Pengembangan Cara Sederhana Penilaian Mutu Gizi Makanan Ibu Hamil di Kecamatan Bogor Timur Kotamadya Bogor

RINGKASAN

Meitycorfrida

Mailoa.

PENGEMBANGAN

CARA

SEDERHANA

PENILAIAN MUTU GIZI MAKANAN B U HAMIL DI KECAMATAN BOGOR

TIMUR KOTAMADYA BOGOR. Dibawah bimbingan Hardinsyah, selaku Ketua
komisi pembimbing, Clara M. Kusharto dan Dadang Sukandar, masing-masing
selaku Anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mempelajari konsumsi pangan ibu hamil di
Kecamatan Bogor Timur Kotamadya Bogor; (2) mempelajari konsumsi gizi ibu hamil
di Kecamatan Bogor Timur Kotamadya Bogor; dan (3) mengembangkan cara
sederhana dan memilih cara yang tepat (valid) untuk penilaian mutu gizi makanan ibu

hamil.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor,
Propinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Juni 1997 sampai
dengan Agustus 1997.

Pendaftaran contoh dilakukan dari beberapa tempat

pemeriksaan ibu hamil yang berada di Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor
dan dari beberapa tempat yang berdekatan dengan Kecamatan Bogor Timur, antara
lain : Puskesmas Bogor Timur, Puskesmas Pulo Armin, Puskesmas Bantar Kemang,
Rumah Sakit Umum PMI, Klinik Bersalin dr. Soekojo dan Rumah Bersalin Melania.
Jumlah contoh adalah sebesar 150 ibu hamil. Penarikan contoh dilakukan dengan

ii

Data konsumsi makanan &peroleh dengan menggunakan metode recall 3x24

jam berturut-turut. Berdasarkan data konsumsi makanan yang direcall, dihitung Nilai
Rata-rata Kecukupan Gizi (NRKG) kemudian dikembangkan cara penilaian yang
sederhana yaitu dengan pemberian skor makanan. Ada enam cara penilaian dengan

pemberian skor, masing-masing cara SM53 yaitu pendugaan mutu gizi makanan
berdasarkan 5 kelompok pangan dengan 3 level kategori (0, 1 dan 2) dengan skor
maksimum 10 ; cara SM54 yaitu pendugaan mutu gizi makanan berdasarkan 5
kelompok pangan dengan 4 level kategori (O,l, 2 dan 3) dengan skor maksimum 15 ;
cam SM55 yaitu pendugaan mutu gizi makanan berdasarkan 5 kelompok pangan
dengan 5 level kategori (0, 1, 2, 3 dan 4) dengan skor maksimum 20 ; cara SM63
yaitu pendugaan mutu gizi makanan berdasarkan 6 kelompok pangan dengan 3 level
kategori (0, 1 dan 2) dengan skor maksimum 12 ; cara SM64 yaitu pendugaan mutu

gizi makanan berdasarkan 6 kelompok pangan dengan 4 level kategori (0,l , Z dan 3)
dengan skor maksimum 18 ; dan cam SM65 yaitu pendugaan mutu gizi makanan
berdasarkan 6 kelompok pangan dengan 5 level kategori (0, 1, 2, 3 dan 4) dengan
skor maksimum 24. Untuk memilih cara yang paling valid diuji keeratan hubungan
antara mutu skor makanan dengan mutu gizi makanan. Pengujian dil&kan dengan
uji korelasi (korelasi Spearman, korelasi Pearson dan korelasi Berganda) untuk
mendapatkan nilai r.
Semua responden mengkonsumsi serealia dan umbi-umbian, pangan hewani
clan sayur selama 3 hari yang lalu sedangkan untuk pangan kacang-kacangan, buah

dan susu masing-masing dikonsumsi oleh 72 %, 65 % dan 61 % responden Rata-rata


iii

konsumsi pangan responden menurut kelompok pangan adalah 245 gram untuk
serealia dan umbi-umbian, 113.9 gram untuk pangan hewani, 47 gram untuk kacangkacangan, 154.9 gram untuk sayur, 50.1 gram untuk buah dan 12.8 gram untuk susu,
masing-masing lebih rendah dari jumlah pangan yang dianjurkan.
Rata-rata mutu gizi makanan responden adalah 73.8%. Rata-rata tingkat
kecukupan energi 67.3%, protein 94.5%, vitamin A 102.8%, vitamin B1 146.6%,
vitamin C 90.4%, kalsium 49.6%, fosfor 137.1% dan zat besi 46.9%. Rata-rata
tingkat kecukupan energi, protein, vitamin C, kalsium clan zat besi mas& rendah,
sedangkan vitamin A, vitamin B1 dan fosfor sudah mencukupi. Rehdahnya tingkat
kecukupan gizi disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi pangan.
H a i l pengujian menunjukkan bahwa cara kelima yaitu cara SM64 yang
memiliki keeratan hubungan yang tinggi dengan mutu gizi yaitu r = 0.7400 untuk uji
korelasi Spearman, r

= 0.7399

untuk uji korelasi Pearson dan r


= 0.7667

untuk uji

korelasi Berganda. Cara keempat (SM63) juga memiliki hubungan yang mendekati
cara kelima yaitu r

=

0.7128 untuk uji korelasi Spearman, r

=

0.7127 untuk uji

korelasi Pearson dan r = 0.7307 untuk uji korelasi Berganda, sehingga kedua cara ini
yaitu cara SM64 dan cara SM63 dapat dipilih sebagai cara yang tepat untuk meniIai
mutu gizi makanan, namun cara SM63 yang lebih sederhana.
Untuk penentuan batas ambang skor makanan yang baik (cukup) dan h a n g
digunakan uji Sum of Sensitivity and Specrficity (Se + Sp) dengan menggunakan

laiteria mutu gizi makanan h a n g jika NRKG < 85%. Pemilihan batas ambang skor
makanan didasarkan pada nilai Se + Spnya dianggap paling tinggi. Hasil pengujian

iv

sensitifitas dan spesifisitas pada cara SM63 menunjukkan bahwa pada nilai skor
makanan 6 nilai Se + Sp tertinggi. Hal ini berarti bahwa pada nilai skor makanan 6
mutu gizi makanan SM63 menunjukkan mutu gizi yang baik, sedangkan cara SM64
nilai Se

+ Sp tertinggi adalah pada nilai skor makanan 9, sehingga ha1 ini berarti

bahwa pada nilai skor makanan 9 mutu gizi makanan SM64 menunjukkan mutu gizi
yang baik