16
1. Perakitan Tes Siap untuk Pengukuran
Berdasarkan hasil analisis data kegiatan uji coba dilakukan perbaikan item-item tes. Setelah dilakukan perbaikan item-item tes, maka selanjutnya dilakukan perakitan tes. Tes
yang telah dirakit selanjutnya siap digunakan untuk pengukuran kelemahan kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika
2. Penetapan Responden Kegiatan Pengukuran
Jumlah responden yang terlibat juga lebih banyak daripada saat kegiatan uji coba. Atas dasar tersebut, jika responden pada kegiatan pengukuran diharapkan sekitar 250
mahasiswa.Jurdik Fisika yang tidak dijadikan subjek uji coba. mahasiswa tahun ke-2, ke- 3, dan ke-4.
Sebagaimana pada kegiatan uji coba, mahasiswa sebagai subjek pengukuran lebih dari 271 peserta didik, bahkan lebih banyak dari peserta didik subjek uji coba. Dengan
demikian, untuk model PCM 1PL peserta didik yang dijadikan subjek pengukuran lebih dari 250 mahasiswa Fisika FMIPA UNY.
3. Pelaksanaan Pengukuran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika
Setelah tes siap digunakan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika mahasiswa Jurdik Fisika FMIPA UNY. Tujuan
pengukuran ini untuk memperoleh data kelemahan kemampuan berpikir tingat tinggi. Ketentuan peserta didik dalam mengerjakan tes seperti dalam kegiatan uji coba, antara lain:
a mahasiswa mengerjakan perangkat tes PhysDiTHOTS dan 2 waktu pelaksanaan tes adalah 90 menit.
4. Analisis Data Hasil Kegiatan Pengukuran
Hasil kerja peserta didik selanjutnya dianalisis agar diperoleh data kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika mahasiswa Jurdik Fisika FMIPA UNY. Secara garis besar
untuk menganalisis tes ada dua macam, yakni secara klasik dan teori respon butir item response theory. Model yang banyak dikenal orang adalah model klasik. Pada model IRT
analisis tes dilakukan berdasarkan butir, banyak peserta tes, dan model yang digunakan untuk analisis adalah IRT dengan 1 PL. Penskoran untuk tes pilihan ganda beralasan ini
dengan politomus menurut PCM. Hasil pengukuran disajikan dalam: 1 grafik distribusi frekuensi kemampuan
ability dan 2 grafik persentase kategori level kemampuan. Untuk mengetahui tingkat
17
PhysHOT tersebut digunakan kategori berdasarkan rata-rata ideal dan simpangan baku ideal. Hal ini diterapkan dengan asumsi bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika
berdistribusi normal. Penentuan skor rata-rata ideal M
i
dan skor simpangan baku ideal SB
i
didasarkan pada skor tertinggi dan terendah dari variabel penelitian yang dinyatakan dengan Azwar, 1998: 163
ܯ
=
ଵ ଶ
ܺ
௦
+ ܺ
5 ܵܤ
=
ଵ
ܺ
௦
− ܺ
6 dengan:
M
i
= rerata ideal SB
i
= simpangan baku ideal X
maks
= skor tertinggi X
min
= skor terendah. Skor tertinggi ideal adalah skor tertinggi yang mungkin diperoleh dari keseluruhan
jawaban. Skor terendah ideal adalah skor terendah yang mungkin diperoleh dari keseluruhan jawaban. Menurut Azwar 1998:163 lima level kemampuan memiliki rentang
seperti dinyatakan pada Tabel 1. Tabel 1. Interval Nilai pada Level Kemampuan
No Interval Kemampuan
Level
1 ܯ
+ 1,5 ܵܤ
ߠ Sangat Tinggi
2 ܯ
+ 0,5 ܵܤ
ߠ ≤ ܯ
+ 1,5 ܵܤ
Tinggi 3
ܯ
− 0,5ܵܤ
ߠ ≤ ܯ
+ 0,5 ܵܤ
Sedang 4
ܯ
− 1,5ܵܤ
ߠ ≤ ܯ
− 0,5ܵܤ
Rendah 5
ߠ ܯ
− 1,5ܵܤ
Sangat Rendah
5. Interpretasi Hasil Pengukuran