Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

(1)

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan

Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara D

I S U S U N

Oleh : Imelda Sirait

Pembimbing : Nur Asiah S.Kep, Ns

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara

Nama Mahasiswa : Imelda Sirait

NIM : 091101048

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita wanita di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Kanker serviks bisa dideteksi secara dini dengan mengetahui adanya perubahan pada daerah mulut rahim dengan cara pemeriksaan sitologi menggunakan pap smear. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 87 orang dengan derajat ketepatan (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan

accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan uji statistik Spearman. Korelasi pengetahuan dengan sikap suami didapatkan nilai (p) 0,025, nilai (r) 0,240 dan korelasi pengetahuan dengan sikap istri didapatkan nilai (p) 0,016, nilai (r) 0,259 Dari 87 responden, kelompok terbesar responden berusia 35-50 tahun, berpendidikan tinggi (35,1%), pekerjaan wiraswasta (33,3%), dan mendapat sumber informasi dari media elektronik yaitu televisi (46%), internet (6,9%), serta penyuluhan (11,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan pasangan usia subur baik dan memiliki sikap positif (23%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear dengan kekuatan korelasi lemah. Untuk itu diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran pasangan usia subur melakukan pemeriksaan pap smear melalui kader Puskesmas Bane.


(3)

Tittle : The Correlation between Knowledge and Attitude of Productive-Aged Couples and Pap Smear Examination at Kelurahan Bane, North Siantar Subdistrict

Name : Imelda Sirait Std. ID Number : 091101048 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

Cervix cancer is one of the diseases which is most suffered by women in the developing countries. In Indonesia, it is estimated that there are 40 thousand new cases of cervix cancer each year. Cervix cancer can be detected early by identifying the change in womb opening by examining the cytology, using Pap smear. The objective of the study was to know the correlation between knowledge and attitude of productive-aged couples and Pap smear examination. The study used descriptive correlation with cross sectional design. The samples comprised 87 respondents with the accuracy level (d) of 0.1, using accidental sampling technique. The data were gathered by using questionnaires and analyzed by Spearman statistic test. The correlation between knowledge and husbands’ attitude was p = 0.025, r = 0.240 and the correlation between knowledge and wives’ attitude was p = 0.016 and r = 0.259. Of 87 respondents, the majority of respondents were 31 – 50 years old, the highest level of education was 35.1%, entrepreneurs were 33.3%, getting information from electronic media, from television, was 46%, from internet was 6.9%, and from counseling was 11.5%. The result of the study showed that the majority of respondents had good knowledge and positive attitude (23%), and there was significant correlation between knowledge and attitude of the productive-aged couples with Pap smear examination with weak correlation. It is suggested that health workers increase the awareness of productive-aged couples to implement Pap smear examination through Puskesmas cadres.

Keywords: knowledge, attitude, productive-aged couples, pap-smear, cervix cancer


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan berkat-Nya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati S.Kp., MNS selaku dosen pembimbing akademik.

2. Ibu Nur Asiah S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Nur Afi Darti, SKp., MKep. selaku penguji I dan Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku penguji II yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan juga kepada seluruh staf pengajar beserta staf administrasi di Fakultas


(5)

5. Kepala Puskesmas Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Drs. K. Sirait dan ibunda E. Damanik S.Pd yang mendoakan, memberikan dukungan moril maupun materil dan segala yang terbaik untuk penulis, dan

7. Abang dan adik saya Richan Sirait, Bernad Sirait, Maria Sihombing, Debora Sirait memberikan semangat, motivasi, dan doa buat saya.

8. Seluruh teman-teman F.Kep 2009 yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan teristimewa untuk kalian semua Meszadena, Heppy, Trisna, Susi, Sannesy, Asrilchan, dan Hendra

9. Abang dan kaka Yedija Family yang memberikan semangat dan doa buat saya

10. Seluruh teman-teman Paduan Suara Mahasiswa USU dan ALBUMED yang memberikan motivasi dan doa.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Terimakasih.

Medan, Juni 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1 Pengetahuan ... 8

2.2 Sikap ... 11

2.3 Pasangan Usia Subur ... 13

2.4 Pap smear ... 14

BAB 3 Kerangka Penelitian ... 19

3.1 Kerangka Penelitian ... 19

3.2 Definisi Operasional... 21

3.3 Hipotesa Penelitian ... 22

BAB 4 Metodologi Penelitian ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23


(7)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik ... 25

4.5 Instrumen Penelitian ... 25

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

4.7 Teknik Pengumpulan Data ... 29

4.8 Analisa Data ... 29

BAB 5 Hasil dan Pembahasan ... 31

5.1 Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Karakteristik Responden ... 31

5.1.2 Pengetahuan Pasangan Usia Subur ... 34

5.1.3 Sikap Pasangan Usia Subur ... 37

5.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur . 40 5.2 Pembahasan ... 42

5.2.1 Pengetahuan Pasangan Usia Subur ... 42

5.2.2 Sikap Pasangan Usia Subur ... 44

. 5.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur . 45 5.3 Keterbatasan Penelitian ... 47

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 49

6.1 Kesimpulan ... 49

6.2 Saran ... 49


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional………. 20 Tabel 4.5 Tabel Kuesioner Pengetahuan……… 26 Tabel 4.5 Tabel Kuesioner Sikap……… 27 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasangan Usia Subur………... 33 Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur………….. 38 Tabel 5.3 Distribusi Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pap smear……… 41 Tabel 5.4 Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pap smear………... 42


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka penelitian hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Calon Subjek Penelitian Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Instrumen Penelitian Lampiran 4 Reliabilitas

Lampiran 4 Hasil Analisa Data

Lampiran 5 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Pengetahuan dan Sikap Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan

Lampiran 7 Ethical clearance

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Jadwal Penelitian Lampiran 11 Taksasi Dana

Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup


(11)

Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara

Nama Mahasiswa : Imelda Sirait

NIM : 091101048

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita wanita di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Kanker serviks bisa dideteksi secara dini dengan mengetahui adanya perubahan pada daerah mulut rahim dengan cara pemeriksaan sitologi menggunakan pap smear. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 87 orang dengan derajat ketepatan (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel dengan

accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan uji statistik Spearman. Korelasi pengetahuan dengan sikap suami didapatkan nilai (p) 0,025, nilai (r) 0,240 dan korelasi pengetahuan dengan sikap istri didapatkan nilai (p) 0,016, nilai (r) 0,259 Dari 87 responden, kelompok terbesar responden berusia 35-50 tahun, berpendidikan tinggi (35,1%), pekerjaan wiraswasta (33,3%), dan mendapat sumber informasi dari media elektronik yaitu televisi (46%), internet (6,9%), serta penyuluhan (11,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan pasangan usia subur baik dan memiliki sikap positif (23%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear dengan kekuatan korelasi lemah. Untuk itu diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran pasangan usia subur melakukan pemeriksaan pap smear melalui kader Puskesmas Bane.


(12)

Tittle : The Correlation between Knowledge and Attitude of Productive-Aged Couples and Pap Smear Examination at Kelurahan Bane, North Siantar Subdistrict

Name : Imelda Sirait Std. ID Number : 091101048 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

Cervix cancer is one of the diseases which is most suffered by women in the developing countries. In Indonesia, it is estimated that there are 40 thousand new cases of cervix cancer each year. Cervix cancer can be detected early by identifying the change in womb opening by examining the cytology, using Pap smear. The objective of the study was to know the correlation between knowledge and attitude of productive-aged couples and Pap smear examination. The study used descriptive correlation with cross sectional design. The samples comprised 87 respondents with the accuracy level (d) of 0.1, using accidental sampling technique. The data were gathered by using questionnaires and analyzed by Spearman statistic test. The correlation between knowledge and husbands’ attitude was p = 0.025, r = 0.240 and the correlation between knowledge and wives’ attitude was p = 0.016 and r = 0.259. Of 87 respondents, the majority of respondents were 31 – 50 years old, the highest level of education was 35.1%, entrepreneurs were 33.3%, getting information from electronic media, from television, was 46%, from internet was 6.9%, and from counseling was 11.5%. The result of the study showed that the majority of respondents had good knowledge and positive attitude (23%), and there was significant correlation between knowledge and attitude of the productive-aged couples with Pap smear examination with weak correlation. It is suggested that health workers increase the awareness of productive-aged couples to implement Pap smear examination through Puskesmas cadres.

Keywords: knowledge, attitude, productive-aged couples, pap-smear, cervix cancer


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita wanita di negara yang sedang berkembang (Jamsiah, 2009). Setiap tahun diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker serviks baru di seluruh dunia, 77% di antaranya ada di negara-negara sedang berkembang (Sjamsuddin, 2001). Sedangkan, kanker serviks di negara-negara maju menempati urutan keempat setelah kanker payudara, kolorektum, dan endometrium (Rasdiji, 2009).

Menurut National Cancer Institute (2012), angka kejadian kanker serviks di Amerika Serikat terdapat 12.170 kasus baru dan 4.220 meninggal dunia . Di tahun 2002, kanker serviks adalah penyebab pertama kematian di antara penduduk usia kerja Meksiko total 2.958 kematian, dengan tingkat 4,9 per 100.000 penduduk berusia 15-16 tahun (Laura, 2007). Di Australia, kanker serviks berada di urutan ketiga belas. Setiap tahun 740 wanita didiagnosis dengan kanker serviks dan 270 meninggal dunia. Di Inggris, kanker serviks berada diurutan kedua belas. Setiap tahun, 2800 wanita didiagnosis dengan kanker serviks dan 1100 meninggal dunia (Dunleavey, 2009). Di Kanada angka kejadian kanker serviks turun dari 28,4 menjadi 6,9 per 1000 wanita dan angka kematian turun dari 11,4 menjadi 3,3 per 1000 wanita selama 20 tahun program penyaringan pap smear (Sianturi, 1996 dalam Melva, 2008).


(14)

Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks sebesar 76,2% diantaranya kanker ginekologi. Terbanyak pasien datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga kasus (Rasjidi, 2009). Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker serviks pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Data dari laboratorium USU tahun 2002 terdapat 21 kasus, dari jumlah tersebut 17 kasus sudah berada pada tingkat displasia atau sel-sel ganas (Rahmi, 2004).

Menurut Prayitno (2006), 89% penyebab dari kanker serviks saat ini akibat

Human Papilloma Virus (HPV). Human Papilloma Virus ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi Human Papilloma Virus berhubungan dengan keganasan saluran urogenital dan anus. Selain Human Papilloma Virus, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kanker serviks yaitu (1) perilaku seksual : melakukan coitus <16 tahun, berganti – ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual, berhubungan dengan pria berisiko tinggi mengidap


(15)

karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok maupun yang dikunyah . Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic amine yang sangat karsinogen dan mutagen, sedangkan bila dikunyah menghasilkan netrosamine. Zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga mengakibatkan neoplasma serviks; (3) nutrisi : dari beberapa penelitian, ternyata defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, E, beta karotin/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, C, dan beta karotin mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia (Sjamsuddin, 2001); (4) kontrasepsi oral : hasil penelitian menyatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun atau lebih memiliki peningkatan risiko kanker serviks. Kontrasepsi oral dianggap mengganggu kemampuan serviks untuk melawan infeksi HPV (Tinari, 2008); (5) perubahan sistem imun : dihubungkan dengan meningkatkan risiko terjadinya karsinoma serviks invasif. Hal ini dihubungkan dengan penderita yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) meningkatkan angka kejadian kanker serviks prainvasif dan invasif (Rasjidi, 2007); (6) kehamilan multipel : Menurut National Cancer Institute (2012), wanita yang hamil sebanyak tujuh kali ataupun lebih berisiko empat kali terinfeksi HPV dibandingkan dengan wanita yang belum pernah hamil. Kehamilan yang berulang kali menyebabkan traumatik pada leher rahim sehingga lebih rentan terhadap infeksi HPV (Tinari, 2008).

Penanganan kanker sering terlambat akibat minimnya gejala yang ditimbulkannya, sehingga terjadi peningkatan kasus dari tahun ke tahun bahkan


(16)

cenderung mengalami pergeseran kearah usia yang lebih muda (Jonatan, 2000 dalam Melva, 2008). Secara umum, kasus kanker serviks dan kematian bisa dideteksi dengan mengetahui adanya perubahan pada daerah mulut rahim dengan cara pemeriksaan sitologi menggunakan pap smear. American College of Obstetrician and Gynecologists (ACOG), American Cancer Society (ACS), dan

US Preventive Task Force (USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa setiap wanita seharusnya melakukan pap smear untuk skrining kanker serviks saat 3 tahun pertama dimulainya aktivitas seksual atau saat usia 21 tahun. Karena tes ini mempunyai risiko false negatif sebesar 5-6%, pap smear yang kedua seharusnya dilakukan satu tahun pemeriksaan yang pertama. Pada akhir tahun 1987,

American Cancer Society mengubah kebijakan mengenai interval pemeriksaaan

pap smear tiap tiga tahun setelah dua kali hasil negatif (Rasdiji, 2007)

Saat ini, sesuai dengan American Cancer Society, American Cancer Colposcopy and Cervical Pathology and American Society for Clinical Pathology

(2012) menganjurkan pemeriksaan pap smear dimulai pada semua wanita yang telah berusia 21 tahun karena remaja memiliki risiko yang sangat rendah terkena kanker serviks dan wanita yang berusia 21-29 tahun harus melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali. Setelah wanita tersebut mendapatkan tiga atau lebih pap smear normal, tes dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang sesuai dengan yang dianjurkan dokter. Diperkirakan sebanyak 40% kanker serviks invasif dapat dicegah dengan skrining pap smear interval 3 tahun. Tingginya angka kematian penderita kanker serviks di Indonesia disebabkan sebagian besar penderita kanker serviks baru datang berobat setelah stadium lanjut, sekitar 70%


(17)

datang dalam stadium lanjut, hal ini karena kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk mencegah dan mendeteksi secara dini kanker serviks (Depkes, 2008).

Sari (2009) dalam penelitiannya menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang kanker serviks, dimana sebagian besar ibu (57,1%) berpengetahuan baik dan juga memiliki sikap yang positif (82,8%).

Kelurahan Bane merupakan salah satu kelurahan di Kota Pematangsiantar dan merupakan salah satu desa yang berada pada cakupan wilayah kerja Puskesmas Bane. Berdasarkan hasil survei peneliti tahun 2012, Kelurahan Bane mempunyai jumlah penduduk sebanyak 6.961 orang dan jumlah penduduk wanita 3.496 orang. Jumlah wanita usia 20 – 49 sebanyak 1.750 dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 772 pasangan. Puskesmas Bane belum pernah mengadakan penyuluhan tentang deteksi dini kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan pap smear kepada penduduk di wilayahnya. Kurangnya informasi atau pendidikan kesehatan tentang pencegahan dini kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan pap smear dan berdasarkan hasil survei peneliti (2012) penderita kanker serviks tahun 2011 sebanyak 33 kasus, dan tahun 2012 sebanyak 40 kasus serta masyarakat yang melakukan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2011 sebanyak 45 orang dan tahun 2012 sebanyak 9 orang (Medical Record RSUD dr. Djasamen Saragih)

Dari permasalahan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara”.


(18)

1.2 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan

pap smear di Kelurahan Bane,Kecamatan Siantar Utara? 1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan dini kanker serviks.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara.

b. Mengetahui sikap pasangan usia subur terhadap pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara.

c. Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pasangan usia subur terhadap pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Tenaga Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi bagi tenaga pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan pemeriksaan pap smear.


(19)

2. Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi tambahan terkait hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan

pap smear di Kelurahan Bane 3. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu: (1) tahu : kemampuan individu untuk menghafal, mengingat, mendefinisikan, atau mengidentifikasi informasi tertentu; (2) pemahaman : kemampuan individu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar; (3) aplikasi : kemampuan individu untuk menggunakan materi yang yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya); (4) analisa : kemampuan individu untuk mengenali dan menyusun informasi dengan cara menguraikannya menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci dan menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya; (5) sintesa : kemampuan individu untuk


(21)

(6) evaluasi : kemampuan individu untuk memberikan penilaian dalam bentuk esai, desain, atau tindakan, dengan cara menerapkan standar atau kriteria yang tepat (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Sukmadinata (2003) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah :

a. Faktor internal 1. Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang 2. Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi kognitif dan afektif individu

b. Faktor eksternal 1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pemberian respon dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut. 2. Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, pamflet, majalah) akan memperoleh


(22)

informasi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

3. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga yang ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

4. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara lanjut akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media

5. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam perkembangannya, misalnya mengikuti seminar dan organisasi.

2.2 Sikap 2.2.1 Pengertian

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik). Menurut Newcomb,


(23)

sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup (Notoatmodjo, 2005).

Proses Terbentuknya Sikap dan Tindakan

2.2.2 Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport (1954), sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, serta kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.2.3 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu : (1) menerima : seseorang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek); (2) merespon : memberikan jawaban apabila ditanya, Stimulus

(rangsangan)

Proses stimulus

Reaksi Terbuka (Tindakan)

Reaksi Tertutup


(24)

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap; (3) menghargai : seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon; (4) bertanggung jawab : bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

Azwar (2005) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi

Sesuatu yang telah atau sedang dialami seseorang akan membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulus sosial. Individu akan menerima pengalaman, orang yang melakukan tanggapan atau penghayatan, biasanya tidak melepaskan pengalaman yang sedang dialaminya dari pengalaman-pengalaman lain yang terdahulu, yang relevan.

2. Kebudayaan

Budaya dimana tempat seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikapnya. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.


(25)

3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Hal ini di motivasi karena keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang tersebut.

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lainnya, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem juga mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

6. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau peralihan dalam bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.3 Pasangan Usia Subur

Menurut BKKBN (2011), pasangan usia subur adalah pasangan yang wanitanya berumur 15-49 tahun.


(26)

2.4 Pap smear

2.4.1 Pengertian

Tes Papanicolou atau Pap smear adalah metode pemeriksaan sitologi yang aman dan murah untuk mendeteksi kelainan atau lesi prakanker pada epitel serviks. Sel-sel yang diambil dari serviks diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Tes ini pertama kali ditemukan oleh Dr.Goerge N.Papanicolou pada tahun 1928, sehingga nama tes ini sesuai dengan nama penemunya. Tes ini diterapkan secara luas tahun 1950 di negara barat dan di Indonesia baru diterapkan tahun 1970 (Shinta, 2007).

2.4.2 Tujuan

Tujuan pemeriksaan pap smear adalah untuk mendeteksi kanker alat genital wanita, diagnostik dini kanker serviks, penilaian terhadap respon dari radioterapi kanker, kontrol terhadap pengobatan kanker serviks dan penyebab radang untuk menentukan derajat kelainan (Shinta, 2007)

2.4.3 Indikasi

Pap smear merupakan sarana pencegahan dan deteksi dini kanker serviks yang seharusnya dilakukan oleh setiap wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual serta wanita yang memiliki faktor risiko. Faktor risiko : (1) perilaku seksual : melakukan coitus <16 tahun, berganti – ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual, berhubungan dengan pria berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminatum; (2) merokok : tembakau mengandung bahan – bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok maupun yang dikunyah . Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons


(27)

heterocyclic amine yang sangat karsinogen dan mutagen, sedangkan bila dikunyah menghasilkan netrosamine. Zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan epitel serviks sehingga mengakibatkan neoplasma serviks; (3) nutrisi : dari beberapa penelitian, ternyata defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, E, beta karotin/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, C, dan beta karotin mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi dari pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia (Sjamsudin, 2001); (4) kontrasepsi oral : hasil penelitian menyatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun atau lebih memiliki peningkatan risiko kanker serviks. Kontrasepsi oral dianggap mengganggu kemampuan serviks untuk melawan infeksi HPV (Tinari, 2008); (5) perubahan sistem imun : dihubungkan dengan meningkatkan risiko terjadinya karsinoma serviks invasif. Hal ini dihubungkan dengan penderita yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) meningkatkan angka kejadian kanker serviks prainvasif dan invasif (Rasjidi, 2007); (6) kehamilan multipel : Menurut National Cancer Institute, wanita yang hamil sebanyak tujuh kali ataupun lebih berisiko empat kali terinfeksi HPV dibandingkan dengan wanita yang belum pernah hamil. Kehamilan yang berulang kali menyebabkan traumatik pada leher rahim sehingga lebih rentan terhadap infeksi HPV (Tinari, 2008).

Saat ini, sesuai dengan American Cancer Society, American Cancer Colposcopy and Cervical Pathology and American Society for Clinical Pathology

(2012) menganjurkan pemeriksaan pap smear dimulai pada semua wanita yang telah berusia 21 tahun karena remaja memiliki risiko yang sangat rendah terkena


(28)

kanker serviks dan wanita yang berusia 21-29 tahun harus melakukan pap smear

setiap tiga tahun sekali. Setelah wanita tersebut mendapatkan tiga atau lebih pap smear normal, tes dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang sesuai dengan yang dianjurkan dokter. Wanita yang berusia > 65 tahun yang telah melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak tiga kali dan hasilnya normal tidak perlu lagi melakukan pap smear. Wanita yang sudah melakukan histerektomi tidak dianjurkan untuk melakukan pap smear (National Cancer Institute, 2012). Diperkirakan sebanyak 40% kanker serviks invasif dapat dicegah dengan skrining

pap smear interval 3 tahun.

2.4.5 Tata Cara Pengambilan Sampel

Pasien ditidurkan telentang dengan kedua lutut ditekuk (litotomi), vulva dibersihkan dengan kapas yang dibahasi cairan antiseptik. Spekulum dalam keadaan tertutup dimasukkan dengan hati-hati ke liang vagina, dan setelah sebagian besar berada di liang vagina, spekulum dibuka sehingga terlihat mulut rahim. Spatula Ayre dimasukkan ke vagina dengan ujung terpanjang mengenai perbatasan skuamokolumnar, spatula diputar 360 derajat untuk mengambil sampel dari seluruh permukaan serviks, spatula dikeluarkan dari vagina. Usapan tersebut dioleskan pada object-glass dengan rata. Object-glass segera dimasukkan ke dalam tempat fiksasi dan dibiarkan 10 menit, kemudian dikeringkan di udara. Sampel sudah siap dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut (Aziz dkk, 2006).

Menurut National Cancer Institute (2012) ada beberapa syarat sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, yaitu : sebaiknya datang diluar menstruasi,


(29)

tidak melakukan hubungan seksual selama 48 jam (2 hari), tidak memakai bahan-bahan antiseptik pada vagina, pasien paska bersalin, paska radiasi sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian, dan pasien yang mendapatkan pengobatan lokal seperti vagina supostoria atau ovula sebaiknya dihentikan 1 minggu sebelum

pap smear.

2.4.6 Tempat pemeriksaan pap smear

Pap smear dapat dilakukan di rumah sakit pemerintah dengan biaya yang relatif murah, rumah sakit swasta, laboratorium swasta, dan tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear (Sukaca, 2009). Biaya pemeriksaan pap smear

dari 47.500-197.500 (Depkes, 2008). Pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis pemeriksaan panggul dan dokter Obstetri dan Ginekologi (Ellis & Ellis, 2003).

2.4.7 Hasil

Pelaporan hasil pap smear ada beberapa cara, antara lain klasifikasi

Papanicolou dan klasifikasi Bethesda. Klasifikasi Papanicolou membedakan hasil

pap smear menjadi dua kelompok yaitu sitologi kanker dan proses inflamasi. Sitologi kanker menurut klasifikasi Papanicolou ada lima kelas, yaitu : kelas I: tidak ada sel atipik atau sel abnormal; kelas II : gambaran sitologi atipik tetapi tidak ada bukti keganasan; kelas III : gambaran sitologi mengesankan tetapi tidak konklusif ganas; kelas IV : gambaran sitologi yang mencurigakan ganas; dan kelas V : gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan (Shinta, 2007).

Sistem pelaporan Bethesda diakui secara internasional sejak 1988. Sistem ini membuat keterangan sebagai berikut : (1) Atypical Squamous Cells of


(30)

Undetermined Significance (ASCUS) : terdapat inflamasi tetapi tidak termasuk dalam batasan intraepitel; (2) Low –Grade Squamous Cells of Intraepithelial Lesion (LG-SIL) : tidak ada laporan sel malignan, terdapat HPV dan dysplasia ringan; (3) High-Grade Squamous Cells Intraepithelial Lesion (HG-SIL) : displasia sedang/NIS 2 dan displasia berat/NIS 3; (4) Atypical Glandular Cells of Undetermined Significance (AGUS) : lesi invasif berasal dari serviks dan endometrium; (5) Adenokarsinoma Insitu Serviks (AIS) : sel-sel kanker terbatas pada permukaan serviks; (6) Adenokarsinoma : kanker berada pada endoserviks, ekstrauterus, endometrium, dan NOS (not otherwised specified) (Aziz dkk, 2006).


(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dalam penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara.

PENGETAHUAN PUS TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR

1. Definisi 2. Tujuan 3. Indikasi

4. Tata cara pengambilan sampel 5. Tempat pemeriksaan pap smear

SIKAP PUS TENTANG PEMERIKSAAN

PAP SMEAR

Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Jasmani : kesehatan indera 2. Rohani : kesehatan psikis,

intelektual, dan psikomotor 3. Pendidikan

4. Paparan media massa 5. Ekonomi

6. Hubungan sosial 7. Pengalaman

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1. Pengalaman pribadi 2. Budaya

3. Pengaruh orang lain

4. Media massa 5. Lembaga

pendidikan dan agama


(32)

Keterangan :

Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti

3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Pengetahuan pasangan usia subur

Segala sesuatu yang diketahui suami-istri di Kelurahan Bane, Kecamatan

Siantar Utara tentang

pemeriksaan pap

smear, yang

meliputi: - Definisi - Tujuan - Indikasi

- Tata cara pengambilan

Kuesioner Penyebaran

kuesioner kepada responden dengan pertanyaan tertutup atau pilihan berganda Baik Skor 15-22 Cukup Skor 7-14 Kurang Skor 0-6 Ordinal


(33)

sampel. - Tempat

pemeriksaan

pap smear

2 Sikap pasangan usia subur

Reaksi suami-istri menerima atau menolak tentang pemeriksaan pap

smear di

Kelurahan Bane, Kecamatan

Siantar Utara.

Kuesioner Penyebaran

kuesioner kepada responden dengan cara memberi

check list pada jawaban yang dianggap cocok oleh responden. Pilihan jawaban adalah sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, sangat tidak setuju

- Sikap positif Skor 15-25 (Suami) Skor 27-45 (Istri)

- Sikap negatif Skor 5-14 (Suami) Skor 9-26 (Istri)


(34)

3. 3 Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear.


(35)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear. Pengumpulan data dilakukan dalam satu periode waktu tertentu. (Notoatmodjo,2010). Pengetahuan merupakan variabel independen dan sikap merupakan variabel dependen.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasangan usia subur di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara. Jumlah pasangan usia subur ada 772 pasang.

(Laporan Tahunan Puskesmas Bane, 2012) 4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan besar kecilnya sampel (Notoatmodjo, 2005), yaitu jika populasi kurang dari 10.000 subjek penelitian, maka rumus yang digunakan menggunakan Rumus Slovin :


(36)

n = N 1 + N (d2) Keterangan: n = jumlah sampel

d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan yaitu 0,1 atau 10%

N = besarnya populasi yang akan teliti

Besarnya perhitungan menggunakan rumus diatas, maka besar sampel yang diperlukan adalah sebanyak 89 pasangan usia subur. Tetapi pada saat

pengumpulan data, sampel yang didapat sebanyak 87 pasangan usia subur dikarenakan keterbatasan waktu peneliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu atau ada. Adapun kriteria sampelnya yaitu:

a. Kriteria inklusi

1. Pasangan usia subur yang wanitanya berusia 20 - 49 tahun 2. Mampu membaca dan menulis

3. Dapat diajak berinteraksi

4. Bersedia berpartisipasi dan menandatangani lembar persetujuan b. Kriteria eksklusi

1. Pasangan usia subur yang wanitanya berusia > 49 tahun 2. Tidak dapat membaca dan menulis


(37)

3. Tidak dapat diajak berinteraksi

4. Tidak bersedia berpartisipasi dan menandatangani lembar persetujuan\ 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara. Adapun alasan pemilihan lokasi karena Puskesmas Bane belum pernah melakukan penyuluhan tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013.

4.4 Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan izin permohonan penelitian kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Kepala Kelurahan Bane, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas Bane, Direktur RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Sedangkan kepada responden, peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan penelitian tentang prosedur penelitian yang dilakukan. Lembar persetujuan menjadi bukti kesediaan sebagai sampel penelitian. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Peneliti merahasiakan identitas responden serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden. Kerahasiaan informasi responden dijamin olen peneliti (Nursalam, 2009).


(38)

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap.

1. Data Demografi

Data demografi terdiri dari inisial, umur, jenis kelamin, agHBNGNBama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, sumber informasi, pernah melakukan

pap smear

2. Kuesioner pengetahuan

Instrumen penelitian pengetahuan pasangan usia subur dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear dengan menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian tentang pengetahuan terdiri dari 11 pertanyaan.

No Pertanyaan Pengetahuan No. Soal

1 Pengertian pap smear 1

2 Tujuan pap smear 2

3 Indikasi pap smear 3, 4, 5, 6, 7

4 Tata cara pengambilan sampel 8, 9, 10 5 Tempat pemeriksaan pap smear 11

Penilaian menggunakan Skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan benar (skor 2), salah (skor 1), dan tidak tahu (skor 0). Total skor diperoleh terendah 0 yang


(39)

tertinggi 22. Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan pasangan usia subur.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2001) adalah :

P = Rentang

Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 22 dan 3 kategori kelas untuk menilai pengetahuan pasangan usia subur yang pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang, maka didapatkan panjang kelas 7. Menggunakan P = 7 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka pengetahuan pasangan usia subur dikategorikan dengan interval sebagai berikut : 0 – 6 adalah pengetahuan kurang, 7 – 14 adalah pengetahuan cukup, 15 – 22 adalah pengetahuan baik.

3. Kuesioner Sikap

Instrumen penelitian tentang sikap pasangan usia subur akan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari:

No Pernyataan Sikap Suami No. Soal

1. Sikap Positif 1, 2

2. Sikap Negatif 3, 4, 5

No Pernyataan Sikap Istri No. Soal

1. Sikap Positif 1, 2, 3


(40)

Penilaian menggunakan Skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan positif yaitu : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), tidak setuju (skor 3), sangat tidak setuju (skor 2), tidak tahu (skor 1) dan skor pernyataan negatif yaitu : sangat tidak setuju (skor 5), tidak setuju (skor 4), setuju (skor 3), sangat setuju (skor 2), tidak tahu (skor 1). Total skor untuk ibu diperoleh terendah 9 yang tertinggi 45, sedangkan total skor untuk suami diperoleh terendah 5 yang tertinggi 25. Semakin tinggi skor maka semakin positif sikap pasangan usia subur.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2001) adalah :

P = Rentang Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 36 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap istri yaitu sikap positif dan sikap negatif, maka didapatkan panjang kelas 18. Menggunakan P = 18 dan nilai terendah 9 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka sikap istri dikategorikan interval sebagai berikut : 9-26 adalah sikap negatif dan 27-45 adalah sikap positif.

Sedangkan skor untuk suami, dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 20 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap suami yaitu sikap positif dan sikap negatif, maka didapatkan panjang kelas 10. Menggunakan P = 10 dan nilai terendah 5 sebagai batas bawah interval pertama, maka sikap suami dikategorikan interval sebagai berikut: 5 – 14 adalah sikap negatif dan 15 – 25 adalah sikap positif.


(41)

4.6 Uji Validitas

Untuk mengetahui keakuratan isi dari instrumen, maka peneliti melakukan uji validitas isi yang dilakukan oleh salah satu dosen keperawatan maternitas di Fakultas Keperawatan yang berkompetensi dibidangnya yaitu Siti Saidah Nasution S.Kp, M.Kep, Sp.Mat . Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur mewakili semua aspek kerangka konsep (Riwidikdo, 2008).

4.7 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten. Instrumen diujikan kepada 20 pasang responden di Kelurahan Bane diluar sampel. Uji reliabilitas menggunakan sistem komputerisasi. Untuk instrumen pengetahuan dan instrumen sikap menggunakan cronbachs Alpha. Dimana nilai untuk pengetahuan suami 0,906 , pengetahuan istri 0,875 dan sikap suami 0,885 , sikap istri 0,776 Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2008).

4.8 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa prosedur yaitu peneliti mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Lurah Bane, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kepala Puskesmas Bane. Sedangkan kepada responden, peneliti mendatangi setiap responden ke rumah - rumah dengan membawa surat pengantar dari Lurah Bane dan Kepala Puskesmas Bane. Peneliti


(42)

memperkenalkan diri kepada responden dan memberikan lembar penjelasan kepada responden untuk dibaca dengan waktu 3 menit. Peneliti menjelaskan manfaat, tujuan dari penelitian, dan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya apabila mereka tidak mengerti . Setelah mendapatkan persetujuan responden, peneliti membagikan kuesioner. Peneliti mendampingi 42 responden dalam mengisi kuesioner dan memberikan waktu 10-15 menit dan sebanyak 45 responden tidak menyelesaikan kuesioner pada hari itu juga dikarenakan kesibukan responden. Jadi, peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi pada hari berikutnya.

Pada saat pengumpulan data, ada 15 responden yang menolak untuk diteliti dengan alasan menjaga rahasia rumah tangga responden.

4.9 Analisa Data

Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa data akan dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat disajikan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa univariat menghasilkan distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir, sumber informasi, dan pernah melakukan pap smear

serta presentase setiap variabelnya yaitu variabel bebas pengetahuan pasangan usia subur dan variabel terikat sikap pasangan usia subur


(43)

b. Analisa Bivariat

Yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel dengan menggunakan sistem komputerisasi. Untuk uji hipotesis yang digunakan adalah

Spearman dengan nilai signifikan (p) < 0,05 untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear.


(44)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan

pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 89 pasangan usia subur, tetapi pada saat pengumpulan data responden yang didapat sebanyak 87 responden dikarenakan keterbatasan waktu oleh peneliti. Pengumpulan data ini dilakukan dalam waktu 3 bulan yaitu Maret-Mei 2013.

5.1.1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui karakteristik usia suami paling banyak berusia 35-50 tahun 66 orang (75,9%), beragama Islam 47 orang (54%), suku Batak 45 orang (51,7%), pendidikan SMA 37 orang (42,5%), pekerjaan wiraswasta 56 orang (64.4%). Sedangkan karakteristik usia istri paling banyak berusia 35-50 tahun ada 58 orang (66,7%), beragama Islam 47 orang (54%), suku Batak 49 orang (56.3%), pendidikan SMA 32 orang (36.8%), dan pekerjaan wiraswasta 39 orang (44,8%).

Mayoritas suami-istri mendapatkan informasi tentang pemeriksaan pap smear dari media elektronik seperti televisi 40 orang (46%), internet 6 orang (6,9%), dan penyuluhan 10 orang (11,5%). Istri yang belum pernah melakukan


(45)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasangan Usia Subur di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara Tahun 2013

Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) Umur Suami 20-34 35-50 51-65 Umur Istri 20-34 35-50 14 66 7 29 58 16.1 75.9 8.0 33.3 66.7 Agama Suami Islam Kristen Katolik Agama Istri Islam Protestan Katolik 47 26 14 47 26 14 54.0 29.9 16.1 54.0 29.9 16.1 Suku Suami Batak Jawa Minang Lain-lain Suku Istri Batak Jawa Minang Lain-lain 45 38 3 1 49 37 1 0 51.7 43.7 3.41 1.1 56.3 42.5 1.1 0 Pernah melakukan Pap

smear Ya Tidak 10 77 11.5 88.5


(46)

Pendidikan Suami SD SMP SMA Diploma Sarjana Pendidikan Istri SD SMP SMA Diploma Sarjana 4 15 37 10 21 8 16 32 14 17 4.6 17.2 42.5 11.5 24.1 9.2 18.4 36.8 16.1 19.5 Pekerjaan Suami Bertani Wiraswasta Pegawai negeri/swasta Karyawan/Buruh Tidak Bekerja Pekerjaan Istri Bertani Wiraswasta Pegawai negeri/swasta Karyawan/Buruh Tidak Bekerja 1 56 23 5 2 1 39 14 6 27 1.1 64.4 26.4 5.7 2.3 1.1 44.8 16.1 6.9 31.0 Sumber Informasi Istri

Tidak ada Televisi Penyuluhan Koran Seminar Internet

Gabungan Beberapa Sumber Informasi 1 51 12 5 3 6 9 1.1 58.6 13.8 5.7 3.4 6.9 12.3 Sumber Informasi Suami

Tidak ada Televisi Penyuluhan Koran Seminar Internet

Gabungan Beberapa Sumber Informasi 2 43 14 6 2 12 8 2.3 49.4 16.1 6.9 2.3 13.8 8.8


(47)

5.1.2 Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan baik tentang pemeriksaan pap smear yaitu suami sebanyak 40 orang (46%%) dan istri sebanyak 49 orang (56,3 %).

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara Tahun 2013

No Variabel

Baik f %

Cukup f %

Kurang f % 1 Suami 40 46 33 38 14 16 2 Istri 49 56,3 30 34,5 8 9,2

5.1.3 Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane , Kecamatan Siantar Utara

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang pemeriksaan pap smear yaitu suami sebanyak 40 orang (74,7%) dan istri sebanyak 49 orang (70,1%).

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara Tahun 2013 No Variabel

Positif Negatif f % f % 1 Suami 65 74,7 22 25,3 2 Istri 61 70,1 26 29,9


(48)

5.1.4 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

Analisa ini dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisa korelasi pengetahuan dengan sikap suami tentang pemeriksaan pap smear diperoleh nilai p sebesar 0,025, nilai r sebesar 0,240, dengan arah korelasi yang positif. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear dengan kekuatan korelasi lemah, semakin baik pengetahuan suami semakin positif sikap suami.

Hasil analisa korelasi pengetahuan dengan sikap istri tentang pemeriksaan

pap smear diperoleh nilai p sebesar 0,016, nilai r sebesar 0,259, dengan arah korelasi yang positif. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear

dengan kekuatan korelasi lemah, dan semakin baik pengetahuan ibu, semakin positif sikap istri

Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara Tahun 2013

Variabel P r Arah

Korelasi Pengetahuan dengan sikap suami

tentang pemeriksaan pap smear

0,025 0,240 +

Pengetahuan dengan sikap istri tentang pemeriksaan pap smear


(49)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan baik tentang pemeriksaan pap smear yaitu suami sebanyak 40 orang (46%) dan istri sebanyak 49 orang (56,3%) dan pengetahuan cukup tentang pemeriksaan pap smear yaitu suami sebanyak 33 orang (38%) dan istri sebanyak 30 orang (34,5%). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi, dan pengalaman pribadi.

Dari hasil penelitian ini, pengetahuan suami-istri tentang pemeriksaan pap smear berdasarkan karakteristik usia, mayoritas istri berusia 35-50 tahun sebanyak 58 orang (66,7%) dan mayoritas suami berusia 35-50 tahun sebanyak 66 orang (75,9%). Pada usia 35-50 tahun merupakan tahapan dewasa madya dimana pada tahapan ini sudah mulai terjadi penurunan kesegaran fisik dan memburuknya kesehatan sehingga tingkat kewaspadaan untuk menjaga kesehatan akan meningkat (Hurlock, 2006). Pada usia 35-50 tahun paling sering berisiko terjadi kanker serviks, sehingga penting deteksi dini dengan pemeriksaan pap smear pada usia 20-49 tahun untuk mencegah terjadinya kanker serviks

Jika ditinjau dari karakteristik tingkat pendidikan suami-istri, diperoleh bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan

pap smear sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SMA 19 orang (21,8%), Diploma 3 orang (3%), dan Sarjana 9 orang (10,3%). Sedangkan


(50)

responden yang mempunyai pengetahuan cukup mengenai pemeriksaan pap smear sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMP 11 orang (12,6%), SMA 17 orang (19,5%). Hal ini sejalan dengan pernyataan Mubarak (2007) yang menyatakan bahwasanya pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Jika ditinjau dari karakteristik pekerjaan suami-istri, diperoleh bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan pap smear sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta 29 orang (33,3%) dan pegawai negeri/swasta 8 orang (9%). Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup mengenai pemeriksaan pap smear sebagian besar suami bekerja sebagai wiraswasta 27 orang (31%) dan istri tidak bekerja 18 orang (20,7% ). Lingkungan pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut karena lingkungan pekerjaan membuat adanya interaksi antar sesama sehingga pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear dapat disampaikan (Notoatmodjo, 2007).

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear mayoritas suami-istri mendapat sumber informasi dari media elektronik seperti televisi 40 orang (46%) dan internet 6 orang (6,9%), penyuluhan 10 orang (11,5%). Hal ini sejalan dengan pernyataan Sukmadinata (2003) yang menyatakan bahwa seseorang yang lebih sering terpapar media massa


(51)

(TV, radio, pamflet, majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

Pasangan usia subur yang telah melakukan pemeriksaan pap smear

sebanyak 10 orang (11,5%) berpendidikan SMA 4 orang (4,6%), Diploma 3 orang (3,4%), Sarjana 3 orang (3,4%), bekerja sebagai pegawai negeri/swasta 4 orang (4,6%), wiraswasta 4 orang (4,6%), tidak bekerja 2 orang (2,3%). Mayoritas pasangan usia subur mendapat informasi dari penyuluhan dari tenaga kesehatan 4 orang (4,6%), dan internet 3 orang (3,4%).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pengetahuan suami, suami tidak tahu wanita yang berisiko terkena kanker serviks sebanyak 36 orang (41,4%), syarat penting sebelum melakukan pap smear 46 orang (52,9%), dan tidak tahu waktu yang tepat melakukan pap smear 39 orang (44,8%). Hal ini mungkin disebabkan suami tidak mendapat informasi secara rinci tentang pemeriksaan pap smear.

Dari hasil pembahasan diatas, penelitian ini juga sejalan dengan yang diteliti oleh Forough, et al (2008) di Iran yang mengatakan bahwa dari 1002 orang wanita di Iran sekitar 52,1% memiliki pengetahuan yang baik dan kesadaran yang tinggi tentang pemeriksaan pap smear. Hal ini dikaitkan dengan usia wanita Iran yang berusia 29-49 tahun sebanyak 513 orang (51,5%), tingkat pendidikan Diploma 655 orang (65,4%) dan Sarjana 190 orang (19%), pekerjaan

entrepreneur sebanyak 749 orang (74,8%). Sumber informasi tentang pap smear


(52)

(61%), keluarga dan teman (13,5%), buku dan majalah (13,1%), dan televisi dan radio (12,4%)

5.2.2 Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pasangan usia subur memiliki sikap positif tentang pemeriksaan pap smear yaitu suami sebanyak 65 orang (74,7%) dan istri sebanyak 61 orang (70,1%). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, media massa dan pengaruh orang lain (Azwar,2005).

Dari hasil penelitian ini, sebanyak 10 orang pasangan usia subur (11,5%) sudah melakukan pap smear. Hal ini merupakan pengalaman pribadi yang mempengaruhi sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear.

Pasangan usia subur banyak mendapat informasi melalui media elektronik seperti televisi 40 orang (46%) dan internet 6 orang (6,9%), penyuluhan 10 orang (11,5%). Sehingga semakin sering terpapar dengan media informasi pembentukan sikap akan semakin baik (Azwar,2005).

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur sebanyak 43 orang (49,4%) tidak setuju jika orang lain menganjurkan pap smear mereka tidak berniat melakukannya. Hal ini mungkin disebabkan pengaruh orang lain mempengaruhi pembentukan sikap seseorang.

Bila dilihat dari hasil pilihan jawaban pasangan usia subur mengenai pernyataan sikap, nomor 1 sebanyak 80 pasangan usia subur (91%) bersedia melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks. Hal ini sangat


(53)

penting diketahui pasangan usia subur sehingga mereka segera memeriksakan kesehatannya untuk mencegah terjadinya kanker serviks.

Tetapi banyak juga pasangan usia subur yang tidak tahu berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear sehingga mereka beranggapan biaya pemeriksaan pap smear itu sangat mahal. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi tentang biaya untuk melakukan pemeriksaan pap smear dan status ekonomi pasangan usia subur yang kurang. Hal dapat dilihat dari 22 orang suami (25,3%) beranggapan biaya pemeriksaan pap smear sangat mahal dan 30 orang suami (34,4%) mengatakan tidak tahu tentang biaya pemeriksaan

pap smear dan sebanyak 29 orang istri (33,3%) beranggapan biaya pemeriksaan

pap smear sangat mahal dan sebanyak 29 orang istri (33,3%) mengatakan tidak tahu tentang pemeriksaan pap smear.

5.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara Berdasarkan analisa identifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear bahwa terdapat hubungan yang signifikan tetapi kekuatan korelasinya lemah.

Dari hasil penelitian, pasangan usia subur yang berpengetahuan baik memiliki sikap positif sebanyak 20 orang (23%) dan memiliki sikap negatif 2 orang (2%) dan pasangan usia subur yang berpengetahuan cukup memiliki sikap positif yaitu sebanyak 11 orang (12,6%) dan memiliki sikap negatif 2 orang (2%). Sedangkan pasangan usia subur yang berpengetahuan kurang memiliki sikap positif sebanyak 2 orang (2%) dan memiliki sikap negatif sebanyak 5 orang (6%).


(54)

Pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang. Akan tetapi sikap tidak hanya di pengaruhi oleh pengetahuan saja. Ada faktor internal dan faktor eksternal lain yang mempengaruhinya sikap Faktor internal yang mempengaruhi sikap seseorang adalah pengaruh faktor emosional sebagai bentuk penyaluran ide dalam mempertahankan ego. Faktor eksternal yang mempengaruhi sikap seseorang adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan agama (Azwar, 2005).

Dengan demikian, pasangan usia subur yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan pap smear akan membentuk sikap yang positif pula terhadap penerimaannya dan sikap yang negatif akan lebih sedikit ditemukan pada pasangan usia subur yang memiliki pengetahuan yang kurang dibandingkan dengan pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya dan bersikap negatif terhadap hal-hal yang akan merugikan dirinya (Notoatmodjo, 2003).

5.3 Keterbatasan Penelitian

Pada saat pengumpulan data, ada proses kerjasama yang dilakukan oleh suami dan istri sehingga hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda antara suami dan istri. Peneliti tidak mendampingi suami sebanyak 45 orang dalam pengisian kuesioner dikarenakan kesibukan suami dalam bekerja sehingga kuesioner penelitian dikumpulkan keesokan harinya.


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara tahun 2013, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear dengan arah korelasi positif. Artinya, semakin baik pengetahuan pasangan usia subur, semakin positif sikap yang diterima pasangan usia subur.

B.Saran

Berdasarkan penelitian hubungan pengetahuan dengan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar tenaga kesehatan meningkatkan sosialisasi pentingnya deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan pemeriksaan pap smear melalui kader Puskesmas Bane dan memberikan informasi tentang biaya pemeriksaan pap smear.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar pada saat pengumpulan data untuk mendampingi langsung semua pasangan usia subur dalam mengisi kuesioner sehingga data yang diperoleh lebih valid.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. (2012). Testing for Cervical Cancer. A Cancer Journal for Clinicians.

Aziz, M.F., Andrijono, Saifuddin, A.B. (2006). Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Azwar, S. (2005). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta Depkes. (2008). Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode Inspeksi Visual

dengan Asam Asetat (IVA). Dapat diaks

pada tanggal 13 Desember 2012

Dunleavey, R. (2009). Cervical Cancer : a guide for nurses. United Kingdom : Wiley-Blackwell

Ellis, C. A., Ellis, L. E. (2003). What HMOs Don’t Want You to Know About Pap smear and What Every Woman Should Know. USA: iUniverse

Hurlock, Elizabeth.B. (2006). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga Jamsiah, M. (2009). Determining Factors On Level of Knowledge Regarding Pap

Smear among Married Women in Hulu Langat District,Selangor. Journal of Community Health

Laura, L. T. G., Villafuerte, B. E. P., Betancourt, A. M., Cervantes, M. L. (2007). Cervical cancer: a qualitative study on subjectivity, family, gender and health services.Reproductive Health Journal


(57)

Javanmanesh, Forough., Dadkhah, Farideh., Zarepour, Nasrin. (2008). Knowledge and awareness among Iranian women regarding the pap smear. Medical Journal of the Islamic Republic of Iran

Melva. (2008). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Leher Rahim pada Penderita yang Datang Berobat di RSUP H.Adam Malik. Skripsi Mubarak, Wahid Iqbal. (2007). Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu

National Cancer Institute. (2012). What You Need To Know About Cervical

Cancer. Dapat diakses di hhtp:/dibuka pada tanggal 19

Oktober 2012

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

. , (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Prayitno, A. (2006). Cervical cancer with Human Papilloma Virus and Epstein Barr Virus positive. Journal of Carcinogenesis

Rahmi, E., (2004). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa terhadap Pemeriksaan Pap smear. Skripsi

Rasjidi, Imam. (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi berdasarkan Evidence Based. Jakarta : EGC


(58)

, (2009). Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer.

Riwidikdo. (2008). Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press

Sari, Ratna. (2009). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Kanker Serviks di RSU dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar Periode Januari – Maret 2009. KTI D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU

Shinta, Nindya. (2007). Efektivitas Tes Papanicolou Untuk Mendeteksi Dini Kanker Serviks. Jurnal Biomedis

Sjamsudin, Sjahrul. (2001). Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran

Sukaca, Bertiani E. (2009). Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks. Penerbit Genius. Yogyakarta

Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Tinari, M.A. (2008). Cervical Cancer: Prevention and Treatment. Dapat diakses di hhtp/


(59)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, perkenalkan saya Imelda Sirait mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan bagaimana sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan dan menambah wawasan pasangan usia subur tentang pap smear yang merupakan salah satu cara deteksi dini penyakit kanker serviks.

Bapak/Ibu, saat ini saya akan melakukan pengambilan data dari dengan cara Bapak/Ibu harus menjawab pertanyaan yang saya berikan dengan menggunakan kuesioner. Diharapkan Bapak/Ibu menjawab semua pertanyaannya dengan benar dan sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu ketahui dan rasakan. Sehingga dengan penelitian ini didapatkan gambaran tentang pengetahuan dan sikap bapak dan ibu tentang pemeriksaan pap smear.

Bila ada pertanyaan, ibu dapat menghubungi saya:

Nama : Imelda Sirait

Alamat (Pematangsiantar) : Puskesmas Bane

No. Hp : 085763243469

Peneliti


(60)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan

Pap smear di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear

di Kelurahan Bane Kecamatan Siantar Utara”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kesediaan Bapak dan Ibu untuk berpartisipasi sebagai responden. Jawaban/tanggapan yang Bapak dan Ibu berikan adalah berdasarkan pendapat Bapak dan Ibu sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Bapak dan Ibu. Informasi yang Bapak dan Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.

Partisipasi Bapak dan Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas. Bapak/Ibu dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apa pun. Jika Bapak dan Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Bapak dan Ibu menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.

Medan, 2013

Peneliti Responden


(61)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan

Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah data di bawah ini dengan baik, isi dan berilah tanda check list (√) pada salah satu data dibawah ini dengan benar.

DATA DEMOGRAFI

No. Responden (diisi peneliti): Nama (inisial) :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan

Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu

2. ( ) Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) Katolik

Suku : 1. ( ) Batak 4. ( ) Aceh

2. ( ) Jawa 5. ( ) Minang 3. ( ) Melayu 6. ( ) Lain-lain

Pendidikan : 1. ( ) Tidak sekolah/tidak tamat SD 4. ( ) SMA

2. ( ) SD 5. ( ) Diploma

3. ( ) SMP 6. ( ) Sarjana Pekerjaan :1. ( ) Bertani 4. ( ) Karyawan / Buruh

2. ( ) Wiraswasta 5. ( )Tidak bekerja 3. ( ) Pegawai negeri / swasta

Sumber informasi : 1. ( ) Televisi 5. ( ) Internet 2. ( ) Penyuluhan (Dokter,Perawat,Bidan) 6. ( ) Majalah

3. ( ) Koran 7. ( ) Radio

4. ( ) Seminar dari tenaga kesehatan Pernah melakukan pap smear : 1. ( ) Ya


(62)

KUESIONER

Pengetahuan Bapak/Ibu tentang Pemeriksaan Pap smear

di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah pertanyaan - pertanyaan dibawah ini dengan baik, silangilah (X) salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu benar.

1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan pap smear?

a. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil cairan dari leher rahim kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi

b. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil cairan dari rahim kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi

c. Tidak tahu

2. Menurut Bapak/Ibu, apa tujuan dari pemeriksaan pap smear? a. Dapat mengetahui secara dini kelainan pada leher rahim b. Sebagai pengobatan untuk penyakit kandungan

c. Tidak tahu

3. Menurut Bapak/Ibu, pemeriksaan pap smear wajib dilakukan pada wanita?

a. Belum menikah tetapi sudah melakukan hubungan seksual dan sering

berganti-ganti pasangan

b. Wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual c. Tidak tahu

4. Menurut Bapak/Ibu, pada usia berapa seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan pap smear?

a. Usia dibawah 20 tahun b. Usia 21-65 tahun c. Tidak tahu


(63)

5. Menurut Bapak/Ibu, wanita yang berisiko untuk terjadi kanker serviks harus melakukan pap smear adalah?

a. Wanita yang hamil lebih dari tujuh kali b. Wanita yang hamil lebih dari satu kali c. Tidak tahu

6. Menurut Bapak/Ibu, siapa yang tidak perlu lagi melakukan pap smear? a. Wanita yang berusia diatas 65 tahun dengan hasil pemeriksaan 3 kali

berturut-turut negatif

b. Wanita yang berusia 21-29 tahun dengan hasil pemeriksaan 3 kali berturut-turut negatif

c. Tidak tahu

7. Menurut Bapak/Ibu, apa keuntungan jika dilakukan pap smear secara teratur?

a. Dapat mengetahui sedini mungkin perubahan pada leher rahim b. Mengobati kanker leher rahim selama 3 bulan

c. Tidak tahu

8. Menurut Bapak/Ibu, apa syarat penting sebelum seorang wanita melakukan

pap smear?

a. Dua hari sebelum pemeriksaan sebaiknya tidak berhubungan suami istri

b. Pemeriksaan dilakukan pada saat menstruasi c. Tidak tahu

9. Menurut Bapak/Ibu, dari mana diambil bahan yang akan diperiksa pada saat pap smear?

a. Dari cairan leher rahim b. Dari darah haid

c. Tidak tahu

10. Menurut Bapak/Ibu, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pap smear? a. Di luar masa haid

b. Saat haid c. Tidak tahu


(64)

11. Menurut Bapak/Ibu, dimana dilakukan pemeriksaan pap smear? a. Rumah sakit

b. Klinik dan praktik bidan c. Tidak tahu


(65)

KUESIONER

Sikap Suami tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan apa yang bapak rasakan

SS = Sangat Setuju S = Setuju TT = Tidak Tahu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Sikap SS S TT TS STS

1. Saya menganjurkan istri saya melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks

2. Saya akan mendukung keputusan istri saya untuk melakukan pemeriksaan pap smear

3. Walaupun orang lain menganjurkannya, saya tidak ingin istri saya melakukan pemeriksaan pap smear

4. Saya merasa pemeriksaan pap smear tidak ada manfaat nya untuk istri saya


(66)

KUESIONER

Sikap Ibu tentang Pemeriksaan Pap Smear

di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan apa yang ibu rasakan

SS = Sangat Setuju S = Setuju TT = Tidak Tahu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Sikap SS S TT TS STS

1. Saya bersedia melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks

2. Saya bersedia untuk dimasukkan alat kedalam vagina saya untuk pemeriksaan pap smear

3. Saya bersedia melakukan pemeriksaan pap smear walaupun yang melakukannya dokter pria/dokter wanita

4. Saya merasa biaya pemeriksaan pap smear sangat mahal 5. Saya tidak mau melakukan pemeriksaan pap smear karena

saya tidak tahu apa itu pap smear

6. Saya tidak mau melakukan pemeriksaan pap smear karena saya takut akan mengetahui penyakit saya

7. Saya tidak mau melakukan pemeriksaan pap smear karena saya malu membuka aurat saya

8. Saya tidak yakin melakukan pap smear di rumah sakit pemerintah

9. Walaupun orang lain menganjurkannya, saya tidak berniat untuk melakukan pemeriksaan pap smear


(67)

Realibitas Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Pemeriksaan Pap smear

1. Pengetahuan Suami

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Cases Valid 20 100.0 Cronbach's Alpha N of Items

Excludeda 0 .0 .906 11

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 11.80 41.747 .605 .900

P2 11.70 42.747 .569 .902

P3 11.75 41.566 .603 .901

P4 11.20 44.379 .513 .904

P5 11.95 41.418 .663 .897

P6 11.55 42.155 .635 .899

P7 11.65 40.134 .746 .892

P8 12.00 39.053 .810 .888

P9 11.60 39.516 .788 .890

P10 12.05 39.629 .793 .890


(68)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(69)

2. Sikap Suami

Case Processing Summary

N % Reliability Statistics

Cases Valid

20 100.0 Cronbach's

Alpha N of Items

Excludeda 0 .0 .885 5

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

S1 15.05 17.103 .796 .844

S2 15.00 20.526 .612 .886

S3 15.40 16.674 .822 .837

S4 15.30 15.800 .752 .856

S5 16.25 16.829 .680 .873

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(70)

Reliabilitas Pengetahuan dan Sikap Istri tentang Pemeriksaan Pap smear

1. Pengetahuan Istri

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 13.30 33.905 .511 .869

P2 13.10 31.989 .661 .858

P3 13.10 33.042 .600 .863

P4 12.60 34.358 .534 .867

P5 13.05 33.734 .558 .866

P6 12.85 34.555 .518 .868

P7 12.55 33.839 .666 .859

P8 13.35 32.450 .599 .863

P9 12.60 32.884 .702 .856

P10 12.90 32.200 .631 .860

P11 12.60 36.779 .418 .874

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(71)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(72)

2. Sikap Istri

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 25.50 45.316 .164 .784

P2 26.30 35.800 .612 .732

P3 26.00 39.579 .471 .755

P4 27.65 43.608 .044 .822

P5 26.60 32.253 .781 .699

P6 26.25 38.408 .445 .757

P7 26.00 41.053 .240 .786

P8 26.75 33.461 .678 .717

P9 26.55 32.261 .770 .701

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

29.70 46.747 6.837 9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(73)

Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasangan Usia Subur Umur Istri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-30 11 12.6 12.6 12.6

31-40 44 50.6 50.6 63.2

41-50 32 36.8 36.8 100.0

Total 87 100.0 100.0

Suku Istri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Batak 49 56.3 56.3 56.3

Jawa 37 42.5 42.5 98.9

Minang 1 1.1 1.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Agama Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 47 54.0 54.0 54.0

Protestan 26 29.9 29.9 83.9

Katolik 14 16.1 16.1 100.0


(1)

(2)

(3)

(4)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp 100.000,- b. Biaya internet dan fotocopy sumber-sumber : Rp 300.000,-

tinjauan pustaka

c. Perbanyak proposal : Rp 100.000,-

d. Sidang proposal : Rp 100.000,-

2. Pengumpulan Data

a. Survei RSUD dr. Djasamen Saragih : Rp 150.000,- b. Ethical clearance : Rp

100.000,-c. Transportasi : Rp 100.000,-

d. Penggandaan Kuisioner : Rp 150.000,-

e. Cendera Mata untuk Responden : Rp 300.000,- 3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian

a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 150.000,-

b. Penjilidan : Rp. 100.000,-

c. Penggandaan laporan penelitian : Rp. 150.000,- Rp. 1.800.000,-


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama lengkap : Imelda Sirait 2. NIM : 091101048 3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat/tgl. Lahir : Pematangsiantar, 05 Juli 1991

5. Alamat lengkap : Jl.Kain Hatirongga No.02, Pematangsiantar Telp/Fax : -

Hp. : 085763243469

E-mail : imeldasirait22@yahoo.com URL/ : facebook Imel Sirait

6. Status pendidikan :

Jurusan : Ilmu Keperawatan Fakultas : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara 7. Riwayat pendidikan :

a. SD (sederajat) : SD Cinta Rakyat 3 , lulus tahun 2003 b. SMP (sederajat) : SMP Sultan Agung , lulus tahun 2006 c. SMA (sederajat) : SMA RK Budi Mulia , lulus tahun 2009


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

8. Nama lengkap : Imelda Sirait 9. NIM : 091101048 10.Jenis kelamin : Perempuan

11.Tempat/tgl. Lahir : Pematangsiantar, 05 Juli 1991

12.Alamat lengkap : Jl.Kain Hatirongga No.02, Pematangsiantar Telp/Fax : -

Hp. : 085763243469

E-mail : imeldasirait22@yahoo.com URL/ : facebook Imel Sirait

13.Status pendidikan :

Jurusan : Ilmu Keperawatan Fakultas : Keperawatan

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara 14.Riwayat pendidikan :

d. SD (sederajat) : SD Cinta Rakyat 3 , lulus tahun 2003 e. SMP (sederajat) : SMP Sultan Agung , lulus tahun 2006 f. SMA (sederajat) : SMA RK Budi Mulia , lulus tahun 2009