Proses Perlakuan Awal Terhadap Bahan Baku Proses Pemurnian Selulosa

Laporan Penelitian Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur 9 bertingkat. Pulp yang dihasilkan kualitasnya lebih baik daripada proses soda. Kelemahan dari proses ini adalah buangan limbah yang mengandung sulfur dan dapat mengganggu lingkungan George, 1975.

II.4. DELIGNIFIKASI

Definisi delignifikasi adalah sebuah proses perawatan kimia di mana lignin dipisahkan dari selulosa dan bahan karbohidrat dari kayu dan bahan kayu, seperti oleh pemutihan pulp. Delignifikasi dilakukan dengan menggunakan basa kuat seperti sejenis reaksi epoksida. Salah satunya adalah NaOH Natrium hidroksida. Proses delignifikasi disini adalah memisahkan serat batang pisang dengan impuritis – impuritis dari α-selulosa dengan cara membuka atau merengkahkan rantai pada serat sehingga impuritis – impuritis terutama lignin dapat dikeluakan dari serat. Delignifikasi yang dilakukan dengan menggunakan NaOH Natrium hidroksida ini biasanya digunakan untuk mengolah bahan – bahan non kayu, seperti : jerami, bagas, alang – alang dan jenis rumput – rumputan lainnya menjadi pulp. Selain itu juga dapat digunakan pada bahan kayu yang berserat pendek.

II.5. Landasan Teori

Pada produksi α-selulosa digunakan proses delignifikasi yang mana pada proses tersebut berdasarkan reaksi antara serat batang pisang dengan NaOH dan juga bleaching pemutih dengan menggunakan H 2 O 2 dan NaOCl. Dietrich Fengel – Gerd Wegener,1995 Pada proses pembuatan α-selulosa dalam skala laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa tahap proses, yaitu: a. Proses perlakuan awal terhadap bahan baku b. Proses pemurnian selulosa c. Analisa kadar α-selulosa

II.5.1. Proses Perlakuan Awal Terhadap Bahan Baku

Batang pisang pada proses ini mengalami perlakuan secara mekanis seperti pemotongan dan penghancuran hingga berbentuk serat dengan ukuran yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Laporan Penelitian Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur 10 dikehendaki, tujuannya untuk lebih memudahkan dalam proses lebih lanjut yang banyak menggunakan bahan kimia. Setelah berbentuk serat bahan ini dijemur dibawah sinar matahari untuk menghilangkan kadar air yang berlebihan hingga kering.

II.5.2. Proses Pemurnian Selulosa

Proses pemurnian selulosa dari batang pisang ini dilakukan dengan pengolahan sabut batang pisang kering menjadi pulp dimana pada proses pulping ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan lignin dan zat – zat lain yang ada dalam kandungan kayu. Prehidrolisa bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan hemiselulosa dalam bahan baku pada waktu pemasakan cooking. Prehidrolisa menggunakan air lunak soft water atau larutan asam encer. Kondisi perhidrolisa adalah sebagai berikut: 1 Temperatur maksimum : 135°C 2 Rasio bahan baku temadap cairan pemasak : 1 : 6 3 Waktu : 1 Jam Sabut batang pohon pisang kering diolah dengan menggunakan proses soda, karena bahan yang digunakan merupakan jenis bahan kayu berserat pendek. Bahan baku terlebih dahulu dilakukan proses steam untuk membuka serat – seratnya. Kemudian dilakukan proses pemasakan dengan menambahkan natrium hidroksida 10 - 20. 1 Temperatur : 135°C 2 Rasio bahan baku terhadap cairan pemasak : 1 : 5 3 Waktu menuju suhu maksimum : 1,5 Jam 4 Waktu pada suhu maksimum : 2 Jam http:72.14.235.104search?q=cache:omEqHMACINUJ:buletinlitbang.dephan.go.idinde x.asp3Fvnomor3D1826mnorutisi3D3+pembuatan+SELULOSAhl=idct=clnkcd =1gl=id Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Laporan Penelitian Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur 11 S | | Cell — OH + CS2 + NaOH Cell — O — C —S - Na + + H 2 O …..3 Kemudian untuk menghilangkan lignin yang masih tersisa serta untuk memutihkan bahan pulp maka dilakukan dengan menggunakan bahan pemucat warna seperti hydrogen peroksida, hypochlorit, dan lainnya. Pemutihan Pulp bleaching. Berdasarkan penelitian pendahuluan Rahma, 2002, pulp diputihkan dengan menggunakan H 2 O 2 2 dan NaOCl 5 selama 2 jam pada suhu 60 o C. Rahma, 2002 Pemutihan pulp hasil pemasakan bertujuan untuk mendapatkan pulp larut dissolving pulp putih dengan kadar selulosa α yang tinggi. Pemutihan pulp dilakukan tanpa menggunakan klorin CI 2 , tetapi menggunakan senyawa klor CI0 2 yang dikenal dengan proses elemental chlorine free ECF. Kemudian Pulp dicuci dengan air lunak panas hingga bersih pH netral. Proses ECF dilakukan untuk menekan atau mengeliminasi dampak negatif limbah kimia terhadap lingkungan. Penentuan Kualitas Pulp Putih. Pulp larut dissolving pulp putih yang diperoleh selanjutnya dianalisis komponen kimianya termasuk kadar selulosa alfanya. Selain itu ditentukan pula viskositas dan derajat putih pulpnya, yang terlebih dahulu pulp dibuat lembaran dan dikeringkan dalam ruangan terkondisi pada suhu 23° C selama 24 jam sesuai prosedur SNI. Selulosa α 92 memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandangkain serat rayon. http:72.14.235.104search?q=cache:omEqHMACINUJ:buletinlitbang.dephan.go.idindex .asp3Fvnomor3D1826mnorutisi3D3+pembuatan+SELULOSAhl=idct=clnkcd =1gl=id

II.5.3. Analisa kadar α-selulosa