MASALAH PSIKOGERIATRI Psikogeriatri | Karya Tulis Ilmiah Psikogeriatri

menilai tentang orientasi, atensi, berhitung, daya ingat segera dan jangka pendek, bahasa dan kemampuan untuk mengikuti perintah sederhana. MMSE digunakan untuk mendeteksi gangguan sederhana, mengikuti perjalanan penyakit, dan memonitor respon pasien terhadap terapi. Tes ini tidak digunakan untuk menegakkan diagnosa. Usia dan tingkat pendidikan adalah mempengaruhi kinerja kognitif yang diukur oleh MMSE. WAIS - R Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised - Tes fungsi intelektual - Pemberian score verbal - Tes bender gestalt dan halstad- reitan test - Peka terhadap proses ketuaan normal - Pencakupan informasi kognitif Geriatrik depresion test Instrumen penyaring untuk mengeluarkan keluhan somatis dari daftar untuk menegakkan diagnosa dalam psikogeriatri, digunakan diagnosa multiaksial yang terdiri dari 5 aksis: Aksis I = Gangguan klinis psikiatris Aksis II = Gangguan kepribadian dan retardasi mental Aksis III = Kondisi medik umum biologis Aksis IV = Masalah psikososial dan lingkungan Aksis V = GAP score

III. MASALAH PSIKOGERIATRI

Masalah psikogeriatri yang sering dihadapi lanjut usia adalah depresi, demensia, gangguan tidur, skizofren, gangguan delusional, gangguanecemas, gangguan somatoform, gangguan pengggunaan alkohol dan zat lain, Palliative and Long Term Treatment. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang semua masalah psikososial yang dihadapi lansia, kecuali depresi, demensia, dan gangguan tidur. Untuk depresi, demensia dan gangguan tidur akan dibahas tersendiri dalam bab selanjutnya. Skizofrenia Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir dewasa muda dan menetap seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria. Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe onset lambat. Sekurang-kurangnya satu gejala berikut : - Thought echo, insertion, broadcasting. - Delution of control, influence, passivity, perseption - Halusinasi auditorik - Waham yang menetap - Paling sedikit 2 gejala berikut : - Halusinasi panca indera yang menetap - Arus pikir yang terputus - Perilaku katatonik - Gejala negatif Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol, chlorpromazine, dengan pemberian dosis yang lebih kecil. Obat-obat atipical lainnya seperti olanzapine, clozapine, quetiapine Gangguan Delusional Onset usia pada gangguan delusi adalah 40?55 tahun, tetapi dapat terjadi kapan saja. Pada gangguan delusi terdapat waham Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 610 | yang tersering yaitu: waham kejar dan waham somatik. Pencetus terjadinya gangguan delusi adalah : - Kematian pasangan - Isolasi sosial - Finansial yang tidak baik - Penyakit medis - Kecacatan - Gangguan pengelihatan pendengaran Pada gangguan delusional terdapat jenis lain yang onset lambat yang dikenal sebagai parafrenia yang timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai demensia. Terapi yang dapat diberikan yaitu: psikoterapi yang dikombinasi dengan farmakoterapi. Gangguan Cemas Gangguan cemas adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan obsesif konvulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lanjut usia adalah jarang, tetapi dapat terjadi. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada dewasa muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada pasien lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara kronis. Kecemasan yang tersering pada lanjut usia adalah tentang kematiannya. Orang mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas ?Erik Erikson?. Kerapuhan sistem saraf anotomik yang berperan dalam perkembangan kecemasan setelah suatu stressor yang berat. Gangguan stres lebih sering pada lanjut usia terutama jenis stres pasca traumatik karena pada lanjut usia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat disesuaikan secara individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti: hydroxyzine, buspirone. Gangguan Somatoform Gangguan somatoform ditandai oleh gejala yang sering ditemukan apada pasien 60 tahun. Gangguan biasanya kronis dan prognosis adalah berhati-hati. Untuk mententramkan pasien perlu dilakukan pemeriksaan fisik ulang sehingga ia yakin bahwa mereka tidak memiliki penyakit yang mematikan.Terapi pada gangguan ini adalah dengan pendekatan psikologis dan farmakologis. Gangguan penggunaan Alkohol dan Zat lain Riwayat minum ketergantungan alkohol biasanya memberikan riwayat minum berlebihan yang dimulai pada masa remaja dewasa. Mereka biasanya memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lanjut usia dengan riwayat penggunaan alkohol terdapat penyakit demensia yang kronis seperti ensefalopati wernicke dan sindroma korsakoff. Presentasi klinis pada lansia termasuk terjatuh, konfusi, higienis pribadi yang buruk, malnutrisi dan efek pemaparan. Zat yang dijual bebas seperti kafein dan nikotin sering disalah gunakan. Di sini harus diperhatikan adanya gangguan gastrointestiral kronis pada lansia pengguna alkohol maupun tidak obat-obat sehingga tidak terjadi suatu penyakit medik. TERAPI FARMAKOLOGIS DAN PSIKOTERAPI PADA LANJUT USIA Penanganan penyakit pada geriatri harus mencakup segala aspek yaitu Aspek Biologis, Psikologis, dan Sosiologis. Disini kita akan membahas tentang terapi dari segi Psikofarmakologis dan psikologis pada lansia. Pemberian obat lansia tidak sama dengan dewasa muda. Psikofarmakologis dibagi 5 golongan besar : - Anti Psikosis Neuroleptika - Anti Anxietas Anxiolitika - Active Modulators Mood Stabilizer - Lain-lain Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 710 | 1 . Antipsikosis Penggunaan obat psikotropik pada lansia berbeda dengan dewasa, dimana pemberian obat dengan dosis yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan efek samping yang ditimbulkan lebih besar pada lanjut usia terutama gangguan extra piramidal disartia, jalan kaku, diskinesia, muka topeng, tremor kasar, ataxia, dll. Untuk itu dapat diberikan trihexiphenidil 2 mg atau sulfas atropin 0,5 mg 3x1 hr untuk mengurangi gejala tersebut. Dengan pertimbangan faktor resiko sehingga diberikan pada lanjut usia dari dosis kecil dan perlahan. Obat psikosis dibagi 2 macam yaitu : a. Tipical generasi I à untuk gejala positif halusinasi, waham - Reserpin - Phenotiazin CPZ, thioridazine, perfenazine, trifluoperatine, fluphenazine - Butirofenon haloperidol - Primozide - Sulpiride Keuntungan obat ini adalah baik untuk gejala positif, murah, e.s sedatif kurang. b. Atipical generasi II à untuk gejala positif maupun negatif afek tumpul, abulia - Clozapine E.S : agranulositosis, hipnotik, ggn interval jantung - Risperidon E.S : Prolaktin naik - Olanzapine E.S : berat badan naik, sedatif terkuat - Quetiapin E.S : sedatif Anti Anxietas Anxiolitika Obat Anti Anxietas sering menyebabkan efek ketergantungan sehingga pemakai harus dikontrol pemberian yang singkat, kalaupun penggunaan lama harus dijaga dengan dosis kecil. Golongan Benzodiazepin yang sering digunakan yaitu: ?Lorazepam? ?Alprazolam?. Selain itu juga ada obat yang tidak menimbulkan ketergantungan yaitu golongan ?Buspiron?. Antidepresan Prinsip pada pasien depresi adalah : - Dosis awal yang rendah kemudian dinaikkan perlahan agar dapat diabsorpsi baik. - Penderita dengan kelainan fisik dapat diberikan sampai kelainannya sembuh dan diturunkan perlahan. - Dosis dapat diberi berupa dosis tunggal. Beberapa golongan obat Antidepresan a. Tricylic Tetracyclis Amitriptiline, Imipramine, Dezepine, Cloflamine, Manserine à E.S : Hipotensi, sedatif, mulut kering, tremon, konstipasi. b. SSRI serotonine, Selective Reuptake Inhibitor à Fluoxetine, Sertralin, Paroxetin, Fluoxamine, Cetalopnam. c. MAOI Monoamine Oxigenase Inhibitors à Penghambatan serotonin yang terbentuk d. SNRI Serotonin Noradrenorgik Reuptake Inhibitors Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 810 | e. NaSSA Noradrenergik Spesifik Serotonin Antidepresan à bekerja pada serotonin I memblok serotonin II dan III. f. RIMA Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase Antidepresan Pada psikoterapi dilakukan untuk membantu lanjut usia untuk menghadapi masalah masalah sosial yang dihadapi sehingga mempunyai manfaat yaitu: - Meningkatan hubungan interpersonal - Meningkatan harga diri keyakinan diri - Meningkatan kemampuan Menurunkan ketidakberdayaan - Meningkatan kualitas hidup Terapi jenis ini dapat dalam beberapa jenis : - Transferensi Sebagian besar sangat tergantung pada dokternya sehingga kita harus memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan sehingga mereka bisa lebih tenang. - Terapi Kelompok Disini pada lansia diberikan suatu kesempatan bagi dukungan yang saling mendukung dan menguntungkan dan suatu bantuan dalam menolong pasien menghadapi stress dalam beradaptasi dengan penurunan kekuatan atau kehilangan sehingga mereka dapat tetap aktif, terstimulasi. - Terapi Keluarga Melibatkan keluarga dalam terapi sehingga masalah yang ada dapat didistribusi satu sama lain didalam perawatan lagi pasien dan pasien dapat merasa keluarga masih ada perhatian untuk dirinya. - Terapi Singkat Pendekatan jangka pendek, seperti terapi kognitif, membantu lansia dengan distorsi pikiran, terutama praduga yang ditimbulkan diri sendiri mengenai proses? Pasien dapat belajar menggunakan mekanisme perhatian adaptif dan untuk berusaha melawan penghindaran fobik dan hal lain.

V. KESIMPULAN