cilaki Jl. Belitung
Luas taman

1 ha
4.200 m2
Beragam
Elemen tanaman
tanaman sebagai ciri khas
bunga

Elemen bangunan
sebagai ciri khas

-

Sarana & Prasarana Wifi dan
toilet
*Sumber

: Halimatussadyah 2014

Jl.
Cempaka
500 m2
-

Jl. Pasupati
700 m2
10%
Tanaman

Arsitektur
bangunan yang
melingkar dan
di tengah taman
didesain seperti
panggung

60 buah
tempat
Papan
besi untuk duduk
memajang berukuran
rendah dan
karya
tinggi, 90%
fotografi
bangunan

Wifi

Wifi

Wifi

9

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Heulang yang berada di Kelurahan
Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Taman Heulang yang menjadi
lokasi penelitian merupakan salah satu taman kota yang berada di Kota Bogor.
Lokasi penelitan ini berbatasan dengan area pemukiman, pemerintahan, pendidikan,
dan komersil. Penelitian ini dilaksanakan mulai Febuari hingga November 2015.

Gambar 3 Lokasi penelitian
Sumber : Google Maps
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas alat dan bahan
untuk kegiatan survei lapang dan kegiatan studio. Alat yang digunakan untuk survei
lapang seperti kamera, alat tulis, GPS, serta peralatan lainnya yang digunakan di
lapang. Pada kegiatan studio digunakan PC/laptop dengan software AutoCAD,
Sketchup, Adobe Photoshop, Lumion, Microsoft Office Word, dan Microsoft Office
Excel. Sedangkan bahan yang diperlukan adalah peta dasar sebagai acuan, daftar
pertanyaan untuk wawancara dan kuisioner.
Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian mengacu pada proses desain
Simonds (1983) yang diaplikasikan menjadi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan,
inventarisasi, analisis dan sintesis, dan pekerjaan studio.
1. Tahap Inventarisasi
1.1. Observasi atau pengamatan secara langsung terhadap tapak pada waktuwaktu tertentu dengan kondisi yang berbeda-beda. Kegiatan ini bertujuan
untuk mendapatkan data fisik dan biofisik seperti bentukan-bentukan
elemen lanskap, jenis vegetasi yang ada pada tapak, intensitas cahaya pada
tapak.
1.2. Kuesioner tertutup kepada 30 responden yang dipilih secara sengaja kepada
15 orang pelajar, 10 orang warga sekitar, dan 5 orang yang belum

10
mengetahui tapak guna mengetahui persepsi mengenai taman
tematik.Wawancara dilakukan kepada instansi terkait, pengguna riil, dan
pengurus tapak guna mengetahui kondisi eksisting, dan harapan perbaikan
taman di masa depan.
2. Tahap Analisis dan Sintesis
Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mengetahui potensi dan kendala
yang dapat mempengaruhi desain taman tematik. Aspek yang dianalisis sesuai
dengan data yang terkumpul, yaitu data fisik, bio-fisik dan sosial. Analisis
dilakukan secara deskriptif dan mengacu pada beberapa literatur serta
menghasilkan peta analisis.
3. Tahap Pekerjaan Studio
Pada tahap ini dilakukan sebuah proses desain. Proses desain merupakan
bagian penting dalam penelitian ini. Hasil analisis dan sintesis akan dikembangkan
menjadi sebuah konsep dasar, konsep desain, dan konsep pengembangan. Pada
tahap ini dihasilkan sebuah tema yang mendasari desain taman tematik. Kemudian
pada tahap konstruksi, dihasilkan penggambaran secara detail, bentuk, struktur,
bahan, dan material yang digunakan sehingga dapat diterapkan pada tapak .

Gambar 4 Proses desain menurut Simonds (1983)
Batasan Penelitian
Hasil akhir dari penelitian ini berupa rekomendasi desain taman tematik
pada taman Heulang sebagai taman tematik percontohan di Kota Bogor.
Rekomendasi terdiri dari gambar site plan, planting plan, detail drawing, potongan,
perspektif, dan animasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Aspek Fisik dan Biofisik
Aspek fisik dan biofisik yang diinventarisasi meliputi aspek-aspek yang
terkait dalam perancangan taman diantaranya: batas tapak dan geografi, sirkulasi
dan aksesibilitas, geologi dan tanah, topografi, drainase dan hidrologi, iklim,
vegetasi, fasilitas dan utilitas serta view.

11
Taman Heulang memiliki luas 2,6 hektar. Lokasi Taman Heulang berada di
area pemukiman kelas ekonomi menengah ke atas dengan akses utama Jalan
Heulang. Secara administratif letak tapak berada di Kelurahan Tanah Sareal,
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Secara geografis taman berada pada
koordinat 6034’10.07”LS - 106048’7.67”BT dengan batas wilayah:
1. Utara
: Jl. Heulang, perumahan
2. Timur
: Jl. Kasintu, perumahan
3. Selatan
: Jl. Beo, Perumahan
4. Barat
: Jl. Bincarung, Perumahan

Gambar 5 Orientasi dan batas tapak (tanpa skala)
Sumber : Google Maps
Taman Heulang adalah salah satu taman di Bogor yang pada tahun 2015-2016
akan dilakukan perbaikan dan perancangan ulang sebagai wujud dari program
“Bogor seribu taman” yang diusung oleh walikota Bogor. Tapak merupakan salah
satu taman yang tinggi intensitas penggunaannya oleh warga sekitar, khususnya
warga RW 02,03,04, dan 05 serta pelajar dari beberapa sekolah yang teletak di
sekitar daerah tersebut. Penggunaan yang ramai dapat ditemukan di siang dan sore
hari pada hari kerja maupun akhir pekan. Tapak kerap digunakan sebagai wadah
kegiatan olah raga dan ekstrakulikuler oleh siswa sekolah sekitar, sedangkan oleh
warga sekitar dijadikan tempat untuk bermain sepak bola dan jogging. Tapak
merupakan taman lingkungan bagi warga sekitar dan berperan sebagai wadah
bersosialisasi dan melakukan berbagai kegiatan baik secara individu maupun
kelompok. Ada beberapa kegiatan insidentil yang dilakukan di tapak seperti area
perkemahan sekolah, tempat shalat ied, lomba hari kemerdekaan, hingga
pembagian hasil kurban. Sehingga keberadaan taman merupakan hal yang penting
dalam membentuk hubungan manusia di sekitarnya, khususnya sebagai penyedia
ruang terbuka di tengah lingkungan hidup yang padat penduduk, dan memberikan
fungsi estetik dan ekologis pada wajah Kota Bogor.

12
Tabel 2 Jenis data penelitian
Unit
Data

Jenis/Aspek Data

Kategori
Cara
Sumber
Pengambilan
data
data

Kegunaan data

Fisik-Biofisik
1 Ruang
lokasi
luas tapak

m2

Survey lapang Google
maps
Primer
Survey lapang DKP
Kota
Bogor
Primer
Survey lapang DKP
dan
Kota
Sekunder
Bogor

Primer

2 Topografi

-

3 Iklim
Suhu
Curah hujan

0C
Sekunder mm/tahun Sekunder -

BMKG
BMKG

Mengetahui kondisi
umum lokasi
Mendesain taman
tematik
Analisis drainase,
struktur dan fasilitas
Menentukan
Menentukan
penempatan

Kecepatan
angin
4 Jenis Tanah

km/jam

Sekunder -

BMKG

-

Sekunder -

5 Vegetasi
6 Aksesibilitas

-

Primer
Primer

Survey lapang
Survey lapang

7 Sirkulasi

-

Primer

Survey lapang

8 Utilitas

-

Primer

Survey lapang

9 Fasilitas

-

Primer

Survey lapang

Puslitan Pengembangan
struktur dan
menentukan
kemampuan tumbuh
Menentukan iklim
Menentukan desain
sirkulasi
Menentukan
penempatan fasilitas
Menentukan
penempatan dan
-

Sosial
1 Pengguna

Jumlah, Primer
profil
pengguna
Primer

Wawancara
pengelola dan
pengguna
Wawancara,
kuesioner

3 Aktivitas

-

Primer

4 Waktu aktivitas

Jam

Primer

Survey lapang & wawancara
Survey lapang & wawancara

2 Keinginan/
Kebutuhan
pengguna

-

-

Mengetahui daya
dukung
Mengakomodasi
keinginan dan
kebutuhan
pengguna,
Mengetahui
kebutuhan ruang
Mengetahui
kebutuhan ruang
bagi pengguna

13
Taman ini dapat diakses baik oleh kendaraan pribadi seperti mobil dan
sepeda motor maupun angkutan umum yang melalui Jalan Dadali atau Jalan Jendral
Ahmad Yani. Sirkulasi jaringan jalan pada sekitar tapak terbagi atas 2 jalur
kendaraan bermotor dengan lebar jalan 8 meter, namun tidak terdapat jalur pejalan
kaki (pedestrian). Kondisi jalan yang dilalui oleh kendaraan bermotor berada pada
keadaan baik pada Jalan Heulang dan rusak ringan pada Jalan Kasintu, Jalan Beo,
dan Jalan Bincarung ditunjukkan dengan adanya lubang dan jalan yang tidak rata.
Pada area perbatasan antara jalan dan taman memiliki keadaan yang rusak dengan
tidak adanya lapisan aspal dan ditutupi oleh tumbuhan liar. Terdapat akses ke dalam
tapak berupa tangga yang berada di Jl. Heulang dan Jl. Kasintu. Sirkulasi di dalam
tapak, belum ditemukan adanya perkerasan yang segaja dibuat untuk digunakan
oleh pengguna taman, tetapi ditemukan jalur yang terbentuk oleh tekanan pijakan
pengguna sehingga tanah menjadi lebih padat dan tidak ditumbuhi tanaman.
Kondisi eksisting dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Aksesibilitas dan sirkulasi eksisting

14
Area Taman Heulang memiliki topografi relatif datar (kemiringan 0-3 %)
dibagian taman, namun cukup curam dibagian sisi tapak sebelah selatan dengan
perbedaan level antara 1-1,5 m. Tapak terletak pada dataran tinggi dengan
ketinggian wilayah antara 236-251 mdpl dan tersusun dari jenis batuan alluvial dan
tupa dari Gunung Gede yang merupakan gunung yang terletak di bagian tenggara
Kota Bogor (Bappeda 2013).

Gambar 7 Topografi eksisting
Jenis tanah yang terdapat di Kelurahan Tanah Sareal tersusun atas latosol
kemerahan dan alluvial kelabu. Latosol terbentuk dalam keadaan granular. Keadaan
tersebut mampu merangsang drainase dalam yang sangat baik. Latosol termasuk
tanah yang subur dengan tekstur tanah termasuk dalam kategori halus dan memiliki
tingkat kepekaan terhadap erosi agak peka (rather sensitive). Namun dengan
drainase yang baik, tanah latosol cocok digunakan sebagai area green, dimana
pengolahan tanah akan mudah dilakukan sesaat setelah hujan turun (Kellog 1949
dalam Soepardi 1983).
Taman Heulang memiliki saluran drainase yang rusak berat dan terputus
dari sistem drainase utama. Sistem drainase di Taman Heulang merupakan sistem
drainase terbuka dengan lebar 50 cm dan kedalaman 50 cm yang menerima
limpasan air dari daerah yang diperkeras maupun tidak diperkeras. Drainase
tersebut digenangi air dalam periode tertentu, terutama pada saat hujan atau sesaat
setelah hujan karena pada hari yang terbilang cerah tidak didapati genangan air
selama waktu pengamatan. Pada bagian tengah tapak memiliki tanah yang cukup
basah karena tidak ada drainase yang menyerap air di bagian tengah taman,
sehingga diperlukan adanya penambahan sistem drainase.

15

Gambar 8 Drainase eksisting
Berdasarkan data iklim oleh BMKG tahun 2013, diketahui bahwa suhu ratarata Kelurahan Tanah Sareal adalah 27,17 0C dengan suhu tertinggi tercatat pada
bulan April dengan suhu rata-rata bulanan 27,9 0C dan terendah pada bulan Juli
dengan suhu rata-rata bulanan 260C. Tingkat kelembaban udara rata-rata adalah
81.96%. Bulan Desember memiliki hari hujan terbanyak dengan jumlah 26 hari dan
bulan Juni terendah dengan 6 hari. Curah hujan rata-rata perbulan adalah 415mm
dengan curah hujan tertinggi di bulan Januari dengan 548 mm dan curah hujan
terendah di bulan Juni dengan 65 mm. Data tersebut disajikan dalam grafik
dibawah ini.
D AT A I K L I M
K E L U RAH AN T AN AH S ARE AL
T AH U N 2 0 1 3
Suhu (C)

Kelembaban (%)

Hari Hujan

100
80
60
40
20
0
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Gambar 9 Grafik data iklim Kelurahan Tanah Sareal tahun 2103
Sumber : Bappeda Bogor

16

CURAH HUJAN (MM)
Curah hujan (mm)
700
600
500
400
300
200

100
0
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nov

Des

Gambar 10 Grafik curah hujan Kelurahan Tanah Sareal tahun 2013
Sumber : Bappeda Bogor
Vegetasi pada tapak didominasi oleh pepohonan besar di semua sisi tapak
yang memiliki fungsi utama sebagai peneduh dan pemberi naungan. Sementara
pada lapangan yang terdapat di dalam taman, hanya ditumbuhi oleh rerumputan
liar. Fungsi vegetasi pada tapak, secara langsung memberikan dampak positif pada
lingkungan sekitarnya berupa naungan, udara sejuk, dan menjaga keberlangsungan
ekosistem sekitar. Berikut jenis vegetasi yang ada di dalam tapak yang dijelaskan
pada Tabel 3.
Tabel 3 Jenis pohon eksisting
No

Nama Ilmiah

Tabel
Jenispinnata
pohon eksisting
1 4Arenga
2
3
4
5
6
7

Canarium ovatum
Cocos nucifera
Ficus benjamina
Morinda citiflora
Paraserianthes falcataria
Swietenia mahogani

Nama Lokal
Aren
Kenari
Kelapa
Beringin
Mengkudu
Sengon
Mahoni

Jumlah
7
2
2
18
1
11
38

Kategori Jenis
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon

Fasilitas yang ditemui di dalam tapak yaitu 3 buah tangga akses masuk tapak
yang terdapat di Jl. Bincarung, Jl. Heulang, dan Jl. Kasintu dengan lebar 1,5 meter.
Belum terdapat fasilitas sesuai standar desain yang mewadahi kegiatan pengguna
didalam tapak. Utilitas yang terdapat pada tapak adalah lampu penerangan dengan
tinggi 3,5 meter yang terdapat di 11 titik dengan kondisi lampu taman yang baik
dan mampu memberi penerangan di sisi tapak yang berbatasan dengan jalan.
Aspek Sosial
Taman Heulang ditujukan untuk umum, namun lebih sering dipergunakan
oleh masyarakat di lingkungan sekitar Taman Heulang dan pelajar yang sekolahnya
berlokasi dekat dengan tapak. Pengguna tapak pada umumnya adalah pelajar yang
memanfaatkannya sebagai wadah olahraga dan ekstrakulikuler yang terdiri dari
siswa sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas atau kejuruan.

17
Pengguna lainnya adalah warga sekitar, terutama warga RW 02,03,04, dan 05 yang
menggunakan tapak sebagai tempat berolahraga seperti berlari dan bermain sepak
bola. Pada saat tertentu, dijadikan juga sebagai tempat pengadaan lomba 17 Agustus
dan shalat ied. Tapak merupakan salah satu taman kota yang dikelola oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor.

Gambar 11 Fasilitas eksisting tapak : lampu penerangan jalan
(kiri), dan tangga akses masuk (kanan)
Penggunaan tapak yang cukup padat berada pada Jalan Kasintu yang
terletak disamping SMKN 1 Bogor. Pada hari kerja, penggunaan yang padat
berlangsung pada pagi, siang dan sore hari di waktu pelajaran, istirahat, dan pulang
sekolah. Pada jam sekolah tapak kerap dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan
olahraga, pada jam istirahat tapak dimanfaatkan sebagai wadah tempat bernaung
dan duduk-duduk sambil menyantap makanan atau jajanan yang dijual oleh
pedagang kaki lima (PKL). Sementara pada waktu sore hari, tapak digunakan
sebagai tempat bermain bola baik oleh pelajar sekolah atau masyarakat umum.
Keberadaan lapangan bola dirasa begitu penting oleh sebagian besar pengguna
tapak karena di Kota Bogor tidak banyak tempat yang bisa digunakan untuk
bermain sepak bola secara gratis. Pada akhir minggu, penggunaan tapak bisa
ditemukan dari pagi hingga sore hari. Tidak hanya oleh pelajar atau masyarakat
umum, namun warga sekitar yang setiap harinya bekerja memanfaatkan waktu
akhir minggu untuk melakukan olahraga seperti jogging ataupun ikut bermain
sepak bola. Tapak terletak pada posisi strategis yang sering dilalui oleh kendaraan
bermotor dan dekat dengan pusat kota. Kegiatan secara sosial yang ditemukan
selain olahraga atau makan adalah kegiatan bersosialisasi, mengobrol, berkumpul,
berkelompok, atau melakukan kegiatan komunitas. Namun kegiatan tersebut belum
difasilitasi dengan baik oleh taman. Perlu ada ruang yang dapat digunakan untuk
melakukan kegiatan sosial baik dalam jumlah orang sedikit atau banyak.

Gambar 12 Peta inventarisasi

18

19

Analisis dan Sintesis Fisik dan Biofisik
Aksesibilitas dan Sirkulasi
Tapak dikelilingi oleh perumahan kelas ekonomi menengah ke atas serta
dekat dengan beberapa sekolah dan kantor pemerintahan. Tapak dapat diakses
menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jalan Heulang
merupakan jalur utama dengan intensitas penggunaan paling tinggi dan berpotensi
untuk menarik serta mendatangkan pengguna ke dalam tapak. Hal ini dikarenakan
jalan berbatasan langsung dengan tapak, memiliki lebar 8 meter, dan masih
memiliki kondisi aspal yang baik. Sementara jalur lain yang berbatasan langsung
dengan taman yaitu Jalan Kasintu, Jalan Bincarung, dan Jalan Beo merupakan jalur
sekunder kendaraan dengan lebar 5 meter dengan intensitas penggunaan lebih
rendah dibandingkan Jalan Heulang. Hal ini disebabkan sisi yang berbatasan
langsung dengan jalur tersebut rusak, berbatu, dan tertutupi oleh vegetasi pohon
sehingga mengurangi fungsi jalan dan daya tarik bagi orang yang melihatnya.
Pada tapak terdapat 3 akses masuk berupa perkerasan tangga yang
berbatasan dengan Jalan Bincarung, Jalan Heulang, dan Jalan Kasintu dengan lebar
1,5 meter. Akses tersebut ditujukan kepada pejalan kaki. Namun masih ditemukan
pengendara sepeda motor yang sengaja membawa masuk kendarannya ke dalam
tapak untuk parkir atau latihan berkendara. Hal tersebut mengindikasikan
dibutuhkannya tempat parkir yang aman serta adanya border sehingga pengendara
tidak bisa membawa kendaraan ke dalam tapak melainkan memarkirkan
kendaraannya dengan aman. Kendala lain di tapak adalah tidak adanya jalur
sirkulasi yang mampu mengarahkan pengguna sehingga muncul ketidakteraturan
serta kehilangan orientasi ruang. Selain itu belum ada ruang yang sengaja dibuat
untuk fungsi tertentu. Simonds dan Starke (2006) mengutarakan bahwa sirkulasi
dapat membentuk persepsi yang berbeda terhadap suatu objek dalam satu waktu
dan ruang. Persepsi yang terbentuk berdasarkan pergerakan seseorang dari satu titik
ke titik lainnya sehingga memiliki pengalaman yang berbeda dalam
menginterpretasikan objek tersebut. Sehingga perlu dibuat sebuah desain baru yang
menciptakan ruang dengan berbagai fungsi ideal serta jalur sirkulasi yang
menghubungkan antar ruang tersebut.
Belum terdapat pula penunjuk arah atau signage yang memberitahukan
keberadaan dan orientasi tapak. Penunjuk arah diperuntukkan bagi pengendara
bermotor, maupun pejalan kaki. Letak penunjuk arah dapat ditempatkan pada lokasi
yang dekat dengan tapak, mudah dilihat, dan sering dilalui oleh pengguna. Menurut
Simonds (1983) terdapat berbagai macam penunjuk arah seperti entrance sign,
arterial directory, internal directory, street sign, pathway guides, dan place
identification. Entrance sign diletakkan pada tapak untuk mengumumkan
kedatangan dan membantu menciptakan gerbang yang atraktif. Arterial sign
diletakkan pada persimpangan jalan arteri yang menunjukkan berbagai macam
destinasi. Internal directory diletakkan pada persimpangan jalan pada skala
ketetanggaan. Street sign diletakkan di setiap persimpangan jalan yang dapat
digabungkan dengan lampu penerangan jalan. Pathway guides memberikan
informasi tempat dan jalan pada tapak yang diletakkan pada persimpangan jalur
pejalan kaki dan sepeda. Place identification digunakan untuk menandakan suatu
tempat secara spesifik.

Gambar 13 Peta analisis aksesibilitas dan sirkulasi

20

21
Aplikasi pengadaan penunjuk arah berdasarkan teori Simonds (1983)
tersebut, dapat diterapkan untuk menciptakan sistem navigasi guna mengarahkan
pengguna menuju tapak. Arterial directory dapat diletakkan pada jalan arteri kota
seperti Jalan Padjajaran, Jalan Juanda, dan Jalan Jendral Ahmad Yani. Street signs
dapat diletakkan pada Jalan Dadali atau Jalan Ahmad Yani yang digabungkan
dengan lampu penerangan jalan. Pathway guides dapat diletakkan pada tapak dekat
dengan jalur masuk untuk memberi informasi tapak. Place identification dapat
diletakkan pada titik tertentu guna memberi info spesifik terhadap fasilitas tertentu.

Gambar 14 Jenis sign system
Sumber : Simonds 1983
Visual
View atau visual adalah sebuah pemandangan yang diperoleh dari sudut
pandang tertentu. Sebuah view harus dianalisis dan dikomposisikan dengan unsur
artistik untuk menciptakan kesan dramatik. Pada sebuah lanskap, sebuah view dapat
dipertahankan, dinetralisasi, dimodifikasi, dan diaksentuasi. Pada tapak ditemukan
view yang baik (good view), namun ditemukan juga view yang buruk (bad view).
Potensi good view pada tapak terdapat pada panorama tapak keseluruhan
yang dapat dilihat oleh pengguna jika berada di sisi timur dan barat tapak. Hal
tersebut dikarenakan topografi datar dan sisi tapak dengan lebar 192 meter mampu
memberikan kesan luas (wide) dan bebas. Hal tersebut yang menjadi daya tarik
pengguna yang datang karena mereka membutuhkan sebuah ruang terbuka yang
mampu memberikan mereka hal yang tidak bisa didapat dari lingkungan rumah
tempat tinggalnya.

22
Sementara kendala bad view pada tapak terletak pada bagian sudut tapak di
sebelah timur, yaitu area persimpangan Jl. Heulang dan Jl. Kasintu yang memiliki
kontur tidak rapi serta menjadi tempat PKL berjualan. Selain menghalangi view
taman, keberadaan PKL menimbulkan sampah plastik dan kerusakan di beberapa
pohon yang berada di taman. Mereka memanfaatkan pohon tinggi dengan diameter
batang lebih dari 1 meter untuk mendirikan warung tetap dan area berteduh untuk
berjualan. Selain itu bad view lain yang ditemukan di tapak terletak pada sisi tapak
sebelah Selatan yang berbatasan dengan Jl. Beo. Pada sisi tersebut perlu dilakukan
perbaikan kontur dan penataan ulang vegetasi yang ada untuk menciptakan
pemandangan yang lebih baik.
Topografi dan Kemiringan
Menurut Booth (1983), tapak yang memiliki topografi dengan kategori datar
merupakan tapak ideal dan dapat dikembangkan secara maksimal. Bentukan yang
datar memiliki kesan stabil, netral, istirahat, dan tenang. Tapak datar memiliki
potensi sudut pandang yang jauh. Namun kelemahan topografi datar yaitu tidak
adanya kesan pembagian ruang atau ruang privasi yang diberikan, sehingga untuk
menciptakan kesan tersebut permainan ketinggian level bisa ditambahkan atau
dengan menambahkan elemen lain.
Salah satu kelemahan tapak yang datar adalah memiliki kesan yang
monoton. Untuk memberikan kesan kontras pada tapak, dibutuhkan sebuah elemen
vertikal untuk memberikan perbedaan level dan menjadi elemen yang dominan
sehingga membentuk suatu vocal point yang atraktif. Pemberian elemen-elemen
dengan tema tertentu dengan desain yang menarik juga akan memperkuat karakter
dari sebuah tapak.

Gambar 15 Karakteristik landform datar menurut
Sumber : Booth 1983
Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata suatu tempat pada waktu tertentu.
Aspek iklim dalam sebuah lanskap diciptakan untuk dapat memberikan
kenyamanan lingkungan pada seseorang atau sekelompok masyarakat. Pada tapak

23
dengan luasan tertentu, dikenal istilah iklim mikro, yaitu sebuah studi yang
mempelajari kondisi iklim dengan luasan terbatas dengan tujuan meningkatkan
kenyamanan iklim untuk kehidupan manusia yang lebih baik (Simonds and Starke,
2006).
Berdasarkan data BMKG tahun 2013, diketahui suhu rata-r