Kelompok 7 Pembangunan Transboyo

TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK
PROYEK TRANSBOYO

Disusun Oleh:
RETNO NINGSIH

(1114040001)

AYU RAISA AZHAR

(1114040005)

NUR ILMI RISKI W

(1114040022)

AZIZZAH SETIA R

(1114040025)


MANAJEMEN BISNIS MARITIM
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Surabaya merupakan kota besar yang lumayan padat penduduknya, dimana
selalu bertambah setiap tahunnya.Permasalahan sistem transportasi dan kompleksitas
lalu lintas yang sangat tinggi merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Surabaya
saat ini. Kemacetan hampir terjadi di setiap ruas jalan utama. Terbatasnya lahan tidak
diimbangi oleh pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat.Infrastruktur
jalan di Surabaya saat ini didominasi oleh kendaraan pribadi.
Pergerakan penduduk Surabaya sangat dinamis guna menuju tempat aktivitas
tiap harinya, dengan begitu bisa memenuhi segala ruas jalan terutama daerah A.Yani
dan Kertajaya. Daerah tersebut adalah daerah rawan kemacetan.Kemacetan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari apalagi pada saat jam kerja yaitu hari
senin sampai dengan jum’at sekitar jam 7 pagi saat berangkat kerja dan sore hari saat
pulang kerja. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)

akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi
memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat
dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Perkembangan teknologi di bidang transportasi dapat menuntut adanya
perkembangan teknologi prasarana transportasi darat berupa jaringan jalan. Sistem
transportasi darat yang berkembang semakin cepat menuntut perubahan tata jaringan
jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut.
Perkembangan tata jaringan jalan baru akan membutuhkan ketersediaan lahan yang
lebih luas. Kebutuhan lahan yang sangat luas untuk sistem transportasi darat ini
mempunyai pengaruh besar terhadap pola tata guna lahan, terutama di daerah
perkotaan. Di sini masalah lingkungan perlu diperhatikan. Perubahan tata guna lahan
akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tanah, serta masalah sosial dan ekonomi.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana angkutan umum. Angkutan umum tersebut yaitu bus
yang bisa digunakan dalam alternatif tersebut. Fasilitas transportasi yang nyaman,
cepat, murah dan aman merupakan impian bagi masyarakat Surabaya untuk bepergian
jarak dekat yang kemudian disebut sebagai Transboyo.


1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah mengenai kinerja Tramsboyo ini adalah:
1. Apa itu proyek Tranboyo?
2. Bagaimana perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek Transboyo?
3. Bagaimana penerapan metode PERT dan Crashing Project pada Proyek
Transboyo?
4. Apa pengaruh manajemen lingkungan dan manajemen resiko pada Proyek
Transboyo?

1.3

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan Tugas Besar ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan diadakan proyek Transboyo
2. Untuk mengetahui perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek Transboyo
3. Untuk mengetahui penerapan metode PERT dan Crashing Project pada proyek
Transboyo
4. Untuk mengetahui pengaruh manajemen lingkungan dan manajemen risiko pada

proyek Transboyo

1.4

Manfaat
Dengan adanya penulisan Tugas Besar ini diharapkan akan diperoleh beberapa
manfaat, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja sehingga dapat melakukan proyek pembangunan Transboyo
secara nyata
2. Meningkatkan tingkat pelayanan Transboyo yaitu pelayann angkutan umum yang
tepat waktu, terjadwal, terjangkau, aman dan nyaman kepada masyarakat
pengguna.
3. Sebagai gambaran awal penerapan busway di kota-kota besar di Indonesia
khususnya Surabaya dalam pengoprasian armada dan sebagai masukan yang
bermanfaat bagi pengguna, operator dan pemerintah dalam peningkatan kualitas
pelayanan trasportasi.

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya
dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan
lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu.Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung
jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping).
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan
terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tepat Waktu

Tepat Kuantitas
Tepat Kualitas
Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
Tercapainya K3 dengan baik

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara
solid dan terstruktur.Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek
dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan.
Terdapat 3 (tiga) garis besar untuk menciptakan berlangsungnya suatu proyek,
diantaranya meliputi:
1. Perencanaan
Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu perencanaan
yang benar-bebar matang.Yaitu dengan meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran dari
suatu proyek sekaligus menyiapkan semua program teknis dan menyiapkan administrasi
supaya dapat diimplementasikan.Tujuannya yaitu supaya memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya maupun keselamatan kerja.
Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai,
perencanaan area dari manajemen proyek (Seperti: waktu, biaya, mutu, kesehatan,
lingkungan,keselamatan kerja, sumber daya, resiko dan sistem informasi).


2. Penjadwalan
Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan informasi
mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga
kerja, peralatan, dan material), durasi dan juga progres waktu untuk menyelesaikan
proyek.Penjadwalan proyek yang mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai
macam permasalahannya.Proses monitoring dan juga updating selalu dilakukan untuk
mendapatkan penjadwalan yang realistis supaya sesuai dengan tujuan proyek
tersebut.Terdapat beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, diantaranya
yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network
Planning serta waktu dan durasi kegiatanna.Jika terjadi penyimpangan terhadap rencana
awal, maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek tetap berada dijalur
yang diharapkan.
3.Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek.Tujuan utamanya yaitu
untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya
proyek.Tujuan dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan
juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga
koreksi yang dilakukan selama proses implementasi.

2.2 WBS ( Work Breakdown Structure ) dalam proyek
WBS adalah suatu metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan
hierarkis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses
pekerjaan menjadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek
memiliki tingkat yang lebih baik.
WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluuuh dokumen proyek yang
meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi
bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item
pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure.
Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara
hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang
berkaitan dengannya.




Model WBS memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan
Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun
jadwal, dan menghitung biaya.




Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu
proyek .

Manfaat WBS :
1. Untuk mempercepat proses penyelesaian suatu proyek
2. Mengetahui pencapaian apa saja yang diinginkan suatu proyek
3. Dapat merencanakan proyek kedepannya
Namun terdapat manfaat utama dari WBS, yaitu sebagai berikut :
1. Analisa WBS yang melibatkan manajer fungsional dan personel yang lain dapat
membantu meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian proyek.
2. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
3. Menjadi alat control pelaksanaan proyek, karena panyyimpanan biaya dan jadwal
paket kerja tertentu dapat dibandingkan dengan WBS.
Tujuan WBS :
1. Melengkapi komunikasi antar personal proyek
2. Menjaga konsistensi dalam pengendaliandan pelaporan proyek
3. Cara efektif untuk melengkapi tugas manajemen

2.3 Organization Analysis Table, OAT
Identifikasi organisasi pelaksana (Organization Breakdown Structure, OBS atau
Organization Analysis Table, OAT). Rekayasa Sipil Volume V, Nomor 2, Oktober 2009
ISSN : 1858-3695 98 o Bagan yang menunjukkan pihak atau individu yang bertanggung
jawab atas suatu pekerjaan, dan dapat melibatkan pihak atau individu dari luar. o Level
tanggung jawab dari nama orang/badan yang terlibat sesuai dengan level manajemennya
harus ditentukan lebih dahulu. o Secara konseptual berbeda dengan struktur organisasi
perusahaan  Organization Breakdown Structure Memuat nama-nama departemen dari
satu atau beberapa perusahaan atau badan lain yang terlibat pada suatu proyek.  Struktur
organisasi perusahaan Memuat nama-nama departemen atau divisi yang bertanggung
jawab untuk menjalankan suatu perusahaan.

ORGANIZING ANALYSIS TABLE (OAT)

PROYEK TRANSBOYO

MANAJER PROYEK

SITE MANAJER


Pekerjaan persiapan
Pekerjaan ArsitekturPekerjaan
sipil
Pekerjaan
mekanikal & elektrikal

Supervisor

Pengawasan dan inspeksi, tindakan koreksi

Pekerjaan jalur 1

Pekerjaan jalur 2
Pekerjaan jalur 3

DRAFT MANAJEMEN PROYEK
PEMBANGUNAN TRANSBOYO
Transboyo adalah fasilitas transportasi bus di Surabaya yang menghubungkan antara
tepat wisata, kuliner, pendidikan, kesehatan dengan kenyamanan cukup baik dibuktikan
dengan bus yang ber-AC, wifi, toilet dan tiba di tempat tujuan secara tepat waktu. Alasan
pengadaan transboyo ini karena padatnya kendaraan di Kota Surabaya yang menyebabkan
kemacetan serta tidak nyamannya kendaraan umum yang telah ada.
Berikut adalah rancangan pembangunan dalam transboyo seperti :
a.
b.
c.
d.
e.

Pembebasan lahan untuk pembuatan rute transboyo
Pembangunan garasi atau tempat parkir bus transboyo
Pembangunan rute transboyo dalam lingkup Kota Surabaya
Pembangunan halte berdasarkan rute transboyo yang telah ditentukan
Pembangunan kantor administrasi Transboyo

Adapun tujuan dari rancangan pembangunan transboyo diatas adalah agar menjadikan
transboyo sebagai transportasi primer jalur darat yang berada di Kota Surabaya.Disamping
tujuan pembangunan berikut adalah visi misi dari transboyo.
Visi :
Transboyo sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan public yang
cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internasional.
Misi :
a. Menyediakan pelayanan yang lebih dapat diandalkan, berkualitas tinggi,
berkeadilan dan berkesinambungan di Surabaya
b. Memberikan solusi jangka menengahdan jangka panjang terhadap permasalahan
di sector angkutan umum
c. Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan
di sector angkutan umum
Target Waktu Pembangunan Transboyo adalah dalam kurun waktu 3 Tahun.
Work Breakdown Structure (WBS)
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.

Pekerjaan Persiapan
:
Persiapan Material
Persiapan Sumber Daya Manusia
Estimasi Biaya
Perancangan Rute
Persiapan Halte
Penjadwalan Proyek
Pemesanan dan Pembelian Bus
Pekerjaan Arsitektur
:
Penentuan Desain baik interior maupun eksterior bus

b. Perancangan desain halte
c. Perancangan kantor transboyo baik interior maupun eksterior
3.
a.
b.
c.

Pekerjaan Sipil
Pembangunan jalur
Pembangunan tempat parkir Bus
Pembangunan halte bus

:

4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal :
a. Pemasangan listrik tanam dan lampu
5. Finishing :
Uji coba jalan, mengoperasikan bus dan penerapan Sistem Collecting Ticket.

TRANSBOYO
PROPOSAL PROYEK
Peninjauan dan Pemilihan Proyek
Nama Proyek : Transboyo
Originator Proyek :
1.
2.
3.
4.

Retno Ningsih
Ayu Raisa Azhar
Nur Ilmi Riski Wahyuni
Azizzah Setia Rahayu

Tanggal : 31 Oktober 2015
(1114040001)
(1114040005)
(1114040022)
(1114040025)

Persetujuan Manajer Program :

Nama : Yessica Novrita Devi

Nomor Telepon :
085736763346

Tanggal Persetujuan :

Tanda Tangan :

Tanggal:

Permasalahan / Kebutuhan Bisnis :
Surabaya merupakan kota besar yang lumayan padat penduduknya, dimana selalu bertambah
setiap tahunnya. Pergerakan penduduk surabaya sangat dinamis guna menuju tempat aktivitas
tiap harinya, dengan begitu bisa memenuhi segala ruas jalan terutama daerah A.Yani dan
Kertajaya. Daerah tersebut adalah daerah rawan kemacetan.Kemacetan merupakan suatu hal
yang tidak dapat dihindari apalagi pada saat jam kerja yaitu hari senin sampai dengan jum’at
sekitar jam 7 pagi pada saat berangkat kerja dan sore hari pada saat pulang kerja. Salah satu
alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana angkutan umum. Angkutan umum tersebut yaitu bus yang bisa digunakan dalam
alternatif tersebut. Fasilitas transportasi yang nyaman, cepat, murah dan aman merupakan
impian bagi masyarakat surabaya untuk bepergian jarak dekat.
Tujuan Proyek atau Hubungan dengan Tujuan dan Strategi Organisasi :
Tujuan diselenggarakannya proyek pembangunan transboyo ini ialah agar meningkatkan
jumlah perjalanan penumpang dengan menggunakan transportasi bus yang aman dan
nyaman. Lalu menciptakan sistem transportasi dengan jalur yang terpisah dari lalu lintas
umum untuk aksesibilitas. Kemudian menciptakan transportasi dengan pelayanan terjadwal.
Selain itu transboyo juga meningkatkan pelayanan angkutan umum yang terintegrasi. Serta
menerapkan sistem kolekting pendapatan tiket yang efektif.
Gagasan Solusi atau Pendekatan Proyek :
Untuk menanggulangi kemacetan yang ada di Surabaya maka diperlukan yang namanya
transportasi yang cepat dan nyaman serta fasilitas yang memadai (AC, Wifi, toilet, kantin)
yaitu Transboyo. Untuk pembuatan Transboyo tersebut ialah transportasi berupa bus yang
memudahkan para penumpang untuk bepergian dengan jarak dekat dalam kota Surabaya
dengan rincian tempat halte bus, tempat wisata, pusat kuliner, pusat pendidikan dan
kesehatan.Bus ini mempunyai jalur tersendiri dimaksudkan sebagai solusi atas kemacetan di
Kota Surabaya sehingga para penumpang dapat mempunyai waktu yang efektif dan efisien
selama bepergian. Jalur tersebut mempunyai 3 bagian yakni jalur 1 dimulai dari kampus
PPNS – kenjeran park – suramadu – wisata religi sunan ampel – perak – JMP – tugu
pahlawan – pasar turi – PGS – Pasar atom – ITC – kapasan. Jalur berikutnya ialah jalur 2
dimulai dari kampus PPNS – STIKOM – Rungkut – Prapen – A Yani – Bungurasih. Jalur
terakhir menghubungkan Panglima Sudirman – Kombespol M Duryat – Embong Malang –
Bubutan – Pasar Turi – Indra Pura – Jalan Rajawali – JMP – Veteran – Tugu Pahlawan- Siola
– Genteng – Tunjungan – Gubernur Suryo – Bambu Runcing kembali ke Panglima Sudirman.
Hal yang Diharapkan:
Dengan diadakannya Transboyo diharapkan :
a. Kemacetan dapat teratasi
b. Bepergian secara tepat waktu
c. Terhindar dari tindak kejahatan khususnya wanita dan anak-anak

TRANSBOYO
KASUS BISNIS
IDENTIFIKASI BROYEK
Nama Proyek

: Transboyo

Tanggal

: 31 Oktober 2015

Agensi

: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Telephone

: 085736763346

Manajer Proyek

:

1.
2.
3.
4.

Retno Ningsih
Ayu Raisa Ashar
Nur Ilmi Risky
Azizzah Setia Rahayu

(1114040001)
(1114040005)
(1114040022)
(1114040025)

INFORMASI KEUNTUNGAN DAN BIAYA
Keuntungan yang Didapat :
1. Dengan adanya Transboyo kemacetan bisa teratasi.
2. Masyarakat yang naik bus Transboyo bisa merasa nyaman dan aman.
ANGGARAN SUMBER DAYA
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8

URAIAN
HARGA
PEKERJAAN VOLUME
SATUAN
PEMBEBESAN
LAHAN
48 km
Rp
10.000.000
PEMBUATAN
JALUR 1
15 km
Rp 500.000.000
PEMBUATAN
JALUR 2
20 km
Rp 500.000.000
PEMBUATAN
JALUR 3
13 km
Rp 500.000.000
PEMBUATAN
HALTE
62 m2
Rp
15.000.000
PEMBELIAN
BUS
30 Armada Rp 1.500.000.000
TEMPAT
PARKIR
300 m2
Rp
25.000.000
PEMBUATAN
Rp7.000.000
KANTOR
12 m2

JUMLAH

BOBOT

Rp

48.000.000

0,088

Rp

750.000.000

1,376

Rp

100.000.000

0,184

Rp

65.000.000

0,119

Rp

930.000.000

1,707

Rp 45.000.000.000

82,581

Rp 7.500.000.000

13,763

Rp

0,154

84.000.000

9

UJI COBA

30 Armada

Rp500.000

Rp15.000.000
Rp 54.492.000.000

0,028
100

SUMBER-SUMBER DANA KHUSUS
Dana tersebut didapat dari bantuan Pemerinta Kota Surabaya dan menggunakan sponsor luar
misal Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Jatim, Bank BCA, PT Semen Indonesia.
RESIKO – RESIKO :
1. Perawatan bus yang sulit
2. Halte dirusak masyarakat yang tidak suka
JUSTIFIKASI:
Dengan adanya Transboyo ini dapat membantu kelancaran lalu lintas dan membantu
kelancaran aktifitas masyarakat agar lebih efektif dan efisien serta membantu Polisi Pengurai
Kemacetan dalam menjalankan tugasnya.
PERTIMBANGAN ATAU KOMENTAR TAMBAHAN:
Sistem ini banyak membutuhkan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, waktu yang
relatif lama dalam pekerjaannya serta dana yang cukup banyak.
ASUMSI:
a. Untuk pembuatan Transboyo diberi nilai 1 karena dibangun sesuai dengan Visi, Misi,
dan tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kota Surabaya yaitu teratasinya
kemacetan.
b. Untuk risks diberi nilai -1 karena risk dari pembuatan Transboyo tidak dapat
diprediksikan tergantung dari situasi dan kondisi yang ada.
c. Dan untuk cost / benefit diberi nilai 1 karena dalam pembuatan Transboyo estimasi
biaya bisa diprediksikan.

No

8

Kegiatan
pembebasan
lahan
(persiapan)
pembuatan
jalur 1
pembuatan
jalur 2
pembuatan
jalur 3
pembelian
bus
pembuatan
halte
pembuatan
parkir bus
kantor
manajemen
trans boyo

9

uji coba

1
2
3
4
5
6
7

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

1
8

19

20

21

22

23

24

25

26

N
o

Bobot

1

PEMBEBESAN
LAHAN

0,088

100,
000

2

PEMBUATAN
JALUR 1

1,376

88,
889

3

PEMBUATAN
JALUR 2

0,184

77,
778

4

PEMBUATAN
JALUR 3

0,119

66,
667

5

PEMBUATAN
HALTE

1,707

55,
556

6

PEMBELIAN
BUS

82,581

44,
444

7

TEMPAT
PARKIR

13,763

33,
333

8

PEMBUATAN
KANTOR

0,154

22,
222

9

UJI COBA

0,028

11,
111

Total

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

Bob
ot
kum

Kegiatan

100%

Rencana

14
,
07
9

14
,
07
9

14
,
07
9

14
,
07
9

14
,
07
9

14
,
07
9

0,
10
2

0,
10
2

0,
10
2

0,
10
2

0,
10
2

0,
10
2

0,
09
1

0,
09
1

0,
09
1

0,
09
1

0,
09
1

0,
09
1

0,
07
1

0,
07
1

0,
07
1

0,
07
1

0,
07
1

0,
07
1

2,
29
4

2,
29
4

2,
29
4

2,
29
4

2,
29
4

2,
29
4

0,
05
1

0
,
05
1

0,
05
1

0,
00
9

0,
00
9

0,
00
9

Rencana
kum

14
,
07
9

28
,
15
7

42
,
23
6

56
,
31
5

70
,
39
3

84
,
47
2

84
,
57
4

84
,
67
5

84
,
77
7

84
,
87
9

84
,
98
1

85
,
08
2

85
,
17
3

85
,
26
4

85
,
35
5

85
,
44
6

85
,
53
7

85
,
62
8

85
,
69
9

85
,
77
0

85
,
84
1

85
,
91
3

85
,
98
4

86
,
05
5

88
,
34
9

90
,
64
3

92
,
937

95
,
23
0

97
,
52
4

99
,
81
8

99
,
87
0

99,
92
1

99
,
97
2

99
,
98
2

99
,
99
1

10
0,
00
0

Aktual
Akt.
kum

Ket.
Pembebasan Lahan

0,015

0.015

Pembuatan Jalur 1

0,229

0.23

Pembuatan Jalur 2

0,031

0.03

Pembuatan Jalur 3

0,020

0.02

Pembuatan Halte

0,071

0.071

Pembelian bus

13,763

13763

Tempat parkir

2,294

2293

Pembuatan kantor

0,051

0.05

Uji coba

0,009

0.01

Lead

KURVA S

Data Analisis Network Planning
Kegiat
an
A
B
C
D
E
F
G
H
I

Penjelasan
Pembebasan lahan
Prmbuatan jalur 1
Pembuatan jalur 2
Pembuatan jalur 3
Pembuatan halte
Pembelian Bus
Pembuatan tempat
parkir
Pembuatan kantor
Uji coba

Durasi
(bulan)
6
12
12
12
24
6
6

Predecessor

Jenis
Keterkaitan


A
B
C


D,E,F

6
6
6
6
1
1

3
3

G
H

1
3

Analisis Durasi, Total Float dan Kegiatan Kritis
Kegiatan
A
B
C
D
E
F
G
H
I

Durasi
(hari)
6
12
12
12
24
6
6
3
3

ES

EF

LF

LS

TF

0
6
12
18
0
0
30
36
39

6
18
24
30
24
6
36
39
42

6
18
24
30
30
30
36
39
42

0
6
12
18
6
24
30
36
39

0
0
0
0
24
24
0
0
0

DIAGRAM AON
0

6
1
2

A
Dur=6

0

1
2

0

C
Dur=12

0

2
4
2
4

Lea
d6

1
8
1
8

D
Dur=12

0

3
0
Jalur kritis

Lea
d6

3
0

Lead 6

6

1
8

B

6

0

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

Dur=12

0

1
8

0

0
0
E

0

0

Dur=24

0

F

2
4

24

2
4

24

6

Dur=6

18

18

24

30
G

3
0

0

H
Dur=3

Dur=6

30

3
0

0

3
3

3
3

3
3

3
3

I
Dur=3

0

3
6
3
6

ESTIMASI WAKTU PADA METODE PERT

Item Pekerjaan

Pembebasan lahan
Pembuatan jalur 1
Pembuatan jalur 2
Pembuatan jalur 3
Pembuatan halte
Pembelian bus
Tempat parkir
Pembuatan kantor
Uji coba
te=

Simbol

A
B
C
D
E
F
G
H
I

Durasi
optimis
(A)
(bulan)
3
10
10
10
20
3
3
1
1

Durasi yang
paling
Mungkin
(M) (bulan)
5
11
11
11
23
5
5
2
2

Durasi
pesimis
(B)
(bulan)
7
13
13
13
25
7
7
4
4

a+ 4 m+b
6

Ket :
te = nilai waktu yang diharapkan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
m = waktu paling mungkin

Item Pekerjaan
Pembebasan lahan
Pembuatan jalur 1
Pembuatan jalur 2
Pembuatan jalur 3
Pembuatan halte
Pembelian bus
Tempat parkir
Pembuatan kantor
Uji coba

Simbol
A
B
C
D
E
F
G
H
I

Nilai waktu yang
di harapkan
5
11,2
11,2
11,2
22,8
5
5
2,2
2,2

0

5
Dur=5

0

10.2

5

0

15.4

10.
21,4
C
2 Dur=11,2

A

Lea
d6

0 21.
4

26,6
D

Dur=11,2

15,4 0 26,6

Jalur kritis

Lea
d6

Lead 6

16.
B 2

5

Dur=11,2

0

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

5

0 16,2

0

22.
E 83

0

0

Dur=22,8

2,2

0

2,2

20,
6

5

F
Dur=5

15,6

15,6

20,6

20,
6

25,6

25,6

G
Dur=5

20,6

0

25,6

27,8

H
Dur=2,2

25,
6

0

27,8

27,8

30

I
Dur=2,2

27,8

0

30

Dari hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi
yang digunakan dalam perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 30 hari
dan diperoler jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B-C-D-G-H-I.
Berdasarkan lintasan kritis yang telah didapat dapat dihitung nilai deviasi standard
dan nilai varians pada proyek tersebut dengan rumus :
- Nilai Deviasi Standard :
1
S= (b−a)
6
- Nilai Varians :
V(te) = S2
Nilai Standard dan nilai varians pada metode PERT
Item Pekerjaan
Pembebasan lahan
Pembuatan jalur 1
Pembuatan jalur 2
Pembuatan jalur 3
Tempat parkir
Pembuatan kantor
Uji coba

Simbol
A
B
C
D
G
H
I

a
(bulan)
3
10
10
10
3
1
1

b
(bulan)
7
13
13
13
7
4
4

S

V (te)

0,7
0,5
0,5
0,5
0,7
0,5
0,5
3,9

0,49
0,25
0,25
0,25
0,49
0,25
0,25
2,23

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai total varians ( V(te) ) = 2,23 dan deviasi standar
( S ) = 3.9. Dari sifat kurva distribusi normal dimana 99,7 % area berada dalam interval (TE 3S) dan (TE + 3S) maka besar rentang 3S adalah 3 x 3.9 = 11,7. Maka kurun waktu
penyelesaian proyek adalah 30 ± 11,7 bulan. Perkiraan penyelesaian proyek paling cepat
adalah 30 – 11,7 = 18,3 bulan ~ 19 bulan. Dan perkiraan penyelesaian proyek paling lambat
adalah 30 + 11,7 = 41,7 bulan ~ 42 bulan. Target yang ingin dicapai adalah kurun waktu yang
paling cepat, maka nilai T(d) = 19 bulan.
Kemungkinan/ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan
dengan z.
T ( d ) −TE
Deviasi Z=
S
¿

19−30
3,9

= -2,8

Dengan menggunakan tabel distribusi normal komulatif dengan harga z = -2,82 maka
diperoleh hasil 0,0024. Ini kemungkinan proyek untuk selesai dalam jangka watu 19bulan
hanya sekitar 0,24%.

TARGET DAN KEMUNGKINAN PENYELESAIAN PROYEK

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Target
Penyelesaia
n
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Deviasi
Z
-2,82
-2,56
-2,31
-2,05
-1,80
-1,54
-1,28
-1,03
-0,77
-0,51
-0,26
0
0,26
0,51
0,77
1,03
1,28
1,54
1,80
2,05
2,31
2,56
2,82
3,08

Distribusi
Normal
Komulatif
0,0024
0,0052
0,0104
0,0202
0,0359
0,0618
0,1003
0,1515
0,2206
0,3050
0,3974
0,5000
0,6026
0,6950
0,7794
0,8485
0,8997
0,9382
0,9641
0,9798
0,9896
0,9948
0,9976
0,9990

Probabilitas/kemungkina
n Proyek Dapat Selesai
100%
0,24%
0,52%
1,04 %
2,02%
3,59%
6,18%
10,03%
15,15%
22,06%
30,5%
39,74%
50%
60,26%
69,5%
77,94%
84,85%
89,97%
93,82%
96,41%
97,98%
98,96%
99,48%
99,76%
99,9%

Kesimpulan :
1. Kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 19 bulan adalah 0.24 %.
2. Kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 30 bulan adalah 50 %.
3. Kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 42 bulan adalah 99.9 %.

CRASHING PROJECT

Aktivitas

Waktu Normal
(Bulan)

A
B
C
D
E
F
G
H
I

6
12
12
12
24
6
6
3
3

Waktu
Akselerasi
(Bulan)
3
9
9
9
20
3
2
1
1

Biaya Normal
(Rp)
480.000.000
750.000.000
1.000.000.000
650.000.000
930.000.000
45.000.000.000
7.500.000.000
84.000.000
15.000.000
56.409.000.000

Biaya Akselerasi
(Rp)
520.800.000
805.000.000
1.500.000.000
780.000.000
1.000.000.000
50.000.000.000
9.500.400.000
92.000.000
20.000.000
64.218.200.000

Diagram Jaringan
6

0
0

A
Dur=6

1
2

6

0

C
Dur=12

0

1
8

2
4
Lea
d6

2
4

1
8

D
Dur=12

0

3
0
3
0

Lead 6

Lead 6

6
B

6

1
2

Dur=12

0

1
8
1
8

0 Dumm 0
0

y
Strart
Dur=
0

0
0
E

0

0

2
4

Dur=24

0

F
18

G

3
0

Dur=6

2
4

6

Dur=6

1
8

2
4

2
4

2
4

0

3
0

3
0
3
3

H

3
3

3
3

3
3

3
3

Dur=3

0

I
Dur=3

0

3
6
3
6

2. Total Waktu Akselerasi, Total Biaya Akselerasi, dan Biaya Akselerasi Per Unit Waktu
Aktivitas
A
B
C
D
E
F
G
H
I

Total Waktu
Akselerasi
(Bulan)
3
3
3
3
4
3
4
2
2
27

Total Biaya
Akselerasi (Rp)

Biaya Akselerasi
per Bulan (Rp)

40.800.000
55.000.000
500.000.000
130.000.000
70.000.000
5.000.000.000
2.000.400.000
8.000.000
5.000.000
7.809.200.000

13.600.000
18.333.333
166.666.667
43.333.333
17.500.000
1.666.666.667
500.100.000
4.000.000
2.500.000
2.432.700.000

Garis Edar Kritis Dan Lama Waktu Proyek

0
0

A
Dur=6

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

C
Dur=12

0

2
4
Lea
d6

2
4

1
8
1
8

D
Dur=12

0

Jalur kritis

3
0
3
0

Lead 6

Lead 6
B

0

1
2

6

0

6
6

1
2

6

Dur=12

0

1
8
1
8

0

0
0
E

0

0

2
4

Dur=24

0

F
18

G

3
0

Dur=6

2
4

6

Dur=6

1
8

2
4

2
4

2
4

0

3
0

3
0
3
3

H

3
3

3
3

3
3

3
3

Dur=3

0

I
Dur=3

0

3
6
3
6

Dari diagram tersebut diketahui bahwa memiliki dua jalur kritis yaitu A-B-C-D-G-H-I
dan E-G-H-I dengan lama waktu proyek adalah 36 bulan. Karena memiliki dua jalur kritis
dan yang memiliki biaya akselerasi yang rendah adalah A-B-C-D-G-H-I makan memilih jalur
kritis A-B-C-D-G-H-I untuk dilakukan percepatan.
Hasil Perhitungan Akselerasi Garis Edar Kritis
Aktivitas
A
B
C
D
G
H
I

Total Waktu
Akselerasi
(Bulan)
3
3
3
3
4
2
2
19

Total Biaya
Akselerasi (Rp)

Biaya
Akselerasi per
Bulan (Rp)

40.800.000
55.000.000
500.000.000
130.000.000
2.000.400.000
8.000.000
5.000.000
2.739.200.000

13.600.000
18.333.333
166.666.667
43.333.333
500.100.000
4.000.000
2.500.000

751.033.333

Karena I memiliki biaya akselerasi paling rendah maka dilakukan crashing pada
aktivitas tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :



Dengan biaya akslerasi per unit waktu sebesar Rp 2.500.000, sehingga
merupakan aktivitas dengan biaya paling minimal.
Dipercepat dengan total waktu 2 bulan, sehingga:
 Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi digunakan
= 3– 2
= 1bulan
 Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 36 – 2
= 34 bulan
 Biaya tambahan setelah akselerasi
=Biaya akselerasi per minggu x Waktu Akselerasi Digunakan
= Rp 2.500.000x2
= Rp.5.000.000

Diagram baru setelah dilakukan crashing
0

6
1
2

A
Dur=6

0

1
2

6

0

C
Dur=12

0

2
4

Lea
d6

2
4

1
8

D
Dur=12

1
8

0

3
0
Jalur kritis

Lea
d6

3
0

Lead 6

6
B

1
8

Dur=12

6

0

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

0

1
8

0

0
0
E
Dur=24

0

0

0

F

2
4

2
4

2
4

2
4

6

Dur=6

1
8

18

2
4

G

3
0

3
0

0

3
0

3
0

H
Dur=3

Dur=6

0

3
3

3
3

3
3

3
3

I
Dur=1

0

3
4
3
4

`Karena crashing yang telah dilakukan belum memenuhiwaktu yang diinginkan maka
dilakukan crashing ulang pada aktivitas tersebut.Dan karena aktivitas H memiliki biaya
akselerasi paling minimum maka dilakukan akselerasi pada aktivitas tersebut. Dengan rincian
perhitungan sebagai berikut :






Aktivitas H memiliki biaya akselerasi per minggu minimum, sehingga akan dilakukan
crash pada aktivitas tersebut setelah aktifitas I.
Biaya akselerasi per unit waktu sebesar Rp 4.000.000, sehingga merupakan aktivitas
ke-2 dengan biaya paling minimum.
Dipercepat dengan total waktu 2 bulan, sehingga:
 Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 3 bulan – 2 bulan = 1 bulan
 Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunaka
= 34bulan – 2 bulan = 32bulan
Biaya tambahan setelah akselerasi
= Biaya akselerasi per bulan xWaktu Akselerasi Digunakan
= Rp 4.000.000x2
= 8.000.000

Diagram baru setelah dilakukan crashing
0

6
1
2

A
Dur=6

0

1
2

6

0

C
Dur=12

0

2
4

Lea
d6

2
4

1
8

D
Dur=12

1
8

0

3
0
Jalur kritis

Lea
d6

3
0

Lead 6

6
B

1
8

Dur=12

6

0

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

0

1
8

0

0
0
E
Dur=24

0

0

0

F

2
4

2
4

2
4

2
4

6

Dur=6

1
8

18

2
4

G

3
0

3
0

0

3
0

3
0

H
Dur=1

Dur=6

0

3
1

3
1

3
1

3
1

I
Dur=1

0

3
2
3
2

Karena crashing kedua masih belum memenuhi waktu yang
diinginkan maka perlu dilakukan crashing lagi, yaitu percepatan pada
aktivitas A. Dengan rincian perhitungan sebagai berikut :


Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar Rp 13.600.000,
sehingga merupakan aktivitas ke-3 dengan biaya paling minimal.



Dapat dipercepat dengan total waktu 3 bulan, sehingga:
 Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 6 – 3 = 3 bulan
 Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 32 – 3 = 29 bulan



Jika waktu akselerasi A digunakan secara maksimal (3 bulan), maka
lama waktu proyek menjadi 29 bulan, lebih cepat dari waktu proyek
yang diharapkan yaitu 30 bulan. Berarti waktu akselerasi dapat
dikurangi (tidak digunakan secara maksimal).



Jika aktivitas A dipercepat hanya 2 bulan, maka :
 Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 6 – 2 = 4 bulan
 Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 32 – 2 = 30 bulan (sesuai dengan waktu yang diharapkan)



Biaya tambahan setelah akselerasi
= Biaya akselerasi per minggu x Waktu Akselerasi Digunakan
= Rp 13.600.000 x 2
= Rp 27.200.000

Diagram baru setelah dilakukan crashing
0

4
1
0

A
Dur=4

0

1
0

4

0

C
Dur=12

0

2
2

Lea
d6

2
2

1
6

D
Dur=12

1
6

0

2
8
Jalur kritis

Lea
d6

2
8

Lead 6

4
B

1
6

Dur=12

4

0

0

Dumm
y
Strart
Dur=
0

0

1
6

0

0
0
E
Dur=24

2

0

-2

F
Dur=6

1
6

16

2
4

2
2

2
2

2
2

6
2
2
2

G

2
8

2
8

0

2
8

2
8

H
Dur=1

Dur=6

0

2
9

2
9

2
9

2
9

I
Dur=1

0

3
0
3
0

Waktu Aktivitas Setelah Crash
Kejadian

Waktu
Normal
3
3
6

I
H
A

Waktu Akselerasi Yang
Digunakan
2
2
2

Waktu
Sekarang
1
1
4

Waktu Proyek Setelah Crash(Waktu proyek Awal = 36 bulan)



Kejadian

Waktu Akselerasi
Yang Digunakan

I
H
A

2
2
2

Waktu Proyek
Setelah
Akselerasi
34
32
30

Biaya Tambahan Setelah Crash Manjadi 30 Minggu
Kejadian

Waktu
Biaya
Akselerasi Yang
Akselerasi
Digunakan
per Bulan
(Bulan)
(Rp)
I
2
2.500.000
H
2
4.000.000
A
2
13.600.000
Total Biaya Tambahan Setelah Akselerasi



Jumlah Biaya
Akselerasi
(Rp)
5.000.000
8.000.000
27.200.000
40.200.000

Total biaya tambahan untuk mempercepat waktu menjadi 30 bulan
adalah sebesar Rp40.200.000

Manajemen Risiko Proyek Transboyo