Analisis Perilaku Wanita Wirausaha Terhadap Kredit (Studi Kasus Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU WANITA WIRAUSAHA TERHADAP
KREDIT
(Studi Kasus: Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor,
Kecamatan Dramaga, Bogor)

NURUL ADILAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perilaku
Wanita Wirausaha Terhadap Kredit (Studi Kasus: Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor, Kecamatan Dramaga, Bogor) adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi mana pun. sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014
Nurul Adilah
H34100155

4

ABSTRAK
NURUL ADILAH. Analisis Perilaku Wanita Wirausaha Terhadap Kredit (Studi
Kasus: Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, Kecamatan Dramaga, Bogor).
Dibimbing oleh SUHARNO
Wanita di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor memiliki peranan
yang besar dalam pengembangan kewirausahaan. Hal tersebut berkaitan dengan
wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor yang didominasi oleh
wanita dengan perbandingan 3:1 terhadap pria wirausaha. Sementara itu, kredit

merupakan salah satu faktor yang dapat membantu wanita wirausaha dalam
mengembangkan usahanya. Inisiatif Mitra Agribisnis berupa pemberian kredit
kepada wanita wirausaha Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor dapat
menghasilkan respon kewirausahaan tertentu yang perlu untuk diteliti untuk
pengembangan sistem kredit yang sesuai. Penelitian dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui karakteristik dan perilaku kewirausahaan serta perilaku wanita
wirausaha terhadap kredit dari inisiatif Mitra Agrbisnis beserta hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Metode pengolahan data menggunakan uji korelasi
Rank Spearman dengan nilai α = 0.1 untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik dan perilaku wanita wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara karakteristik personal dan karakteristik kewirausahaan
dengan perilaku kewirausahaan. Selain itu, terdapat juga hubungan negatif antara
perilaku kewirausahaan dengan perilaku responden terhadap kredit.
Kata Kunci: kewirausahaan, kredit, Mitra Agribisnis, perilaku, wanita.

ABSTRACT
NURUL ADILAH. Behaviour Analysis of Women Entrepreneurs Toward Credit
(Case Study in Lingkar Kampus Bogor Agricultural University, Dramaga, Bogor).
Supervised by SUHARNO
Women in Lingkar Kampus area of Bogor Agricultural University have a

big role in the entrepreneurship development regarding most of the entrepreneurs
in this area consist of women with the proportion 3:1 to men. Credit is one of
factor that able to help the women in developing their business. Mitra Agribisnis
initiative by giving credit to the women in Lingkar Kampus area may cause
certain entrepreneurial responses which are needed to be researched for further
credit system development. The research conducted with the objectives to analyze
the women entrepreneur’s characteristic, behavior, behavior toward credit from
Mitra Agribisnis initiative, and also the relations among those variables. The data
is being treated using the Rank Spearman correlation test with the value of α = 0.1
to find out about the relation between the characteristic and the behavior of
women entrepreneur. The result shows that the individual characteristics and the
entrepreneurship characteristics influence the behavior of women entrepreneur.
There is also negative correlation between the entrepreneurship behavior and the
behavior toward credit.
Keywords : behavior, credit, entrepreneurship, Mitra Agribisnis, women.

ANALISIS PERILAKU WANITA WIRAUSAHA TERHADAP
KREDIT
(Studi Kasus: Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor,
Kecamatan Dramaga, Bogor)


NURUL ADILAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

6

Judul Skripsi : Analisis Perilaku Wanita Wirausaha Terhadap Kredit (Studi Kasus
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor)
Nama

: Nurul Adilah
NIM
: H34100155

Disetujui oleh

Dr. Ir. Suharno, M.Adev
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

8

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Maret 2014
ini ialah kewirausahaan, dengan judul Analisis Perilaku Wanita Wirausaha
Terhadap Kredit (Studi Kasus: Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor,
Kecamatan Dramaga, Bogor).
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M.Adev selaku dosen pembimbing, Bapak Dr. Ir.
Burhanuddin MM selaku dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan, Ibu Dr. Ir.
Heny K. Daryanto atas segala saran dan kritik untuk perbaikan karya ilmiah ini.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh peserta inisiatif
Mitra Agribisnis selaku responden yang telah memberikan waktu luang dan
informasi untuk pengumpulan data, Ibu Erna selaku kader dari inisatif Mitra
Agribisnis, dan pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Institut Pertanian Bogor selaku pihak yang telah memberikan informasi mengenai
hal-hal yang diperlukan oleh penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis
ucapkan kepada kedua orang tua, ketiga adik, dan seluruh keluarga atas doa, kasih
sayang, dan dukungan yang senantiasa diberikan. Ungkapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada rekan-rekan sebimbingan, sahabat-sahabat MAN Insan
Cendekia Gorontalo angkatan 11, sahabat-sahabat Agribisnis 47, sahabat-sahabat
BEM FEM IPB 2012/2013, rekan-rekan pelaksana inisiatif Mitra Agribisnis, dan

Nurfikriyadi atas semangat, doa, dan dukungan yang diberikan dalam
penyelesaian karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Nurul Adilah

9

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR LAMPIRAN


iv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

4

Tujuan Penelitian

5

Manfaat Penelitian


6

Ruang Lingkup

6

TINJAUAN PUSTAKA

6

Karakteristik Personal

6

Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan

7

Perilaku Terhadap Kredit


9

KERANGKA PEMIKIRAN

10

Kerangka Pemikiran Teoritis

10

Wanita Wirausaha

11

Karakteristik Wirausaha

11

Perilaku Wirausaha


12

Pengetahuan Wirausaha

12

Sikap Wirausaha

13

Tindakan Wirausaha

14

Kredit

14

Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN

15
16

Lokasi dan Waktu Penelitian

16

Jenis dan Sumber Data

17

Metode Pengumpulan Data

17

Metode Pengolahan dan Analisis Data

17

GAMBARAN UMUM WILAYAH LOKASI PENELITIAN

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

22

10

Karakteristik Personal

22 

Karakteristik Kewirausahaan

25 

Perilaku Kewirausahaan

29 

Perilaku Terhadap Kredit

31 

Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan Perilaku Wirausaha

32 

Hubungan Antara Karakter Kewirausahaan dengan Perilaku Kewirausahaan 37 
Hubungan Antara Perilaku Kewirausahaan dengan Perilaku Terhadap Kredit 42 
SIMPULAN DAN SARAN

45 

Simpulan

45 

Saran

45 

DAFTAR PUSTAKA

46 

LAMPIRAN

48

RIWAYAT HIDUP

57

1

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan data usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan usaha
besar RI tahun 2009-2012
1
2 Nilai produk domestik bruto sektor usaha mikro, kecil, dan menengah dan
nasional tahun 2009-2011 atas dasar harga konstan
2
3 Kriteria penilaian skor kuesioner
19
4 Distribusi responden menurut usia pada wanita wirausaha Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor
22
5 Distribusi responden menurut pendidikan pada wanita wirausaha Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor
23
6 Distribusi responden menurut status pekerjaan suami pada wanita wirausaha
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
24
7 Distribusi responden menurut jumlah anggota keluarga pada wanita
wirausaha Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
24
8 Distribusi Responden Menurut Lama Usaha Pada Wanita Wirausaha
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
25
9 Distribusi responden menurut karakter wirausaha wanita di Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor
25
10 Distribusi responden menurut perilaku kewirausahaan wanita di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor
29
11 Distribusi responden menurut pengalokasian kredit untuk usaha di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor
31
12 Insiden ketidaksesuaian pembayaran kredit oleh wanita wirausaha di
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
32
13 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara usia dengan perilaku wirausaha
pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
33
14 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara pendidikan dengan perilaku
wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian
Bogor
34
15 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara status pekerjaan suami dengan
perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor
35
16 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara jumlah anggota keluarga dengan
perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor
35
17 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara lama usaha dengan perilaku
wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian
Bogor
36
18 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakter berorientasi tugas dan
hasil dengan perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor
38
19 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakter bertanggung jawab dengan
perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor
38

1

20 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakter berani mengambil risiko
dengan perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor
39 
21 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakter pandai berkomunikasi
dengan perilaku wirausaha pada wanita wirausaha di Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor
40 
22 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara karakter melihat dan
memanfaatkan peluang dengan perilaku wirausaha pada wanita wirausaha
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
41 
23 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara pengetahuan dengan perilaku
terhadap kredit pada wanita wirausaha Lingkar Kampus Institut Pertanian
Bogor
42 
24 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara sikap dengan perilaku terhadap
kredit pada wanita wirausaha Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
43 
25 Hasil uji korelasi Rank Spearman antara tindakan dengan perilaku terhadap
kredit pada wanita wirausaha Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
44 

DAFTAR GAMBAR
1

Kerangka pemikiran operasional

16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian
48 
2 Hasil uji korelasi Rank Spearman (hubungan karakteristik personal dengan
perilaku kewirausahaan)
55 
3 Hasil uji korelasi Rank Spearman (hubungan karakteristik kewirausahaan
dengan perilaku kewirausahaan)
55 
4 Hasil uji korelasi Rank Spearman (hubungan perilaku kewirausahaan
dengan perilaku terhadap kredit)
56 

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat
pembangunan suatu negara. Hal ini berkaitan dengan semakin diakuinya
kewirausahaan sebagai suatu penggerak pertumbuhan ekonomi, inovasi,
peningkatan produktivitas, serta lapangan pekerjaan, baik dalam lingkup kecil
seperti daerah hingga di lingkup yang lebih luas seperti negara. Selain itu,
minimnya jumlah lapangan kerja di Indonesia menyebabkan semakin tingginya
tingkat persaingan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam mencari
pekerjaan, hal ini kemudian memicu semakin banyaknya jumlah wirausaha yang
muncul di Indonesia. Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), suatu negara
digolongkan sebagai suatu negara yang sejahtera apabila negara tersebut memiliki
jumlah wirausahawan minimal sebesar dua persen dari total jumlah penduduk.
Namun, maraknya pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia belum begitu
signifikan untuk dapat mencapai angka minimal indikator negara sejahtera yang
ditetapkan oleh PBB tersebut. Data Kementerian Koperasi dan UKM
menunjukkan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia pada tahun 2012 baru
mencapai 1.56 persen dari total jumlah penduduk1. Sementara negara-negara
lainnya memiliki persentase jumlah wirausaha yang jauh lebih banyak
dibandingkan di Indonesia, yakni Amerika Serikat sebesar 11.5 persen, China
sebesar 10 persen, Jepang sebesar 10 persen, Singapura sebesar 7.2 persen, dan
Malaysia sebesar 5 persen2.
Pengembangan kewirausahaan nasional berkaitan erat dengan keberadaan
sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan
penggerak utama kegiatan ekonomi riil yang secara makro memiliki kontribusi
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja. Tabel 1
menunjukkan perkembangan UMKM dan usaha besar di Indonesia dari tahun ke
tahun yang mengindikasikan terjadinya peningkatan pada indikator jumlah unit
usaha dan jumlah tenaga kerja.
Tabel 1 Perkembangan data usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan usaha
besar RI tahun 2009-2012
Indikator
Unit
Usaha
(Unit)
a. UMKM
b. Usaha Besar

2009
52 769 280

2010
53 828 569

2011b
55 211 396

2012b
56 539 560

52 764 603
4 677

53 823 732
4 837

55 206 444
4 952

56 534 592
4 968

1

Kemenkop dan UKM RI. 2013 : gerakan wirausaha 15 kota potensial jadi target sosialisasi.
[Internet]. [diunduh 2014 Feb 1]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id

2

Liputan 6. 2013 : ri mimpi punya wirausaha sebesar amerika serikat. [Internet]. [diunduh 2014
Februari 1]. Tersedia pada : http://bisnis.liputan6.com

2

Tenaga
Kerja
(Orang)
a. UMKM
b. Usaha Besar
a

98 886 003 102 241 486

104 613 681 110 808 154

96 211 332
2 674 671

101 722 458 107 657 509
2 891 223
3 150 645

99 401 775
2 839 711

Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM RI, 2013
Data sementara

b

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga memiliki nilai Produk Domestik
Bruto (PDB) yang terus meningkat dan berkontribusi besar terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) negara. Nilai PDB UMKM terus mengalami peningkatan
dari tahun 2009 hingga 2011. Adapun kontribusi PDB UMKM adalah lebih dari
50 persen dari PDB Nasional setiap tahunnya. Persentase nilai PDB UMKM
terhadap PDB Nasional juga menunjukkan peningkatan dari tahun 2009 hingga
2011, yakni sebesar 55.65 persen pada tahun 2009 yang kemudian meningkat
menjadi 58.95 persen pada tahun 2011. Hal tersebut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Nilai produk domestik bruto sektor usaha mikro, kecil, dan menengah dan
nasional tahun 2009-2011 atas dasar harga konstana
Uraian

2009

2010

2011

PDB UMKM (Milyar Rupiah)

1 212 599.30

1 282 571.80

1 369 326.00

PDB
Nasional
Rupiah)

2 178 850.40

2 314 458.80

2 322 653.10

55.65

55.41

58.95

(Milyar

Persentase PDB UMKM (%)
a

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan pada sektor UMKM
di negara berkembang adalah para wanita. Keterlibatan wanita di dalam berbagai
aktivitas berwirausaha telah memberdayakan mereka di berbagai macam bidang
sekaligus, seperti sosial, ekonomi, dan budaya. Di Indonesia, jumlah wanita yang
berwirausaha semakin mengalami peningkatan sejak tahun 1980-an seiring
dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. Peningkatan tersebut terlihat
dari jumlah wanita yang membuka usaha sendiri pada tahun 1990 yang hanya
sebesar 30.5 persen meningkat jumlahnya menjadi 34.4 persen pada tahun 2006
(Tambunan 2012). Potensi wanita untuk menjadi pebisnis dan memiliki usaha
tergolong cukup besar. Hal ini didukung oleh jumlah populasi wanita yang
mencapai 49 persen dari total penduduk Indonesia. Selain itu, hampir sebagian
besar sektor UMKM lebih banyak diusahakan oleh para wanita mulai dari
kategori industri rumahan, kelompok usaha, hingga usaha kecil dalam
memanfaatkan kemampuan diri seperti membuat kue, menjahit, kerajinan dan
lainnya3.

3

Republika. 2011. Linda : jumlah wanita pengusaha Indonesia masih 0.1 persen. [Internet].
[diunduh 2014 Feb 1]. Tersedia pada : http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/11/01/30/161485-linda-jumlah-wanita-pengusaha-indonesia-masih-0-1-persen

3

Pengembangan UMKM yang dijalankan oleh wanita tidak terlepas dari
berbagai keterbatasan yang dapat menjadi kendala dalam menjalankan kegiatan
usaha. Pelaku UMKM umumnya menghadapi kendala baik dari lingkungan luar
pelaku UMKM maupun dari para pelaku UMKM itu sendiri. Salah satu kendala
yang paling mempengaruhi keberlangsungan usaha adalah permodalan. Apabila
modal usaha rendah, maka tingkat produktivitas input maupun tenaga kerja akan
menjadi rendah, sehingga kemudian akan mempengaruhi tingkat pendapatan
usaha. Bentuk penyelesaian kendala permodalan dapat berupa pemberian kredit
bagi UMKM sebagai sumber modal untuk menjalankan dan mengembangkan
usaha. Kredit lebih baik ditujukan kepada wanita daripada pria, karena wanita
memiliki karakteristik yang lebih tangguh dalam bertahan menghadapi
kemiskinan sehingga menjadi penggerak perekonomian melalui kemampuan
berinovasi dan menghasilkan ide-ide baru yang berguna. Selain itu, wanita juga
lebih potensial dalam mengembangkan suatu usaha dan biasanya mengusahakan
UMKM (Lokhande 2008). Akan tetapi, pada kenyataannya banyak wanita
wirausaha yang tidak terjangkau oleh lembaga kredit formal baik dari pemerintah
maupun lembaga keuangan. Hal tersebut dikarenakan skala usaha yang dijalankan
para wanita masih banyak yang berada pada skala yang sangat mikro, dimana
hasil pendapatan usaha hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan
kebutuhan operasional usaha saja, sehingga dapat dianggap cukup berisiko oleh
lembaga kredit formal untuk melunasi dana pinjaman.
Perhatian terhadap perkembangan kewirausahaan wanita di Indonesia
semakin besar. Hal ini sepadan dengan salah satu tujuan dari Millenium
Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta
mewujudkan pendidikan dasar bagi semua. Berkaitan dengan pemberdayaan dan
pendidikan masyarakat, perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan yang
dapat berkontribusi dalam membangun bangsa. Adanya amanat Tri Dharma
Perguruan Tinggi menjadikan Institut Pertanian Bogor dapat berperan langsung
dalam pengembangan masyarakat dengan memberikan sumbangsih berupa
pengetahuan. Pengetahuan tersebut dikembangkan lagi menjadi ekonomi berbasis
pengetahuan dengan harapan masyarakat di sekitar kampus Institut Pertanian
Bogor dapat menggunakan pengetahuannya dalam pelaksanaan aktivitas
usahanya. Departemen Agribisnis sebagai bagian dari Institut Pertanian Bogor
merealisasikan komitmen untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui pelaksanaan inisiatif Mitra Agribisnis. Inisiatif Mitra Agribisnis
merupakan bentuk pengabdian Departemen Agribisnis terhadap masyarakat di
sekitar kampus Institut Pertanian Bogor, yang dalam hal ini memberikan
kontribusi nyata berupa pemberian bantuan pinjaman kredit usaha dan penelitian
untuk pengembangannya. Penelitian yang dilakukan melalui adanya inisiatif Mitra
Agrbisnis tersebut didasari oleh belum adanya pengklasifikasian usaha mikro
yang kokoh, dikarenakan masih terdapat usaha-usaha yang berskala sangat mikro
atau gurem yang selama ini cenderung dikesampingkan dari perhatian pemerintah.
Penelitian dalam inisiatif Mitra Agribisnis dilakukan untuk mengetahui
keberadaan wanita wirausaha yang berskala gurem tersebut, untuk selanjutnya
dapat dikembangkan skema kredit yang sesuai bagi usaha yang berskala gurem
yang selama ini belum dijangkau secara menyeluruh oleh para penyedia modal
usaha yang dapat bermanfaat bagi usaha yang dijalankan oleh wanita wirausaha

4

tersebut. Selain itu, inisiatif ini juga merupakan bentuk penghubung antara
Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor dengan masyarakat khususnya
wanita di sekitar kampus yang mayoritas bermatapencaharian di bidang
wirausaha. Wilayah sekitar kampus Institut Pertanian Bogor disebut sebagai
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, dengan luas cakupan sejauh 20 km dari
area kampus Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan keterangan dari Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor,
mayoritas masyarakat yang menjalankan usaha di wilayah Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor adalah wanita, dengan proporsi sebesar 3:1 dengan
jumlah wirausaha pria di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor. Para wanita
tersebut menjalankan usaha untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan
perekonomian keluarga sembari memanfaatkan waktu luangnya sebagai ibu
rumah tangga.
Pelaku wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor
memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha yang menarik untuk dikaji. Hal ini
berkaitan dengan motivasi berwirausahanya yang tergolong besar dalam
meningkatkan perekonomian rumah tangga, serta keterkaitan karakteristik wanita
wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor dalam menggunakan
kredit untuk pengembangan usahanya. Perilaku wirausaha antar wanita di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor dapat berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga pengkajiannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam aktivitas
pemberdayaan wanita wirausaha, khususnya dalam pengembangan sistem kredit
yang sesuai bagi usaha dengan skala sangat mikro yang pada umumnya banyak
dijalankan oleh wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor.
Adanya penelitian mengenai karakter dan perilaku kewirausahaan yang dimiliki
oleh wanita wirausaha dapat berguna untuk menghasilkan analisis yang lebih
mendalam dalam pengembangan skema kredit yang sesuai bagi usaha yang
berskala sangat mikro atau gurem tersebut.

Perumusan Masalah
Wanita wirausaha dapat memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda
dengan pelaku wirausaha yang lain karena wanita wirausaha menjalankan peran
ganda sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pengusaha. Pemilihan keputusan
untuk menjadi pelaku wirausaha tersebut didominasi oleh kebutuhan akan
peningkatan pendapatan rumah tangga dan untuk memanfaatkan waktu luang
sebagai ibu rumah tangga. Dalam hal ini, wanita wirausaha merupakan pihak
utama yang berperan dalam keberlangsungan usahanya. Usaha yang dijalankan
oleh wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor tidak terlepas
dari berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan yang paling mempengaruhi
keberlangsungan usaha adalah minimnya akses terhadap modal dikarenakan skala
usaha wanita wirausaha di Lingkar Kampus Kampus Institut Pertanian Bogor
yang tergolong di bawah kategori mikro atau gurem. Hal ini kemudian membuat
wanita wirausaha belum memahami secara jelas mengenai kebermanfaatan kredit
untuk pengembangan usahanya, sehingga kemudian dapat mempengaruhi persepsi
wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor terhadap kredit.

5

Inisiatif Mitra Agribisnis direalisasikan dalam bentuk pemberian pinjaman berupa
kredit pengembangan usaha dengan sistem pembayaran angsuran yang bersifat
harian, dimana jenis usaha para wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor didominasi oleh usaha berskala sangat mikro dengan perputaran
omzet yang bersifat harian. Selanjutnya, perlu diketahui bagaimana respon
kewirausahaan dari wanita wirausaha di Lingkar kampus Institut Pertanian Bogor
terhadap inisiatif Mitra Agribisnis tersebut dikarenakan wanita wirausaha
merupakan pihak yang paling berperan di dalam menjalankan usahanya, untuk
kemudian dapat dikembangkan sistem kredit yang sesuai bagi para wanita
wirausaha yang menjalankan usaha dengan skala sangat mikro. Berkaitan dengan
hal tersebut, karakteristik wanita wirausaha yang berhubungan dengan aspek
demografis dan aspek kepribadian diduga mendasari perilaku kewirausahaan
wanita wirausaha yang dapat mempengaruhi perilaku wanita wirausaha dalam
penggunaan kredit tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui karakteristik dan
perilaku wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor terhadap
pemberian kredit pengembangan usaha, sehingga akan diketahui karakteristik
yang berhubungan dengan perilaku wanita wirausaha, yang kemudian
mempengaruhi perilaku wanita wirausaha dalam menyikapi kredit.
Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
dikaji di dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik personal dan karakteristik kewirausahaan wanita
wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor?
2. Bagaimana perilaku wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wanita wirausaha di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wanita wirausaha?
4. Bagaimana hubungan antara perilaku wanita wirausaha di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor dengan perilakunya terhadap kredit?

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan perumusan masalah di atas
adalah:
1. Mengidentifikasi karakteristik personal dan karakteristik kewirausahaan
wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor.
2. Mengidentifikasi perilaku wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik wanita wirausaha dengan
perilaku kewirausahaan wanita wirausaha di Lingkar Kampus Institut
Pertanian Bogor.
4. Menganalisis hubungan antara perilaku wanita wirausaha di Lingkar
Kampus Institut Pertanian Bogor dengan perilakunya terhadap kredit.

6

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1. Wanita wirausaha sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam
mengembangkan usaha dan menyikapi kredit usaha.
2. Pemerintah dan dinas terkait sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan program pembinaan dan pemberdayaan wanita menjadi
wanita wirausaha mandiri.
3. Peneliti lain sebagai bahan rujukan dan bahan pembanding dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik personal dan karakteristik kewirausahaan terhadap perilaku wanita
wirausaha yang selanjutnya dihubungkan terhadap kredit. Pembatasan dilakukan
hanya pada lingkup karakter dan perilaku wanita wirausaha di Lingkar Kampus
Institut Pertanian Bogor yang menerima kredit mikro dari Mitra Agribisnis, tanpa
melihat atau membandingkan dengan karakter dan perilaku wirausaha pria, serta
tanpa membandingkannya dengan wanita wirausaha yang bukan penerima kredit
tersebut. Pembatasan juga dilakukan pada karakteristik personal yang dianalisis
meliputi usia, pendidikan, status pekerjaan suami, jumlah anggota keluarga, dan
lama usaha. Serta karakteristik wirausaha yang dinalisis dibatasi pada orientasi
tugas dan hasil, bertanggung jawab, berani mengambil risiko, pandai
berkomunikasi, serta melihat dan memanfaatkan peluang. Selanjutnya perilaku
usaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan
tindakan wirausaha. Sementara itu, perilaku terhadap kredit yang dianalisis di
dalam penelitian ini menggunakan dua indikator yaitu besar alokasi penggunaan
dana kredit untuk usaha dan angsuran kredit dalam kurun waktu 15 hari kerja.
Perilaku terhadap kredit digunakan hanya untuk melihat hubungannya dengan
perilaku wirausaha yang sebelumnya dihubungkan dengan karakter wirausaha
tanpa dilakukan pembahasan secara mendalam. Lokasi penelitian ini adalah di
Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor. Adapun alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif dan Analisis Korelasi
Rank Spearman.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Personal
Pambudy (1999) menyebutkan bahwa karakteristik personal yang perlu
diteliti adalah umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama beternak, dan
penghasilan. Lionberger dalam Pambudy (1999) menyebutkan bahwa
karakteristik personal atau karakteristik individu yang perlu diperhatikan adalah

7

meliputi umur, pendidikan, dan krakter psikologis. Karakter psikologis berkaitan
dengan rasionalitas, fleksibilitas mental, dogmatism, orientasi pada usaha tani
sebagai bisnis serta kemudahan dalam menerima inovasi. Penelitian
kewirausahaan sering menggunakan karakteristik personal untuk diteliti.
Dirlanudin (2010) menjelaskan bahwa seorang wirausaha memiliki faktor
individu berupa: (1) karakteristik biologis, yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan;
(2) latar belakang wirausaha, yaitu: pengelaman usaha, alasan berusaha, pekerjaan
orang tua dan keluarga; dan (3) motivasi, sebagai dorongan kuat untuk melakukan
suatu usaha, seperti: ketekunan, kegigihan, dan kemauan keras untuk berhasil.
Sementara itu, pada penelitian yang dilakukan, variabel karakteristik personal
yang diamati berupa usia, pendidikan formal, status pekerjaan suami, jumlah
anggota keluarga, dan lama usaha.

Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan
Naituli et al. (2008), Azzahra (2009), dan Mavrudah (2013) menggunakan
data primer dan sekunder pada masing-masing penelitian. Data primer diperoleh
melalui metode wawancara, pengisisan kuesioner, dan pengamatan langsung di
lokasi penelitian.Naituli et al. (2008) menentukan responden sejumlah 257 orang
wanita wirausaha dari jumlah keseluruhan 1.024 orang wanita wirausaha di Meru
Utara dan Meru Tengah, Kenya. Sementara responden pada penelitian Azzahra
(2009) dan Mavrudah (2013) ditentukan dengan metode sensus dengan
mengambil seluruh anggota populasi sebagai objek penelitian, dimana Azzahra
menggunakan responden sebanyak 25 orang yang seluruhnya merupakan peserta
PKMK dan PPKM di Institut Pertanian Bogor, sedangkan Mavrudah (2013)
menggunakan responden sebanyak 33 orang wanita yang merupakan pengurus
dan anggota di Kelompok Wanita Tani Tapak Dara, Bogor.
Karakteristik responden di dalam penelitian Naituli et al. (2008) dianalisis
untuk menunjukkan signifikansi hubungannya dengan pertumbuhan usaha
berskala mikro dan usaha berskala kecil di wilayah Meru Utara dan Meru Tengah,
Kenya.Karakteristik yang dianalisis yaitu lama usaha, pendidikan, modal awal,
serta lingkungan bisnis dan peraturan. Sedangkan pada penelitian Azzahra (2009)
dan Mavrudah (2013), karakteristik responden dianalisis untuk dihubungkan
dengan perilaku wirausaha responden. Perilaku wirausaha tersebut meliputi
pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan/keterampilan wirausaha.
Karakteristik responden yang dianalisis oleh Azzahra (2008) adalah karakteristik
individu para mahasiswa IPB peserta PKMK dan PPKM yang meliputi jenis
kelamin, fakultas, minor, IPK, uang saku per bulan, pekerjaan ayah dan ibu,
daerah, bidang usaha, keikutsertaan pada PKMK dan PPKM, dan pengambilan
mata kuliah kewirausahaan. Sementara itu, Mavrudah (2013) menganalisis
karakteristik individu yang meliputi pekerjaan suami, pendapatan, jumlah
keluarga, asal daerah, lama usaha, sumber modal awal, pinjaman, waktu yang
digunakan untuk usaha, dan persentase kebutuhan keluarga yang telah tercukupi.
Selain karakteristik individu tersebut, dianalisis pula karakteristik kelompok
responden yang meliputi lama bergabung, motivasi bergabung, harapan,
mekanisme pengambilan keputusan, keinginan anggota, intensitas rapat,
pelayanan kelompok, dan suasana kelompok.

8

Mayoritas anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tapak Dara memiliki
karakteristik sebagai berikut, yaitu berusia tua, berpendidikan SLTA, memiliki
suami yang masih bekerja dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 3 - 5 orang,
sumber modal awal berasal dari pribadi, lama usaha 1 - 9 tahun, waktu
berwirausaha selama 2 - 5 jam dengan pendapatan Rp500 000-Rp1 000 000 per
bulan, sehingga kebutuhan keluarga yang tercukupi mencapai 75 persen. Perilaku
wanita wirausaha pada anggota KWT Tapak Dara tergolong tinggi, dengan
pengetahuan wirausaha yang tergolong tinggi serta sikap dan keterampilan
wirausaha yang tergolong sedang (Mavrudah 2013).Sedangkan pada mahasiswa
Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM sebagian besar merupakan
mahasiswa yang mandiri dan memiliki visi terhadap usahanya.Mayoritas perilaku
wirausaha mahasiswa tersebut tergolong sangat tinggi, baik pada aspek
pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha (Azzahra 2009). Sementara itu, para
wanita wirausaha di Meru memiliki usaha yang didirikan dengan usia yang
bervariasi mulai dari satu hingga sepuluh tahun. Selain itu, para wanita wirausaha
di Meru memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dengan mayoritas dari para
wanita wirausaha tersebut telah menikah, dengan jumlah anggota keluarga yang
ditanggung paling banyak sebanyak enam orang. Latar belakang pendidikan para
wanita wirausaha di Meru tergolong rendah, dimana hanya sebesar 19.9 persen
responden yang telah mengikuti pendidikan baik secara penuh maupun secara
paruh waktu.Mayoritas para wanita wirausaha tersebut memiliki kemampuan
untuk membiayai modal awal usaha yang berasal dari tabungan pribadi maupun
keluarga.
Azzahra (2009) menyimpulkan bahwa sebagian besar karakteristik internal
memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur perilaku wirausaha
mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta PKMK dan PPKM. Diperoleh
hubungan nyata pada α = 0.20 yaitu antara minor dengan sikap wirausaha,
pekerjaan ayah dengan pengetahuan dan sikap wirausaha, keikutsertaan pada
seminar/pelatihan kewirausahaan dengan tindakan wirausaha, dan pengambilan
mata kuliah kewirausahaan dengan perilaku dan sikap wirausaha. Serta pada α =
0.05 antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan
tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan
dengan sikap dan perilaku wirausaha.Sementara itu, pada penelitian Mavrudah
(2013) diketahui bahwa terdapat hubungan nyata yang kuat hingga sangat kuat
antara karakteristik-karakteristik wanita wirausaha dengan perilaku wanita
wirausaha, serta adanya hubungan nyata antara perilaku wanita wirausaha dengan
keberhasilan usaha pada KWT Tapak Dara. Selanjutnya, analisis hubungan antara
karakteristik wanita wirausaha di Meru dengan pertumbuhan usaha yang
dilakukan oleh Naituli et al. (2008) menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara karakteristik kewirausahaan dengan
pertumbuhan usaha berskala mikro dan berskala kecil di Meru.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu, di
antaranya salah satu tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara karakteristik wirausaha dengan perilaku wirausaha
seperti yang dilakukan oleh Azzahra (2008) dan Mavrudah (2013). Perilaku
wirausaha dilihat dari pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan
keterampilan/tindakan wirausaha. Penelitian ini menganalisis karakter maupun
perilaku khususnya pada wanita wirausaha seperti yang dilakukan oleh Naituli et

9

al. (2008) dan Mavrudah (2013). Metode pengambilan sampel pada penelitian
yang dilakukan juga menggunakan metode sensus, dimana responden penelitian
yang dilakukan berasal dari keseluruhan populasi. Adapun perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada pemilihan lokasi
penelitian, yaitu di wilayah Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor Selain itu,
penelitian yang dilakukan juga secara khusus menganalisis hubungan antara
karakteristik wanita wirausaha dengan perilaku wanita wirausaha terhadap kredit.

Perilaku Terhadap Kredit
Kamagi (2011) menjelaskan bahwa perilaku pengguna kredit didasari oleh
empat faktor, yaitu nilai, sikap, pengalaman, dan kepercayaan. Keempat faktor
tersebut memiliki pengaruh yang bersifat positif terhadap peningkatan tingkat
pengembalian kredit. penurunan besar tunggakan kredit, dan risiko portofolio
bank. Pinjam meminjam di negara-negara dengan penduduk yang berpendapatan
rendah merupakan suatu hal yang sulit dilakukan, hal tersebut dikarenakan
kurangnya agunan yang memadai dan pemberi pinjaman seringkali memiliki
keterbatasan informasi mengenai profitabilitas pengguna pinjaman kredit (Berger
dan Udell 2002 dalam Kamagi 2011). Selain itu, nilai, sikap, pengalaman, dan
kepercayaan menurut Kamagi (2011) juga secara positif menentukan komitmen
dan kepercayaan pengguna kredit, dimana hal tersebut berkaitan dengan adanya
hubungan yang baik antara pengguna kredit dengan pemberi pinjaman. Adanya
interaksi antara peminjam dan pihak pemberi pinjaman yang berulang kali
dilakukan selama masa peminjaman kredit berlangsung akan memperkecil adanya
kemungkinan informasi yang bersifat asimetris dikarenakan adanya aktifitas
pertukaran informasi yang dilakukan selama interaksi tersebut. Sementara itu,
menurut Chien dan Devaney (2001), perilaku dalam penggunaan kredit
dipengaruhi oleh sikap terhadap penggunaan kredit, berdasarkan hipotesis
mengenai adanya pengaruh dari faktor demografis, faktor ekonomi, dan faktor
sikap terhadap perilaku dalam menggunakan kredit. Sikap yang baik dalam
menggunakan kredit memiliki pengaruh positif dalam memperkirakan jumlah
angsuran pinjaman kredit yang dapat dibayarkan. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan kredit angsuran merupakan suatu bentuk keputusan untuk mengambil
kredit dengan adanya komitmen untuk melakukan pembayaran secara rutin.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan menghubungkan antara perilaku
kewirausahaan terhadap perilaku penggunaan kredit. Perilaku terhadap kredit
tersebut dianalisis melalui dua indikator, yaitu penggunaan dana kredit untuk
usaha dan pembayaran angsuran kredit.

10

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis

Wirausaha
Wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata bahasa Prancis
entrepreneur, dimana kata entrepreneur tersebut diturunkan dari kata kerja
entreprendre yang diartikan sebagai menjalankan, memulai, atau berusaha
berdasarkan The Concise Oxford French Dictionary (Riyanti 2003). Menurut
Meredith et al. dalam Mavrudah (2013), entrepreneur atau wirausaha dimaknai
sebagai orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis,
mengumpulkan sumberdaya yang dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan
darinya, dan bertindak tepat untuk memastikan kesuksesan. Sedangkan
wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang menciptakan suatu usaha
yang mengandung risiko dan ketidakpastian, sekaligus sebagai inovator yang
mampu melihat peluang-peluang untuk memperoleh keuntungan.Wirausahawan
berperan untuk mencari kombinasi-kombinasi yang baru yang merupakan
gabungan dari pengenalan barang dan jasa, sumber bahan mentah baru, pasarpasar baru, metode produksi baru, dan organisasi industri baru (Suharyadi et al.
2007; Alma 2003). Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk
mendirikan dan mengelola usaha secara professional.Usaha yang diciptakannya
itu didasarkan pada suatu kemampuan dalam memanfaatkan kreativitas dan
inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya, yang pada akhirnya mampu memberi kontribusi kepada masyarakat
luas (Kasmir 2006).
Menurut Bygrave dalam Alma (2003), wirausahawan yang berhasil
memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan konsep 10 D, yaitu:
1. Dream (mimpi): memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi
tersebut.
2. Decisineness (ketegasan): tidak bekerja secara lambat dan mampu
membuat keputusan dengan cepat.
3. Doers (pelaku): menindaklanjuti keputusan secepat mungkin.
4. Determination (ketetapan hati): komitmen total dan pantang menyerah.
5. Dedication (dedikasi): berdedikasi total dan tak kenal lelah.
6. Devotion (kesetiaan): mencintai apa yang dikerjakan.
7. Details (terperinci): menguasai rincian yang bersifat kritis.
8. Destiny (nasib): bertanggung jawab atas nasib sendiri.
9. Dollars(uang): kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti ukuran
kesuksesan.
10. Distribute (distribusi): mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada
karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan
usahanya.

11

Wanita Wirausaha
Menurut Alma (2003), adanya wanita wirausaha dimotivasi oleh keinginan
untuk membuka bisnis atas dasar prestasi dan keinginan untuk menunjukkan
pengembangan bakat wanita.Wanita wirausaha memiliki karakteristik kepribadian
yang bersifat penuh toleransi dan fleksibel, realistis dan kreatif, antusias dan
enerjik, serta mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan memiliki
medium level of self confidence, dimana tingkat kepercayaan diri wanita
wirausaha masih lebih rendah dibandingkan dengan pria wirausaha. Terdapat
beberapa faktor yang mendukung perkembangan wanita untuk berkarir di dunia
wirausaha, yaitu:
Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa
depan, menjaga keharmonisan, dan kerjasama di dalam rumah tangga yang dapat
diterapkan dalam kehidupan usaha.
1. Faktor adat istiadat, dimana beberapa daerah mengutamakan wanita untuk
memegang peranan dalam mengelola perekonomian rumah tangga.
2. Mampu mendidik anggota keluarga menuju keberhasilan, hal ini
mempengaruhi kemampuan untuk manajemen personel perusahaan.
3. Lingkungan kebutuhan hidup yang mendorong lahirnya wanita pengusaha
dalam mengembangkan komoditi seperti kegiatan menjahit, menyulam,
membuat kue, dan memasak.
4. Majunya dunia pendidikan wanita sehingga mendorong perkembangan
wanita dalam membuka usaha atau berkarir di berbagai bidang usaha.
Selain faktor yang mendukung perkembangan wanita wirausaha, terdapat
pula hambatan yang dihadapi oleh wanita dalam berwirausaha, yaitu:
1. Faktor kewanitaan, dimana wanita sebagai seorang ibu rumah tangga
memiliki masa hamil dan melahirkan sehingga memerlukan pendelagasian
tugas maupun wewenang kepada pihak lain.
2. Faktor sosial budaya, yakni adanya tanggung jawab penuh wanita dalam
mengurus urusan rumah tangga sehingga jalannya bisnis yang dilakukan
oleh wanita tidak sebebas yang dilakukan oleh pria.
3. Faktor emosional yang dimiliki wanita, hal ini mempengaruhi proses
pengambilan keputusan dalam usaha karena adanya faktor emosional yang
dapat menghilangkan rasionalitas keputusan tersebut.
Hambatan lainnya dalam berwirausaha yang dihadapi oleh para wanita,
khususnya oleh para wanita di Indonesia menurut Ardhanari dalam Jati (2009),
yaitu kepemilikan karakteristik personal yang diakibatkan oleh beban kerja akibat
peran ganda seorang wanita, serta adanya karakteristik struktural berupa hambatan
terhadap akses permodalan dan rendahnya akses wanita terhadap informasi
pemasaran. Hambatan perkembangan wanita wirausaha tersebut merupakan akibat
adanya stereotip gender antara wanita dan pria dalam lingkungan patriarkhi, yakni
lingkungan yang mengusung budaya dimana pria memiliki kedudukan yang lebih
tinggi daripada wanita.
Karakteristik Wirausaha
Lupiyoadi (2007) menjelaskan bahwa karakteristik wirausaha berkaitan
dengan sifat dasar dan kemampuan yang biasanya terdapat pada diri seseorang

12

pelaku wirausaha. Terdapat sembilan karakteristik kewirausahaan yang ditemukan
oleh Sukardi dalam Lupiyoadi (2008) meliputi (1) sifat instrumental, (2) sifat
prestatif, (3) sifat keluwesan bergaul, (4) sifat kerja keras, (5) sifat keyakinan diri,
(6) sifat pengambilan risiko, (7) sifat swa-kendali, (8) sifat inovatif, dan (9) sifat
kemandirian. Sementara menurut Winardi (2005), entrepreneurship memiliki
karakteristik yang dapat dipelajari maupun yang sulit untuk dipelajari.
Karakteristik yang dapat dipelajari tersebut, yaitu:
1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas.
2. Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi.
3. Orientasi ke arah peluang serta tujuan.
4. Lokus pengendalian internal.
5. Toleransi terhadap ambiguitas.
6. Keterampilan dalam menerima risiko yang diperhitungkan.
7. Kurang dirasakan kebutuhan terhadap status dan kekuasaan.
8. Kemampuan untuk memecahkan permasalahan.
9. Kebutuhan tinggi untuk mendapatkan umpan balik (feedback).
10. Kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif.
Perilaku Wirausaha
Perilaku wirausaha berkaitan dengan aktifitas pelaku wirausaha baik yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak. Menurut Dirlanudin (2010), perilaku
manusia pada hakekatnya menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif
(sikap), dan aspek psikomotor (tindakan/keterampilan). Perilaku tidak dapat
berlangsung secara spontan dan tanpa tujuan, sehingga perlu terdapat adanya
sasaran baik secara implisit maupun eksplisit. Perilaku yang mengarah kepada
sasaran muncul sebagai reaksi terhadap rangsangan yang dapat jarak antara
kondisi saat ini dengan kondisi baru yang diharapkan terjadi. Mar’at dalam
Dirlanudin (2010) menjelaskan tiga komponen penting dalam mengetahui proses
pembentukan dan pengembangan perilaku, yaitu:
1. Kognisi, berhubungan dengan ide, kepercayaan, dan konsep. Hal-hal yang
pernah dilihat dan diketahui membentuk kepercayaan, yang kemudian
dilanjutkan dengan melakukan prediksi masa depan berdasarkan
pengalaman pribadi yang cenderung stereotip. Ranah kognisi akan
menjawab pertanyaan mengenai sesuatu yang dipersepsikan tentang objek.
2. Afeksi, berkaitan dengan kehidupan emosional. Memiliki kesamaan secara
umum dengan perasaan seseorang terhadap sesuatu, dimana reaksi
emosional ini ditentukan oleh adanya kepercayaan.
3. Psikomotor, berkaitan dengan tingkah laku berdasarkan objek yang
dihadapi. Perilaku seseorang terbentuk berdasarkan harmonisasi antara
kecenderungan berperilaku, kepercayaan, dan perasaan individu.
Pengetahuan Wirausaha
Pengetahuan merupakan satuan ide yang diperoleh melalui proses belajar
dari lingkungan sekitar individu, dimana pengetahuan tersebut juga berupa
persepsi yang jelas tentang apa yang dipandang sebagai fakta atau kenyataan,
obyektif, kebenaran, atau kewajiban. Pengetahuan kewirausahaan berkembang

13

seiring dengan kemajuan jaman, dimana penciptaan dan pengembangan usaha
yang didirikan dilatarbelakangi oleh keadaan yang sedang berlangsung. Pendirian
dan pengembangan usaha berdasarkan pengetahuan kewirausahaan tersebut
mengusung kreativitas dan inovasi dalam menggali kemampuan diri dan potensi
usaha untuk menemukan peluang usaha, serta kesiapan untuk menanggung risiko
dari ketidakpastian keadaan akibat dari perkembangan jaman (Waluyo dan
Silvana 1998; Rakhmat dalam Jokopusphito 2006). Pambudy (2003) menjelaskan
bahwa seorang wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan praktis, tetapi
juga perlu mengetahui prinsip-prinsip tertentu yang akan berpengaruh pada bisnis
yang dijalankan, sebab seorang wirausaha perlu memiliki pengetahuan dasar yang
memadai dalam menjalankan usaha agar usaha yang dijalankannya berhasil.
Sunarya et al. (2011) menjelaskan bahwa wirausahawan mutlak memerlukan
pengetahuan dalam menghadapi persaingan di lingkungan usaha. Pengetahuan
tersebut berupa pengetahuan mengenai pasar dan strategi pemasaran, pengetahuan
tentang konsumen, pengetahuan tentang kompetitor, pengetahuan tentang
pemasok, dan mengenai distribusi produk yang dihasilkan.
Sikap Wirausaha
Sikap merupakan respon individu yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Respon dalam bentuk sikap ini dapat diramalkan
perubahannya ketika seseorang mempunyai penguasaan yang tinggi terhadap hal
kognitif. Sikap termasuk ke dalam ranah afektif, dimana komponen afektif
merupakan perasaan yang berkaitan dengan aspek emosional (Notoatmojo 2003).
Pambudy (1999) menjelaskan bahwa sikap dasar seorang wirausahawan adalah
kemauan, kemampuan, dan memiliki kesempatan untuk selalu memperhatikan
usahanya. Menurut Suharyadi et al.(2007), sikap seorang wirausahawan dapat
diidentifikasi berdasarkan kegiatan sehari-hari, yaitu:
1. Disiplin, seorang wirausahawan harus memiliki ketepatan komitmen yang
tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya secara menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pek erjaan, sistem kerja, dan sebagainya.
2. Komitmen tinggi, berupa kesepakatan mengenai suatu hal yang di buat
oleh seseorang terhadap diri sendiri maupun orang lain. Penjagaan
komitmen akan menghasilkan kepercayaan dan berdampak pada laba yang
dihasilkan.
3. Jujur, merupakan landasan moral mengenai seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif, daya kreativitas yang tinggi akan menghasilkan
gagasan baru yang berbeda di dalam dunia usaha, yang kemudian
memudahkan untuk memenangkan persaingan.
5. Mandiri, suatu sifat mutlak yang perlu dimiliki oleh wirausahawan dalam
hal mengambil keputusan dan bertindak, serta dalam mencukupi
kebutuhan hidup tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
6. Realistis, yakni menggunakan fakta sebagai landasan berpikir dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakannya.

14

Tindakan Wirausaha
Tindakan merupakan kemampuan individu untuk selalu menggunakan
seluruh organ fisiknya dalam mengembangkan usaha. Tindakan berkaitan dengan
kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja
(Pambudy 1999). Suatu tindakan dapat dilakukan apabila individu yng akan
melakukannya telah mempertimbangkan pengetahuan yang dimilikinya,
kemudian dipadukan dengan keyakinan moral kemasyarakatan atau keagamaan,
yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk tindakan yang nyata (Waluyo dan
Silvana 1998). Tindakan wirausaha merupakan perilaku seorang wirausahawan
yang paling mudah untuk diamati. Tindakan ini berkaitan dengan kemampuan
wirausahawan dalam mengenali dan memahami produk, menentukan dan
mengelola metode produksi, merancang operasi pengadaan produk, memasarkan
produk, dan mengelola permodalan operasi tersebut.
Kredit
Kredit berasal dari bahasa latin credere yang diterjemahkan sebagai
kepercayaan. Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun
1998, kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga
(Fahmi dan Hadi 2010). Unsur-unsur yang terkandung di dalam pemberian kredit
menurut Kasmir (2004), yaitu:
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa mendatang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan antara pemberi dan penerima kredit tertuang di dalam suatu
bentuk perjanjian berisi hak dan