Angin Analisis Data Angin dan Gelombang

II - 33 D = kerapatan jaringan kuras drainage densityindeks kerapatan sungai yaitu perbandingan jumlah panjang sungai semua tingkat dibagi dengan luas DAS.

f. Faktor tampungan

0452 , 0897 , 1 1446 , 1798 , D . SF . S . A . 5617 , k − − = ………………................….2.57 di mana : k = koefisien tampungan

2.2 Analisis Data Angin dan Gelombang

Dalam analisis data terdiri dari angin, wind rose, pasang surut, dan gelombang.

2.2.1 Angin

Angin adalah sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperature atmosfer. Pada waktu udara dipanasi rapat massanya berkurang, yang berakibat naiknya udara tersebut yang kemudian diganti dengan udara yang lebih dingin disekitarnya. Indonesia mengalami angin musim, yaitu angin yang berhembus secara mantap dalam satu arah dalam satu periode dalam suatu tahun. Pada periode yang lain arah angin berlawanan dengan angin pada periode sebelumnya. Angin musim ini terjadi karena adanya perbedaan musim dingin dan panas di Benua Asia dan Australia. Pada bulan Desember, Januari dan Februari, belahan bumi utara mengalami musim dingin, sedangkan belahan bumi selatan mengalami musim panas. Tekanan udara di daratan Asia adalah lebih tinggi dari daratan Australia, sehingga angin berhembus dari Asia ke Australia. Di Indonesia angin tersebut dikenal dengan Angin Musim Barat. Sebaliknya, pada bulan Juli, Agustus di Australia bermusim dingin dan Asia panas, sehingga angin dari daratan Australia yang kering berhembus dari tenggara, dan di barat daya. Di Indonesia angin ini dikenal dengan Angin Musim Timur. II - 34 Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer. Apabila tidak tersedia anemometer, kecepatan angin dapat diperkirakan berdasarkan keadaan lingkungan dengan menggunakan skala Beaufort, seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.10. Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 kmjam. Tabel 2.10 . Skala Beaufort Ting- kat Sifat Angin Keadaan Lingkungan v Knot p kgm² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sunyi calm Angin sepoi Angin sangat lemah Angin lemah Angin sedang Angin agak kuat Angin kuat Angin kencang Angin sangat kuat Badai Badai kuat Angin ribut Angin topan Tidak ada angin asap mengumpul Arah angin terlihat pada arah asap, tidak ada bendera angin Angin terasa pada muka, daun ringan bergerak Daunrantang terus menerus bergerak Debukertas tertiup, ranting dan cabang kecil bergerak Pohon kecil bergerak, buih putih di laut Dahan besar bergerak, suara mendesir kawat telphon Pohon seluruhnya bergerak, perjalanan diluar sukar Ranting pohon patah, berjalan menantang angin Kerusakan kecil pada rumah, genting tertiup dan terlempar Pohon tumbang, kerusakan besar pada rumah Kerusakan karena badai terdapat di daerah luas Pohon besar tumbang, rumah rusak berat 0 – 1 1 – 3 4 – 6 7 – 10 11 – 16 17 – 21 22 - 27 28 – 33 34 – 40 41 – 47 48 – 55 56 – 63 64 0,2 0,8 3,5 8,1 15,7 26,6 41,0 60,1 83,2 102,5 147,5 188,0 213,0 Catatan : v : kecepatan angin, p : tekanan angin. Sumber : Bambang Triatmodjo, 1999

2.2.2 Wind Rose Mawar Angin