TINJAUAN PUSTAKA PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) | Umboh | JURNAL EKSEKUTIF 2983 5550 1 SM

b. Penelitian ini juga bisa menjadi informasi bagi pemerintah kabupaten Minahasa Tenggara beserta partai politik agar dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat terutama pemilih pemula. Manfaat teoritis a. penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pemerintahan terutama dalam kaitannya dengan partisipasi politik pemilih pemula. b. Lewat penelitian ini juga bisa membantu para calon Kepala Daerah mengetahui sikap dari masyarakat terutama pemilih pemula sehingga dapat melakukan cara pendekatan scara individu yang lebih efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pandangan Umum

2.1 Konsep Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinannegara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah public policy. Helbert McClosky dalam international encyclopedia of the social sciences: partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum . Samuel P. Huntington dan Johan M. Nelson, No easy choice: political partcipation in developing contries mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi- pribadi, yang di maksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. 2.2 Konsep Pemilih Pemula Menurut pasal 1 ayat 22 UU No 10 Tahun 2008, pemilih adalah warga negara indonesa yang telah genap berumur 17 tuju belas tahun atau lebih atau sudah pernah menikapernah kawin, kemudian pasal 19 ayat 1 dan 2 UU No 10 Tahun 2008 menjelaskan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara Indonesia yang di daftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih da pada hari pemungutan suara telahgenap berumur 17tuju belas tahun atau lebih atau sudah pernah kawin. 2.3 Konsep Pemilihan Umum Kepala Daerah Menurut undang-undang No 32 Tahun 2004 dari pasal 56 sampai pasal 119 pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Tahap pemilukada langsung meliputi tahap Pendaftaran dan Penetapan Calon, Kampanye, Penetapan Daftar Pemilih, Perhitungan Suara, Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Pengesahan dan Pelantikan, dan tahap biaya Pemantauan dan penyelenggaraan Pemilukada. S.H Sarundajang 2012; 15 2.4 Konsep Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sepanjang zaman manusia membutuhkan kehadiran pemimpin, pemimpin yang dianggap mewakili aspirasi masyarakat, pemimpin yang dapat memperjuangkan anggota dan kepentingan anggota masyarakat. Wahyudi, 2006:17. Karena itu masyarakatlah yang harus menentukan sendiri siapa yang bisa layak menjadi kepala daerah. Didalam sistem pemilihan kepala daerah secara langsung, setiap calon kepala daerah di daftar dan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan memenangkan pemilihan kepala daerah. S.H Sarundajang 2012; 166. Setiap daerah di pimpin oleh pemerintah daerah, kepala daerah untuk provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten di sebut Bupati, dan untuk kota disebut Walikota. Kepala daerah dibantu oleh wakil kepala daerah dan dipilih secara langsungoleh rakyat daerah yang bersangkutan.

B. faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi politik dalam pemilukada

1. Kesamaan latar belakang agama 2. Kesamaan latar belakang asal daerah 3. Berasal dari putra daerah 4. Berpengalaman memimpin 5. Memiliki pendidikan tinggi 6. Memiliki tingkat ekonomi tinggi

BAB III METODE PENELITIAN