Penerapan Teknologi Tanam Benih Langsung (TABELA) Oleh Petani Padi Sawah

SETYA DHARMA Penerapan Teknologi Tanam Benih Langsung (TABELA) oleh
Petani Padi Sawah, (Kasus di Kabupaten Cianjur). (di bawah bimbingan PANG S.
ASNGARI sebagai ketua, PRAEiOWO TJITROPRANOTO dan HADIYANTO masingmasing sebagai anggota).

..
.,

L

,.

.

..

Kabupaten Cianjur khususnjra.Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung memiliki

* .

potensi lahan yang sangat baik untuk pengembangan tanarnan padi sawah. Lahan sawah
di dua kecamatan ini sebagian besar memiliki pengairan dengan irigasi teknis. Keadaan

topografinya yang relatif datar dengan ketinggian tempat berkisar antara 250 sampai 300
meter dari permukaan laut memiliki iMim yang cocok untuk tanaman padi, disamping itu
sumberdaya manusia juga turut mendukung
Pengembangan usahatani padi sawah sudah lama diperkenalkan petani dengan sistem intensifikasi dan telah dirasakan oleh petani manfaatnya, yaitu dengan adanya
peningkatan hasil yang diterima petani. Akhir-akhir ini usaha intensifikasi padi sawah
memberikan peningkatan hasil yang tidak seimbang dengan input yang diberikan, menandakan faktor-faktor genetik dari tanaman padi tersebut sudah mencapai batas
maksimal. Oleh karena itu, diupayakan suatu program pada petani padi sawah yang
benvawasan agribisnis yang dikenal dengan Sistem Usahatani berbasis Padi (SUTPA).
Program SUTPA memiliki beberapa komponen teknologi dan salah satunya adalah
teknologi tanam benih langsung (TABELA).
Penerapan teknologi TABELA pada petani sawah diharapkan dapat meningkatkan
produksi, yaitu dengan meningkatkan intensitas tanam pada lahan sawah beririgasi dari
dua kali menjadi tiga kali setahun. Penerapan teknologi TABELA ini diiarapkan dapat
menekan biaya produksi padi sawah dan serta dapat meningkatkan pendapatan petani.

Pada musim tanam tahun 199511996 sejumlah 89 petani telah menerapkan teknolog1 TABELA, tetapi pada musim tanam tahun 1996197 sebagian melanjutkan dan sebaglan lagi me~llnggalkanpenerapan teknologi TABELA serta kembali menerapkan
teknolog~Insus paket D Kenyataan ini merupakan suatu yang menarik untuk dikaji lebih
dalam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat penerapan teknologi TABELA pada petani sawah, (2) perbedaan faktor Internal dan eksternal antara petani yang
menerapkan teknologi TABELA dan petani yang menerapkan teknologi Insus paket D,

(3) perbedaan antara tingkat penerapan teknologi TABELA dan tingkat penerapan
teknologi Insus paket D oleh petani padi sawah, (4) perbedaan produks~antara petani
yang menerapkan teknologi TABELA dan petani yang menerapkan Insus paket D,
(5) hubungan antara faktor internal dan eksternal petani dengan tingkat penerapan

teknologi TABELA dan tingkat produksi, dan (6) faktor-faktor yang mempengaruhi
petani dalam menerapkan t e h o l o g ~tersebut Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna (1) sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para penentu
kebijakan dibidang pertanian dimasa yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan
teknologi padi sawah, dan (2) sebagai tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dilakukan di empat desa, yaitu Desa Ciranjang, Cibiuk, dan Karangwangi di Kecamatan Ciranjang serta Desa Hegarmanah di Kecamatan Bojongpicung
Petani yang menjadi responden dalam penelitian meliputi kelompok petani yang melanjutkan penerapan teknolog~TABELA dan kelompok petani yang meninggdkan penerapan
teknologi TABELA serta kembali menerapkan teknologi Insus paket D Penarikan
sampel dllakukan secara acak sederhana, masing-masing kelompok sebanyak 30 orang
responden Pengumpulan data dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari bulan Maret
sampai Mei 1998

Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengisisan
kuesioner dilakukan dengan mewawancarai responden secara langsung oleh peneliti.
Untuk memudahkan pekejaan di lapangan, diperlukan data sekunder yang diambil dari

kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat I1 Cianjur, dan dari
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lembang dan dokumen lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa .
(1) Persepsi mengenai sifat-sifat inovasi teknologi TABELA dan bimbingan merupakan

faktor internal dan eksternal petani yang berbeda nyata antara petani TABELA dan
petani non TABELA
(2) Keuntungan relatif merupakan sifat-sifat inovasi teknologi TABELA yang mem-

bentuk persepsi petani mengenai teknologi TABELA, sehingga dapat memotivasi
petani TABELA dalarn menerapkan TABELA pada usahatani mereka, meskipun
sebagian besar (76,7%) dari rnereka menyatakan bahwa teknologi TABELA tersebut
sangat rumit dan tidak mudah untuk dicoba. Tingkat produksi yang diperoleh petani
TABELA bukan merupakan satu-satunya unsur penilaian petani TABELA mengenai
keuntungan relatif dari teknologi TABELA tersebut, karena tingkat produksi petani
yang menerapkan teknologi TABELA tidak berbeda nyata dengan petani non TABELA yang menerapkan teknologi Insus paket D
(3) Tingkat penerapan teknologi TABELA oleh petani TABELA tidak berbeda nyata

dengan tingkat penerapan teknologi Insus paket oleh petani non TABELA.
(4) Penguasaan lahan dan keterdedahan informasi merupakan faktor internal yang ber-


hubungan nyata dengan tingkat penerapan teknologi TABELA.

(5) Interaksi kelompok dan ketersediaan saprodi merupakan faktor eksternal yang ber-

( 6 ) Penguasaan lahan merupakan faktor internal petani TABELA yang berhubungan

negatif nyata dengan tingkat produksi
(7) Ketersediaan saprodi merupakan faktor eksternal yang berhubungan sangat nyata

dengan tingkat produksi yang diperoleh petani TABELA

(8) Petani TABELA memperoleh pengetahuan tentang teknologi TABELA pada saat
program percontohan dilakukan, sedangkan bimbingan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan setelah program percontohan tidak berhubungan nyata
dengan tingkat produksi maupun tingkat penerapan teknologi TABELA
Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu .
(1) Teknologi yang dianjurkan hams menekankan sifat-sifat inovasi terutama mengenai

keuntungan relatif, tingkat kerumitan, dan kemudahan untuk dicoba dari teknologi
tersebut sehubungan dengan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya,

disamping sifat-sifat inovasi lainnya
(2) Persepsi petani mengenai suatu teknologi harus terns ditumbuhkembangkan melalui

bimbingan aparat yang berkompeten serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
tugas, terutama pada saat sebagian besar petani belum menerapkan teknologi tersebut
(3) Supaya petani lebii cepat menerapkan suatu teknologi, perlunya kerjasama yang

lebih baik lagi antara peneliti dan penyuluh pertanian lapangan setempat, sehingga
penyuluh pertanian lapangan dengan cepat dapat memahami teknologi yang akan diterapkan oleh petani