Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

1. Mengutuk dan menyesalkan pelanggaran perjanjian pedamaian yang dimonumenkan di Samalantan dengan terjadinya peristiwa Sanggau Ledo. 2. Bersumpah untuk mentaati isi perjanjian perdamaian yang dimonumenkan di Samalantan. 3. Bersumpah untuk memelihara dan membina kerukunan bersama, mengambil tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku bagi pelaku yang melakukan hal-hal yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan, serta tidak menampung pendatang baru yang tidak mempunyai identitas jelas. 4. Menolak budaya kebiasaan yang merugikan sesama manusia, antara lain membawa senjata tajam atau senjata dalam bentuk lain. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi adat istiadat masyarakat yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dari skripsi ini pemaparan seputar acara peresmian Tugu Perdamaian Samalantan sebagai tugu peringatan konflik etnis Dayak-Madura tahun 1979 dipaparkan dengan cukup jelas. Adapun kesamaan dari skripsi ini adalah menjadikan Samalantan sebagai daerah penelitian.

G. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan memajukan sistematis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. 21 Metode sejarah digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah. Tujuan dari penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, serta mensintesiskan metode pemecahan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. 22 Adapun metode penelitian sejarah yang penulis gunakan mengacu pada metode penelitian menurut Kuntowijoyo. Penelitian sejarah mempunyai lima tahap, yaitu 1 pemilihan topik, 2 pengumpulan sumber, 3 verifikasi kritik sejarah, keabsahan sumber, 4 interpretasi: analisis dan sintesis, dan 5 penulisan. 23 a. Pemilihan Topik Pemilihan topik merupakan bagian penting dan merupakan langkah awal dalam penulisan sejarah. Pemilihan topik harus berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual agar memudahkan penulisan sejarah yang akan dikaji. Penulis memilih topik “Peristiwa Sendoreng di Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Kajian Historis tentang Konflik Etnis Dayak-Madura 21 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, hlm. 43-44. 22 Taufik Abdullah, Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1979, hlm. 20. 23 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, hlm. 90. Terbesar Pertama di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 1979” sebagai judul skripsi ini. b. Pengumpulan Sumber Pengumpulan sumber menurut bahannya, dapat dibagi menjadi dua: tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artifact artefact. 24 Mengenai sumber tidak tertulis atau sumber lisan, sangat diperlukan dalam sebuah penelitian sejarah. Sumber lisan bisa dipakai guna mendapatkan informasi yang mungkin belum ada dalam sumber tertulis, sehingga hal-hal baru yang belum terungkap dari penelitian- penelitian sebelumnya dapat dicantumkan. Menurut urutan penyampaiannya, sumber itu dapat dibagi ke dalam sumber primer dan sumber sekunder. 25 Penulis menggunakan kedua sumber ini agar hasil penelitian bisa lebih akurat. Sumber sejarah disebut primer bila disampaikan oleh saksi mata. 26 Narasumber yang berkaitan dengan Peristiwa Samalantan 1979 berjumlah enam orang yang identitasnya kemudian penulis samarkan demi menjaga privasi para narasumber. Adapun para narasumber tersebut adalah kesemuanya laki-laki dengan rentang usia antara 54- 84 tahun. 24 Ibid., hlm. 95. 25 Ibid., hlm. 97. 26 Ibid. Penulis juga menggunakan sumber tertulis sebagai sumber sekunder dari penelitian ini. Tujuan digunakannya sumber tertulis adalah untuk melakukan kritik sumber terhadap data lisan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber. Apabila data yang dihasilkan menunjukkan kesamaan, maka akan memudahkan penulis untuk menganalisis peristiwa yang terjadi pada saat itu. Jika hasil yang diperoleh ternyata sedikit berbeda, penulis dapat memberikan pandangannya secara objektif dalam menginterpretasikan hasil penelitiannya. c. Verifikasi Verifikasi dapat disebut pula kritik sejarah atau keabsahan sumber. Verifikasi itu ada dua macam: autensitas atau keaslian sumber, atau kritik ekstern, dan kredibilitas, atau kebiasaan dipercayai, atau kritik intern. 27 Kaitan antara keduanya kemudian ditarik sebagai fakta sejarah yang penulis gunakan sebagai langkah dalam penelitian. Melalui tahapan ini, penulis telah melakukan kritik sumber terhadap data yang terkumpul mengenai Peristiwa Sendoreng di Kecamatan Samalantan tahun 1979, baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. 27 Ibid., hlm. 100. d. Interpretasi Interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subjektivitas. 28 Penulis menafsirkan hasil temuannya dengan cara menghubungkan antara fakta yang telah diteliti dengan memberikan asumsi dan imajinasi terhadap fakta-fakta yang mempunyai kesesuaian dengan masalah yang penulis teliti yakni tentang Peristiwa Sendoreng di Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Monterado yang terjadi pada tahun 1979. e. Penulisan Historiografi adalah penulisan sejarah yang memberikan gambaran tentang peritiwa masa lalu yang disebut sejarah. Penyajian ini hendaknya mampu memberikan gambaran mengenai proses penelitian dari awal kejadian sampai dengan penarikan kesimpulan perihal yang diteliti. Tahap ini merupakan tahap akhir untuk menyajikan semua fakta yang telah diperoleh ke dalam bentuk tulisan. Hasil dari historiografi penelitian ini adalah skripsi yang berjudul “Peristiwa Sendoreng di Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Kajian Historis tentang Konflik Etnis Dayak-Madura Terbesar Pertama di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 1979”. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan menggunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut: 28 Ibid., hlm. 101. a. Pendekatan Sosiologi Pendekatan sosiologi mengkaji sesi-segi sosial dan budaya dalam suatu peristiwa yang dikaji, misalnya golongan sosial yang berperan, menilai yang berlaku, konflik yang berdasarkan kepentingan, ideologi, dan lain-lain. 29 Kajian suatu peristiwa dapat dikaji melalui pendekatan sosial. Pendekatan sosial merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat terkait dengan ikatan adat, kebiasaan, kehidupan, tingkah laku, dan kesenian. 30 Penulis menggunakan pendekatan sosiologi untuk menemukan keterkaitan sosial dan budaya yang menjadi latar belakang konflik kedua suku yang bertikai, yakni etnis Dayak dan etnis Madura. c. Pendekatan Antropologi Penulis menggunakan pendekataan antropologi dalam penelitian ini. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman nilai-nilai sosial budaya antara masyarakat pibumi Dayak dengan kaum pendatang Madura baik itu dari segi tingkah laku, ciri dan sifat, serta tata cara kehidupan dalam suatu masyarakat. 29 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia, 1993, hlm. 5. 30 Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1984, hlm. 82. b. Pendekatan Ekonomi Pendekatan ekonomi merupakan penjabaran dari konsep- konsep ekonomi sebagai pola distribusi, dan konsumsi yang berhubungan dengan sistem sosial dan stratifikasi yang dapat mengungkapkan peristiwa atau fakta dalam keadaan ekonomi sehingga dapat dipastikan hukum kaidahnya. 31 Melalui pendekatan ini, penulis ingin menelusuri seberapa jauh faktor kesenjangan atau ketimpangan ekonomi antara masyarakat Dayak dengan para transmigran, dalam hal ini etnis Madura, yang akhirnya bisa memicu terjadinya Peristiwa Sendoreng di Samalantan tahun 1979. c. Pendekatan Politik Pendekatan politik adalah segala usaha, tindakan atas suatu kejadian manusia yang berkaitan dengan kekuasan suatu negara dengan bertujuan untuk mempengaruhi, mengubah, mempertahankan bentuk susunan masyarakat. 32 Melalui pendekatan politik ini, penulis ingin lebih melihat peran pemerintah dalam mengupayakan perdamaian untuk menetralkan suasana konflik 1979 baik dalam upaya perundingan dalam maupun dalam upaya pengamanan situasi dengan meminta bantuan aparat keamanan. 31 Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara, 1981, hlm. 32. 32 Delian Noer, Pengantar ke Pemikiran Politik I, Medan: Dwipa, 1995, hlm. 6.

H. Sistematika Penulisan