Efektivitas Komunikasi Program Kukesra di Kabupaten Sukabumi

Zainal Mutaqin, Efektifitas Komunikasi Program Kukesra di Kabupaten Sukabumi
(dibawah Komisi Pembimbing : Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis sebagai

Ketua,

Ir. Sutisna Riyanto, MS dan ir. Melani Abdulkadir - Sunito, MSc sebagai anggota).
Kukesra adalah bantuan modal usaha untuk Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I yang bertempat tinggal di luar Desa Tertinggal dan telah
menjadi anggota Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS), agar dapat berusaha di sektor produktif. Program ini diharapkan dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan semangat gemar menabung yang pada
gilirannya akan mampu meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga. Upaya
mewujudkan tujuan dan sasaran program ini dalam pelaksanaannya di lapangan
banyak mengalami hambatan dan permasalahan. Pengembangan program
selanjutnya perlu mengkaji efektivitas komunikasi program Kukesra yang dapat
mengungkapkan kesesuaian antara pelaksanaan program di lapangan dengan
aturan atau ketentuan yang telah ditetapkan, tingkat penerimaan program oleh
peserta Kukesra, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hingga saat ini beium
ada penelitian yang dilakukan secara sistematis untuk mengukur keefektivan
pelaksanaan program Kukesra.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) rnengidentifikasi profil penerima Kukesra,

(2) rnengukur tingkat pemahaman peserta tentang program Kukesra dan (3)

rnengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi program
Kukesra pada penerima program.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai suatu survey yang bersifat deskriptif
korelasional terhadap

120 orang responden pada 16 kelompok UPPKS.

Pengambilan sampel dilakukan secara area probability sampling, yakni sampel yang
diarnbil berdasarkan perbedaan wilayah, dalam ha1 ini wilayah Sukabumi Utara dan
wilayah

Sukabumi Selatan yang rneliputi Kecamatan Perkotaan, Kecamatan

Pegunungan, Kecamatan Pantai dan Kecarnatan Lahan Kering. Pengambilan data

dilakukan rnelalui wawancara dan kuesioner terhadap sarnpel penelitian. Data yang
diperoleh diolah dan dianalisis rnenggunakan prosedur statistika deskriptif serta
pengujian hubungan dengan korelasi Rank Spearman dan analisis Khi- Kuadraf.

Hasil penelitian rnengungkapkan bahwa kornunikasi program Kukesra di
Kabupaten Sukaburni belurn efektif, karena profil peserta tidak sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Pernanfaatan kredit oleh peserta Kukesra juga tidak
seluruhnya untuk tujuan produktif, sebagian digunakan untuk keperluan konsurntif.
Pernbinaan peserta Kukesra oleh PLKB tidak berjalan dengan baik, dalarn ha1 ini
PLKB hanya rnelakukan pernbinaan kepada ketua kelornpok, sedangkan kepada
anggota tidak pernah dilakukan. Tidak adanya pernbinaan langsung oleh PLKB
kepada anggota kelornpok penerirna Kukesra rnenyebabkan tingkat pengetahuan
dan pernaharnan peserta tentang program rendah. Keterbatasan pernbinaan ini
disebabkan jurnlah PLKB terbatas, dan tugas pokok PLKB dalarn rnenyukseskan
program KB, sehingga kesernpatan rnereka untuk rnelakukan pernbinaan Kukesra
sangat terbatas. Dengan dernikian perlu dipikirkan penunjukan petugas lain di luar
PLKB sebagai pernbina Kukesra sekaligus dipikirkan pernberian insentif untuk
petugas yang bersangkutan.
Sistern tanggung renteng yang dianut ~ukesrajuga rnerupakan salah satu
faktor penyebab tidak efektifnya kornunikasi program Kukesra. Sistern ini telah
rnenyebabkan ketakutan terjadinya kredit rnacet sehingga ketua kelornpok hanya
rnenyalurkan kredit kepada anggota yang rnenurut penilaiannya akan rnarnpu dan
rnau rnengernbalikan kreditnya. Dengan dernikian penyaluran kredit lebih ditentukan
oleh faktor "kedekatan" antara ketuq kelornpok dengan penerirna, sernentara

penerirna yang "dekat" dengan Ketua Kelornpok tersebut kebanyakan terdiri dari
keluarga rnarnpu, sehingga tujuan program untuk rneningkatkan pendapatan
keluarga rniskin tidak tercapai secara optimal. Dengan dernikian, diusulkan adanya
pernbinaan dalarn rangka kerjasarna kelornpok tanpa dipersyaratkan adanya sistern
tanggung renteng. Atau, dilakukan pernbinaan yang rnernadai, sehingga penerirna
kredit rnenyadari bahwa sistern tanggung renteng bukan beban rnelainkan sesuatu
yang positif dalarn rnewujudkan kebersarnaan.