11 “Tiap perbuatan yang melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut” b.
Pasal 1366 yang berbunyi: “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian
yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kesalahan atau kurang hati-
hatinya”. c.
Pasal 1367 yang berbunyi: “Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang
yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang- barang yang berada di bawah pengawasannya”.
E. Asas-asas yang digunakan dalam Rancangan Undang-Undang ini:
1. Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan,
kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
2. Asas kepentingan adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif. 3.
Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan
12 tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
4. Asas hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. 5.
Asas keadilan adalah bahwa segala upaya dalam pemberian ganti kerugian mempunyai rasa keadilan sesuai kerugian yang dialami
pihak yang jadi korban salah penangkapan dan penahanan. 6.
Asas manfaat adalah untuk mengamanatkan segala upaya dalam penyelenggaraan
pemberian ganti
kerugian harus
dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan pihak
yang telah dirugikan akibat salah tangkap dan penahanan. 7.
Asas keseimbangan adalah untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan korban salah tangkap dan penahanan dengan
pemerintah dalam arti materil dan spiritual. 8.
Asas Otomatis adalah asas tentang kewajiban Negara yang secara spontan memenuhi proses pemberian ganti kerugian.
F. Prinsi-prinsip
Prinsip-prinsip yang dianut dalam undang-undang ini yaitu: 1.
Praktis yaitu dalam pengurusan dan pemberian ganti kerugian dilakukan dengan tata cara yang relatif singkat dan sederhana.
13 2.
Ekonomis yaitu bahwa dalam pengurusan ganti kerugian tidak dipungut biaya, demikian pula dana atau uang perolehan sebagai
ganti kerugian tidak juga dipungut pajak. 3.
Keterpaduan yaitu tata cara untuk memperoleh biaya ganti kerugian dilakukan dengan bentuk format administrasi yang telah
dikordinasikan antara lembaga terkait. 4.
Fleksibel yaitu bahwa dalam pengurusan ganti kerugian tidak harus mutlak dilakukan sendiri oleh korban akan tetapi bisa dilakukan
oleh keluarga atau pihak lain sepanjang ada kuasa untuk itu.
G. Analisis