Error lapisan ke-3, Error lapisan ke-2, Error lapisan ke-1

melakukan analisis teknikal beban daya listrik. Sistem menerima satu variable ialah beban puncak daya listrik. Data tersebut akan dinormalisasi dan diklasifikasi, dan kemudian akan diproses dengan mengunakan algoritma ANFIS hingga diproleh hasil prediksi. Adapun metode ANFIS daat dilihat pada Gambar 3.3. Mulai Input nilai n, m, Kelas, Toleransi Error, Max Epoch, Laju Pembelajaran, Momentum dan data beban Normalisasi data saham dengan range [ 0.1 , 0.9 ] Melakukan cluster data dengan FCM Menentukan nilai Mean dan Standar Deviasi dari hasil cluster Inisialisasi nilai Epoch =1 Epoch Max Epoch dan Error Toleransi Error Denormalisasi data hasil prediksi ANFIS Ouput berupa hasil prediksi dalam bilangan tegas crisp Mengitung kesalahan prediksi menggunakan MAPE Output persentase kesalan prediksi Selesai T Mencari nilai parameter konsekuen dengan menggunakan lajur maju dan cari hasil defuzzifikasi Menghitung Error lapisan ke-5, Error lapisan ke-

4, Error lapisan ke-3, Error lapisan ke-2, Error lapisan ke-1

Menghitung error parameter masukan terhadap layer pertama Mengubah nilai parameter masukan menggunakan gradient descent Menghitung kuadrat error SSE Epoch++ F Gambar 3.3 Algoritma ANFIS pada Sistem Adapun langkah-langkah sistem prediksi beban daya listrik yang akan dibangun adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan data beban daya listrik yang ingin diprediksi. 2. Memasukkan nilai laju pembelajaran, momentum, toleransi kesalahan, dan, Max Epoch. Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan normalisasi data yang telah dimasukkan, data ditransformasikan pada selang 0,1 s.d. 0,9. dengan menggunakan persamaan 2.1. Kemudian target dibuat pada selang 1 s.d 9. 4. Menentukan parameter FCM yaitu banyaknya cluster, nilai bobot pangkat cluster, Max Epoch, dan kriteria penghentian. 5. Melakukan pengelompokkan terhadap data masukan dengan menggunakan FCM dengan persamaan 2.8 dan persamaan 2.9. Pada sistem prediksi ini, setiap data input akan dibentuk dua buah cluster yaitu cluster 1 dan cluster 2 dimana cluster 1 merupakan data kelompok data dengan tingkat fluktuasi rendah dan cluster 2 merupakan kelompok data dengan tingkat fluktuasi tinggi. 6. Setelah didapatkan pengelompokkan data, maka selanjutnya mencari nilai mean dan standar deviasi. 7. Dilakukan pelatihan terhadap data masukan dengan nilai epoch lebih kecil dari nilai maximum pengulangan dan nilai error lebih besar dari nilai batas kesalahan. a. Tahap pertama yang dilakukan adalah lajur maju yang melakukan beberapa tahap untuk mencari nilai consequent dari aturan yang dibuat untuk melakukan penjumlahan terhadap semua masukan pada layer terakhir. i. Pada setiap node i pada layer pertama menghitung derajat keanggotaan dengan menggunakan persamaan 2.15. ii. Pada setiap node i pada layer kedua mencari nilai firing strength dengan menggunakan persamaan 2.16. iii. Pada setiap node i pada layer ketiga mencari nilai normalized firing strength dengan menggunakan persamaan 2.17. iv. Pada setiap node i pada layer keempat mencari nilai parameter consequent dengan menggunakan persamaan 2.18. v. Menentukan nilai parameter consequent dengan menggunakan LSE dengan persamaan 2.19 sampai dengan persamaan 2.22. Universitas Sumatera Utara vi. Sebuah node tunggal pada layer kelima melakukan penjumlahan untuk semua masukkan yang ada menggunakan persamaan 2.23. vii. Menghitung nilai keluaran yang merupakan persamaan linear yang merupakan kombinasi dari parameter consequent dengan menggunakan persamaan 2.24. b. Setelah tahap maju selesai, maka selanjutnya dilakukan tahap laju mundur dengan menggunakan Error Backpropagation EBP untuk mengecek error pada setiap layer dan menggunakan gradient descent untuk mengubah nilai parameter masukkan pada layer pertama. i. Menghitung error pada layer kelima dengan menggunakan persamaan 2.25. ii. Menghitung error pada layer keempat dengan menggunakan persamaan 2.26. iii. Menghitung error pada layer ketiga dengan menggunakan persamaan 2.27. iv. Menghitung error pada layer kedua dengan menggunakan persamaan 2.28. v. Menghitung error pada layer pertama dengan menggunakan persamaan 2.29. vi. Menghitung error antara layer pertama dengan parameter masukan menggunakan persaman 2.30 dan persamaan 2.31. vii. Setelah dilakukan penghitungan terhadap error pada setiap layer, maka selanjutnya melakukan perubahan terhadap parameter masukkan pada layer pertama dengan menggunakan persamaan 2.32 sampai dengan persamaan 2.35. c. Menghitung nilai kuadarat error menggunakan persamaan 2.36. d. Melakukan penambah nilai epoch. e. Jika nilai epoch lebih kecil dari nilai max pengulangan dan nilai error lebih besar dari nilai batasan kesalahan, maka menuju ke langkah 7.a. Universitas Sumatera Utara 8. Melakukan denormalisasi data hasil prediksi untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya dengan menggunakan persamaan 2.2. 9. Menghitung kesalahan hasil prediksi dengan menggunakan Mean Absolute Percentage Error MAPE dengan persamaan 2.37.

3.5 Perancangan Sistem