Pengertian Pembelajaran Kontekstual. Tujuh Komponen Pembelajaran Efektif, yaitu :

19 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang teroritis yang mendasari pemecahan masalah yang diteliti. Secara berturut – turut akan dikemukakan tentang pengertian pembelajaran kontekstual.

A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual.

Setiap kegiatan pembelajaran dapat menghasilkan sesuatu perubahan yaitu : Konsep belajar. Konsep belajar tersebut dapat terlihat suatu pembelajaran yang diberikan kepada siswa kelas VII, untuk itu suatu pembelajaran yang tepat merupakan suatu pertanyaan perbuatan pembelajaran tersebut Depdiknas; 2003 Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari - hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstruktivisme contructivisme, bertanya Questioning, menemukan Inquiry, masyarakat belajar Learning Community, permodelan Modelling, dan penilian yang sebenarnya Anthentic Assessment , Strategi Pembelajaran Kontekstual . 20

B. Macam - macam Pembelajaran Kontekstual ada 3, yaitu :

1. Pembelajaran Afektif , yaitu suatu pembelajaran yang memang berbeda

dengan strategi pembelajaran kognitif dan ketrampilan. Afektif berhubungan dengan nilai Value. Yang sulit diukur, oleh karena itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi peniliannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan apabila melakukan perubahan nilai atau sikap sebagai akibat dari proses pembelajran yang dilakukan guru di sekolah.

2. Pembelajaran Kognitif, yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan melalui

model yang banyak diilhami oleh pemikiran John Dewey dan Jean Piaget yang berpendapat bahwa perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi kognitif yang berlangsung secara berangsur - angsur menurut urutan tertentu. Menurut pandangan seseorang bahwa kognitif dapat diukur secara langsung dan kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun bersangkutan, sebagai akibat dari proses penbelajaran yang dilakukan guru.

3. Pembelajaran Psikomotorik, yaitu suatu pembelajaran yang dapat dilakukan

pada simulasi, latihan, serta adanya modeling untuk memperoleh bentuk tingkah laku model, dan bukan hanya dengan menceramahkan atau 21 menceritakannya secara lisan. Dan sedangkan ada yang lain pada demonstrasi, sosiodrama, karya wisata, serta inquiry.

C. Tujuh Komponen Pembelajaran Efektif, yaitu :

a Konstruktivisme Constructivisme. Constructivisme konstruktivisme merupakan landasan berpikir filosofi pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas sempit dan tidak sekonyong - konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta - fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide . Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentranformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. 22 b Menemukan Inquiry Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pambelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasilnya dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Topik mengenai adanya dua jenis binatang melata, sudah seharusnya ditemukan sendiri oleh siswa, bukan menurut buku : Observasi Observation. Bertanya Questioning. Mengajukan dugaan Hipotesis. Pegumpulan data Data Gatbering. PenyimpulanConlusion. c Bertanya Ouestioning . Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Sebelum tahu kota Palu, seseorang bertanya “Mana arah ke Kota Palu ?’’ Questioning bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkorfimasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 23 d Masyarakat Belajar Learning Community. Konsep Lerning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pinsil dengan peraut elektronik, ia bertanya. Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan inti berarti setiap Metode Pembelajaran di kelas. e Permodelan Modelling Komponen CTL selanjutnya adalah permodelan, maksudnya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa inggris dan sebagainya. f Refleksi Reflection . Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa - apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. 24 g Penilaian Yang Sebenarnya Authentic Assessment. Assestment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar. Dalam skripsi ini yang di maksud dengan pembelajaran kotekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, penilaian yang sebenarnya. Landasan filosofi CTL, adalah konstruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah - pisahkan menjadi fakta - fakta atau proposi yang terpisahkan, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Apabila konstruktivisme berakar pada filsafat pragamatisme yang oleh John Dewey pada awal abad 20 yang lalu. 25 Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam mencapai tujuan tersebut langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment- nya. Berbeda dengan program yang dikembangkan paham objektivitas, penekanan program yang berbasis kontekstual bukan pada rincian dan kejelasan tujuan, tetapi pada gambaran kegiatan tahap demi tahap dan media yang dipakai. Perumusan tujuan yang berkecil- kecil, bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana pembelajaran berbasis CTL, menginggat yang akan dicapai bukan hasil tetapi lebih pada strategi belajar. Yang diinginkan bukan banyak tetapi dangkal, melainkan sedikit, tetapi mendalam. Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar - benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikejarkannya bersama siswanya. Gambaran selama ini bahwa Rencana Pembelajaran adalah laporan untuk kepala sekolah atau pihak lain harus dibuang jauh - jauh. Rencana Pembelajaranlah yang mengaitkan guru tentang benda apa yang harus dipersiapkan, alat apa yang harus dibawa, berapa banyak, ukuran berapa, dan langkah - langkah apa yang harus dikerjakan siswa. Rencana Pembelajaranlah yang mengaitkan guru ketika akan ke sekolah. 26 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang beragam mengacu pada Standar Nasional pendidikan terdiri atas Standar Isi, Proses Kompetensi Kelulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolahan. Pembiayaan dan Penilaian Pendidikan. Dua dari Kedelapan standar Kompetensi Nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi SI dan Standar kompetensi Lulusan SKL merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk pembelajaran, penilaian, alokasi, waktu, dan sumber belajar. Buku teks PKn yang baik dilihat dari pengertian, isi, tujuan, dan manfaatnya. Pengertian buku teks PKn yang baik adalah sebagai salah satu mata pelajaran yang bertanggung jawab 27 pada pembentukan kepribadian bangsa harus mampu mewujudkan secara konkrit dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu sangat penting sebagai pedoman untuk pengembangan mata pelajaran PKn Depdinas : 2003, .

D. Isi buku teks PKn yang baik adalah sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Nilai-nilai akhlak dalam materi pendidikan kewarganegaraan : Study buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII SMP Darussalam Ciputat Berbasis KTSP

0 7 100

bahan ajar telaah buku teks

0 18 69

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 4 10

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 3 16

RELEVANSI BUKU AJAR KEWARGANEGARAAN SMA KELAS X DENGAN KURIKULUM 2004 Relevansi Buku Ajar Kewarganegaraan SMA Kelas X dengan Kurikulum 2004.

0 1 15

MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Karangan Muatan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter(Analisis Isi pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Karangan Saptono yang Digunakan di SMP

0 0 19

(ABSTRAK) TELAAH BUKU AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII DALAM KERANGKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KOTA SEMARANG.

0 0 2

(ABSTRAK)Implementasi Pendidikan Berbasis Gender dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD se-Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

0 0 2

TELAAH BUKU AJAR.doc

3 171 3

DIFUSI INOVASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 0 7