PELAKSANAAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

(1)

Nama Mahasiswa

:

FERRY WIJAYA

No. Pokok Mahasiswa :

0742011152

Bagian

:

Hukum Admistrasi Negara

Fakultas

:

Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Charles Jackson, S.H.,M.H

Upik Hamidah, S.H.,M.H

NIP. 195512171981031002

NIP. 196006061987032012

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H.,M.H

NIP. 19611219188032002


(2)

1. Tim Penguji

Ketua

:

Charles Jackson, S.H.,M.H

...

Sekretaris /Anggota

:

Upik Hamidah, S.H.,M.H

...

Penguji Utama

:

Nurmayani, S.H.,M.H

...

2. Pejabat Dekan Fakultas Hukum

DR. Heryandi, S.H., M.S.

NIP. 196211091987031003


(3)

MELALUI PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

Oleh : FERRY WIJAYA

Didalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian dijelaskan “Sebagai bagian dari pembinaan Pegawai Negeri, pembinaan Pegawai Negeri Sipil perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya.. Didalam Pasal 8 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 juga dijelaskan tentang kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah “Ijazah Sarjana (S1), atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a.

Kenaikan pangkat di Pemerintah Provinsi Lampung meskipun telah dilaksanakan di daerah masih terkesan menggunakan birokrasi yang berbelit-belit dan kebijakan-kebijakan yang mempersulit Pegawai Negeri Sipil yang akan naik pangkat.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kenaikan pangkat dan faktor penghambat kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah di Pemerintah Provinsi Lampung.

Tujuan Penelitian untuk mengetahui proses pelaksanaan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil bagi yang memperoleh ijazah di Pemerintah Provinsi Lampung. Guna penelitian untuk pengembangan teori dan konsep serta masukan untuk instansi terkait berkenaan dengan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh ijazah.

Pendekatan yang digunakan besifat normative melalui studi kepustakaan dan empiris melalui penelitian langsung di lapangan dan juga wawancara bebas terpimpin kepada pihak-pihak yang berwenang yang berkaitan dengan penelitian untuk melengkapi data yang ada.

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Lampung memiliki peranan dalam tugas dan fungsinya untuk melakukan proses penyesuaian kenaikan pangkat melalui ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil yang berada dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, yang proses administrasinya dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung.


(4)

memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah dilingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, yang dalam pelaksanaanya banyak Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung yang kesulitan atau terhambat dalam proses kenaikan pangkatnya.

Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah yaitu tidak terpenuhinya persyaratan administrasi Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah, kurangnya perhatian dari pihak Instansi-Instansi Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah dan kebijakan Pemerintah Daerah serta birokrasi yang terlalu lama yang mempersulit Pegawai Negeri Sipil yang akan naik pangkat.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah, sehingga dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan daerah mempunyai kewenangan melakukan pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan Pegawai, pendidikan, dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturan Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.


(6)

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan disertai tugas dalam suatu jabatan Negara atau diserahi tugas lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999, disebutkan bahwa “Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, dan merata penyelenggara tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Pegawai negeri sipil juga adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat perlu ditingkatkan intensitas Sumber Daya Manusia dan kualitasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan cara kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah.

Seiring perubahan paradigma dari era sentralisasi ke era desentralisasi, termasuk dalam hal ini otonomi daerah di bidang kepegawaian, telah terbit berbagai Peraturan Perundang-undangan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan Keputusan Kepala BKN yang mengatur masalah kepegawaian, sebagai pedoman umum pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian kepada masyarakat pegawai di daerah.


(7)

Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu pekerjaan yang sangat diperebutkan oleh banyak orang terutama yang telah lulus Sarjana ataupun para pencari pekerjaan di Negara ini. Seseorang yang telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pasti sangat menginginkan pangkat yang lebih tinggi atau cepat naik pangkat. Hal ini dapat dilihat di Perguruan-perguruan tinggi Negeri ataupun Swasta, banyak Pegawai negeri Sipil yang mengikuti kegiatan proses belajar untuk mendapatkan ijazah Sarjana. Kenaikan Pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan terhadap Negara. Selain itu kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. Di dalam jenis - jenis kenaikan pangkat, salah satunya adalah kenaikan pangkat melalui penyesuian ijazah.

Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Pemerintah dan Abdi masyarakat, perlu terus ditingkatkan kualitas dan profesionalnya secara terarah, terprogram dan berkelanjutan, melalui upaya demikian diharapkan Pegawai Negeri Sipil dapat berfungsi secara optimal dalam menyelenggarakan Pemerintah dan pembangunan disegala bidang.

Peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil di era otonomi daerah memiliki posisi strategis dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan posisi tersebut Pegawai Negeri Sipil dituntut mampu berperan sebagai lokomotif perubahan yang menjadikan sumber daya manusia (SDM) sebagai objek dan subjek pembangunan.


(8)

Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah urusan kepegawaian di Daerah telah menjadi kewenangan Daerah, Gubernur dan Walikota/Bupati sebagai Pejabat Pembina Pegawai Daerah. Perubahan yang cukup signifikan yang terletak pada daerah mengurus segala kegiatan kepegawaian di daaerah yang bersifat tekhnis dan BKN selaku Pemerintah Pusat hanya menyetujui, proses pelaksanaan kenaikan pangkat bagi yang memperoleh ijazah salah satu bentuk kegiatan kepegawaian yang telah menjadi kewenangan daerah.

(Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002)

Melalui pelayanan administrasi kepegawaian secara prima yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pegawai, diharapkan pula memberikan kontribusi konstruktif terhadap peningkatan pengabdian Pegawai Negeri Sipil dalam memberikan pelayananan prima kepada masyarakat.

Tugas Badan Kepegawaian Daerah adalah melakukan pembinaan bagi Pegawai Negeri Sipil yang ada di Daerah. Salah satu bagian dari pembinaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri adalah memberikan kenaikan pangkat melalui cara penyesuaian ijazah bagi Pegawai Negeri sesuai dengan pangkat yang dimiliki dan ijazah yang dimiliki.

Pemerintah Provinsi Lampung memiliki peranan dalam tugas dan fungsinya untuk melakukan proses penyesuaian kenaikan pangkat melalui ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil yang berada dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, yang proses administrasinya dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi


(9)

Lampung. Maka Gubernur Lampung menetapkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 49 Tahun 2007 tentang Pedoman kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah dilingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, dalam rangka pengendalian struktur kepangkatan Pegawai Negeri Sipil dan untuk menjamin objektifitas pelaksanaan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.

Kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah tidaklah sama dengan kenaikan pangkat reguler atau dalam penyesuaian dengan jabatan. Kenaikan pangkat ini akan melalui tahap-tahap tertentu bagi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang - undangan dan kebijakan yang berlaku. Dengan tugas baru ini dapat saja Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dalam pelaksanaannya akan lebih baik setelah adanya otonomi daerah atau bahkan sebaliknya menjadi tidak lebih baik setelah adanya otonomi daerah.

Dari berbagai uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Melalui Penyesuaian Ijazah Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung ”.

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui penyesuaian ijazah adalah termasuk kenaikan pangkat pilihan tidak sama dengan Kenaikan pangkat regular (Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002).


(10)

Penelitian Penulis Lakukan di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Dipilihnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung (Tingkat I) dikarenakan banyak Pegawai Negeri Sipil yang telah memperoleh kenaikan pangkat penyesuaian ijazah sesuai dengan ijazah yang dimilikinya.

1.2 Perumusan masalah dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimanakah Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui Penyesuaian ijazah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.

b. Apakah faktor Penghambat Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui Penyesuaian ijazah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.

1.1.2 Ruang Lingkup

Guna skripsi ini agar tidak menyimpang dan sesuai dengan permasalahan yang hendak di bahas, maka Penulis perlu adanya pembatasan permasalahan. Pembatasan ruang lingkup pembahasan ini, disebabkan keterbatasan waktu bagi Penulis dan untuk memperoleh hasil yang tajam dalam penelitian. Sedangkan dipilihnya wilayah Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, untuk memudahkan dalam mendapat data yang berkaitan dengan penelitian. Dan merupakan suatu hal yang baru bagi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dalam tugas dan fungsinya.


(11)

Kenaikan pangkat penyesuaian melalui ijazah, bagi Pegawai Negeri Sipil, cakupan sangatlah luas, yaitu sejak pangkat golongan (1) sampai dengan golongan (IV), dengan tingkat ijazah dari SMP sampai dengan Strata 3 (S.3).

Namun penulis hanya mengkaji kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah yang berkenaan dengan golongan (II) dengan Ijazah Strata 1 (S.1).

1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui Penyesuaian Ijazah di Pemerintah Provinsi Lampung.

b. Untuk mengetahui Penghambat Pelaksanaan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui Penyesuaian Ijazah di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.

1.3.2 Kegunaan Penelitian. a. Kegunaan Teoritis

Kegunaan Teoritis, adalah memberikan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya Hukum Administrasi Negara yang berkaitan dengan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil.


(12)

b. Kegunaan Praktis

1). Untuk menambah cakrawala berfikir bagi peneliti dalam memperluas pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bidang Administrasi Negara.

2). Sebagai bahan informasi bagi semua pihak terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil.

3). Sebagai sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dalam memahami Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan disertai tugas dalam suatu jabatan Negara atau diserahi tugas lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999, disebutkan bahwa “Pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, dan merata penyelenggara tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

(Prof. Dr. Miftah thoha, MPA. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia)

Pegawai negeri sipil juga adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat, sebagai unsur aparatur Negara mengandung pengertian bahwa pegawai negeri sipil merupakan sebagian dari aparatur Negara secara keseluruhan.


(14)

Pegawai negeri sipil tidak saja pada aparat eksekutif, tetapi juga aparat Negara lainnya.

Sebagai abdi Negara mengandung pengertian bahwa pegawai negeri sipil harus selalu melaksanakan tugas-tugas Negara dan mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Sebagai abdi masyarakat mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas pegawai negeri sipil harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan memperlancar segala urusan anggota masyarakat.

Dari berbagai uraian diatas, dapat disimpulkan, Pegawai negeri sipil adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pemerintah sebagai unsur aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat untuk menyelenggarakan tugas Pemerintah dan pembangunan secara professional dengan diberi imbalan gaji sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(Amanda. 2005. Pedoman Manajemen Pegawai Negeri Sipil).

2.2 Jenis Pegawai Negeri

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, disebutkan pegawai negeri sipil terdiri dari :

a. Pegawai negeri Sipil

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.


(15)

Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari : a. Pegawai negeri sipil pusat, dan

b. Pegawai negeri sipil daerah ( Pasal 2 ayat (2) UU nomor 43 tahun 1999 ).

Pegawai Negeri Sipil pusat adalah Pegawai negeri sipil yang gajinya dibebankan pada Angaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada departemen, lembaga pemerintah non departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi Negara, instansi vertical di daerah Provinsi / Kabupaten / Kota, Kepaniteraan pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas Negara lainnya. (Penjelasan pasal 1 ayat (2) huruf a UU Nomor 43 Tahun 1999 ).

Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai negeri sipil daerah provinsi/ kabupaten / kota yang gajinya dibebankan pada Angaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada pemerintah daerah, atau dipekerjakan di luar instansi induknya (penjelasan pasal 1 ayat (2) huruf a UU Nomor 43 Tahun 1999).

2.3 Pembinaan Pegawai Negeri

Istilah “ Pembinaan” merupakan suatu istilah yang baru dalam administrasi kepegawaian Republik Indonesia, pembinaan diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas Pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna, bersih, berkwalitas tinggi dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat.


(16)

2.4 Sistem Pembinaan Pegawai Negeri

Untuk mencapai pegawai negeri sipil yang benar –benar berguna dan berhasil guna sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat, pembinaan dilaksanakan dengan system karier dan system prestasi kerja.

Sistem karier adalah suatu system kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat obyektif lainnya juga menentukan.

Sistem Prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian, dimana untuk pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi kerja dibuktikan secara nyata. Sistem prestasi kerja tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja. (Amanda 2005 ; 28)

Sistem yang dianut dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, menganut sistem karier dan sistem prestasi kerja namun dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. (Pasal 12 ayat (2) UU Nomor 43 Tahun1999).


(17)

2.5. Hak Kewajiban Serta Larangan Pegawai Negeri Sipil.

2.5.1 Hak Pegawai Negeri Sipil

Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh objek hukum kepada subjek hukum dimana dalam hukum seseorang yang mempunyai hak milik atas sesuatu badan kepadanya diizinkan untuk menikmati hasil dari benda miliknya itu. Ketentuan hak Pegawai Negeri Sipil diatur dalam pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Hak Pegawai Negeri Sipil itu semua tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut hanyalah tentang kewajiban serta larangan bagi Pegawai Negeri Sipil.

Dengan mengacu terhadap peraturan perundang-undangan tersebut maka Pegawai Negeri Sipil yang ada di negeri ini dapat menuntut haknya apabila hak yang ada tidak sesuai dengan apa yang ada dalam peraturan tersebut, tetapi dalam hal tersebut Pegawai Negeri Sipil yang ada haruslah memenuhi kewajiban terlebih dahulu.

2.5.2 Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

Kewajiban merupakan segala sesuatu yang melibatkan kepada seseorang, mau tidak mau harus dilaksanakan, kewajiban merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan atau dilakukan untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya.


(18)

Kewajiban Pegawai Negeri Sipil merupakan segala sesuatu yang wajib dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan, yang ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Setiap PNS wajib:

a. mengucapkan sumpah/janji PNS; b. mengucapkan sumpah/janji jabatan;

c. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;

d. menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

f. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS; g. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,

dan/atau golongan;

h. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;

i. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

j. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;


(19)

l. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

m. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

n. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; o. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

p. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; q. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

2.5.3 Larangan Pegawai Negeri Sipil

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Larangan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yaitu: SetiapPegawai Negeri Sipil dilarang:

a. menyalahgunakan wewenang;

b. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

c. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

d. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;


(20)

e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;

g. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

h. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

i. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

j. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

k. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau DPRD; dan

l. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden serta dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.


(21)

2.6 Beberapa Hal Yang Berkenaan Dengan Kepangkatan

2.6.1 Kenaikan Pangkat

2.6.1.1 Pengertian Kenaikan Pangkat

Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000, Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar pengkajian. Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri atas pengabdian yang telah dilakukan kepada Negara (Pasal 1 angka 1 PP Nomor 99 tahun 2000). Kenaikan pangkat dapat merupakan hak seseorang Pegawai Negeri atau dapat saja merupakan kepercayaan dan penghargaan yang diberikan karena telah menunjukkan prestasi yang tinggi.

Kenaikan pangkat regular atau disebut juga kenaikan pangkat pada umumnya adalah merupakan hak, maka jika seseorang Pegawai Negeri Sipil telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, tanpa terikat jabatannya dapat dinaikkan pangkatnya, kecuali apabila ada alasan-alasan yang sah untuk menundanya. Kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan struktural dan fungsional tertentu yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti proses belajar dan mendapatkan ijazah yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, maka


(22)

dinaikkan pangkatnya. Dalam rangka pengendalian struktur kepangkatan Pegawai Negeri Sipil dan untuk menjamin objektifitas pelaksanaan kenaikan pangkat melalui penyesuain ijazah maka Pemerintah Provinsi Lampung membuat suatu Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2007 tentang Pedoman Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh STTB/Ijazah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.

2.6.1.2 Jenis-jenis Kenaikan Pangkat

Jenis-jenis kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam PP Nomor 99 Tahun 2000 Jo PP Nomor 12 Tahun 2002 adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan pangkat Reguler

Kenaikan pangkat Regular adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang dipangkunya.

b. Kenaikan pangkat Pilihan

Kenaikan pangkat Pilihan adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu.


(23)

c. Kenaikan pangkat Istimewa

Kenaikan pangkat Istimewa adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya atau menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara.

d. Kenaikan pangkat Anumerta

Kenaikan pangkat Anumerta adalah kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang diberikan Pemerintah sebagai penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil yang tewas atas pengabdian dan jasa-jasanya kepada Negara.

e. Kenaikan pangkat Dalam Tugas Belajar

Kenaikan pangkat dalam tugas belajar adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang sedang ditugaskan mengikuti pendidikan atau latihan jabatan. Kenaikan pangkat ini diberikan dalam batas-batas jenjang oleh yang bersangkutan sebelum mengikuti pendidikan atau latihan jabatan dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang dalam tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh ijazah dapat menyesuaikan dengan syarat-syarat :

- Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.

- Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang – kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir (Pasal 20 PP Nomor 99 tahun 2000 Jo Pasal 20 PP Nomor 12 Tahun 2002).


(24)

f. Kenaikan pangkat selama menjadi Pejabat Negara

Bagi Pegawai negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan dibebaskan dari jabatan organik dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali, setingkat lebih tinggi dengan tidak terikat pada formasi, jenjang, pangkat dan jabatan.

g. Kenaikan pangkat selama dalam Penugasan di luar Induk Instansi

Kenaikan pangkat yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil selama yang bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh pada proyek pemerintah, Perusahaan milik Negara, Organisasi Profesi, badan swasta yang ditentukan.

h. Kenaikan pangkat selama menjalankan Wajib Militer

Pegawai Negeri Sipil selama menjalankan Wajib militer tidak diberikan kenaikan pangkat, pemberian kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan pada saat pengangkatan kembali pada instansi induknya dengan memperhitungkan penuh masa kerja selama menjalani dinas tersebut dengan memperhatikan pangkat yang dimilikinya sebagai pelaksana wajib militer.

i. Kenaikan pangkat yang memperoleh Ijazah

Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang dikemudian hari dapat memperoleh atau memiliki Surat Tanda tamat Belajar, Ijazah atau Akta dapat dinaikkan pangkatnya sesuai dengan STTB, Ijazah atau Akta yang dimiliki atau diperolehnya.


(25)

Kenaikan pangkat memperoleh ijazah yang disesuaikan dengan persyaratan : 1. Diangkat dalam jabatan /diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian

yang sesuai dengan ijazah yang diperolehnya.

2. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.

3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu(1) tahun terakhir.

4. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu; dan

5. Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat (Pasal 18 PP Nomor 99 Tahun 2000 Jo Pasal 18 PP Nomor 12 Tahun 2002).

j. Kenaikan pangkat Pengabdian

Kenaikan pangkat yang diberikan sebagai penghargaan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas pensiun dan akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan hak pensiun.

2.6.2 Penggajian

Suatu hal yang sangat berkaitan dengan pembinaan pegawai negeri adalah menyangkut gaji, sebab inti orang bekerja adlah gaji. Setiap Pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya ( Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 43 Tahun 1999 ).


(26)

Gaji yang adil dan layak adalah bahwa gaji Pegawai negeri harus mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga Pegawai negeri yang bersangkutan dapat memusatkan perhatian, pikiran, dan tenaganya hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

( Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 43 Tahun 1999 ).

Gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil keja seseorang. Pada umumnya sistem penggajian dapat digolongkan dalam dua (2) sistem, yaitu Sistem Skala Tunggal dan Sistem Skala Ganda.

Sistem Skala Tunggal adalah Sistem penggajian yang berpangkat saja dengan tidak atau kurang memperhatika sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Sistem Skala Ganda adalah Sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji yang bukan saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Selain dari pada kedua sistem penggajian yang dimaksud diatas, dikenal pula Sistem Penggajian Skala Gabungan, yang merupakan perpaduan antara Sistem Skala Tunggal dan Sistem Skala Ganda. Dalam Sistem Skala Gabungan gaji pokok ditentukan sama bagi Pegawai Negeri yang berpangkat sama, disamping itu diberikan tunjangan kepada Pegawai yang memikul tanggung jawab berat, mencapai prestasi kerja yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang


(27)

sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan tenaga secara terus-menerus (Penjelasan UU Nomor 43 Tahun 1999).

2.7 Tata Usaha Kepegawaian

Tata Usaha Kepegawaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan pemeliharaan, serta penyajian data kepegawaian dari masing-masing pegawai negeri sipil secara tertib dan teratur sehingga mudah dikemukakan dan diperlukan apabila diperlukan.

Untuk memperoleh data kepegawaian yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya, maka disusun Tata Usaha Kepegawaian. Tata Usaha Kepegawaian akan berfungsi sebagai Bank Data Kepegawaian, secara bertahap data seluruh pegawai negeri sipil seluruh Indonesia akan direkam di BKN dan BKD untuk diadakan peremajaan (updating/pembaharuan) data. Pembaharuan secara bertahap dilaksanakan sesuai dengan mekanisme laporan, pengendalian, dan pengawasan data.

Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap instansi apabila terdapat mutasi kepegawaian dilingkungannya untuk melaporkan kepada badan yang bertanggung jawab (BKN dan BKD). Kewajiban menyampaikan laporan sebagaimana tersebut diatas, harus dilakukan sebaik-baiknya.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis untuk menjawab permasalahan adalah pendekatan yang bersifat Normatif Empiris.

Pendekatan yang bersifat Normatif adalah penelitian yang dilakukan melalui Studi kepustakaan dalam mencari data atau sumber yang bersifat teori yang berguna berkaitn dengan obyek yang diteliti. Sedangkan pendekatan yang bersifat Empiris dengan melalui penelitian langsung di lapangan guna memperoleh data utama yang dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung.

3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan Data Primer dan Data Sekunder :

1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan (field research) yang terdiri dari bahan hukum primer, bahkan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, yang meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen, kamus, dan literature yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas.


(29)

2. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dilapangan (library research) melalui wawancara dan pengamatan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan persoalan yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada panduan pertanyaan, wawancara dilakukan dengan:

1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung.

2. Kepala Sub Bidang umum dan kepegawaian, Kepala Sub Bidang Kepangkatan, Kepala Sub Bidang seleksi dan diklat yang menangani Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung.

3. Pegawai yang memperoleh kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah. - Ade Kurniawati, SE

- Iman Budi Santoso, SIkom - Latip Pramono, SPd

3.3 Metode pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperoleh bagi penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Metode ini penulis lakukan dengan cara melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah, mencatat, membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas. Hal ini Penulis lakukan di Perpustakaan Universitas Lampung dan Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi Lampung.


(30)

b. Studi Lapangan

Guna melengkapi data yang dibutuhkan bagi penelitian ini, dilakukan Studi lapangan dengan cara wawancara dengan Pejabat Pemerintah Provinsi Lampung. Adapun tekhnik wawancara dilakukan secara bebas terpimpin.

3.4 Pengolahan Data

a. Seleksi Data

yaitu memeriksa dan memilih data sesuai dengan obyek yang akan dibahas, juga dengan mempelajari dan menelaah data yang diperoleh dari hasil penelitian.

b. Klasifikasi Data

yaitu data yang telah diseleksi, selanjutnya dikelompokkan menurut pokok bahasan dengan tujuan agar lebih mudah menganalisa data yang akan ditentukan.

c. Sistematisasi Data

Yaitu data yang telah diklasikfikasi kemudian ditempatkan sesuai dengan posisi pokok permasalahan secara sistematis.


(31)

3.5 Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh guna mendapatkan suatu kesimpulan dari bahan yang diperoleh sesuai hasil penelitian dengan menggunakan analisis Deskriptif Kualitatif yang akan melukiskan, memaparkan atau menggambarkan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

Dalam membahas bahan yang diperoleh itu juga dilakukan interprestasi terhadap data yang diperoleh dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistimatis guna mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dengan analisis berbentuk kalimat itulah maka permasalahan yang timbul akan dapat dijawab. Pemberian interprestasi itu juga sebagai pemaparan dari data yang telah diperoleh dalam penelitian.


(32)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu dapat diambil kesimpulan:

1. Pelaksanaan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui penyesuaian ijazah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 dan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 49 Tahun 2007. Pelaksanaan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil melalui penyesuaian ijazah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan tersebut diatas, tetapi dalam pelaksanaanya lebih diperjelas/diperinci kembali dengan keluarnya Peraturan Gubernur Lampung Nomor 49 Tahun 2007 yang bertujuan untuk menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang handal sesuai dengan kepangkatan yang dimiliki tetapi dalam


(33)

kenyataannya banyak Pegawai Negeri Sipil yang kesulitan dalam hal kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah.

2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah adalah tidak terpenuhinya persyaratan administrasi Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah, itu terlihat dalam pengumpulan kelengkapan administrasi/ syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil dan kurangnya perhatian dari pihak Instansi-Instansi Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah serta kebijakan Pemerintah Daerah yang birokrasi yang terlalu lama yang mempersulit Pegawai Negeri Sipil.

5.2. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas maka yang menjadi saran dari Penulis adalah: a. Sebaiknya dimasa-masa mendatang tidak ada lagi pegawai yang

sulit/terhambat dalam kenaikan pangkat khususnya kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah, sehingga proses kenaikan pangkat dapat terlaksana sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.

b. Sebaiknya faktor-faktor penghambat dihilangkan dengan hubungan yang sinergis, peka dan lebih disiplin lagi untuk semua pihak yang terlibat dalam proses kenaikan pangkat khususnya kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah.


(34)

Penulis yang beragama Islam ini dilahirkan di Branti, pada

tanggal 29 Mei 1988. Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara, yang merupakan buah cinta kasih dari

pasangan Bapak Erwan dan Ibu Alina.

Penulis mengenyam jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Branti raya

diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar

diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar

diselesaikan pada tahun 2007 dan pada tahun 2007 Penulis melanjutkan studi pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung dan untuk lebih mematangkan ilmu hukum

yang diperoleh, Penulis mengkonsentrasikan diri pada bagian Hukum

Administrasi Negara.


(35)

Jangan menghitung uang atau kekayaan yang kita punya tetapi kita

harus belajar menghitung apa yang kita punya yang tidak bisa dibeli

dengan uang.

*Hitam Putih*

Hidup terlalu singkat, jika tidak melakukan sesuatu hal yang luar biasa

(Kebaikan untuk semua manusia).


(36)

Seuntai karya ini dengan segala ketulusan hati sebagai wujud perjuangan

tanda bhakti kepada kedua orang tua

ku Papa dan Mama yang selalu berdo’a

untukku, membimbing, memotivasi, dan mengajariku tentang arti hidup dan

menjalani hidup.

Kakak-kakakku, Merry dan Herry serta adikku Derry yang senantiasa

memberikan dorongan semangat dan selalu menantikan keberhasilanku

dengan kesabaran dan do’a.


(37)

Penulis mengucapkan puji syukur yang setinggi-tingginya atas kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta taufik hidayah-Nya kepada kita

semua, khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul:

PELAKSANAAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

MELALUI PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

PROVINSI LAMPUNG

Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai kenaikan pangkat

pegawai negeri sipil dimana masih adanya pegawai yang mempunyai ijazah tidak

tahu atau mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kenaikan pangkatnya.

Banyak kesulitan yang dihadapi penulis selama penyusunan skripsi ini,

namun berkat pertolongan Allah SWT jualah dan bantuan semua pihak, maka

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Heryandi, SH. MS., Selaku Dekan Fakultas Hukum;

2. Ibu Nurmayani, SH. MH., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi

Negara;

3. Bapak Sudirman Mechsan, SH. MH., selaku Pembimbing Akademis

selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum;

4. Bapak Charles Jackson, SH. MH., selaku Pembimbing I dalam penulisan

skripsi ini yang telah membimbing penulis di dalam penulisan skripsi ini;

5. Ibu Upik Hamidah, SH. MH., selaku Pembimbing II dalam penulisan

skripsi ini yang telah member pengarahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Nurmayani, SH. MH dan Bapak Nurul Fajri, SH. MH., selaku

pembahas dalam skripsi ini;

7. Bapak Drs. Syarif Anwar. m.p., selaku Kepala Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Lampung beserta segenap Kabid, Kasubbid, dan staff di

lingkungan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung;


(38)

persaudaraan;

9. Seluruh keluargaku tercinta Papa, Mama, Kakak-kakakku Merry Gustina

dan Herry Yantoni, adikku Derry Laksamana serta saudara-saudaraku

yang selalu membantu dan memberikan perhatian dan dorongan dalam

penyelesaian dalam skripsi ini;

10. Teman-teman seperjuangan Kiki, Edwin, Sasta, Romi, Arif, Iki, Nuzul,

Aldo, Bowo, Anes, Adel, Nurul dan semua kawan-kawan angkatan 2007

yang telah memberikan motivasi kepada penulis di dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini;

11.

Aa’ dan teteh kantin, cici fotokopi dan mami yang telah memberikan

semangat kepada penulis; dan

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan mereka dan semoga

skripsi ini akan bermanfaat bagi kita semua, Amien.

Bandarlampung,

Mei 2012

Penulis

FERRY WIJAYA

NPM : 0742011152


(1)

48

kenyataannya banyak Pegawai Negeri Sipil yang kesulitan dalam hal kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah.

2. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah adalah tidak terpenuhinya persyaratan administrasi Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah, itu terlihat dalam pengumpulan kelengkapan administrasi/ syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil dan kurangnya perhatian dari pihak Instansi-Instansi Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah serta kebijakan Pemerintah Daerah yang birokrasi yang terlalu lama yang mempersulit Pegawai Negeri Sipil.

5.2. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas maka yang menjadi saran dari Penulis adalah: a. Sebaiknya dimasa-masa mendatang tidak ada lagi pegawai yang

sulit/terhambat dalam kenaikan pangkat khususnya kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah, sehingga proses kenaikan pangkat dapat terlaksana sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.

b. Sebaiknya faktor-faktor penghambat dihilangkan dengan hubungan yang sinergis, peka dan lebih disiplin lagi untuk semua pihak yang terlibat dalam proses kenaikan pangkat khususnya kenaikan pangkat melalui penyesuaian ijazah.


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang beragama Islam ini dilahirkan di Branti, pada

tanggal 29 Mei 1988. Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara, yang merupakan buah cinta kasih dari

pasangan Bapak Erwan dan Ibu Alina.

Penulis mengenyam jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Branti raya

diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar

diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar

diselesaikan pada tahun 2007 dan pada tahun 2007 Penulis melanjutkan studi pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung dan untuk lebih mematangkan ilmu hukum

yang diperoleh, Penulis mengkonsentrasikan diri pada bagian Hukum


(3)

MOTTO

Jangan menghitung uang atau kekayaan yang kita punya tetapi kita harus belajar menghitung apa yang kita punya yang tidak bisa dibeli

dengan uang.

*Hitam Putih*

Hidup terlalu singkat, jika tidak melakukan sesuatu hal yang luar biasa (Kebaikan untuk semua manusia).


(4)

PERSEMBAHAN

Seuntai karya ini dengan segala ketulusan hati sebagai wujud perjuangan tanda bhakti kepada kedua orang tuaku Papa dan Mama yang selalu berdo’a

untukku, membimbing, memotivasi, dan mengajariku tentang arti hidup dan menjalani hidup.

Kakak-kakakku, Merry dan Herry serta adikku Derry yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan selalu menantikan keberhasilanku

dengan kesabaran dan do’a.


(5)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur yang setinggi-tingginya atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta taufik hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“PELAKSANAAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI PENYESUAIAN IJAZAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai kenaikan pangkat pegawai negeri sipil dimana masih adanya pegawai yang mempunyai ijazah tidak tahu atau mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kenaikan pangkatnya.

Banyak kesulitan yang dihadapi penulis selama penyusunan skripsi ini, namun berkat pertolongan Allah SWT jualah dan bantuan semua pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Heryandi, SH. MS., Selaku Dekan Fakultas Hukum;

2. Ibu Nurmayani, SH. MH., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara;

3. Bapak Sudirman Mechsan, SH. MH., selaku Pembimbing Akademis selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum;

4. Bapak Charles Jackson, SH. MH., selaku Pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah membimbing penulis di dalam penulisan skripsi ini; 5. Ibu Upik Hamidah, SH. MH., selaku Pembimbing II dalam penulisan

skripsi ini yang telah member pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Nurmayani, SH. MH dan Bapak Nurul Fajri, SH. MH., selaku pembahas dalam skripsi ini;

7. Bapak Drs. Syarif Anwar. m.p., selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung beserta segenap Kabid, Kasubbid, dan staff di lingkungan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung;


(6)

8. Bapak/Ibu Dosen, Karyawan serta Civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Lampung atas perhatian dan dukungan serta rasa persaudaraan;

9. Seluruh keluargaku tercinta Papa, Mama, Kakak-kakakku Merry Gustina dan Herry Yantoni, adikku Derry Laksamana serta saudara-saudaraku yang selalu membantu dan memberikan perhatian dan dorongan dalam penyelesaian dalam skripsi ini;

10. Teman-teman seperjuangan Kiki, Edwin, Sasta, Romi, Arif, Iki, Nuzul, Aldo, Bowo, Anes, Adel, Nurul dan semua kawan-kawan angkatan 2007 yang telah memberikan motivasi kepada penulis di dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;

11.Aa’ dan teteh kantin, cici fotokopi dan mami yang telah memberikan semangat kepada penulis; dan

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi kita semua, Amien.

Bandarlampung, Mei 2012 Penulis

FERRY WIJAYA NPM : 0742011152