Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Gas Produser Dari Gasifikasi Kayu Kaliandra Kapasitas 1.300.000 Nm 3 tahun BAB I – PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Ketersediaan energi listrik menjadi suatu kebutuhan penting masyarakat. Berbagai sektor di lapisan masyarakat membutuhkan energi listrik, salah satunya sektor rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia belum tersebar merata. Hal ini dapat dilihat dari nilai rasio elektrifikasi Indonesia yang baru mencapai 84 persen dengan kapasitas terpasang hanya sebesar 47.097 MW. Bahkan, angka tersebut lebih rendah dari negara Asean lain seperti Singapura, Brunai, Thailand, Malaysia dan Vietnam yang sudah berada di atas 95 persen Anonim, 2016. Sebagian besar kebutuhan energi di Indonesia masih menggunakan energi fosil dan pemanfaatannya ±50 untuk pemenuhan penduduk Pulau Jawa. Di sisi lain, akses listrik penduduk di luar Pulau Jawa sangat terbatas baik karena harga listrik mahal diproduksi oleh pembangkit listrik berbasis BBM atau bahkan tanpa akses listrik sama sekali. Hal ini dapat dibuktikan sebanyak 5 provinsi masih memiliki rasio elektrifikasi di bawah 40. Kelima provinsi tersebut yaitu NTB 32,51, NTT 24,55, Sultra 38,09, serta Papua dan Irian Jaya Barat 32,35 BPPT, 2015.Untuk sumber penyediaan energi listrik per jenis bahan bakarnya dapat dilihat pada gambar I.1. Sumber : BPPT, 2015 Gambar 1.1 Konsumsi Energi per Jenis Bahan Bakar di Indonesia Prarancangan Pabrik Gas Produser Dari Gasifikasi Kayu Kaliandra Kapasitas 1.300.000 Nm 3 tahun BAB I – PENDAHULUAN 2 Cadangan minyak bumi di Indonesia saat ini sebesar 3,6 miliar barel, gas bumi sebesar 100,3 TCF dan batubara sebesar 31,35 miliar ton. Apabila diasumsikan tidak ada penemuan cadangan baru maka minyak bumi akan habis dalam 13 tahun, gas bumi 34 tahun dan batubara 72 tahun Anonim, 2014. Pengembangan alternatif penyediaan sumber energi terbarukan sangat dibutuhkan agar kebutuhan konsumsi energi Indonesia dapat terpenuhi. Hal ini selaras dengan program Pemerintah Indonesia melalui kebijakan ekonomi jilid IX yang salah satu isinya mendukung penyediaan fasilitas pengembangan Energi Baru Terbarukan Anonim, 2016. Kondisi ekonomi NTB tumbuh pesat selama beberapa tahun terakhir. Namun kondisi ini mendorong kenaikan permintaan konsumsi listrik yang rata-rata kenaikan per tahunnya di atas pertumbuhan nasional. Tahun ini saja permintaan listrik di NTB diperkirakan naik 9,6 persen dari tahun lalu. Namun PLN kurang cepat mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di NTB sehingga penambahan kapasitas daya terpasang pembangkit jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan listriknya. Saat ini total daya terpasang PLN Wilayah NTB hanya 238 MW sedangkan konsumsi saat beban puncak pukul 18.00-22.00 mencapai 260 MW sehingga terjadi defisit 22 MW. Defisit listrik terjadi merata di tiga area PLN wilayah NTB yakni Lombok, Sumbawa dan Bima. Untuk wilayah Lombok, daya terpasang sebesar 180 MW tapi beban puncaknya sebesar 187 MW. Untuk area Sumbaya, daya terpasang sebesar 29 MW dengan beban puncak 35 MW sedangkan area Bima memiliki daya terpasang 29 MW dengan beban puncak 38 MW Anonim, 2014. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS sudah mulai dikembangkan di wilayah Kabupaten Lombok Utara yang memiliki keuntungan mendapat sinar matahari sepanjang tahun, dan memiliki daerah yang sulit dijangkau oleh PLN. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS sudah mulai dikembangkan di NTB, Tetapi panel surya terkendala investasi yang mahal. Selain investasi yang mahal, kapasitas terpasang di Dusun Prarancangan Pabrik Gas Produser Dari Gasifikasi Kayu Kaliandra Kapasitas 1.300.000 Nm 3 tahun BAB I – PENDAHULUAN 3 Tangga, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kapasitas terpasang PLTS tersebut hanya 10 kWp, sedangkan di Dusun Tangga terdapat 187 rumah tangga. Tiap rumah tangga hanya mendapat pasokan listrik sebesar 200 kW, bahkan masih ada juga yang belum teraliri listrik. Pada saat ini daya yang dihasilkan PLTS belum bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, ditambah lagi ketika musim hujan tiba, cahaya matahari yang minim mengakibatkan listrik yang dibangkitkan juga sedikit. Sehingga masyarakat hanya dapat menikmati listrik beberapa jam saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah terpencil seperti di Lombok Utara masih mengalami krisis energi listrik. Gas produser adalah gas hasil gasifikasi biomassa yang merupakan campuran gas karbon monoksida, hidrogen, metana, karbondioksida dan gas-gas lainnya yang bisa menjadi sumber energi alternatif terbarukan. Gas Produser dapat dihasilkan melalui teknonogi gasifikasi biomassa, salah satu biomassa yang dapat digunakan adalah kayu kaliandra. Kayu kaliandra Calliandra callothyrsus merupakan salah satu jenis yang dapat dikembangkan sebagai kayu energi karena memiliki nilai kalor tinggi. Berat jenis kaliandra 0,5 – 0,8 kgm 3 , cepat kering dan mudah dibakar, dapat menghasilkan energi sekitar 19.200 kJkg kayu kering dan 30.000 kJkg arang Rina, 2014. Hasil kayu bakar per tahun berkisar 5 – 20 m 3 ha dari kebun berumur satu tahun dan meningkat menjadi 30 – 65 m 3 ha dari kebun berumur 20 tahun. Agar produksi biomassa maksimum, kerapatan tanaman sebanyak 5000 pohonha jarak tanam 1 x 2 m dan pemangkasan dilakukan setinggi 1 m di atas permukaan tanah secara berulang setiap empat bulan sampai 1,5 tahun tergantung kesuburan, perawatan dan banyaknya curah hujan Hendarti dan Hidayati, 2014. Prarancangan Pabrik Gas Produser Dari Gasifikasi Kayu Kaliandra Kapasitas 1.300.000 Nm 3 tahun BAB I – PENDAHULUAN 4

1.2 Kapasitas Rancangan